Dialog Seputar KMB Segala sesuatu yang diungkapkan di atas bukan berarti bahwa Bung Hatta tidak pernah marah terhadap saya, ataupun dalam hubungan antara.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KONFERENSI MEJA BUNDAR
Advertisements

Bu Diro yang “Lebih Populer”
Ke Tanah Merah Tiga atau empat hari kemudian kami diberangkatkan dengan menumpang kapal yang lebih kecil lagi. Kapal ini milik Pemerintah yang disebut.
Pendidikan Nasional Indonesia (PNI) dari Hari ke Hari Pada bulan September 1932 saya sudah pindah pondokan, menyewa di Jalan Kopo. Waktu itu Pimpinan Umum.
Pendelegasian Wewenang
STRUKTUR PEMERINTAHAN DAERAH
Arsitek negara federal
Akomodasi (accomodation)
Berjanji di Malino (2) “Bila Anda sudah susun, perlihatkan saya dulu sebelum Anda coba sosialisasikan kepada masing-masing pihak. Nanti Farid yang atur.
KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA TERKAIT LAUT CHINA SELATAN
Membawa Orang Lapangan Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, sering kali saya bertemu dengan Bung Hatta dalam rangka tugas pekerjaan saya di Kementrian.
HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN XII) PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL copyright by Elok Hikmawati.
GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNASIONAL
Demokrasi liberal 1950 – Prestasi Politik . Kemelut politik
Usaha Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN
Bapak Bangsa Sejati Mohammad Hatta
Mukmin Sejati Sesudah pertemuan itu saya sering bertanya pada diri sendiri, di mana sumber sifat-sifat Bung Hatta? Itulah yang sering menjadi renungan.
Tawaran dari Bapak Koperasi
Menjadi Guru Kenkoku Gakuin
Mempersembahkan MD ENTERTAINTMENT.
Sekitar Berdirinya PNI
Tak Setuju dengan Dwifungsi ABRI
Cum Laude Menurut rencana, pada tanggal 18 Februari 1968, Bung Hatta, Pak Njoto Amidjojo, Pak Hutabarat serta dua calon promo-vendus, Drs. Zainul Jasni.
MAKNA PROKLAMASI DAN KONSTITUSI PERTAMA
Jawaban untuk John Foster Dulles
Konflik Dan Pergolakan Yang Berkait Dengan Sistem Pemerintahan
STUDIUM GENERALE
Sri Juwita Hanum Cukup lama kami menikah, namun belum dikaruniai anak. Dalam soal anak, orang Minangkabau tidak kalah usil mulut seperti orang Jawa. Mereka.
Pendapat Tentang Sarjana
Sebagai Wartawan Sebagaimana dengan Bung Karno, Bung Hatta meyakini pentingnya peranan pers. Tidak banyak orang yang mengetahui betapa ampuhnya senjata.
Taat pada Aturan Main Beberapa waktu kemudian dapatlah saya berkesempatan melihat lagi sikap disiplinnya dan kejujurannya dalam memegang prinsip-prinsip.
Dialog dalam “Seikere”
KEPEMIMPINAN.
Otonomi Daerah Telah Lama Tersirat
Usaha Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
3. Kebijakan Pemerintah dalam bidang keagamaan
Menjadi Promotor Disertasi
Pembebasan Irian Barat
PERJUANGAN BANGSA INDONESIA MEREBUT IRIAN BARAT
Menjadi Tamu Undangan Murase
AKHLAQ BERNEGARA.
Kalau Nilai di Sekolah Buruk
Penyelundupan Bung Hatta sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia pada waktu itu selalu memberikan wejangan bagi warga negara Indonesia, dengan tujuan.
Filosofi Wibawa Setelah pengakuan kedaulatan pada akhir tahun 1949, saya telah kembali dari gerilya ke Jakarta melanjutkan pekerjaan mengkonsolidir kedudukan.
NOTULA.
Konstitusi NKRI Pada Masa ORDE LAMA
REFORMASI BIROKRASI SEBAGAI WUJUD PELAKSANAAN GOOD GOVERMENT
Hartanto, S.IP.,MA Kelas PLNRI-2015
Usaha Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
KEKUASAAN, WEWENANG, DAN PENGARUH
Kamar No. 5, Paviliun Cendrawasih
Prolog Sang Sekretaris
KABINET MASA DEMOKRASI LIBERAL
KABINET NATSIR.
Jappy P. FanggidaE, SE., M.Si., MBA
Oleh: Dr. Danang Wahyu Muhammad, S.H., M.Hum.
KELOMPOK 2 SUB BAB Masa Demokrasi Liberal (08)
Sejarah Ekspedisi Bangsa Inggris
ASAL MULA PEMBENTUKAN NKRI.
Usaha Memperthankan Kemerdekaan Indonesia
Arsitek negara federal
Subjek Hukum dalam Hukum Dagang
Usaha Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Oleh : Johannes Sidabalok, S.Pd.
Oleh : Iyang Yustika Asep Supriatna Restu Indra Permana Siti Aisyah
REVOLUSI INDONESIA.
Pemikiran: Dasar Ekonomi Islam
Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 17/2018 tentang Pendaftaran Persekutuan Komanditer, Persekutuan Firma, Dan Persekutuan Perdata.
Surat Balasan Suatu kunjungan ke rumah Bung Hatta yang amat mengesankan ialah waktu saya datang untuk mengambil copy riwayat hidup Sjahrir yang saya minta.
KELOMPOK 1 ANGGOTA : ANDRIAN AGUS RIYANTO (01) ANISSA RISQA AMALIA (02) ANISSA RISQA AMALIA (02) LULU DEWANING BUDI (14) LULU DEWANING BUDI (14) MONIK.
Transcript presentasi:

Dialog Seputar KMB Segala sesuatu yang diungkapkan di atas bukan berarti bahwa Bung Hatta tidak pernah marah terhadap saya, ataupun dalam hubungan antara beliau dan saya tidak ada perbedaan paham yang serius mengenai beberapa masalah. Ada beberapa peristiwa penting dalam ingatan saya waktu terjadi perselisihan pendapat, bahkan pertentangan pendirian. Ada saat-saat juga Bung Hatta secara terus-menerus menunjukkan amarahnya terhadap diri saya. Peristiwa pertama ialah pada tahap akhir perundingan di KMB. Perbedaan paham timbul dalam penilaian masing-masing sekitar masalah hutang Negara kita terhadap Belanda, dan masalah Irian Barat (nama waktu itu). Saya berpendirian bahwa tidak wajar hutang pemerintahan Nederlands Indie (cabang kolonial dari Negeri Belanda) harus diambil alih oleh dan dibebankan pada Pemerintah Indonesia yang merdeka. Bahkan menurut cara perhitungan yang saya lakukan, Pemerintah Belandalah yang sebaliknya berhutang kepada Pemerintah Indonesia. Mengenai Irian Jaya, menurut hemat saya, ditangguhkan penyelesaiannya sampai di hari kemudian, karena tidak akan menguntungkan kita. Pertimbangan saya bahwa perimbangan kekuatan di perundingan (bargaining strength) bisa dirongrong, sehingga kedudukan kita lebih lemah dalam perkembangan selanjutnya. Pembicaraan antara Bung Hatta dan saya mengenai kedua masalah tersebut diadakan pada suatu malam di kamar hotel di mana Bung Hatta singgah, beberapa hari sebelum Persetujuan KMB akan ditandatangani. Malam itu selain kami berdua, Saudara Mohammad Roem juga ikut hadir. Perdebatan hangat, kadang-kadang mirip pertengkaran, berlangsung larut malam tanpa tercapainya titik temu. Oleh Saudara Roem, satu sama lain telah dibeberkan dalam sebuah tulisannya beberapa tahun yang lalu. Dalam pertemuan itu, Bung Hatta beberapa kali dengan nada marah menegur saya karena saya mengambil sikap bersikeras, seakan-akan tidak mau mengerti serangkaian pertimbangan yang telah diutarakannya selaku pimpinan Delegasi. Akhirnya walaupun tidak dapat melepaskan keyakinan saya, saya harus tunduk kepada keputusan Ketua Delegasi, yang didukung oleh sebagian terbesar anggota Delegasi Republik Indonedia maupun Delegasi BFO (wakil-wakil dari negara-negara bagian ciptaan Belanda di luar wilayah kekuasaan Republik Indonesia). Di tahun-tahun kemudian, walaupun berbeda pendapat, saya lebih memahami betapa sulitnya kedudukan dan peranan Bung Hatta selama memimpin perundingan di KMB, yang harus dihadapi dan memperhitungkan berbagai masalah majemuk di dalam negeri maupun dalam dunia internasional. Soemitro Djojohadikoesoemo, Pribadi Manusia Hatta, Seri 8, Yayasan Hatta, Juli 2002