Emotional Intelligence terdiri dari empat elemen:

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
INTERPERSONAL COMMUNICATION (KOMUNIKASI ANTARPERSONA) PERTEMUAN KE-5 Ami Purnamawati.
Advertisements

MANAJEMEN KONFLIK.
Melejitkan Kompetensi EQ
MANAJEMEN MUTU TERPADU (MMT) BAHASA KE
MANAJEMEN EMOSI 4/6/2017 DEPDIKNAS RI, 2007
Bab 3 Kecerdasan emosi.
Orientasi pada Tindakan dan Pengambilan Risiko
WAWANCARA KERJA DAN TEST PSIKOLOGI
Komunikasi Efektif.
PERILAKU ORGANISASI POSITIP
PERTEMUAN KE 4 Oleh Ir. Muslim, SE., M.Si EMOSI & SUASANA HATI.
PERILAKU ORGANISASI MOTIVASI KERJA (FRUSTRASI & STRESS)
PERUBAHAN SUMBER DAYA MANUSIA
Disusun oleh: Kelompok 8
APA ITU KEPRIBADIAN? KEPRIBADIAN CIRI KEPRIBADIAN
Psikologi Dunia Kerja Profesionalisme dan Karir Kerja
MEMULAI USAHA BUTUH KEBERANIAN
KOMUNIKASI NON VERBAL.
1. Tahap Prainteraksi  2 kegiatan ; internal & eksternal A. internal  kegiatan yang berhubungan dengan diri sendiri : orientasi tugas, peningkatan kesadaran.
Dosen Pengampu : Ali Hanafiah, SE. MM.
EMOSI dan KOMUNIKASI Mutia Rahmi Pratiwi, M.I.Kom S1 Ilmu Komunikasi
APA ITU KEPRIBADIAN? KEPRIBADIAN CIRI KEPRIBADIAN
SUPLEMEN MODUL 14 ETIKA BELAJAR
Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP
PENGELOLAAN SDM : MANAJEMEN STRES KERJA
ADAPTATION SKILLS.
UNIVERSITAS MERCU BUANA
POKOK BAHASAN Pertemuan 04 MANAJEMEN DIRI
PSIKOLOGI INDUSTRI.
Prof. Dr. Umi Narimawati, M.Si.
WAWANCARA KERJA DAN TEST PSIKOLOGI
Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Arum Puspita Sari
Persepsi Interpersonal dan Atribusi
Kepuasan Kerja, dan Stress
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
POKOK BAHASAN Pertemuan 01 KESADARAN DIRI
WAWANCARA KERJA DAN TEST PSIKOLOGI
Oleh: KUNTJOJO UNP Kediri 2010
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
PENILAIAN POTENSI DIRI WIRAUSAHA
Astrid Wiratna – Soft Skills Astrid Wiratna –
Health Psychology Sumber: King, 2008, Ch. 16.
Pemberdayaan Diri Suksma Ratri.
MEMBANGUN HUBUNGAN PRIBADI DENGAN MUTARABBI
KEPEMIMPINAN melalui KECERDASAN
ILMU DAN TEORI KECERDASAN
GANGGUAN KONSEP DIRI KONFLIK PERAN
PERILAKU ORGANISASI Entis Sutisna, SE, MM.
GEGAR BUDAYA (CULTURE SHOCK)
KARAKTER KOMUNIKASI INTERPERSONAL Pertemuan 2
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN STIE HAS
EMOTIONAL INTELLIGENCE.
…mengapa pemenang mendapat kemenangan
Pengaruh Faktor-Faktor Non-Rasional Dalam Pengambilan Keputusan
KAPITA SELEKTA JIWA WIRAUSAHA.
Pola Pikir Wirausaha Sukses
Kepuasan Kerja, dan Stress
Pemikiran Kritis & Kreatif Inovatif
Emotional Intelligence 2 Pertemuan 6
Pengembangan Potensi Diri
PERENCANAAN KARIER Achmad Rozi EL Eroy.
Kecerdasan emosional “Pentingnya Kecerdasan Emosional bagi Pemimpin di Sektor Publik dan cara meningkatkannya” Ayunda Ramadhani M.Psi., Psikolog Disajikan.
Oleh : Faik Agiwahyuanto
Dinda Ayu Dwi Madinna Nindi Shadrina Pritha Rahmadanty
EMOSI dan KOMUNIKASI Muhammad Noor Hidayat , M.I.Kom
MATERI PERTEMUAN XIV Peran IQ, EQ, SQ, dan AQ dan contoh
KET. INTER-INTRA PERSONAL
KEHILANGAN DAN BERDUKA Eri Riana Pertiwi. Kehilangan (loss) adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialami individu ketika terpisah dengan.
KET. INTER-INTRA PERSONAL
PERKAWINAN USIA DINI Karya Tulis Ilmiah Firman, S.Ag.
Transcript presentasi:

Emotional Intelligence terdiri dari empat elemen: Bekerja dengan Cerdas Marah-marah dalam kerja adalah sikap sangat jelek, benar? Ternyata salah. Soalnya, seluruh reaksi emosi itu pada dasarnya baik, bahkan marah-marah sekalipun. Demikian dikatakan psikolog yang juga penulis buku Emotional Intellegence at Work, Hendrie Weisinger. Psikolog yang juga konsultan beberapa perusahaan terkenal seperti, IBM, General Electric, serta Bayer tersebut menyatakan, “Apa yang didapat dari seseorang saat marah-marah, ialah bagaimana dia mengatur kemarahannya,” tambahnya. Soalnya, lanjut dia, “Marah pada dasarnya merupakan reaksi yang sangat baik, karena bisa mengembangkan informasi.”  Namun, dia tidak memberi petunjuk lebih spesifik, bagaimana marah yang baik itu. Emotional Intelligence (EI) merupakan kemampuan yang sudah ada, yang bisa bekerja bila Anda memang menggunakannya. Menggunakan EI dalam setiap pekerjaan, dipastikan Anda akan sukses dalam bekerja, karena selama ini banyak manajer atau CEO sukses juga menggunakan EI ini dalam kerjanya. EI sendiri, merupakan perpaduan emosi, perasaan serta mood (yang Anda miliki serta orang lain miliki) merupakan sumber data yang bisa membantu Anda untuk mempertimbangkan saat mengambil keputusan lebih baik. Berbeda dengan IQ, EI bisa berkembang sangat cepat. Bila Anda bisa mengembangkan EI lebih pas, maka kemampuan Anda juga bakal berkembang  cepat. “Sekali Anda bisa mencapai keputusan terbaik dengan EI, maka kemampuan EI Anda juga akan menjadi bagian terpenting dalam mengambil setiap keputusan,” tambah Weisinger, yang juga menulis tentang The Power of Positive Criticism (Amacom) and Anger at Work. Weisinger yang juga menjadi dosen di The Wharton School of Business, serta NYU’s Stern Scholl of Business bahkan mengatakan apa yang dicapai pendiri Microsoft seperti sekarang lebih banyak karena faktor EI. “Bill Gates memang brilian. Namun, apa yang dilakukan sekarang ialah mengembangkan Emotional Intelligence, soal seluruh  kemampuan bisnis serta pengetahuannya telah diatur oleh banyak orang,” tambahnya. Sementara psikolog Jack Mayer dari University of New Hampshire serta Peter Salovey dari Yale pertama kali mengenalkan konsep EI ini pada 1990. Kemudian kata-kata ini dipopulerkan oleh Daniel Goleman melalui bukunya Emotional Intelligence pada 1995. Emotional Intelligence terdiri dari empat elemen: 1.  Kesadaran Diri Menggunakan seluruh perasaan sama baiknya dengan yang dimiliki kebanyakan orang. Seperti kata Weisinger, “Anda tidak bisa menggunakan emosi itu kecuali Anda sudah percaya diri.” Kata Empati: Gunakan perasaan Anda sebagai fasilitas pikiran Anda, serta untuk mengerti tentang orang lain lebih efektif. 2. Mengertilah tentang kandungan informasi dalam emosi: Marah merupakan isyarat tentang adanya sesuatu yang salah. Kegelisahan adalah bukti ketidakpastian . Malu karena komunikasi yang memalukan . Depresi berarti perasaan minta tolong. Antusias merupakan sikap dari kepuasan. 3. Mengelola emosi: Bila kesadaran diri bisa dikatakan sebagai thermometer, maka mengelola emosi merupakan cara untuk mengaturnya. Menurut penjelasan Weisinger, “Dalam kasus marah atau gelisah , Anda bisa menurunkan suhu thermometer itu. Menggunakan motivasi dalam diri sendiri, Anda bisa kembali pada posisi yang sebenarnya. Sebagai contoh, bila misalnya bos Anda berteriak-teriak kepada Anda, mengelola emosi tidak berarti Anda hanya duduk diam. Tapi Anda juga mempelajari kenapa dia sampai memarahi Anda. Kenapa dia marah? Apa yang salah dengan saya? Apa yang salah? Nah, baru kemudian Anda harus mengambil tindakan serta bagaimana mengatasinya. Ini terutama sangat penting bagi wanita untuk mengelola kemarahannya. Dan seperti kata-kata Weisinger, “Marah merupakan kegairahan pria. Bila pria marah dalam kerja, itu macho. Tapi kalau wanita marah, dia malah terkesan “bitchi” atau “histeris”. Jadi, sekarang tinggal semuanya ada di tangan Anda, bagaimana Anda mengelola itu semuanya. Yang pasti, marah tidak selamanya berkonotasi jelek. Soalnya, bila Anda ingin sukses ternyata boleh-boleh saja untuk sesekali marah-marah.