PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PENGLIHATAN Ani Sutriningsih

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
2. FAKTOR MANUSIA Sistem komputer terdiri atas tiga aspek yaitu :
Advertisements

BIO OPTIK KELOMPOK 10 Indah Suci Anzarkusuma Indah Puji Lestari
FISIKA KELAS X SEMESTER II
Persentasi Sistem Indra Manusia bagian [Mata]
Anamnesa – Pengkajian Kep pada Mata
Detty Iryani Bagian Fisiologi FK-Unand.  Mata identik dengan kamera ◦ Memiliki sistem lensa ◦ Bayangan yang terbentuk yang jatuh di retina adalah.
ALAT INDRA MANUSIA BAB 2 IPA.
Alat Optik.
Interaksi Manusia dan Komputer - part 2 Danny Kriestanto, S.Kom., M.Eng.
Alat Optik.
MATA, KAMERA, LUP, MIKROSKOP, DAN TEROPONG
Alat Optik.
ASPEK MANUSIA DALAM IMK
FAKTOR MANUSIA.
dr. Heri Wijanarko,M.Si Fakultas Farmasi USB
INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN SISTEM PENGLIHATAN
TRAUMA TUMPUL MATA Dr.SRI HANDAYANI MP,SpM BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA
Kompentesi Dasar Materi Simulasi Next.
ALAT INDERA /SISTEM KOORDINASI/BIOLOGI XI IPA/SMAN 46
Interaksi Manusia dan Komputer
Alat Optik.
VISION VISION Pertemuan 6 Matakuliah: L0252 – Computer Aided Learning = Technology Psychology Tahun: 2009/2010.
@rudist87 | ALAT OPTIK Rudi |
DETEKSI CAHAYA OLEH MATA
GeLOMBANG CAHAYA.
MATA KAMERA DAN PROYEKTOR LUP MIKROSKOP TEROPONG
Review Anatomi dan Fisiologi Mata Irma Nur Amalia, S.Kep., Ners
Pengkajian keperawatan pada klien dengan gangguan penglihatan
SI122 – Interaksi Manusia dan Komputer
PENGKAJIAN OFTALMIK.
Bio Optik Gizi Eksekutif UEU 2012 Sesi 10 Anggota Kelompok:
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENGINDERAAN
ORGANON VISUS PENGLIHAT.
DUNIA TERLIHAT INDAH JIKA KITA MELIHATNYA DENGAN MATA YANG SEHAT
Interaksi Manusia & Komputer Faktor Manusia
MATA.
Penyakit Mata Kerja.
Pemeriksaan Fisik Sistem Saraf
Diabetik retinopati menyebabkan 4,8% kebutaan di seluruh dunia yang diderita sekitar 1,8 juta orang Kontrol secara teratur dan pengendalian gula darah.
Pemeriksaan Fisik Sesuai Sistematika Tubuh
Fisiologi mata Erkadius.
FAKTOR MANUSIA (2) (LANJUTAN) DOSEN. UTAMI DEWI WIDIANTI.
pada kepala, mata, hidung dan kulit.
PERSEPSI & SENSASI.
Mata dan Telinga Drh, desmeri heppy.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN SISTEM PENGLIHATAN
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM 12 NERVUS CRANIAL
SARAH KHAIRUNNISA ZHAFIRA RAMADHANI ALBINO.
Laporan kasus Pembimbing : Dr.Retna D.Iskandar Sp.M. Oleh
SISTEM KOORDINASI MANUSIA
ALAT – ALAT OPTIK (MATA)
Askep penglihatan Chandra.
Oleh : Alfa Miftakhul Ikhsan Bimo Herninda N. Shabrina
Marlina Jaya Diputri G1A012009
Nama anggota Kelompok : 1. Dameria Pasaribu 2. Dini Raudhatul Jannah 3
Miyah Sofani Nisrina Budhyono
Nama Kelompok : Albert B M Alberthus Andre K Anthony David V G Edwin.
Mata.
Kelainan Kongenital Mata
MATA, KAMERA, LUP, MIKROSKOP, DAN TEROPONG
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI HIPERMETROPI ATAU RABUN DEKAT
MATA.
AKUITI VISUAL Alat – alat : Pita & Carta Snellen (Huruf E) PROSIDUR : Letak carta snellen di tempat terang pd jarak 6 meter pd paras mata. Dudukkan.
Kesehatan indera penglihatan. I. Menjaga kesehatan mata  A. Mata sehat Tanda-tanda mata sehat:  Bagian yang putih benar-benar putih  Selaput bening.
Pemeriksaan Fisik Oleh Zaenal Arifin.
Sumber : pixabay.com/Manseok CAHAYA DAN ALAT OPTIK BAB 12.
Senam Mata untuk Relaksasi
INDERA PENGELIHATAN ALAT INDERA /SISTEM KOORDINASI/BIOLOGI XI IPA/SMAN 46.
PENDALAMAN MATERI IDENTIFIKASI DAN ASESMEN ANAK TUNANETRA
Transcript presentasi:

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PENGLIHATAN Ani Sutriningsih

PEMERIKSAAN FISIK PADA SYSTEM PENGLIHATAN Ada 2 cara pemeriksaan yang dapatdilakukan yaitu secara subyektif dan obyektif. Pemeriksaan secara subyektif dilakukan dengan mempergunakan lensa dan frame percobaan serta obyek yang diletakkan pada jarak tertentu. obyek ini biasanya berupa huruf atau bentuk lainnya, disusun dalam beberapa baris dengan susunan makin ke bawah makin kecil. Pemeriksaan secara obyektif dilakukan dengan mempergunakan peralatan otomatis. Operator hanya perlu mengikuti prosedur pengoperasian dan hasil pemeriksaan bisa diketahui dalam waktu singkat.

Secara garis besar keluhan mata terbagi menjadi 3 kategori, : Kelainan penglihatan Kelainan penampilan mata Kelaianan sensasi mata (nyeri, gatal, panas, berair, mengganjal) Kelainan Penglihatan a. Penurunan tajam penglihatan b. Aberasi penglihatan Diplopia = double, (gangguan otot gerak mata atau perbedaan refraksi kedua mata yang terlalu besar), baik monokuler atau binokuler Kelainan Penampilan Mata merah, perubahan lokal dari mata seperti ptosis, bola mata menonjol, pertumbuhan tidak normal. Kelainan Sensasi a. Sakit b. Mata Lelah c. Iritasi Mata

Persiapan alat Kartu Snellen, bisa berupa Echart, Untuk pemeriksaan visus bila penderita tidak bisa membaca kartu Snellen maka Alphabet, dan gambar binatang. dilakukan dengan : a. hitung jari b. goyangan tangan c. Cahaya gelap / terang Ada 3 jenis - Kertas - Elektrik - Proyektor Pen light / senter Lensa coba (Trial Lens Set) Opthalmoscope Gagang coba Trial (Frame)

Gagang coba Trial (Frame) GAMBAR ALAT KARTU SNELLEN Gagang coba Trial (Frame)

GAMBAR ALAT UNTUK PEMERIKSAAN MATA AUTOREFRAKTOR KERATOMETER OPTHALMOSCOPE

Pemeriksaan mata Hasil yang ditemukan Alis mata : simetris, sejajar Bulu mata : simetris, distribusi, dan arah pertumbuhan Kelopak mata : posisi, karakteristik kulit, kedipan Simetris kanan dan kiri Alis tumbuh umur 2 – 3 bln Kelopak mata : Oedema Ptosis : celah kelopak mata menyempit karena kelopak mata atas turun Enof kelopak mata menyempit karena kelopak mata atas dan bawah tertarik ke belakang Exopthalmus : pelebaran celah kelopak mata

LANJUTAN Saluran air mata Bola mata : simetris dan kekuatannya Konjungtiva dan sclera : warna, tekstur, benda asing Pemeriksaan kelenjar lakrimalis dan duktus naso lakrimalis dapat diketahui dengan jumlah produksi air mata. Jumlah air mata yang berlebih disebut epifora. Pemeriksaan konjungtiva menilai ada atau tidak adanya perdarahan subkonjungtiva yang dapat ditandai dengan adanya hyperemia dan edema konjungtiva palpebra.

LANJUTAN SCLERA: Kornea : transparasi, reflex Pemeriksaan sclera bertujuan untuk menilai warna, yang dalam keadaan normal berwarna putih, apabila ditemukan warna lain, kemungkinan ada indikasi penyakit lain Pemeriksaan kejernihan kornea, apabila ada radang korne akan tampak keruh.

lanjutan Iris dan pupil : warna, ukuran, reaksi terhadap cahaya `` Iris dan pupil : warna, ukuran, reaksi terhadap cahaya Pemeriksaan pupil, secara normal, pupil berbentuk bulat, simetris atau apabila diberi sinar akan mengecil dengan reflex cahaya langsung akan mengecil. Midriasis atau dilatasi pupil menunjukan adanya rangsangan simpatis, sedangkan miosis menunjukan keadaan pupil yangmengecil, pupil yang berwarna putih menunjukan kemungkinan adanya penyakit katarak. lanjutan

LANJUTAN LENSA BOLA MATA: Pemeriksaan jernih atau keruhnya lensa untuk memeriksa adanya kemungkinan katarak. Pemeriksaan bola mata, kondisi bola mata yang menonjol dinamakan eksoftalmus dan bola mata yang mengecil dinamakan enofthalmus, strabismus atau juling merupakan su mbu visual yang tidak sejajar pada lapang gerakan bola mata, nistagmus yang merupakan gerakan bola mata ritmik yang cepat dan horizontal

Pemeriksaan penglihatan sentral (visual acuity) Kartu snellen Pada pemeriksaan kartu memerlukan jarak enam meter antara pasien dengan tabel, jika tidak terdapat ruangan yang cukup luas, pemeriksaan ini bisa dilakukan dengan cermin. Ketajaman penglihatan normal bila baris yang bertanda 6 dapat dibaca dengan tepat oleh setiap mata (visus 6/6) Jari tangan Normal jari tangan bisa dilihat pada jarak 3 meter tetapi bisa melihat pada jarak 2 meter, maka perkiraan visusnya adalah kurang lebih 2/60. Gerakan tangan Normal gerakan tangan bisa dilihat pada jarak 2 meter tetapi bisa melihat pada jarak 1 meter berarti visusnya kurang lebih 1/310.

Pemeriksaan Penglihatan Perifer Pemeriksaan penglihatan perifer dapat menghasilkan informasi tentang saraf optikus dan lintasan penglihatan mulai dair mata hingga korteks oksipitalis. Penglihatan perifer diperiksa dengan tes konfrontasi atau dengan perimetri / kompimetri.

Tes Konfrontasi Jarak antara pemeriksa – pasien : 60 – 100 cm Objek yang digerakkan harus berada tepat di tengah-tengah jarak tersebut. Objek yang digunakan (2 jari pemeriksa / ballpoint) di gerakan mulai dari lapang pandang kuardan kiri (lateral dan medial), atas dan bawah dimana mata lain dalam keadaan tertutup dan mata yang diperiksa harus menatap lururs kedepan dan tidak boleh melirik kearah objek tersebut. Syarat pemeriksaan lapang pandang pemeriksa harus normal. Perimetri / kompimetri Lebih teliti dari tes konfrontasi Hasil pemeriksaan di proyeksikan dalam bentuk gambar di sebuah kartu.

Refleks Pupil Saraf aferen berasal dari saraf optikal sedangkan saraf aferennya dari saraf occulomotorius. Ada dua macam refleks pupil. Respon cahaya langsung Pakailah senter kecil, arahkan sinar dari samping (sehingga pasien tidak memfokus pada cahaya dan tidak berakomodasi) ke arah salah satu pupil untuk melihat reaksinya terhadap cahaya. Inspeksi kedua pupil dan ulangi prosedur ini pada sisi lainnya. Pada keadaan normal pupil yang disinari akan mengecil. Respon cahaya konsensual Jika pada pupil yang satu disinari maka secara serentak pupil lainnya mengecil dengan ukuran yang sama.

2. Gerakan bola mata Pasien diminta untuk melihat dan mengikuti gerakan jari atau ballpoint kesegala arah medial, atas, dan bawah,lihat apakah ada hambatanpada pergerakan matanya, sekligus ditanyakan adanya penglihatan ganda (diplopia)dan dilihat ada tidaknya nistagmus. Sebelum pemeriksaan gerakan bola mata (pada keadaan diam) sudah dilihat adanya strabismus (juling) dan deviasi conjugate ke satu sisi.

Refleks pupil akomodatif atau konvergensi Bila seseorang melihat benda didekat mata (melihat hidungnya sendiri) kedua otot rektus medialis akan berkontraksi. Gerakan kedua bola mata ini disebut konvergensi. Bersamaan dengan gerakan bola mata tersebut maka kedua pupil akan mengecil (otot siliaris berkontraksi) (Tejuwono) atau pasien disuruh memandang jauh dan disuruh memfokuskan 15 cm didepan matamatanya pada suatu objek diletakkan pada jarak pasien dalam keadaan normal terdapat konstriksi pada kedua pupil yang disebut reflek akomodasi.

HIRSCHBERG TEST Tehnik/Prosedur Pemeriksaan : Minta kepada pasien untuk selalu memperhatikan titik/lampu fiksasi Pemeriksa menempatkan dirinya didepan pasien sedemikian rupa, sehingga dapat menilai dengan baik kedudukan reflek cahaya pada kornea pasien. Perhatian pemeriksa ditijukan pada mata yang mengalami penyimpangan poisi bolamata. Nilai posisi reflek cahaya pada kornea mata yang berdeviasi/menyimpang.  

Tes warna Untuk mengetahui adanya polineuropati pada n. optikus. Alat untuk periksa buta warna adalah Ishihara, tapi pasien di perlihatkan adanya tulisan di mana tulisan itu di bentuk dari kumpulan warna yang agak sejenis dan beda dengan di sekitarnya. tugas pasien benar tahu betul betul itu angka berapa Juga ada berupa jalan atau jalur yang berkelok-kelok pasien harus bisa mengikuti arah jalur itu. contoh testnya di bawah ini: keterangan : yang atas bila tidak buta warna. Yang bawah yang buta warna

Pemeriksaan nervus V (trigeminus ) Reflek kornea Tutup mata yang satu dengan penutup Minta klien untuk melirik kea rah laterosuperior ( mata yang tidak diperiks ) Sentuhkan pilinan kapas pada kornea, respon reflex berupa kedipan kedua mata secara cepat Glaberal reflek Mengetuk dahi diantara kedua mata, hasil positif bila tiap ketukan mengakibatkan kedua mata klien berkedip Doll eye reflex Bayi dipalingkan dan mata akan ikut tapi hanya berfokus pada satu titik  

Contoh contoh kelainan pada mata Kanker mata ganas Kanker mata awal

Kelainan pada mata Astigmatis( mata silindris ) Mata juling

Contoh kelainan mata katarak Celulitis orbitaria

Next…