Pdt. Willem T.P. Simarmata, MA MISI DI TENGAH MASYARAKAT MAJEMUK Oleh : Pdt. Willem T.P. Simarmata, MA Ephorus HKBP
KRISIS PEMAHAMAN MISI Banyak terperangkap pada sikap Eksklusif Hidup untuk dirinya sendiri Kesibukan ke dalam dirinya sendiri Demi kepentingan anggotanya saja Yang di luar gereja dipandang secara apriori
Kerajaan Allah jauh lebih luas dari Gereja
Dalam jemaat tertentu misi hanya dipahami tidak lebih dari: Usaha penginjilan Pertambahan jumlah anggota Tanpa mempertimbangkan konteks: Kemajemukan Kemiskinan Lingkungan hidup Daerah bencana dll
David J. Bosch menyebutkan ada 6 Faktor yang menjadikan krisis misi 1. Perkembangan ilmu dan teknologi sehingga menyuburkan sekularisme yang meragukan peranan Tuhan dalam berbagai masalah kehidupan
Bosch menyebutkan ada 6 Faktor yang menjadikan krisis misi 2. Merosotnya Kekristenan di Barat Francis: Makin banyak Atheis, makin sekuler Eropa dan Amerika Utara: Makin banyak yang meninggalkan gereja
Bosch menyebutkan ada 6 Faktor yang menjadikan krisis misi: 3. Barat bukan lagi negara Kristen . Sudah dipenuhi agama lain: Budha, Hindu dll
Bosch menyebutkan ada 6 Faktor yang menjadikan krisis misi: 4. Dalam bidang sosial ekonomi ada kesenjangan antara negara kaya (dianggap Kristen) dengan negara miskin (dianggap Non Kristen)
Bosch menyebutkan ada 6 Faktor yang menjadikan krisis misi: 5. Teologi Barat tidak lagi mendominasi pemikiran Teologi dunia sudah muncul: Teologi pembebasan, teologi minjung, teologi kontekstual dll
Bosch menyebutkan ada 6 Faktor yang menjadikan krisis misi: 6. Negara-negara yang dahulu dianggap sebagai daerah misi sekarang sudah berubah. Gereja-gereja di dunia menolak untuk didikte
Bosch : melihat bahwa Krisis itu jangan dilihat terlalu negatif Bosch : melihat bahwa Krisis itu jangan dilihat terlalu negatif. Sebab menurut Bosch, Kosuke Koyama menyebutkan bahwa: Krisis adalah kombinasi antara bahaya dan kesempatan
Adalah awal dari keberhasilan Bukan akhir dari kesempatan KRISIS Adalah awal dari keberhasilan Bukan akhir dari kesempatan
Masalah Intern Gereja sebagai warisan masa lalu: 1. Konsentrasi pada Amanat Agung Matius 28:18-20 : dipahami secara sempit Misi menjadi misi pertobatan Kristen sebagai negara superior dengan kemutlakannya dibandingkan dengan agama lain
Masalah Intern Gereja sebagai warisan masa lalu: 2. Motif yang paling menonjol adalah: Pertobatan individu Keselamatan Jiwa Pertumbuhan gereja (Kalau Matius 28:18-20 dianggap sebagai dasar misi)
Masalah Intern Gereja sebagai warisan masa lalu: 3. Perikop ini tidak terpisahkan dari Matius 5:1-7 Khotbah di Bukit, Perintah kasih yang terutama Matius 22:37-40, Perikop diakonal Matius 25:31-46.
Masalah Intern Gereja sebagai warisan masa lalu: 4. Pengaruh Dualisme yang masih kuat. Misi menjadi Misi Rohani Masih melihat bahwa gereja adalah hanya sebagai Lembaga rohaniah saja, dipisahkan dari jasmaniah. Seolah-olah tidak boleh mengurusi soal-soal duniawi: sosial, ekonomi, politik budaya, lingkungan hidup dll Dengan ini gereja menjadi alergi dan tidak mau berurusan dengan masalah di atas
Masalah Intern Gereja sebagai warisan masa lalu: 5. Kalau gereja menyuarakan ketidakadilan pelanggaran HAM, Korupsi, Penebangan hutan, Penindasan, Kekerasan . dianggap menyimpang
Masalah Intern Gereja sebagai warisan masa lalu: 6. Orientasi misi diarahkan kepada pertumbuhan anggota gereja menjadi Kristenisasi Masing-masing agama akan berlomba meyakinkan penganut agama lain agar tidak percaya dengan agama yang dianutnya.
Pemahaman Gereja Missioner Gereja menjadi missioner bila melaksanakan misi Allah di dunia
Ciri khas: Rajin mempelajari isi Alkitab dan melakukannya Anggotanya mampu merealisasikan dalam kehidupan, Menghayati dan mewujudkan iman dan perbuatan Mau dan mampu melayani gereja untuk orang lain
Ciri khas: Bersedia mewujudkan tugas panggilan, Bersaksi-mewujudkan kasih dalam persekutuan -melayani Berwawasan Oikumenis tidak berwawasan sempit dan eksklusif Berpartisipasi aktif di tengah masyarakat Percaya akan kegenapan Kerajaaan Allah-arak-arakan
Unsur-unsur paradigma Oikumenis: Gereja dan misi Konfrensi PI di dunia di Edinburg (1910). Sasaran misi adalah wilayah yang BUKAN KRISTEN hubungan Gereja dengan misi belum dilihat Konfrensi PI di Yerusalem(1928) membahas hubungan: gereja tua dengan gereja muda. Tetapi masih membagi wilayah dengan daerah Kristen dan Non-Kristen
Gereja dan misi Konferensi PI di Tambaran (1938) membahas Relasi gereja dan misi dipahami bahwa gereja dan misi tidak boleh dipisahkan Dengan iman, gereja hidup Gereja menyaksikan imannya Hubungan gereja dengan lingkungannya Keesaan gereja Konfrensi Wilingen (1952) menekankan missio dei Gereja memahami tugas sebagai yang diutus, bukan pengutus dalam rangka missio dei. Pemilik Misi adalah Tuhan sendiri
Gereja dan misi Konfrensi di Ghana (1958) ada 3 Konsensus: Gereja adalah misi. Berbicara tentang gereja berarti berbicara tentang misi Basis misi ada dimanapun juga, komunitas Kristen dalam situasi misioner Kerjasama misi. Kerjasama gereja harus seimbang
Archbishop Willem Temple: Gereja adalah satu-satunya masyarakat dalam dunia yang keberaaannya adalah untuk atau demi mereka yang bukan anggotanya
D. Boenhoeffer The Church for Others Gereja bukan menguasai tetapi melayani. Gereja harus hidup berbagi, membantu dan melayani orang lain.
Gereja dan Dunia Gereja harus sadar bahwa dia hanya sementara Kata terakhir bukan gereja. Tujuan Misi adalah Kerajaan Allah Struktur dan Tata Gereja harus diorganisasikan untuk melayani dan tidak memisahkan orang percaya dari sejarah kehidupannya Peranan Warga: Misi Gereja yang terutama adalah yang dilaksanakan oleh warga gereja Misi dan penginjlan: Misi lebih luas dari penginjilan. Penginjilan adalah misi Tapi misi tidak hanya penginjilan Misi adalah tugas total dari Allah yang mengutus gereja. Gereja di utus Allah ke dalam Gereja
Missio Dei J. Bosch(1932) mengatakan bahwa misi adalah aktivitas Allah sendiri Misi tidak dengan sendiri muncul tetapi adalah inisiatif Allah sendiri Missio Dei: Mencakup seluruh dunia dan semua aspek kehidupan. Gereja ada karena misi . Bukan sebaliknya
Berpartisipasi dalam Misi berarti berpartisipasi dalam gerakan Allah Kehadirian Allah tidak Eksklusif di dalam dan melalui gereja tetapi kepada seluruh dunia, dalam sejarahnya Misi Allah, lebih luas dari misi gereja Misi Allah mencakup gereja dan dunia gereja mendapat Tugas istimewa dalam misi itu Misi itu adalah: Menegakkan Keadilan
Semua agama adalah sama, namanya yang berbeda. Misi dan orang berkepercayaan lain Ada beberapa sikap gereja terhadap agama lain: Ekslusif: Menempatkan Kekristenan sebagai satu-satunya agama yang benar Sikap yang memandang bahwa kehadiran Kekristenan adalah sebagai pemenuhan dari agama-agama lain Semua agama adalah sama, namanya yang berbeda. Dialog: terjadi perjumpaan dari hati ke hati. Menerima agama lain sebagai sesama(Co Existence) Dialog pun adalah Misi
HKBP Bermisi Meliputi Pemberitaan: Menyampaikan dan menafsirkankan injil dalam konteksnya sebagai cara untuk menemukan tindakan Allah yang menyelamatkan. Pelayanan menekankan dimensi diakonal dari iman yang aktif melayani dalam cinta kasih, mendamaikan, memberdayakan dan membebaskan Advokasi, untuk meneguhkan ulang martabat manusia dalam keseharian.
Evangelis dalam AP HKBP 2002 Syarat: Sudah mengikuti program pelatihan dan memperoleh sertifikat evangelis dari STT HKBP Sudah praktek sedikitnya 3 bulan dan telah menerima rekomendasi dari Praeses dan Pendeta Ressort 3. Sehat rohani dan jasmani 4. Kemampuannya sudah dievaluasi oleh Ephorus.
Fungsi tohonan evangelis HKBP untuk memperluas Kerajaan Allah. Hal ini tercermin dalam tugas evangelis HKBP, yakni: Memberitakan Injil melalui kegiatan pewartaan, pengajaran, evangelisasi, dan kesaksian ke masyarakat-masyarakat tertentu, seperti: kampus, sekolah, perkantoran, buruh, masyarakat marginal, dll. Menyampaikan berkat tanpa menumpangkan tangan.
Tempat Pelayanan: Rapat Pimpinan HKBP yang menentukan tempat pelayanannya. Mutasi: Rapat Pimpinan HKBP yang menentukan mutasinya. Pensiun: Seorang evangelis pensiun apabila sudah berumur 65 tahun, tetapi jabatan tahbisannya tetap, dan Ephorus menerbitkan SK pensiunnya.
Berhenti bila: Karena tidak melaksanakan jabatan tahbisannya. Karena dikenakan RPP Karena meninggal dunia
HORAS TERIMAKASIH “Tuhan memberkati!”