السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته Suku batak
APA SAJA SIH YANG AKAN KITA BAHAS ???? SEJARAH SUKU BATAK SUB-SUKU BATAK KONSEP KEPERCAYAAN KONSEP TOROMBO KONSEP MANUSIA MITOLOGI ALAM,DEWA RITUAL PENGARUH AGAMA PENDATANG KESENIAN BUDAYA SUKU BATAK BENDA KRAMAT
Apakah suku batak itu?? Batak adalah nama sukubangsa di Indonesia. Suku ini bermukim di Sumatra Utara. Suku Batak ini berdiaspora ke berbagai penjuru Indonesia
ASAL PENDUDUK SUKU BATAK Pantai barat pulau sumatra pantai Timur pulau Sumatera
Sejarah suku batak PANTAI BARAT SUMATRA imigran dari Hindia Belakang Transmigran dari kerajaan Sriwijaya Kerajaan Melayu Jambi Sejarah suku batak
Sejarah suku batak PANTAI TIMUR SUMATRA Aceh timur Kerajaan haru Kerajaan Tamiang
Asal-usul sub-sukubatak (proto batak) masyarakat proto batak adalah sekelompok manusia yang telah mempunyai kebudayan yang telah dipengaruhi agama hindu dan agama animisme yang relatip sulit dimasuki ajaran agama islam pada zaman dahulu. pada mulanya suku batak adalah hidup nomade (manusia yang tingkat kebudayaannya hidup dari memungut hasil tumbuhan secara alami dan menangkap ikan serta berburu binatang/burung dan tempat tinggal berpindah-pindah), kemudian berkembang ke tingkat budaya pertanian berpindah-pindah, pertanian tradisional dan hingga pertanian modern (sekarang).
Sub suku batak PROTO BATAK SELATAN PROTO BATAK UTARA
PAKPAK PROTO BATAK UTARA KARO ALAS/ GAYO
TOBA ANKOLA MANDAILING SIMALUNGUN PROTO BATAK SELATAN
AGAMA ASLI SUKU BATAK PELEBEGU PARMALIM SOMALAING
AGAMA SOMALAING Pembawa :guru somalaing pardede (seorang dukun, mantan panglima perang raja sisingamangaraja xii ajaran : menyembah debata (dewa) ritual : membakar dupa, memercikan asam ke tubuh untuk penyucian. Benda keramat: jimat sebagai penangkal roh-roh jahat yang dipakai sebagai kalung agama somailing mulai meredup saat guru somailing di tangkap oleh belanda dan dibuang ke sulawesi.
Terkadang mereka bernyanyi untuk memuji Debata, begini lagunya: Tole ale dongan, tole tapuji-puji, (Mari teman, kita memuji-muji) Tuan Jahowa Debata, na sanggap nabadia,(Tuhan Pencipta, yg Suci Mulia) Na sohalompoan i, Illuya.(Tuhan yg agung, Illuya/Halleluya). Tole ale dongan, tole tapuji-puji,(Mari teman, kita memuji-muji) Guru Somalaing, Na pinaranggi ni Tuan,(Guru Somalaing, tg diperadikan Tuan).
Ada 3 (tiga ) tokoh yang sangat berperan dalam Agama Parmalim yaitu: Agama Parmalim percaya kepada Tuhan yang Esa yang disebut "Debata Mulajadi Nabolon". Oppu Mula Jadi Nabolon dipercaya sebagai pencipta alam semesta yang tak berwujud. Dia mengutus manusia sebagai perantaranya, yaitu Raja Sisingamangaraja, yang juga dikenal dengan Raja Nasiak Bagi. Raja Nasiak Bagi adalah istilah untuk kesucian atau hamalimon serta jasa-jasa sang raja hingga akhir hayat yang tetap setia mengayomi Bangsa Batak. Ada 3 (tiga ) tokoh yang sangat berperan dalam Agama Parmalim yaitu:
Tiga tokoh agama parmalim Sisingamangaraja XII Guru Somalaing Pardede Tiga tokoh agama parmalim Raja Mulia Naipospos
IBADAH AGAMA PARMALIM Parmalim melaksanakan upacara (ritual) Patik Ni Ugamo Malim untuk mengetahui kesalahan dan dosa, serta memohon ampun dari Tuhan Yang Maha Esa yang diikuti dengan bergiat melaksanakan kebaikan dan penghayatan semua aturan Ugamo Malim. Sejak lahir hingga ajal tiba, seorang “Parmalim” wajib mengikuti 7 aturan Ugamo Malim dengan melakukan ritual (doa).
7 ATURAN UGAMO MALIM 1. Martutuaek (kelahiran) 2. Pasahat Tondi (kematian) 3. Mararisantu (peribadatan setiap hari sabtu) 4. Mardebata (peribadatan atas niat seseorang) 5. Mangan Mapaet (peribadatan memohon penghapusan dosa) 6. Sipaha Sade (peribadatan hari memperingati kelahiran Tuhan Simarimbulubosi) 7. Sipaha Lima (peribadatan hari persembahan / kurban)
AJARAN ETIKA AGAMA PARMALIM menjunjung tinggi nilai – nilai kemanusiaan menghormati dan mencintai sesama manusia menyantuni fakir miskin tidak boleh berbohong tidak boleh memfitnah tidak boleh berzinah tidak boleh mencuri, dan lain sebagainya.
Hal-hal Yang Diharamkan Seorang “Parmalim” juga diharamkan memakan: Daging babi Daging anjing Binatang liar Binatang yang berdarah
Tempat ibadah Umat Parmalim disebut Bale Pasogit Jika melihat fisik bangunan rumah ibadah Parmalim, Bentuk bangunan Bale Pasogit menyerupai gereja pada umumnya. Namun, dilengkapi lapangan yang cukup luas yang digunakan umat Parmalim merayakan hari besar mereka. maka pada atap bangunan terdapat lambang tiga ekor ayam. Lambang Tiga ayam ini punya warna yang berbeda, yaitu hitam lambang kebenaran, putih lambang kesucian dan merah lambang kekuatan atau kekuasaan. merupakan lambang ”partondion” (keimanan). Konon, menurut ajaran Parmalim, ada tiga partondian yang pertama kali diturunkan Debata ke Tanah Batak, yaitu Batara Guru, Debata Sori dan Bala Bulan. Sementara ayam merupakan salah satu hewan persembahan (kurban) kepada Debata.
Kesimpulan tentang Agama Parmalim 1. Tuhan: Mulajadi Na Bolon (Yang Maha Besar tempat semua makhluk berasal) 2. Tempat Ibadah: Bale Parpitaan dan Bale Partonggoan 3. Kita Suci: Tumbaga Holing 4. Pembawa Agama/Tokoh Spiritual: Raja Uti 5. Pantangan: Riba, Makan Darah, Babi dan Anjing serta Monyet 6. Hari Suci: Sabtu 7. Pertama kali berdiri: 497 Masehi atau 1450 tahun Batak
Mereka percaya terhadap KONSEP KEPERCAYAAN Sebelum masuknya pengaruh agama Hindu, Islam, dan Kristen ke tanah Batak, orang Batak pada mulanya belum mengenal nama dan istilah ‘dewa-dewa.’ Arwah leluhur Mereka percaya terhadap Benda-benda keramat Tempat-tempat sakral
Kepercayaan pada leluhur orang batak percaya kepada arwah leluhur yang dapat menyebabkan beberapa penyakit atau malapetaka kepada manusia. penghormatan dan penyembahan dilakukan kepada arwah leluhur akan mendatangkan keselamatan, kesejahteraan bagi orang tersebut maupun pada keturunan. kuasa-kuasa inilah yang paling ditakuti dalam kehidupan orang batak di dunia ini dan yang sangat dekat sekali dengan aktifitas manusia.
Siapa sih Ompu Na Bolon itu???? Ompu na bolon adalah (nenek/kakek yang maha besar)dan bukan salah satu dewa atau tuhan tetapi dia adalah yang telah dahulu dilahirkan sebagai nenek moyang orang batak yang memiliki kemampuan luar biasa dan juga menciptakan adat bagi manusia. tetapi setelah masuknya kepercayaan dan istilah luar khususnya agama hindu; ompu nabolon ini dijadikan sebagai dewa yang dipuja orang batak kuno sebagai nenek/kakek yang memiliki kemampuan luar biasa.
KABUPATEN TAPANULI UTARA MENURUT SEGI WILAYAH KABUPATEN KARO KABUPATEN SIMALUNGUN MEREKA MENDIAMI KABUPATEN DAIRI KABUPATEN TAPANULI UTARA KABUPATEN ASAHAN
MENURUT GARIS KETURUNAN (GENEALOGI) MARGA SIREGAR LUBIS HASIBUAN BATU BARA
FALSAFAH DAN SISTEM KEMASYARAKATAN Masyarakat Batak memiliki falsafah, azas sekaligus sebagai struktur dan sistem dalam kemasyarakatan (kekerabatan)nya yakni Tungku nan Tiga atau dalam Bahasa Batak Toba disebut Dalihan na Tolu, yakni Hula-hula, Dongan Tubu dan Boru ditambah Sihal-sihal.
Marga-marga yang ada pada seluruh suku batak 1. Ajartambun 2. Akarbejadi 3. Ambarita 4. Angkat 5. Aretha 6. Aritonang 7. Aruan B 8. Bako 9. Banjarnahor 10. Banuarea 11. Barasa 12. Bagariang 13. Bakkara 14. Bangun 15. Barus 16. Barutu 17. Batubara 18. Butarbutar 19. Bukit 20. Brahmana 21. Bancin 22. Boliala 23. Buaton C 24. Capah 25. Cibro G 32. Ginting 33. Girsang 34. Gultom 35. Gurning 36. Gurusinga 37. Gajah D 26. Dalimunthe 27. Debataraja 28. Daulay 29. Doloksaribu 30. Depari 31. Damanik
Asal Usul Marga-Marga Batak dari Si Raja Batak Horas...Somba marhula hula, Manat mardongan tubu, Elek marboru.. Asal Usul Marga-Marga Batak dari Si Raja Batak
SI RAJA BATAK mempunyai 2 orang putra, yaitu : 1. GURU TATEA BULAN. 2 SI RAJA BATAK mempunyai 2 orang putra, yaitu : 1. GURU TATEA BULAN. 2. RAJA ISOMBAON.GURU TATEA BULAN Dari istrinya yang bernama SI BORU BASO BURNING, GURU TATEA BULAN memperoleh 5 orang putra dan 4 orang putri, yaitu :
SI BORU BASO BURNING VS GURU TATEA BULAN -Putra- a. SI RAJA BIAK-BIAK, pergi ke daerah Aceh. b. TUAN SARIBURAJA. c. LIMBONG MULANA. d. SAGALA RAJA. e. MALAU RAJA. - Putri- 1. SI BORU PAREME, kawin dengan TUAN SARIBURAJA. 2. SI BORU ANTING SABUNGAN, kawin dengan TUAN SORIMANGARAJA, putra RAJA ISOMBAON. 3. SI BORU BIDING LAUT, juga kawin dengan TUAN SORIMANGARAJA. 4. SI BORU NAN TINJO, tidak kawin (banci).
TATEA BULAN artinya "TERTAYANG BULAN" = "TERTATANG BULAN" TATEA BULAN artinya "TERTAYANG BULAN" = "TERTATANG BULAN". RAJA ISOMBAON (RAJA ISUMBAON) RAJA ISOMBAON artinya RAJA YANG DISEMBAH. Isombaon kata dasarnya somba (sembah). Semua keturunan SI RAJA BATAK dapat dibagi atas 2 golongan besar : a. Golongan TATEA BULAN = Golongan Bulan = Golongan (Pemberi) Perempuan. Disebut juga GOLONGAN HULA-HULA = MARGA LONTUNG. b. Golongan ISOMBAON = Golongan Matahari = Golongan Laki-laki. Disebut juga GOLONGAN BORU = MARGA SUMBA.
Kedua golongan tersebut dilambangkan dalam bendera Batak (bendera SI SINGAMANGARAJA), dengan gambar matahari dan bulan. Jadi, gambar matahari dan bulan dalam bendera tersebut melambangkan seluruh keturunan SI RAJA BATAK.
Marga-marga yang ada pada seluruh suku batak H 38. Harianja 39. Harahap 40. Hasibuan 41. Hasugian 42. Hotmatua 43. Hutabarat 44. Hutagaol 45. Hutahaean 46. Hutajulu 47. Hutasoit 48. Hutapea 49. Hutasuhut 50. Hutauruk 51. Hutagalung K 52. Kaban 53. Kacaribu 54. Kacinambun 55. Karokaro 56. Kasilan 57. Keloko 58. Kembaren 59. Ketaren 60. Kudadiri 61. Karo 62. Karosekali 63. Kombara L 64. Limbong 65. Lingga 66. Lubis 67. Lumbanbatu 68. Lumbangaol 69. Lumbannahor 70. Lumbanpea 71. Lumbanraja 72. Lumbansiantar 73. Lumbantoruan 74. Lumbantungkup M 75. Malau 76. Manalu 77. Manik 78. Manullang 79. Manurung 80. Marbun 81. Marpaung 82. Matondang 83. Meliala 84. Munthe 85. Manihuruk
Marga-marga yang ada pada seluruh suku batak N 86. Nababan 87. Nadapdap 88. Nadeak 89. Naibaho 90. Naiborhu 91. Nainggolan 92. Naipospos 93. Napitupulu 94. Nasution 95. Napitupulu P 97. Padang 98. Pakpahan 99. Pandia 100. Pandiangan 101. Pane 102. Pangaribuan 103. Panggabean 104. Panjaitan 105. Parapat 106. Pardede 107. Pardomuan 108. Pardosi 109. Pasaribu 110. Perangin-angin 111. Pinem 112. Pohan 113. Pulungan 114. Purba R 115. Rambe 116. Rajagukguk 117. Rangkuti 118. Ritonga 119. Rumahorbo 120. Rumapea 121. Rumasingap 122. Rumasondi 129. Sarumpaet 130. Sembiring 131. Siadari 132. Siagian 133. Siahaan 134. Siallagan 135. Siambaton 136. Sianipar 137. Sianturi 138. Sibabiat 139. Sibagariang 140. Sibangebange 141. Sibarani 142. Sibayang 143. Sibero 144. Siboro 145. Siburian 146. Sibuea 147. Sibutarbutar S 123. Sagala 124. Saing 125. Samosir 126. Saragi 127. Saragih 128. Saruksuk O 96. Ompu Sunggu
Marga-marga yang ada pada seluruh suku batak 148. Sidabalok 149. Sidabutar 150. Sidabungke 151. Sidahapintu 152. Sidauruk 153. Sigalingging 154. Sihaloho 155. Sihite 156. Sihombing 157. Sihotang 158. Sijabat 159. Silaban 160. Silaen 161. Silalahi 162. Silitonga 163. SinaBang 164. Simalango 165. Simamora 166. Simandalahi 167. Simangunsong 168. Simanjorang 169. Simanjuntak 170. Simanungkalit 171. Simaremare 172. Simargolang 173. Simarmata 174. Simatupang 175. Simbolon 176. Simorangkir 177. Sinabariba 178. Sinaga 179. Sinambela 180. Singarimbun 181. Sinuhaji 182. Sinulingga 183. Sinukaban 184. Sinukapar 185. Sinupayung 186. Sinurat 187. Sipahutar 188. Sipayung 189. Sirait 190. Siregar 191. Siringo-ringo 192. Sitanggang 193. Sitepu 194. Sitindaon 195. Sitinjak 196. Sitohang 197. Sitompul 198. Sitorus 199. Situmeang 200. Situmorang 201. Situngkir 202. Solia 203. Solin 204. Sormin 205. Sukatendal 206. Surbakti 207. Sinuraya 208. Silitonga
Marga-marga yang ada pada seluruh suku batak T 209. Tamba 210. Tambun 211. Tambunan 212. Tampubolon 213. Tanjung 214. Tarigan 215. Tarihoran 216. Tinambunan 217. Tinendung 218. Tobing 219. Togatorop 220. Togar 221. Torong 222. Tumangger 223. Tumanggor 224. Turnip 225. Turutan 226. Tigalingga U 227. Ujung
1. hula-hula: pihak keluarga dari isteri 1. hula-hula: pihak keluarga dari isteri. hula-hula ini menempati posisi yang paling dihormati dalam pergaulan dan adat-istiadat batak(semuasub-sukubatak). 2. dongan tubu/kahanggi disebut juga dongan sabutuha : saudara laki-laki satu marga. arti harfiahnya lahir dari perut yang sama. mereka ini seperti batang pohon yang saling berdekatan, saling menopang, walaupun karena saking dekatnya terkadang saling gesek. namun pertikaian tidak membuat hubungan satu marga bisaterpisah. 3. boru/anak boru : pihak keluarga yang mengambil isteri dari suatu marga (keluarga lain). boru ini menempati posisi paling rendah sebagai 'parhobas' atau pelayan baik dalam pergaulan sehari-hari maupun (terutama) dalam setiap upacara adat. namun walaupun burfungsi sebagai pelayan bukan berarti bisa diperlakukan dengan semena-mena. melainkan pihak boru harus diambil hatinya, dibujuk, diistilahkan: elek marboru.
PENGARUH AGAMA PENDATANG HINDU : pengaruh hindu juga meresap ke tanah batak, dengan ditemukannya sekitar 300 kata yg berasal dari bhs.sanskrit yg dipakai dalam istilah astrologi, magik, dan kehidupan sehari-hari seperti kata: raja, marga, debata, dll. KRISTEN PROTESTAN : yang disiarkan oleh misionaris jerman, nomensen pada tahun 1863. gereja yang pertama berdiri adalah hkbp (huria kristen batak protestan) di huta dame, tarutung. saat ini gereja hkbp telah tersebar di seluruh indonesia. sebelum suku batak menganut agama kristen protestan, mereka mempunyai sistem kepercayaan dan religi tentang mulajadi nabolon yang memiliki kekuasaan di atas langit dan pancaran kekuasaan-nya terwujud dalam debata natolu. ISLAM : untuk agama islam tidak terlalu jelas siapa yang membawa ke daerah sumatra utara. tetapi yang jelas orang batak lebih banyak menganut agama kristen.
kONSEP JIWA DAN ROH TONDI SAHALA BEGU Tondi : adalah jiwa atau roh seseorang yang merupakan kekuatan, oleh karena itu tondi memberi nyawa kepada manusia. Sahala : adalah jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang. Semua orang memiliki tondi, tetapi tidak semua orang memiliki sahala. Sahala sama dengan sumanta, tuah atau kesaktian yang dimiliki para raja atau hula-hula. Begu : adalah tondi orang telah meninggal, yang tingkah lakunya sama dengan tingkah laku manusia, hanya muncul pada waktu malam.
Upacara semakin bersyarat UPACARA KEMATIAN mati tua (mate saur matua) adalah dambaan orang batak. Karena sudah dapat menikahkan anak dan mendapat cucu Mati dalam kandungan (mate di bortian) tidak dapat perlakuan adat akan tetapi langsung dikuburkan tanpa peti mati Yang dapat perlakuan adat pada kematian adalah: mati ketika masih bayi (mate poso-poso) mati saat anak-anak (mate dakdanak) mati saat remaja (mate bulung) mati saat sudah dewasa t api belum menikah (mate ponggol) Upacara semakin bersyarat Telah berumah tangga namun belum mempunyai anak (mate di paralang-alangan / mate punu) Telah berumah tangga dengan meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil (mate mangkar) Telah memiliki anak-anak yang sudah dewasa, bahkan sudah ada yang kawin, namun belum bercucu (mate hatungganeon) Telah memiliki cucu, namun masih ada anaknya yang belum menikah (mate sari matua) Telah bercucu tidak harus dari semua anak-anaknya (mate saur matua)
Persiapan Ketika seseorang masyarakat Batak mati saur matua, maka sewajarnya pihak-pihak kerabat sesegera mungkin mengadakan musyawarah keluarga (martonggo raja), membahas persiapan pengadaan upacara saur matua. Pihak-pihak kerabat terdiri dari unsur-unsur dalihan natolu. Dalihan natolu adalah sistem hubungan sosial masyarakat Batak, terdiri dari tiga kelompok unsur kekerabatan, yaitu : pihak hula-hula (kelompok orang keluarga marga pihak istri), pihak dongan tubu (kelompok orang-orang yaitu : teman atau saudara semarga), dan pihak boru (kelompok orang-orang dari pihak marga suami dari masing-masing saudara perempuan kita, keluarga perempuan pihak ayah). Martonggo raja dilaksanakan oleh seluruh pihak di halaman luar rumah duka, pada sore hari sampai selesai. Pihak masyarakat setempat (dongan sahuta) turut hadir sebagai pendengar dalam rapat (biasanya akan turut membantu dalam penyelenggaraan upacara). Rapat membahas penentuan waktu pelaksanaan upacara, lokasi pemakaman, acara adat sesudah penguburan, dan keperluan teknis upacara dengan pembagian tugas masing-masing. Keperluan teknis menyangkut penyediaan peralatan upacara seperti: pengadaan peti mati, penyewaan alat musik beserta pemain musik, alat-alat makan beserta hidangan buat yang menghadiri upacara,
Pelasanaan upacara Pelaksanaan upacara bergantung pada lamanya mayat disemayamkan. Idealnya diadakan ketika seluruh putra-putri orang yang mati saur matua dan pihak hula-hula telah hadir. upacara saur matua dilaksanakan pada siang hari, di ruangan terbuka yang cukup luas (idealnya dihalaman rumah duka). Jenazah yang telah dimasukkan kedalam peti mati diletakkan ditengah-tengah seluruh anak dan cucu posisi peti bagian kaki mengarah ke pintu keluar rumah. Disebelah kanan peti jenazah adalah anak-anak lelaki dengan para istri dan anaknya masing-masing, dan disebelah kiri adalah anak-anak perempuan dengan para suami dan anaknya masing-masing. Memberi jamuan berupa nasi dan lauk sapi atau babi Setelah jamuan makan, dilakukan ritual pembagian jambar (hak bagian atau hak perolehan dari milik bersama) Jambar terdiri dari empat jenis berupa : juhut (daging), hepeng (uang), tor-tor (tari), dan hata (Marbun&Hutapea) Secara universal, pembagian jambar juhut itu adalah: 1.Kepala (ulu) untuk raja adat (pada masa sekarang adalah pembawa acara selama upacara), 2.Leher (rungkung atau tanggalan) untuk pihak boru, 3.Paha dan kaki (soit) untuk dongan sabutuha, 4.Punggung dan rusuk (somba-somba) untuk hula-hula, 5.Bagian belakang (ihur-ihur) untuk hasuhuton.
Pembagian juhut,hepeng,dan olus
ritual pelaksanaan jambar hata masing-masing pihak memberikan kata penghiburan kepada anak-anak orang yang mati saur matua (pihak hasuhuton). Urutan kata dimulai dari hula-hula, dilanjutkan dengan dongan sahuta, kemudian boru / bere, dan terakhir dongan sabutuha. Setiap pergantian kata penghiburan, diselingi ritual jambar tor-tor, yaitu ritus manortor (menarikan tarian tor-tor). Tor-tor adalah tarian tradisional khas Batak. Tarian tor-tor biasanya diiringi musik dari gondang sabangunan (alat musik tradisional khas Batak). Gondang sabangunan adalah orkes musik tradisional Batak, terdiri dari seperangkat instrumen yakni : 4 ogung, 1 hesek , 5 taganing, 1 odap, 1 gondang, 1 sarune.
Urutan musik gondang
Jenazah didalam peti dikelilingi oleh para keturunannya salah satu gerak tor-tor tengah penguburan diserahkan kepihak geraja
Kesenian suku batak Seni Tari yaitu Tari Tor-tor (bersifat magis); Tari serampang dua belas (bersifat hiburan). Alat Musik tradisional : Gong; Saga-saga. Hasil kerajinan tenun dari suku batak adalah kain ulos. Kain ini selalu ditampilkan dalam upacara perkawinan, mendirikan rumah, upacara kematian, penyerahan harta warisan, menyambut tamu yang dihormati dan upacara menari Tor-tor. Kain adat sesuai dengan sistem keyakinan yang diwariskan nenek moyang .
Benda dan tempat keramat
PERKAWINAN Pada tradisi suku Batak seseorang hanya bisa menikah dengan orang Batak yang berbeda klan sehingga jika ada yang menikah dia harus mencari pasangan hidup dari marga lain selain marganya. Apabila yang menikah adalah seseorang yang bukan dari suku Batak maka dia harus diadopsi oleh salah satu marga Batak (berbeda klan). Acara tersebut dilanjutkan dengan prosesi perkawinan yang dilakukan di gereja karena mayoritas penduduk Batak beragama kristen.
Acara adat pernikahan A. Perekenalan dan bertunangan Pernikahan tidak selalu dengan proses ini, khususnya ketika masih masanya Siti Nurbaya. B. Patua Hata Terjemahannya menyampaikan secara resmi kepada orang tua perempuan hubungan muda mudi dan akan dilanjutkan ke tingkat perkawinan. Dengan bahasa umum, melamar secara resmi. Lihat Paket Pernikahan Batak dan Foto Pernikahan. C. Marhori-hori dinding Membicarakan secara tidak resmi oleh utusan kedua belah pihak menyangkut rencana pernikahan tersebut. D. Marhusip Arti harafiahnya adalah berbisik. Maksudnya kelanjutan pembicaraan angka III tetapi sudah oleh utusan resmi, bahkan ada kalanya sudah oleh kedua pihak langsung. See Foto Pernikahan and Paket Foto. E. Pudun Saut Parajahaon/ Pengesahan kesepakatan di Marhusip di tonga managajana acara yang dihadiri dalihan na tolu dan suhi ampang na opat masing-masing pihak. Disini pihak Paranak/Pria sudah membawa makanan adat/makanan namargoar (Paket Pernikahan Batak).
Perkawianan yang masih dianggap sah Kawin Lari atas kesepakatan bersama (Mangalua). Kawin lari atau Mangalua atas kesepakatan kedua calon mempelai sangat sering terjadi. kasus ini timbul karena orang tua tidak merestui si pemuda atau si pemudi pilihan anaknya. Kawin Lari dengan paksa (Mangabing Boru). Jika seorang pemuda jatuh cinta kepada seorang gadis, tetapi lamarannya ditolak secara sepihak oleh orang tua, demi menutupi malu dan didorong rasa cintanya yg berapi-api, maka si pemuda mengajak beberapa orang temannya untuk menculik si gadis dan membawa si gadis kerumahnya utk dijadikan istri. perbuatan ini dianggap pelanggaran susila ttp masih ada jalan terbuka untuk perundingan. Perkawinan atas desakan si gadis (Mahuempe/ Mahiturun) . Bentuk perkawinan batak mahuempe terjadi bila si gadis pergi menemui si pemuda atas prakarsa dan kemauannya sendiri. biasanya si gadis ditemani oleh beberapa temannya mendatangi si pemuda dan mendesak agar perkawinan segera dilaksanakan. Mahiturun adalah perkawinan yg hampir sama dengan mahuempe, bedanya dalam mahiturun si pemudi jauh lebih aktif dan agresif dibanding mahuempe.
Perkawinan untuk menggantikan istri yg meninggal (Panoroni) Perkawinan untuk menggantikan istri yg meninggal (Panoroni). Jika seorang istri meninggal dan mempunyai beberapa anak yg masih kecil2, timbul masalah siapa yg akan mengasuhnya nanti. Dalam hal ini si Duda dapat meminta kepada orang tua si istri (parboru) untuk mencarikan pengganti istri yg sudah tiada. Perkawinan karena suami meninggal (Singkat Rere). Jika seorang suami meninggal,maka akan timbul masalah bagi si janda untuk penghidupannya di kemudian hari dan jika si janda masih sehat dan masih mampu memberikan keturunan dan tidak keberatan untuk kawin lagi maka yg pertama harus dipertimbangkan menjadi calon suaminya ialah adik laki-laki dari si suami yg meninggal,atas dasar ‘ganti tikar’(singkat rere). Kalau pria yg mengawini si janda ialah adik atau abang kandung si suami atau saudara semarga yg sangat dekat dgn almarhum, maka istilah perkawinannya disebut pagodanghon atau pareakkon.
Bigami atau Poligami (Marimbang, Tungkot) Bigami atau Poligami (Marimbang, Tungkot). Jaman dulu banyak lelaki yg malakukan poligami dengan alasan mengapa mereka mengambil istri kedua atau lebih, sebagian menyatakan untuk memperoleh keturunan yaitu karena masih belum mendapatkan keturunan laki-laki. tetapi ada juga yg bermaksud memperbesar kekeluargaan dgn tujuan meningkatkan kesejahteraaan atau disebut pabidang panggagatan(melebarkan lapangan tempat merumput). Dalam kasus perkawinan bigami(marsidua- dua) kedudukan istri kedua sangat seimbang dengan istri pertama, sebab itu disebut marimbang. atau yg lain yaitu si istri pertama memilih istri kedua dari kalangan keluarga terdekat dan disebut tungkot (tongkat) . Perkawinan sebagai agunan utang (Parumaen di losung). Perkawinan Batak ini ialah perkawinan yg menggunakan anak gadis sebagai agunan utang si bapak dari si gadis tsb. jika seorang bapak mempunyai utang pd seseorang dan belum mampu melunasinya, maka sebagai agunan utangnya dia menyerahkan anak gadisnya utk dipertunangkan kepada anak si pemberi utang.
Konsep manusia Konsep alam/kosmologi: Dunia atas(dewa),tengah(manusia),bawah(orang mati),
Tarian syukuran pada masyarakat suku batak Upacara adat Rambu Tuka' adalah acara yang berhungan dengan acara syukuran misalnya acara pernikahan, syukuran panen dan peresmian rumah adat/tongkonan yang baru, atau yang selesai direnovasi; menghadirkan semua rumpun keluarga, dari acara ini membuat ikatan kekeluargaan di Tana Toraja sangat kuat semua Upacara tersebut dikenal dengan nama Ma'Bua', Meroek, atau Mangrara Banua Sura'. Untuk upacara adat Rambu Tuka' diikuti oleh seni tari : Pa' Gellu, Pa' Boneballa, Gellu Tungga', Ondo Samalele, Pa'Dao Bulan, Pa'Burake, Memanna, Maluya, Pa'Tirra', Panimbong dan lain-lain. Untuk seni musik yaitu Pa'pompang, pa'Barrung, Pa'pelle'. Musik dan seni tari yang ditampilkan pada upacara Rambu Solo' tidak boleh (tabu) ditampilkan pada upacTukaara Rambu '.
KONSEP ALAM Debata berasal dari kata Sanskrit - deivatha. - Dalam epistomologi Batak, debata merujuk pada arti Tuhan. Masyarakat Batak, seperti masyarakat Hindu, menerima kehidupan dalam nada dualitas. Kebaikan dan kejahatan saling wujud dalam kehidupan, dengan kebaikan menjadi buruan ultimat manusia. Debata yang jahat bagi masyarakat Batak ialah Naga Padoha yaitu debata yang tinggalnya pada tempat paling bawah dalam hieraki tiga alam - iaitu di bawah bumi. Bersama-sama Naga Padoha ialah cerita bagaimana anak Batara Guru, Baro Deak Pordjar yang enggan mengadakan komunikasi dengan Mangalabulan di langit, turun ke lautan primodial (sebelum bumi dicipta).
Ketika Batara Guru mengetahui kejadian ini, dia mengirim segenggam tanah lewat burung layang-layang untuk menaruh tanah itu pada di laut primodial. Hasilnya terciptalah bumi untuk kemudian dicipta pula tumbuhan dan binatang. Hasil dari hubungan anak Batara Guru dengan seorang tokoh dari langit tadi (dihantar oleh Batara Guru) lahir manusia dengan seluruh keturunannya. Naga Padaho yang asalnya berdiam di laut primodial ini semakin lama semakin sempit tempat (ruang) kedudukannya karena pembentukkan dan perkembangan bumi dari masa ke masa. Kerana keadaan ruangan yang semakin sempit ini maka setiap gerak tubuh Naga Padaho menimbulkan gempabumi.
Orang mati,hantu,syetan, dan iblis Faham spiritual masyarakat Batak membagi alam - dunia kosmos (secara kosmologi dan kosmogoni) menjadi 3 bagian yang meliputi alam Tuhan (kedewaan) sampai konsep roh meliputi kepercayaan tentang hantu, iblis dan nenek moyang. Tuhan dan Dewa Manusia Orang mati,hantu,syetan, dan iblis
ASAL MULA MANUSIA Kepercayaan Ugamo Malim mengakui dan mempercayaai sesuai dengan mitologi Batak Kuno bahwa asal mula manusia adalah dari hasil perkawinan putera dan puteri dari Banua Ginjang (tempat Yang Maha Tinggi), yaitu Raja Odapodap dengan Boru Deakparujar, yaitu seorang putera dan seorang puteri yang lahir kembar.
Setelah mereka dewasa, Tuhan Yang Maha Esa berkenan turun dari banua ginjang untuk menjodohkan mereka menjadi suami istri, dan kepada mereka diberi hidup menghuni bumi ini dengan syarat bahwa mereka harus senantiasa melakukan hubungan dengan Tuhan yang Maha Esa melalui persembahan suci disebut “Pelean” dan dilarang agar tidak memakan daging babi, anjing, darah, dan yang kebangkaian atau yang tercemar uap bangkai.
Atas kuasa yang diterima mereka berdua dapat melaksanakan kehendak dan menjauhi larangan Tuhan ini, dan kepada keturunannya “Sabda” ini diteruskan, dan merupakan amanah yang disebut “Tona”. Dalam mitos itu disebutkan bahwa Boru Deakparujar dan raja Odapodap kembali bersama dengan Mulajadi Nabolon ke tempat Yang Maha Tinggi. Akan tetapi karena kecintaan menempatkan Boru deakparujar di Bulan dan Raja odapodap bertempat di Matahari.
شكرا كثيرا على اهتمامكم والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته