BUDI DAYA JANGKRIK Oleh : Giri Wiarto.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Ilmu Produksi Aneka Ternak
Advertisements

Ciri-ciri Kusus Makhluk Hidup
Kandungan Gizi Pada Talas
SUBKELAS HIRUDINEA.
ARTHROPODA Ciri – ciri :
Ciri-ciri Daging Oleh : Ristiawati.
STAF LABORATORIUM ILMU TANAMAN
Adaptasi makhluk hidup
FMIPA Universitas Negeri Medan
Metamorfosis pada hewan
METAMORFOSIS KUPU-KUPU
Budidaya domba garut Oleh: Ilma Mahdiana ( )
ILMU PENGETAHUAN ALAM Referensi Glosarium Evaluasi Latihan Materi
PENGENALAN DAN PENANGANAN HAMA PENYAKIT PADA TANAMAN TOMAT
Tentang Saya Nama : Eko Widayanto Nugroho, S.Pi Tempat/tgl Lhr : Temanggung, 14 Juni 1983 Kantor : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Brebes Jl. Yos Sudarso.
BETERNAK DOMBA DAN KAMBING
BAYU WIANTO Kelas E No. Absen 33 NIM
Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong
Komunikasi Dan Penyuluhan Pertanian Putri Lestari C
TEKNOLOGI BUDIDAYA TERAK AYAM DRH. ROSMAWATY SAOENI,MP
BUDIDAYA ITIK Populasi itik dunia : 700 juta, 88% terdapat di Asia. Cina : 73% : 463 juta ekor, Indonesia : 28 juta ekor. Di Indonesia dikenal beberapa.
MANAJEMEN TERNAK BABI.
TEKNIK PENYIMPANAN UMBI-UMBIAN
TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN
Pathobiocenosis ; Interaksi tikus, artropoda dan manusia
PAKAN KENARI Kenari besifat omnivora dengan pakan berupa bijian, serangga, daun muda, buah masak. Bijian yang dimakan berupa biji-jenis kecil, biji rumput,
PADI ORGANIK SISTEM SRI.
MANAJEMEN PEMULIAAN TERNAK
ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS VI SEMESTER I
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)
Daur Hidup Makhluk Hidup
Bangsa-Bangsa Sapi dan Kerbau.
EDIBLE MUSHROOM Oleh: Dra. Umul Aiman, M.Si.
Membuat Kompos Metode Takakura telah memperoleh Hak Cipta (HAKI) No
Filum Nemathelminthes
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Budidaya Burung Puyuh (Coturnix-coturnix Japonica )
Tata Laksakna Pengawinan
Maleo Hampir Punah Satu lagi jenis satwa nasional yang terancam punah, yaitu burung maleo. Jenis burung ini termasuk satwa liar yang endemik atau hanya.
Budidaya Ternak Sapi Pedaging
Parasit Cacing yang ditularkan melalui media pakan/makanan
SIKLUS METAMORFOSIS KUPU-KUPU
FILUM ARTHROPODA KELAS INSECTA DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 24 AGUS LAIDI ( ) AULIYANISA KHAYRA ( )
DANA MANDASARI ZELIKA DEWI NIM : KELAS:E
PENYAKIT TUMBUHAN YANG DISEBABKAN NEMATODA
PEMELIHARAAN ANAK AYAM TIPE PETELUR
Tahapan pada budidaya ikan
Pakan Non-Ruminansia Eko Widodo.
ILMU PENGETAHUAN ALAM RAKHMAWATI SD NEGERI 2 BOWONGSO KALIKAJAR
BUDIDAYA ITIK Populasi itik dunia : 700 juta, 88% terdapat di Asia. Cina : 73% : 463 juta ekor, Indonesia : 28 juta ekor. Di Indonesia dikenal beberapa.
Beternak Itik Secara Intensif
BUDI DAYA Eucheuma.
POTENSI PRODUKSI dan KEMAMPUAN ADAPTASI LINGKUNGAN PADA SAPI DAN KERBAU Surotul Khikma Chindya Rista sari Devi Navalia
Kesehatan ternak Beberapa hal yang paling penting diketahui dalam masalah kesehatan ternak adalah sebagai berikut: 1. Ciri-ciri hewan ternak yang sehat.
Oleh :.
Rysca Indreswari SPt., MSi.
EBONI DAN SAMAN.
AVES BY : PRIMA TEGAR ANUGRAH PSPK ILMU KELAUTAN
Nama : Andre J Ifnia Asrilia M. Jaelani M Ryan Ilham Yulia.S
BUDIDAYA SAYUR ORGANIK
VERMICOMPOSTING/VERMICULTURE
METODA PENGOMPOSAN SAMPAH
LALAT By : HAJIMI, SKM, M.Kes..
KONSEP DASAR BUDIDAYA TERNAK KELINCI
DEWAN SAPUTRA ARMAN ADI RACHMAN BAU HIJRAH LILIS KARLINA AGROINDUSTRI 28 A.
PEMELIHARAAN AYAM PETELUR KOMERSIL
SISTEM PERNAFASAN PADA HEWAN
KAPIDIN, M.Pd. SD NEGERI 1 SUKAMULYA KECAMATAN TUKDANA KABUPATEN INDRAMAYU.
Persiapan kolam Ikan Gurami Persiapan kolam Ikan Gurami Disusun oleh: Kang Sudik.
1 MEMAHAMI KANDANG TERNAK Kompetensi Keahlian : Agribisnis Ternak Ruminansia.
Transcript presentasi:

BUDI DAYA JANGKRIK Oleh : Giri Wiarto

Sejarah Singkat Dewasa ini pada krisis ekonomi di Indonesia , budidaya Jangkrik atau Liogryllus Bimaculatus sangat gencar, begitu juga dengan seminar-seminar yang diadakan di banyak kota. Kegiatan ini banyak dilakukan mengingat waktu yang dibutuhkan untuk produksi telur yang akan diperdagangkan hanya memerlukan waktu ± 2-4 minggu sedangkan untuk produksi jangkrik untuk pakan ikan dan burung maupun untuk di ambil tepungnya, hanya memerlukan waktu 2-3 bulan. Jangkrik betina mempunyai siklus hidup ± 3 bulan, sedangkan jantan kurang dari 3 bulan. Dalam siklus hidupnya jangkrik betina mampu memproduksi 500 butir telur. Penyebaran jangkrik di Indonesia adalah merata, namun untuk kota-kota besar yang banyak penggemar burung dan ikan pada awalnya sangat tergantung untuk konsumsi jangkrik yang berasal dari alam. Lama kelamaan dengan berkurangnya jangkrik yang ditangkap dari alam maka mulailah dicoba untuk membudidayakan jangkrik alam dengan diternakkan secara intensif dan usaha ini banyak dilakukan dikota-kota di pulai Jawa.

Zoologi Jangkrik Berdasarkan zoologi, jangkrik dapat ditinjau dari beberapa hal antara lain sebagai berikut Klasifikasi Klasifikasi Spesies Liogryllus Bimaculatus termasuk sub kelas Pterygota (golongan serangga bersayap). Berdasarkan ciri mulut jangkrik (Liogryllus Bimaculatus) digolongkan Ordo Orthoptera yaitu mempunyai dua pasang sayap depan lebih tebal seperti kulit dan berornamen, sedangkan sayap belakang lebih tipis. Mulutnya bertipe mengunyah makanannya tumbuhan atau dedaunan. Metamorfosisnya tidak sempurna.

Struktur dan fungsi tubuh Tubuh dibedakan atas kepala (Caput/Cephal), dada (toraks), dan perut (Abdomen). Kepala (Caput/Cephal) Pada kepala terdapat sepasang antena yang berfungsi sebagai indra pembau dan peraba. Dada (Toraks) Dada insekta terdiri atas tiga segmen yaitu segmen depan (protoraks),tengah (Meotoraks) dan belakang (Metatoraks). Pada jangkrik jantan dapat digerakkan sehingga mengeluarkan bunyi. Bunyi-bunyian itu gunanya untuk menarik perhatian jangkrik betina. Meski jauh jangkrik betina akan terbang mendekatinya. Berarti semakin nyaring suara jangkrik jantan semakin banyak betina berdatangan. Perut (Abdomen) Perut dibentuk oleh sebelas segmen ke 9 dan ke 10 membentuk alat kelamin. Pada serangga betina kedua segmen ini membentuk alat peletak telur yang disebut Ovipositor bentuknya memanjang dan meruncing. Ovipositor ini digunakan untuk meletakkan telur dengan jalan menembus tanah kemudian telur disalurkannya.

Lingkungan hidup Jangkrik sering berada didalam tanah namun bukan berarti dia hidup didalam tanah sebab jangkrik bukan seperti cacing. Jangkrik sering melakukan kegiatan di malam hari, pada jangkrik jantan sayap dapat digesekkan sehingga mengeluarkan bunyi gunanya untuk menarik perhatian jangkrik betina. Kegiatan ini dilakukan pada malam hari.

Pembibitan Adapun beberapa cara yang perlu dilakukan dalam membibitkan adalah : Pemilihan bibit dan calon induk Bibit yang diperlukan untuk dibesarkan haruslah yang sehat, tidka sakit, tidak cacat (sungut atau kaki) dan umurnya sekitar 10 – 20 hari. Calon induk jangkrik yang baik adalah jangkrik- jangkrik yang berasal dari tangkapan alam bebas, karena biasanya memiliki ketahanan tubuh yang baik walaupun induk betina tidak dapat dari hasil tangkapan alam bebas, maka induk dapat dibeli dari peternakan. Sedangkan induk jantan diusahakan dari alam bebas, karena lebih agresif.

Ada Ovipositor dibawah ekor untuk mengeluarkan telur Adapun ciri-ciri indukkan, induk betina dan induk jantan adalah sebagai berikut : Indukkan Sungutnya (antena) masih panjang dan lengkap Kedua kaki belakang masih lengkap Bisa melompat dengan tangkas, gesit dan kelihatan sehat. Badan dan bulu jangkrik berwarna hitam mengkilap Pilihlah induk yang besar Jangan memilih jangkrik yang mengeluarkan zat cair dari mulut dan duburnya apabila dipegang Induk jantan Selalu mengeluarkan mengerik. Permukaan sayap atau punggung kasar dan bergelombang Tidak mempunyai ovipositor di ekor Induk betina Tidak mengerik Permukaan sayap atau punggung halus Ada Ovipositor dibawah ekor untuk mengeluarkan telur

Perawatan bibit dan calon induk Perawatan jangkrik yang sudah dikeluarkan dari kotak penetasan berumur 10 hari harus benar-benar diperhatikan dan dikontrol makanannya karena pertumbuhannya sangat pesat, sehingga kalau makanannya kurang maka anakan jangkrik akan menjadi kanibal memakan anakan yang lemah. Selain itu perlu juga dikontrol kelembaban udara dan binatang pengganggu yaitu semut, tikus, cicak, kecoa, dan laba-laba. Untuk mengurangi sifat kanibal dari jangkrik maka makanan jangan sampai kurang. Makanan yang sering diberikan antara lain ubi, singkong, sayuran dan dedaunan serta diberikan bergantian setiap hari.

Sistem pemulihan biakan Sampai saat ini pembiakan jangkrik yang dikenal adalah dengan mengawainkan induk jantan dan betina sedangkan untuk bertelur ada yang alami dan ada juga dengan cara Caesar. Namun resiko dengan cara Caesar induk betinanya besar kemungkinannya mati dan telur yang diperoleh tidak merata tuanya sehingga daya tetasnya rendah.

Kereproduksi dan Perkawinan Induk dapat memproduksi telur dan daya tetasnya tinggi ± 80-90 %. Apabila diberikan makanan yang begizi tinggi setiap peternak mempunyai ramuan-ramuan yang khusus diberikan pada induk jangkrik antara lain bekatul jagung, tepung ikan, kuning telur bebek, kadang-kadang ditambah dengan habitat alam bebas. Dinding kadang di olesi tanah liat, semen putih dan lem kayu dan diberi daun-daunan kering seperti daun pisang, jati, tebu dan serutan kayu. Jangkrik biasanya meletakkan telurnya di pasir / tanah. Jadi didalam kandang khusus peneluran disiapkan media pasir yang dimasukkan kedalam piring kecil. Perbandingan betina dan jantan 10:2 agar didapat telur yang daya tetasnya tinggi apabila jangkrik sudah selesai bertelur sekitar 5 hari maka telur dipisahkan dari induknya agar tidak dimakan induknya, kemudian kandang bagian dalam disemprot dengan anti biotik (Cotrymoxale) selain peneluran secara alami dapat juga dilakukan peneluran secara Caesar, akan tetapi kekurangannya ialah telurnya tidak merata matangnya (daya tetas).

Proses kelahiran Sebelum peneasan telur sebaiknya terlebih dahulu disiapkan kandang yang permukaan dalam kandang dilapisi dengan pasir, sekam, atau handuk yang lembut dalam satu kandang cukup dimasukkan 1 – 2 sendok teh telur dimana dalam 1 sendok teh telur diperkirakan berkisar antara 1.500 – 2.000 butir telur. Selama proses itu berlangsung warna telur akan berubah warna dari bening sampai kelihatan keruh. Kelembaban telur harus dijaga dengan penyemprotan telur setiap hari dan telur harus di bolak balik. Agar jangan sampai berjamur. Telur akan menetas merata sekitar 4-6 hari.

Pemeliharaan Untuk mendapatkan hasil yang maksimal diperlukan tahap- tahap yang benar yaitu sebagai berikut: Sanitasi dan Pindahan preventif Seperti sudah dijelaskan diatas bahwa dalam pengolahan peternakan jangkrik ini sanitasi merupakan masalah yang sangat penting. Untuk menghindari adanya zat-zat atau racun yang terdapat pada bahan kandang, ada baiknya kandang di bersihkan lebih dahulu dan di olesi lumpur sawah untuk menjaga gangguan hama, maka kandang di beri kaki dan setiap kaki masig-masing di masukkan kedalam kaleng yang berisi air. Pengontrolan penyakit Untuk pembesaran jangkrik di pilih jangkrik yang sehat dan dipisahkan dari yang sakit. Pakan ternak harus di jaga agar jangan sampai ada yang berjamur karena dapat menjadi sarang penyakit. Kandang di jaga agar tetap lembab tetapi tidak basah, karena kandang yang basah juga dapat menyebabkan timbulnya penyakit.

Perawatan Ternak Perawatan jangkrik disamping kondisi kandang yang harus diusahakan sama dengan habitat aslinya yaitu lembab dan gelap, maka yang tidak kalah pentingnya adalah gizi yang cukup agar tidak sering makan (kanibal). Pemberian pakan Anakan umur 1-10 hari diberikan Voor (makanan ayam) yang dibuat dari kacang kedelai, beras merah dan jagung kering yang dihaluskan.) setelah fase ini anakan dapat dimulai diberi pakan sayur-sayuran disamping jagung muda dan gambas. Sedangkan untuk jangkrik yang sedang dijodohkan, diberi pakan antara lain: sawi, wortel, jagung muda, kacang tanah, daun singkong, serta ketimun karena kandungan airnya tinggi bahkan ada juga yang menambah pakan untuk ternak yang dijodohkan antara lain bekatul jagung, tepung ikan, ketan hitam, kuning telur bebek dan beberapa vitamin yang dihaluskan yang dicampur menjadi satu.

Pemeliharaan Kandang Air dalam kaleng yang terdapat dikaki kandang diganti setiap 2 hari sekali dan kelembaban kandang harus diperhatikan serta diusahakan agar bahaya jangan sampai masuk kedalam kandang. Penyiapan Sarana dan Peralatan Karena jangkrik melakukan kegiatan malam hari maka kandang jangkrik jangan diletakkan di bawah sinar matahari, jadi diletakkan di tempat yang teduh dan gelap. Baiknya hindarkan dari lalu-lalang orang lewat. Kandang peneluran Untuk menjaga kondisi kandang yang mendekati habitatnya,maka dinding kandang di olesi dengan lumpur sawah dan diberikan daun-daun kering seperti daun pisang, daun timbul, daun sukun, dan daun-daun lainnya untuk tempat persembunyian. Disamping untu menghindari sifat kanibalisme dari jangkrik. Dinding atas bagian dalam baiknya dilapisi lakban keliling tidak merayap naik sampai keluar kandang.

Sirkulasi Udara Di salah satu sisi dinding kandang di buat lubang yang ditutup kasa untuk memberikan sirkulasi udara yang baik dan untuk menjaga kelembaban kandang. Untuk ukuran kotak pemeliharaan jangkrik tidak ada ukuran yang baku yanng penting sesuai dengan kebutuhan untuk jumlah populasi tiap kandang. Menurut hasil pemantauan dilapangan dan pengalaman peternak bentuk kandang biasanya berbentuk persegi panjang dengan ketinggian 30 – 50 cm ,lebar 60 – 100 cm sedangkan panjangnya 120 – 200 cm. Pembuatan kandang Kotak (kandang) dapat di buat dari kayu dengan rangka kaso, namun untuk mengirit, maka dinding kandang dapat dibuat dari tripleks. Kadang biasanya dibuat bersusun, dan kandang paling bawah mempunyai minimal 4 kaki penyangga. Untuk menghindari gangguan binatang seperti tikus, semut, cicak, dan serangga lainnya maka keempat kaki kandang dialasi mangkuk berisi air, minyak tanah, vaselin atau gemuk yang dilumurkan ditiap kaki penyangga.

Hama dan Penyakit Untuk mendapatkan hasil jangkrik yang sehat perlu adanya tahap-tahap pencegahan hama dan penyakit. Penyakit, Hama dan penyebabnya Sampai sekarang belum ditemukan yangs erius menyerang jangkrik biasanya penyakit itu timbul karena jamur yang menempel di daun sedangkan hama yang sering mengganggu jangkrik adalah semut atau serangga kecil, tikus, cicak, katak, dan ular. Pencegahan serangan hama dan penyakit Untuk menghindari infeksi oleh jamur maka makanan dan daun tempat berlindung yang tercemar jamur harus di buang. Hama penggang jangkrik dapat di atasi dengan membuat kaleng yang berisi air, minyak tanah, atau memoleskan gemuk pada kaki kandang. Pemberian vaksinasi dan obat Untuk obat ini karena hama dan penyakit dapat diatasi secara preventif, maka penyaki jangkrik dapat ditekan seminimum mungkin. Jadi pemberian obat dan vaksinasi tidak diperlukan.

Masa Panen Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam hal pemanenan diantaranya sebagai berikut : Hasil utama Peternak jangkrik dapat memperoleh dua hasil utam yang nilai ekonomisnya sama besar yaitu : telur yang dapat dijual untuk peternak lainnya dan ajngkrik dewasa untuk pakan burung dan ikan serta untuk tepung jangkrik. Penangkapan Telur yang sudah diletakkan oleh induknya pada media pasir atau tanah, disaring dan ditempatkan pada media kain yang basah. Untuk setiap lipatan kain basah dapat ditempatkan satu sendok teh telur yang kemudian untuk diperjual belikan. Sedangkan untuk jangkrik dewasa umur 40-55 hari atau 55-70 hari dimana tubuhnya bau mulai tumbuh sayap, ditangkap menggunakan tangan dan dimasukkan kedalam tempat penampungan untuk dijual.

Sentra perikanan Ada lebih dari 100 jenis jangkrik yang terdapat di Indonesia. Jenis yang banyak di budidayakan pada saat ini adalah Grillus Mitratus dan Grillus Testaclus untuk pakan ikan dan burung. Kedua jenis ini dapat dibedakan dari bentuk tubuhnya dimana Grilus Metratus vipositornya lebih pendek disamping itu. Grilus mitratus mempunyai garis putih pada pinggir sayap punggung serta penampilannya yang tenang. Untuk sementara ini sentra peternakan jangkrik adalah di kota-kota besar di pulau jawa karena kebutuhan akan jangkrik sangat banyak. Sedangkan diluar pulau Jawa sementara ini masih didapatkan dari alam sehingga belum banyak peternakan- peternakan jangkrik. Manfaat Jangkrik segar yang sudah diketahui baik untuk pakan burung berikacau seperti Poskai, Kacer dan Hwambie serta untuk pakan ikan baik juga untuk pertumbuhan udang dan lele dalam bentuk tepung

Analisis ekonomi budidaya Penggunaan pestisida yang selama ini didapati pada lahan- lahan pertanian merupakan salah satu penyebab berkurangnya populasi jangkrik, demikian juga penangkapan jangkrikdi alam yang dilakukan selama ini membuat penurunan drastis jumlah populasinya. Dengan alasan-alasan tersebut dan permintaan jangkrik maka peternak tidak membiarkan begitu saja kesempatan untuk memperoleh keuntungan dengan membudidayakan jangkrik dengan intensiv karena dengan waktu yang relatif singkat untuk memelihara jangkrik sudah mendapat keuntungan yang berlipat ganda. Dan semakin banyak peternak-peternak jangkrik ini permintaan akan telur jangkrik semaikn besar juga. Jadi banyak peternak yang hanya memproduksi telur jangkrik karena resikonya lebih kecil dan lebih cepat lagi mendapat laba utnuk sekitar 25-30 hari dibandingkan proses pembesaran sampai dengan 3 bulan.

Sekian