PERAWATAN MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN http://www.mercubuana.ac.id MODUL KE-12 Dosen Pengasuh Ir. PIRNADI. T. M.Sc UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN http://www.mercubuana.ac.id PROGRAM KULIAH KARYAWAN 2008
http://www.mercubuana.ac.id 2. TEST-TEST PADA SAMPLE OLI PENGLUMAS sample yang mewakili oli pelumas dikumpulkan dalam botol, dan dikirimkan ke laboratorium luar untuk analisa rutin, yaitu: 1. Viscosity, adalah slah satu sifat yang paling penting dari oli penglumas. Viscositas sebenarnya dari sampel oli dibandingkan terhadap sebuah sampel yang tidak digunakan untuk menentukan kecairan atau kekentalan dari sampel selama penggunaan. 2. Kontaminasi, oli oleh air atau pendingin dapat menyebabkan problem besar dalam sistem penglumasan. Banyak additive yang sekarang digunakan dalam formulasi pelumas mengandung elemen yang sama yang digunakan dalam additive pendingin. Oleh karena itu, alboratorium harus mempunyai sebuah analisa yang akurat dari oli baru untuk pembandingan. 3. Kekuatan bahan bakar, dari oli dalam sebuah mesin memperlemah kekuatan lapisan oli, kemampuan perapatan, dan pembersihan. Kekuatan bahan bakar dipertimbangkan berlebih ketika ia mencapai level 2,5 sampai 5%. 4. Kandungan padat, adalah sebuah pengujian yang umum. Semua material padat dalam oli diukur sebagai prosentase dari berat atau volume sampel. 5. Kotoran bahan bakar, adalah sebuah petunjuk penting untuk oli yang digunakan dalam mesin disel dan adalah selalu ada sampai beberapa derajat. Hal ini penting karena akan menunjukkan efisiensi pembakaran bahan bakar dari mesin. Kebanyakan test untuk kotoran dbahan bakar dilakukan melalui analisa infrared. 6. Oksidasi, dari oli penglumas dapat mengakibatkan endapan pernis, korosi metal, atau pengentalan oli. Kebanyakan pelumas mengandung pencegah oksidasi (oxidation inhibitor). Besaran oksidasi dalam sample oli diukur oleh analisa infrared differential. 7. Nitration, akibat dari pembakaran bahan bakar dalam mesin. Produk yang terbentuk acid tinggi dan mereka meninggalkan endapan dalam daerah pembakaran. Nitration akan mempercepat oksidasi pelumas. Analisa infrared digunakan untuk mendeteksi dan mengukur produk nitrasi. 8. Total acid number (TAN), adaah ukuran jumlah asam atau material sejenis asam dalam sample oli. Karena oli baru mengandung additive yang mempengaruhi TAN, ini penting untuk membandingkan sample oli bekas http://www.mercubuana.ac.id
Hanya rubbing wear dan mekanisme fatique rolling awal membangkitkan Informasi ini diturunkan dari studi bentuk partikel, komposisi, ukuran dan jumlah. Analisa partikel keausan berhubungan dengan dua metode, yaitu: 1. Monitoring rutin dan kecenderungannya, adalah monitopring rutin dan kecenderunga kandungan padat dari pelumas mesin. Jumlah, kom;posisi, dan ukuran benda partikel dalam oli peumas adalah indikasi dari kondisi mekanik mesin. Sebuah mesin yang normal akan mengandung tingkatan partikel padat yang rendah dengan ukuran < 10 m. Ketika kondisi mesin menurun, jumlah dan ukuran benda partikel akan meningkat. Tiga teknik monitoring, yaitu: - 2. In line monitoring, On line monitoring, dan Off line monitoring. Analisa masalah partikel tertentu, akan melibatkan analisa bahan khusus dalam masing-masing sample oli penglumas. Lima tipe dasar keausan dapat diidentifikasi menurut pengelompokan partikel, yaitu: - rubbing wear, cutting wear, rolling fatique wear, kombinasi sliding dan rolling wear, dan keausan sliding yang besar. Hanya rubbing wear dan mekanisme fatique rolling awal membangkitkan partikel sebagian besar berukuran lebih kecil dari 15 m. Rubbing wear, adalah akibat dari keausan gesekan normal dalam sebuah mesin. Selama sebuah pecahan dan masuk dari sebuah permukaan yang aus, sebuah lapisan uniq terbentuk pada permukaan tersebut. Selama sepanjang lapisan ini stabil, permukaan tersebut aus secara normal. Permukaan yang berlawanan adalah secara kasar dari kekerasan yang sama. Umumnya ukuran maksimum dari keausan rubbing normal adalah 15 m. Cutting wear, dimana partikel cutting wear dibangkitkan ketika salah satu permukaan menusuk yang lain. Partikel-partikelini dihasilkan ketika permukaan keras yang tidak retak atau misalignment menghasilkan suatu tepian yang memotong ke dalam permukaan yang (tersisip) dalam permukaan yang lunak dan memotong permukaan yang berlawanan. Partikel cutting wear http://www.mercubuana.ac.id