MANAJEMEN PIUTANG DAGANG DAN PERSEDIAAN Dosen Pengampu : Rini Handayani, SE., M.Si
Siklus Piutang Dagang Tingkat piutang perusahaan dalam suatu periode bisa dipecah ke dalam dua hal: (1) Besarnya piutang rata-rata, dan (2) Rata-rata periode pengumpulan piutang. Contoh : Suatu perusahaan mempunyai penjualan kredit rata-rata harian Rp.1 juta, kemudian lamanya periode pengumpulan piutang adalah 30 hari, maka piutang perusahaan, pada saat operasi perusahaan sudah mulai stabil, adalah Piutang = 30 hari Rp1 juta = Rp30 juta Piutang merupakan suatu investasi yang harus dibiayai.Dana untuk membiayai investasi tsb bisa berasal dari beberapa hal, hutang wesel atau hutang dagang.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besar Piutang Eksternal (permintaan produk & karakteristik industri ) 2. Internal (Kebijakan Promosi dan Kebijakan Piutang).
Kebijakan Piutang Analisis Kuantitatif Manfaat dan Biaya Kebijakan kredit bisa dilihat sebagai trade-off antara peningkatan keuntungan dan peningkatan biaya yang berkaitan dengan piutang dagang. Analisis Kuantitatif Manfaat dan Biaya Marjin kontribusi dipakai untuk perhitungan tambahan keuntungan dan biaya. Tambahan biaya bersumber dari biaya investasi pada piutang. Marjin kontribusi dihitung sebagai berikut ini: [ (harga – biaya variable) / harga ] × 100%
Analisis Kualitatif Kebijakan Kredit Manajer keuangan harus mencari informasi yang bisa dipakai untuk menentukan apakah seseorang atau perusahaan pantas menerima kredit. Beberapa sumber informasi: Laporan keuangan. Bank Asosiasi Perdagangan Pengalaman Perusahaan. Informasi lainnya misal melalui laporan credit rating
Pendekatan 5C : Character. Capacity. Capital. Collateral. Conditions.
Pengendalian Piutang Jika piutang dagang menunjukkan kecenderungan meningkat, periode pengumpulan piutang meningkat, investasi dalam piutang semakin meningkat. Investasi yang semakin tinggi mengakibatkan kenaikan biaya, yang akan menurunkan profitabilitas. Manajer keuangan perlu melakukan tindakan, misal memperketat kebijakan kredit. Disamping itu, kenaikan piutang yang tidak terkendali bisa mengindikasikan kondisi bisnis yang semakin buruk. Monitoring piutang dagang bisa dilakukan dengan mengawasi periode pengumpulan piutang.
Hal-Hal dalam kaitannya dengan kredit : Standar kredit : salah satu kriteria yang dipakai perush untuk menyeleksi para pelanggan yang diberi kredit dan berapa jumlah yang harus diberikan. Jangka waktu pengumpulan piutang : jk waktu dari saat terjadinya piutang sampai dengan pembayaran kembali piutang tersebut. Persyaratan kredit ( credit term ) : kondisi yang isyaratkan untuk pembayaran kembali piutang dari para pelanggan yang meliputi periode kredit dan potongan kredit ( cash discount ). Contohnya : syarat kredit 2/10 net 30 artinya potongan 2% apabila dibayar dalam waktu 10 hari sesuai tanggal faktur. Apabila lebih dari 10 hari sampai dengan 30 hari tidak mendapatkan potongan, dan apabila lebih dari 30 hari akan mendapatkan denda.
Beberapa cara mengawasi piutang : Rata-rata Periode Pengumpulan Piutang (Days Sales Outstanding/DSO) Adalah periode dari penjualan kredit terjadi sampai penjualan tersebut dibayarkan. Periode pengumpulan ingin melihat seberapa lama piutang dagang terbayar. Perhitungan dilakukan dengan, menghitung penjualan harian rata-rata sebagai berikut. Penjualan Harian Total Penjualan Rata-rata = ---------------------- 365 hari
Kemudian periode pengumpulan piutang dihitung sbb : Rata-rata Periode Total Piutang Pengumpulan Piutang= ------------------------------ Penjualan Harian Rata-rata Atau dengan menggunakan formula yang langsung : Rata-rata Periode Total Piutang Pengumpulan Piutang = ------------------------------- Total Penjualan / 365
2. Aging Schedule (Skedul Umur) Skedul umur memecah lebih lanjut informasi piutang dagang berdasarkan umur dari masing-masing rekening piutang dagang. Umur Rekening (Hari) Nilai Piut.Dagang Persentase 0 - 10 30,000,000 60% 11 - 30 15,000,000 30% 31 - 45 - 46 - 60 5,000,000 10% 61 - 90 diatas 90 Total Piutang 50,000,000 100%
3. Payment Pattern Approach (Pendekatan Pola Pembayaran) Manajer keuangan harus selalu memonitor posisi piutang dagang secara konstan. Pendekatan ini bertujuan menghilangkan pengaruh musiman yang tidak diperhitungkan pada DSO dan skedul umur. Pendekatan ini mempunyai keuntungan : piutang dipecah ke dalam pola pengumpulan untuk bulan dimana penjualan tersebut muncul. Karena piutang dikaitkan dengan penjualan yang mengakibatkan piutang tersebut maka piutang tidak tergantung dari penjualan.
MANAJEMEN PERSEDIAAN Jenis Persediaan : Persediaan bahan mentah. Bahan mentah adalah bahan yang akan digunakan untuk memproduksi barang dagangan. Persediaan bahan setengah-jadi. Bahan setengah jadi adalah barang yang belum selesai sepenuhnya menjadi barang dagangan. persediaan barang jadi (barang dagangan). Barang jadi adalah barang yang sudah selesai dikerjakan dan siap untuk dijual.
Persediaan dibutuhkan karena untuk mengantisipasi “ketidaksempurnaan pasar”. Persediaan bahan mentah diperlukan, sehingga proses produksi tidak akan terhambat hanya karena bahan mentah belum datang. Manfaat investasi pada persediaan. Memanfaatkan diskon kuantitas. Menghindari Kekurangan Bahan (Out of stock). Manfaat Pemasaran. Spekulasi.
Kerugian apabila kelebihan persediaan: Menurunnya profitabilitas perusahaan karena perputaran persediaan rendah. Perusahaan harus selalu menyiapkan dana yang cukup untuk setiap waktu membeli bahan baku karena adanya fluktuasi harga bahan baku. Memungkinkan perusahaan kehilangan kesempatan untuk merebut pasar karena perusahaan tidak dapat cepat menanggapi peluang pasar yang ada. Munculnya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Kemungkinan adanya bahaya keusangan atas persediaan
Biaya-biaya yang berkaitan dengan persediaan : Biaya Investasi. Biaya Penyimpanan. Biaya Order. Penentuan Saldo Persediaan Optimal: Model Economic Order Quantity (EOQ) Model EOQ menghitung tingkat persediaan yang optimal. Model EOQ menghitung persediaan optimal dengan memasukkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.
Model EOQ akan mencari Q optimal, yaitu Q yang bisa meminimalkan total biaya persediaan. Total biaya persediaan diidentifikasi sebagai biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Biaya pemesanan mrpkn biaya yg terjadi karena aktivitas pemesanan persediaan. biaya penyimpanan akan semakin meningkat apabila perusahaan memegang persediaan dalam jumlah besar Total biaya persediaan terdiri dari biaya simpan dan biaya pemesanan. Total biaya simpan dihitung sebagai biaya simpan per-unit dikalikan persediaan rata-rata. Total biaya pemesanan dihitung sebagai jumlah pemesanan yang dilakukan dikalikan biaya sekali pesan
Total biaya = Biaya simpan + Biaya pesan TC = (Q / 2) C + (S / Q) O (3) dmn TC = total biaya Q = kuantitas persediaan yang dipesan Q/2 = persediaan rata-rata C = biaya simpan S =total kebut persediaan per-periode O = biaya pemesanan EOQ = Persediaan Optimal
Contoh : Permintaan total utk produk selama periode perencanaan adalah 5.000 unit, harga beli per unit persediaan Rp. 1.000, sementara biaya pemesanan per pemesanan adalah Rp. 200 dan biaya penyimpanan per unit adalah Rp. 20. 1. 2. Persediaan Rata – Rata = Jika diasumsikan perusahaan hanya memesan sekali setahun dengan jumlah pemakaian sebesar 4000 maka persediaan rata-rata adalah = 4.000 / 2 = 2.000 unit
3. Total Biaya Penyimpanan : = Persediaan rata-rata x bi. penyimpanan per unit = = 2.000 unit x Rp. 20 = Rp. 40.000 unit 4. Total Biaya Pemesanan : = Persediaan Rata-Rata x bi.pemesanan per pesan = = 2.000 unit x Rp. 200 = Rp. 400.000
Titik Pemesanan Kembali Misalkan dibutuhkan waktu selama 5 hari dari pesanan dikirimkan sampai pesanan datang (lead time), perusahaan bisa menentukan saat kapan perusahaan harus melakukan pemesanan kembali (reorder point). Contoh : EOQ = 1000 unit, perusahaan memerlukan 8 hari waktu pemesanan dan perusahaan dalam setahun beroperasi selama 320 hari. Hitung reorder point ?
Konsep Persediaan Besi (Safety Stock) Persediaan besi bertujuan mengantisipasi perubahan-perubahan yang tidak diperhitungkan sebelumnya. Perubahan yang mungkin terjadi : 1. Perubahan Leadtime 2. Perubahan Tingkat Penjualan
Sistem Pengendalian Persediaan Metode ABC Metode ini menggolongkan persediaan berdasarkan nilai dan kuantitas. Dengan bagan semacam itu, manajer keuangan bisa memfokuskan pada item yang paling membutuhkan pengendalian persediaan Just-In-Time Tujuannya meminimalkan tingkat persediaan, kalau bisa tingkat persediaan ditekan menjadi nol. Sistem ini dipopulerkan oleh perusahaan di Jepang dikenal sebagai sistem Kamban. Dalam sistem ini, bahan yang dibutuhkan datang hanya beberapa jam sebelum masuk proses produksi.
Sistem Pengendalian dengan Komputer Komputer sebagai alat pengendalian persediaan akan mencatat persediaan awal. Kemudian, jika barang terjual, komputer akan secara otomatis mencatatnya dan memperbaharui posisi persediaan. Jika persediaan menyentuh batas tertentu, komputer secara otomatis memesan barang dagangan ke supplier. Sistem semacam itu bisa dikembangkan lebih lanjut menjadi MRP (Material Requirement Planning). Komputer akan mengkoordinasikan aktivitas produksi, menghasilkan skedul produksi & kapan kebut bahan produksi tertentu datang.