Pembicara Ir. Titis Arganto, MM PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA MELALUI KETAHANAN PANGAN DALAM MEA 3 Desember 2016 Graha Pena Surabaya Pembicara Ir. Titis Arganto, MM
Materi : Sejarah Gagasan MEA Profil SDM Tantangan dan peluang MEA Peran Teknologi Pangan Standarisasi
SEJARAH GAGASAN MEA Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam arti adanya model perdagangan bebas yang terintegrasi antara negara-negara ASEAN. Jika ASEAN diibaratkan menjadi satu negara maka potensi kekuatannya melebihi kekuatan Uni Eropa dan Amerika Utara dengan jumlah penduduk lebih dari 600 juta jiwa dengan GDP mencapai 2,4 triliun dolar AS pada tahun 2013
MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) / AEC (Asean Economic Community) Mewujudkan integrasikan ekonomi ASEAN dengan cara membentuk sistem perdagangan bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN (10 Negara) perluasan 4 negara ASEAN VISION 2020 That vision is of ASEAN as a concert of Southeast Asian nations, outward looking, living in peace, stability and prosperity, bonded together in partnership in dynamic development and in a community of caring societies
EMPAT PILAR TERBENTUKNYA MEA Negara-negara dikawasan ASEAN akan dijadikan sebuah kesatuan pasar dan basis produksi Dijadikannya sebagai kawasan yang memiliki ekonomi yang merata dengan prioritas usaha kecil menengah (UKM) Dibentuknya kawasan ekonomi dengan tingkat kompetisi yang tinggi Akan terjadi integrasi secara penuh terhadap perekonomian global
Ciri-Ciri Utama MEA Kawasan ekonomi yang sangat kompetitif. Memiliki wilayah pembangunan ekonomi yang merata. Daerah-daerah akan terintegrasi secara penuh dalam ekonomi global Basis dan pasar produk
FOKUS MEA negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini akan dijadikan sebuah wilayah kesatuan pasar dan basis produksi. Dengan terciptanya kesatuan pasar dan basis produksi maka akan membuat arus barang, jasa, investasi, modal dalam jumlah yang besar, dan skilled labour menjadi tidak ada hambatan dari satu negara ke negara lainnya di kawasan Asia Tenggara. kawasan ekonomi dengan tingkat kompetisi yang tinggi, yang memerlukan suatu kebijakan yang meliputi competition policy, consumer protection, Intellectual Property Rights (IPR), taxation, dan E-Commerce Dengan demikian, dapat tercipta iklim persaingan yang adil; terdapat perlindungan berupa sistem jaringan dari agen-agen perlindungan konsumen; mencegah terjadinya pelanggaran hak cipta;
FOKUS MEA kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi yang merata, dengan memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Kemampuan daya saing dan dinamisme UKM akan ditingkatkan dengan memfasilitasi akses mereka terhadap informasi terkini, kondisi pasar, pengembangan sumber daya manusia dalam hal peningkatan kemampuan, keuangan, serta teknologi. diintegrasikan secara penuh terhadap perekonomian global. ditingkatkan partisipasi negara-negara di kawasan Asean pada jaringan pasokan global melalui pengembangkan paket bantuan teknis kepada negara-negara Anggota ASEAN yang kurang berkembang. Untuk meningkatkan kemampuan industri dan produktivitas.
PROFIL SDM INDONESIA Jika ASEAN diibaratkan menjadi satu negara maka potensi kekuatannya melebihi kekuatan Uni Eropa dan Amerika Utara dengan jumlah penduduk lebih dari 600 juta jiwa dengan GDP mencapai 2,4 triliun dolar AS pada tahun 2013
PROFIL SDM INDONESIA
PELUANG MEA Dengan terintegrasinya pasar Asean menjadi satu, maka akses yang lebih luas dan lebih mudah untuk bekeja di Negara-negara ASEAN, pekerja terdidik dan tersertifikasi dari Indonesia bebas untuk memilih bekerja di Negara anggota asean, begitupun sebaliknya, kemudian transfer of knowledge/expertise akan semakin mudah karena adanya peraturan yang mengharuskan tenaga kerja asing terampil yang bekerja di Indonesia memiliki tenaga pendamping dari Indonesia
TANTANGAN MEA Kesenjangan pembangunan ekonomi yang mengakibatkan kualitas SDM belum merata yang mengakibatkan gap antara Indonesia bagian barat dan bagian timur perlu segera diselesaikan dengan paket kebijakan pendidikan dan ekonomi terintegrasi
PELUANG DAN TANTANGAN INDONESIA DALAM KEGIATAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Pada Sisi Perdagangan Pada Sisi Investasi Aspek Ketenagakerjaan
SAATNYA MENGUBAH ANCAMAN JADI PELUANG Kebijakan Masyarakat Ekonomi ASEAN sudah diberlakukan di awal tahun ini termasuk di Indonesia. pada era ini, penduduk ASEAN yang jumlahnya sekitar 600 juta jiwa bebas untuk keluar masuk negara sesama anggota ASEAN, khususnya pada 8 bidang profesi yang sudah diatur dalam MRA (Mutual Recognition Agreement), yaitu insinyur, arsitek, tenaga survei, dokter, dokter gigi, perawat, akuntan dan tenaga pariwisata.
SAATNYA MENGUBAH ANCAMAN JADI PELUANG Indonesia menduduki peringkat ke 37 dalam Global Competitiveness indeks dengan nilai skor total 4. 5, masih jauh tertinggal dibandingngkan dengan Singapura yang berada di urutan ke dua, Malaysia di urutan 18 dan Thailand di urutan 32. indeks ini menunjukkan peringkat daya saing Indonesia di banding dengan negara lain, dengan nilai ini, Indonesia masih berada di bawah Singapura, Malaysia dan Thailand di kawawasan ASEAN
SAATNYA MENGUBAH ANCAMAN JADI PELUANG Melihat kondisi ini jelas kita harus berlari mengejar ketertinggalan ini dengan pemerataan pembangunan ekonomi dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia serta meningkatkan taraf hidupnya.
MEA ADALAH KESEMPATAN Dalam bidang sumber daya manusia dan tenaga kerja terampil, MEA adalah kesempatan untuk ekspansi jika seandainya pemerintah bisa menganggarkan anggaran dan berkolaborasi dengan masyarakat mengembangkan program-program keterampilan yang produktif bagi masyarakat terlebih Indonesia akan menghadapi bonus demografi nanti pada tahun 2020.
SDM INDONESIA Harus memiliki KOMPETENSI DAYA SAING Pelatihan kerja difokuskan pada pembangunan dan pengembangan pilar kompetensi kerja. Alur pendidikan fokusnya membangun pondasi yang kokoh untuk pengembangan kualitas tenaga kerja berikutnya. Jalur pelatihan kerja berfokus pada pembangunan dan pengembangan pilar-pilar kompetensi kerja. Hal ini nantinya akan dimantapkan di tempat kerja melalui pengembangan karir dan profesionalisme tenaga kerja. Keterpaduan dan keterkaitan antara pendidikan, pelatihan kerja dan pengembangan karier di tempat kerja merupakan suatu keharusan dalam peningkatan kualitas dan daya saing SDM Indonesia.
Pengertian Teknologi Pangan Teknologi pangan merupakan teknologi yang digunakan dalam proses pengolahan pangan, mulai dari penanganan pascapanen, mengolah atau mentransformasi, mengemas, mengendalikan proses pengolahan, dan menangani bahan baku (raw material), produk dan limbahnya. Teknologi pangan adalah aplikasi ilmu pangan dalam sistem seleksi, pengawetan, pengolahan, pengemasan, distribusi, pemanfaatan bahan pangan yang baik, aman dan bergizi 1 Ilmu pangan adalah ilmu dasar yang menggabungkan prinsip-prinsip ilmu biologi, kimia, fisika, dan teknik (engineering) yang digunakan untuk mempelajari karakteristik bahan pangan, mekanisme kerusakan dan pencegahannya serta dasar-dasar pengolahannya. Ilmu pangan sendiri memiliki beberapa percabangan yang masih memiliki keterkaitan dengan komponen ilmu pendukungnya. Oleh karena itu, ilmu pangan didukung oleh kimia, biokimia, rekayasa proses dan mikrobiologi pangan. 4
Contoh : Materi Kuliah Teknologi Pangan Mengenal Bahan Pangan Kimia Komponen Pangan Pascapanen Bahan Pangan Pengolahan dan Pengawetan Bahan Pangan Sanitasi dan Keamanan Pangan Pengemasan dan Penyimpanan Pangan GMP dan HACCP dalam Pengolahan Pangan Limbah Pangan Bioteknologi Industri Pangan Bahan Tambahan Pangan Regulasi Pangan
Pascapanen 4 5 Sortasi Grading
Aplikasi masing-masing bidang keahlian Kimia pangan mempelajari interaksi kimia antara komponen pangan, bahan tambahan pangan, dan komponen fungsional serta pengaruhnya selama pengolahan maupun pengendaliannya untuk menghasilkan produk pangan yang bermutu dan keamanan optimum. Biokimia pangan mempelajari aspek interaksi berbagai komponen pangan, gizi, dan nongizi pada metabolisme, kesehatan dan kebugaran manusia serta desain produk pangan fungsional. Bagian mikrobiologi pangan mempelajari aspek intekasi mikroba dan pangan dalam proses pengawetan dan pengolahan pangan untuk menghasilkan produk pangan bermutu dengan jaminan keamanan pangan, serta pengendalian pertumbuhan dan metabolisme mikroba untuk keperluan produksi pangan atau ingredient pangan. Bagian rekayasa pangan mempelajari aspek teknik pengolahan pangan, pengembangan, perancangan, optimasi proses dan produk pangan, termasuk aspek desain produksi, pengemasan, pelabelan, distribusi dan konsumsi.
Teknologi Pangan 4 5 Pascapanen Pengolahan pengemasan Penyimpanan Produk Jadi
1 S a n i t s & k e m Kimia Pangan Biokimia Fisika Mikrobiologi Penanganan limbah industri pangan waste Office Production Sistem Jaminan Mutu Industri Regulasi Pangan ICT Pangan Unit operasi industri pangan Desain dan Pengembangan Produk Pangan S a n i t s & k e m Rekayasa proses pangan 1 Prinsip pengolahan pangan Metabolisme komponen pangan Pilot Plan R n D Analisis Bahan dan Produk Pangan Evaluasi sensori Nilai Nutrisi Bahan dan Produk Pangan Teknologi Pengolahan Pangan Mesin & Peralatan industri pangan Desain tata letak dan penanganan bahan Teknologi pengemasan & penyimpanan Pengetahuan Bahan FG dan Warehouse Kimia Pangan Biokimia Fisika Mikrobiologi
KONTAMINASI
STANDARISASI NASIONAL Badan Sertifikasi Nasional (SNI) Supplier Konsumen PRODUK PROSES & MANAGEMENT Perusahaan PRODUK PERSONIL - SKKNI Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia – Lembaga Sertifikasi Profesi
Visi Misi KEMENTERIAN PERTANIAN Terwujudnya Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani Mewujudkan kemeterian pertanian yang transparan, akuntabel, profesional dan berintegritas tinggi Mewujudkan kesejahteraan petani Meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas pertanian Mewujudkan ketahanan pangan dan gizi Misi
VIDEO – FOOD PRODUCTION https://www.youtube.com/watch?v=yUUWC0CtFGA https://www.youtube.com/watch?v=tNH7QJLdjqg
PERENCANAAN STANDARISASI
STANDARISASI PRODUK SNI 01-2970-1999 : Susu Bubuk SNI 01-3553-2006 : AMDK (Air Minum dalam Kemasan) SNI 3729: 2008 : Tepung Sagu SNI 7381: 2008 : Minyak Kelapa Virgin (VCO) SNI 3144: 2009 : Tempe Kedelai SNI 3549: 2009 : Tepung Beras dll
STANDARISASI SISTEM MANAJEMEN SNI ISO 9001:2015 : Sistem Manajemen Mutu SNI ISO 22000:2009 : Sistem Manajemen Keamanan Pangan SNI ISO 14001:2015 : Sistem Manajemen Mutu SNI 7381: dll dll
STANDARISASI MUTU BARANG 8 DELAPAN DIMENSI MUTU BARANG (David Garvin, Harvard Bussiness School) Performance (karakteristik utama) Features (Karakteristik tambahan) Realibility (Kemungkinan gagal / rusak) Conformance (Konsistensi terhadap spesifikasi) Durability (Usia produk) Serviceability Aesthetics (Estetika) Perceived Quality (Ukuran tak langsung lainnya, seperti reputasi)
STANDARISASI MUTU JASA Tidak Nyata : Penampilan dan fasilitas yang digunakan oleh karyawan 2. Daya uji : akurat & sesuai janji 3. Daya tanggap : Bantu pelanggan segera 4. Keterampilan : Pengetahuan & keahlian 5. Keramahan : Sopan, perhatian, bersahabat 6. Kredibilitas : Ketulusan, kepercayaan, kejujuran 7. Keamanan 8. Aksesibilitas 9. Komunikasi : Dengarkan pelanggan 10. Pengertian : Kenali pelanggan & kebutuhannya
Contoh : Pelayanan
Transparency dan Accountability Effectively & Efficiency SDM yang bermutu - Kompeten Needs: Customer Expectation Transparency dan Accountability Effectively & Efficiency Quality Pengorbanan Cust. Satisfaction Survive & Exist Hanya SDM Yang Memperhatikan Mutu Yang Dapat Eksis dan bertahan menentukan karirnya dalam jangka panjang
TRAINING FOR UPGRADE - KOMPETENSI Food Safety Management System /ISO 22000 Auditor - Eksternal auditor / Internal auditor Food safety Lembaga Sertifikasi Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan Food Hygiene Sanatitation Inspection Food Safety Supervisory ManagementTraining HACCP GMP Etc.
Thank You and Good Luck !