reliabilitas
KESIMPULAN BILA KOEFISIEN RELIABILITAS 0<ρxx’<1, MAKA: a. hasil pengukuran mengandung sejumlah eror b. X = T + E c. σ2X = σ2T + σ2E d. perbedaan X, sebagian merupakan perbedaan T dan sebagian yang lain mencerminkan adanya eror e. ρxt = √ρxx’
f. ρxe = √( 1 – ρxx’ ) g. ρxx’ = σ2T / σ2X h f. ρxe = √( 1 – ρxx’ ) g. ρxx’ = σ2T / σ2X h. Semakin tinggi reliabilitas tes, estimasi X terhadap T semakin dapat dipercaya karena varians eror semakin rendah
STANDARD ERROR of MEASUREMENT (Sem) Secara matematis dapat diformulasikan: Sem = Sx √ (1 – rxx’) Sx = deviasi standar skor tampak subjek rxx’= reliabilitas tes
ESTIMASI SKOR MURNI Estimasi 2 titik X – (z α/2 x Sem) ≤ T ≤ X + (z α/2 x Sem) Estimasi 1 titik T’ = rxx’ ( X-Mx) + Mt dimana Mx = Mt
ESTIMASI RELIABILITAS PENDEKATAN TES ULANG Tes dilakukan berulang pada kelompok subjek yang sama. Setiap subjek akan memiliki 2 skor X1 dan X2. Koefisien rx1x2 adalah koef. reliabilitas tes (KOEF. STABILITAS) PENDEKATAN BENTUK PARALEL 2 tes paralel dikenakan pada sekelompok subjek, diperoleh skor X dan X’. Koef. rxx’ adalah koef. Reliabilitas tes (KOEF. EKUIVALENSI) PENDEKATAN ADMINISTRASI TUNGGAL 1 pengetesan thd 1 klp subjek, KOEFFISIEN KONSISTENSI INTERNAL
Single Trial Administration (internal consistency) Prinsip: membelah tes Tujuan: menguji homogenitas/konsistensi antar belahan Teknik Jenis Skor Dikotomi Politomi 1. Belah dua Spearman-Brown Rulon Flanagan 2. Belah banyak Kuder-Richardson KR – 20 KR – 21 Cronbach a Anava hoyt
Teknik Belah Dua RANDOM Syarat: - jumlah aitem harus genap - Isi tes harus homogen (berisi hanya satu faktor) - Tes terdiri dari beberapa faktor/bagian: random dilakukan pada tiap faktor - Pada tes kognitif: taraf kesukaran soal harus homogen Contoh: 10 aitem soal dirandom dengan cara diundi, hasil: 5 aitem belahan I 5 aitem belahan II
ODD – EVEN (ganjil – genap) Syarat: - Isi tes harus diurutkan - Taraf kesukaran soal harus diurutkan (paling rendah sampai paling tinggi) Contoh: Faktor (bab) no. aitem I 1, 2, 3, 4, 5 II 6, 7, 8, 9, 10 III 11, 12, 13, 14, 15
MATCHING Contoh: no. soal p rbis - Tiap dua soal dipasangkan berdasarkan taraf kesukaran dan indeks daya bedanya - Taraf kesukaran dan indeks daya beda soal, boleh bervariasi Contoh: no. soal p rbis 1. 0,3 0,4 2. 0,45 0,5 3. 0,7 0,2 4. 0,2 0,9 5. 0,5 0,6 6. 0,3 0,8 7. 0,65 0,6 8. 0,4 0,8 9. 0,45 0,85 10. 0,7 0,15 - Dua titik koordinat yang berdekatan dipasangkan - Dilakukan random (dengan cara diundi) pada semua pasangan, dimasukkan pada belahan I dan II.
Koordinat p dan rbis
h1 : belahan I (nomer ganjil) h2 : belahan II (nomer genap) Subj Nomer aitem Tot X belahan D D2 X2 1 2 3 4 5 6 7 8 h1 h12 h2 h22 A -1 B C +2 E +1 F G H I J h1 : belahan I (nomer ganjil) h2 : belahan II (nomer genap) d : beda skor antara h1 dan h2 rh1h2 : korelasi (product moment) antara belahan I dan II koefisien reliabilitas satu belahan Spearman – Brown (SB) rXX” = 2 rh1h2 1+ rh1h2
RULON FLANAGAN SX2 = 9,289 Sd2 = 1,067 rXX’ = 0,885 S12 = 2,722
Teknik Belah Sebanyak Aitem Jenis skor: dikotomi Kuder – Richardson (KR) KR – 20 & KR – 21 Subjek Nomer aitem X X2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 25 B 16 C D E 81 F G H I 64 J p 0,5 0,4 0,7 0,6 0,3 49 285 q pq
Teknik Belah Sebanyak Aitem Jenis skoring: politomi a (Alpha) – Cronbach Subjek Nomer aitem X X2 1 2 3 4 5 6 A 7 49 B 9 C 16 D 81 E 11 121 F 8 64 G H I 12 144 J 36 Si 15 10 69 573 Si2 14 30 27 17 18
Subj Nomer aitem S 1 2 3 4 5 6 7 8 A B C D E F G H I J i
EFEK PERUBAHAN PANJANG TES Berapa rxx’ setelah penambahan aitem: rxx’ = k ryy’/1+(k-1)ryy’ Berapa aitem harus ditambahkan bila dikehendaki rxx’ tertentu: k = rxx’ (1-ryy’)/ryy’ (1-rxx’) Dimana: rxx’ : reliabilitas setelah penambahan/yang dikehendaki ryy’ : reliabilitas awal k : rasio setelah penambahan dengan sebelum penambahan aitem