2, Solusi yang Ditawarkan

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
STRES PENGUBAH TINGKAH LAKU TERNAK
Advertisements

RECORDING FKH - UNAIR.
ISEMINASI BUATAN PADA KELINCI FKH - UNAIR.
Tingkah Laku Anak-Induk
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR EMERGING INFECTIOUS DISEASES Sesi 11. Gambaran Umum Modul Direktorat Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan.
Tingkah Laku Anak-Induk
USAHA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SAPI PERAH
MANAJEMEN PEMELIHARAAN
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR EMERGING INFECTIOUS DISEASES Modul 10 Manajemen Produksi Ternak.
BETERNAK DOMBA DAN KAMBING
Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong
MK. ILMU REPRODUKSI TERNAK
REPRODUKSI SAPI PERAH A. ESTRUS DAN PUBERTAS
SELEKSI – PENGGUNAAN SILSILAH
MANAJEMEN TERNAK BABI.
PENDAHULUAN ET BY; SETYO UTOMO 2014.
Produktivitas ditinjau dari aspek pertumbuhan dan perkembangan jaringan Sasaran : produksi daging atau edible portion per unit atau per ekor maksimal Tujuan.
Dr. Ir. Atien Priyanti SP, M.Sc
MANAJEMEN TERNAK PERAH
Disampaikan Pada …………………………….2014
Produktivitas ditinjau dari aspek pertumbuhan dan perkembangan jaringan Sasaran : produksi daging atau edible portion per unit atau per ekor maksimal Tujuan.
Melakukan Evaluasi Hasil Inseminasi Buatan
MEMPERBAIKI KELOMPOK ATAU POPULASI TERNAK BIBIT
SELEKSI – PENGGUNAAN SILSILAH
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
Domba dan Kambing.
MANAJEMEN PEMELIHARAAN
Oleh : Setyo Utomo Dasar Pemuliaan Ternak, 2016/smstr II
Disampaikan Pada …………………………….2014
Tujuan Instruksional Khusus :
SISTEM PRODUKSI TERNAK KERBAU
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Kambing dan Domba
Teori Pertumbuhan Pertumbuhan dimulai pada saat terjadinya pembuahan yang kemudian dilanjutkan dengan proses hiperplasia (peningkatan jumlah sel jaringan)
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Kambing dan Domba
MATERI 12 GANGGUAN REPRODUKSI
SATUAN TERNAK DAN KOEFISIEN TEKNIS.
Manfaat dari tindakan sinkronisasi berahi
Tata Laksakna Pengawinan
Manajemen Pemeliharaan Sapi Dara
Teknologi Reproduksi dan Bioteknologi
Dr.Ir.Sauland Sinaga, S.Pt, M.Si
MK. Manajemen Reproduksi dan Inseminasi Buatan
MATERI 10 Evaluasi keberhasilan IB dan Rekording reproduksi
Sistem Produksi Kelinci (Kelinci Potong)
MATA KULIAH ILMU REPRODUKSI TERNAK
MK. ILMU REPRODUKSI TERNAK
Tahapan pada budidaya ikan
Menyusun program pemuliaan
Parameter Kontrol Perlakuan
MATERI 2 Manajemen Perkawinan
Karakteristik Birahi Kerbau Betina pada Berbagai Protokol Sinkronisasi di Kabupaten Kampar Provinsi Riau Yendraliza1, Handoko, J1, Rodiallah, M1 dan Arman,
Kinerja Reproduksi Sapi Betina dan Performans Pedet Pada Usaha Perbibitan Sapi Potong Di Kabupaten Sigi Moh. Takdir, Pujo Haryono dan Andi Baso Lompengeng.
SELEKSI Alam Buatan ?.
PEMELIHARAAN TERNAK SAPI
CV. SVARNA CORPORATION DESAIN Sistem Informasi Peternakan Sapi Perah menggunakan Kombinasi Aplikasi Berbasis Mobile & Web.
Seleksi dan Manfaat Dalam Meningkatkan Produktivitas Domba
? ? SELEKSI Disingkirkan/diculling dipelihara Alam Buatan
MEMPERBAIKI KELOMPOK ATAU POPULASI TERNAK BIBIT
Membangun Peternakan Kambing dan Domba untuk Mendukung Program Swasembada Daging dan Susu Disampaikan pada : Workshop dan Silaturahmi Nasional (SILATNAS)
FENOTIP, GENOTIP DAN LINGKUNGAN
Menyusun program pemuliaan
KONSEP DASAR BUDIDAYA TERNAK KELINCI
REPRODUKSI 4 oct 2012.
PEMBERIAN RANSUM BERKADAR ENERGI TINGGI PADA PROGRAM “FLUSHING” UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH KELAHIRAN PADA DOMBA LOKAL Wahyu Ismoyo D Fanny K. Tondok D
MK. Manajemen Reproduksi dan Inseminasi Buatan
Manajemen Pemeliharaan Ternak Domba Ria Heriawati, S.Pt.
Dasar Teknik Pembibitan Ruminansia dan Non Ruminansia Babi
Kebutuhan dan Ketersediaan dari Suatu Farm
Dasar Teknik Pembibitan Ruminansia (Domba)
MANAJEMEN PEMELIHARAAN. PERKANDANGAN KANDANG TENAK LEBIH NYAMAN MEMUDAHKAN TATALAKSANA PEMELIHARAAN LEBIH EFISIEN.
Transcript presentasi:

2, Solusi yang Ditawarkan IbM DESA TANJUNGHARJO UNTUK MENINGKATKAN REPRODUKSI DOMBA LOKAL MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI FLUSHING PAKAN, SINKRONISASI ESTRUS DAN INSEMINASI BUATAN 1, Permasalahan Mitra Kartika Alfiani 115030107111094 2, Solusi yang Ditawarkan 3, Target Luaran 4, Analisis Situasi

Permasalahan Mitra Secara  kualitas genetik, ternak domba di desa Tanjungharjo masih belum baik Belum terbiasa dengan teknologi untuk meningkatkan produktivitas ternaknya, baik teknologi pakan maupun teknologi di bidang reproduksi. belum mengenal Inseminasi Buatan (IB) untuk ternak domba, serta belum menerapkan teknologi flushing pakan untuk memperbaiki kualitas pakan domba. pertambahan populasinya masih lambat Hanya beberapa peternak domba yang mempunyai kualitas genetik unggul (DEG dengan kualitas baik). teknik perkawinan  domba dilakukan masih secara alami, dengan membiarkan ternaknya kawin ketika betina domba berahi dengan pejantan yang seadanya. Jarak kelahiran ternak domba di wilayah Tanjungharjo saat ini masih relatif panjang (9 – 10 bulan) dengan jumlah anak sekelahiran rata-rata 1 – 2 ekor.  Permasalahan lain adalah umur beranak pertama yang relatif panjang yaitu rata-rata 13 bulan dan kembalinya estrus (birahi) setelah beranak yang terlalu lama (rata-rata 6 bulan (Utomo, 2009).

Solusi yang Ditawarkan Perbaikan manajemen pakan pada domba calon induk dan induk pasca melahirkan dengan pemberian flushing. Sinkronisasi estrus pada ternak domba. Pemilihan pejantan domba lokal yang memiliki keunggulan secara fenotip. Perkawinan domba dengan teknik IB.

Target Luaran Perubahan mindset peternak dalam memelihara domba yang berorientasi pada keuntungan (profit oriented). Umur beranak pertama yang tepat (15 bulan) dari umur beranak pertama 20 bulan. Peningkatan  jarak beranak (lambing interval) dari 2kali/2 tahun menjadi 3 kali/2 tahun serta adanya peningkatan kualitas genetik domba yang ada di wilayah mitra. Peningkatan lamb crop 10 – 20%

Analisis Situasi Upaya peningkatan kualitas reproduksi dapat ditempuh melalui pemberian pakan (penguat) tambahan yang dinamakan flushing.  Dengan flushing diharapkan akan mempercepat waktu terjadinya estrus/birahi bagi domba-domba calon induk (hasil penelitian umur pertama kawin domba di wilayah tersebut adalah 13 bulan) menjadi sekitar 10 bulan.  Estrus kembali setelah beranak hasil penelitian daerah tersebut (Utomo, 2009) rata-rata adalah 6 bulan, sehingga dalam 1 tahun hanya diperoleh 1 kali beranak.  Penelitian flusing pakan dengan penambahan kuning telur pada induk-induk domba menunjukan pengaruh yang sangat nyata terhadap timbulnya birahi dan angka kebuntingan domba ekor gemuk di wilayah tersebut (Utomo, 2009). Melalui teknologi flushing akan terjadi estrus yang lebih cepat (menjadi 3 bulan pasca beranak), sehingga akan dihasilkan 3 kali beranak dalam 2 tahun. Selain itu dengan pakan flushing, akan meningkatkan lamb crop 10 – 20%, sehingga akan mempercepat pertambahan populasi domba dengan kualitas yang baik. Peningkatan kemampuan reproduksi ternak domba akibat pemberian pakan flushing pada akhirnya akan mampu meningkatkan populasi ternak domba secara lebih cepat, karena domba akan efisien dalam aktivitas reproduksinya.  Peningkatan efisiensi reproduksi ini jelas akan meningkatkan populasi ternak di suatu wilayah, sekaligus peningkatan pendapatan masyarakat. Keberadaan mitra akan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan model dan teknologi yang akan diterapkan di masyarakat.  Disamping itu mitra juga memandang kemanfaatan teknologi ini akan benar-benar bermanfaat terutama untuk meningkatkan kualitas genetik serta meningkatkan efisiensi reproduksi domba lokal yang dipelihara peternak. Hal lain yang mendukung pemanfaatan teknologi ini adalah, bahwa melalui mitra dapat menyampaikan perlunya perbaikan manajemen dalam pemeliharaan ternak domba terutama dalam pemberian pakan dan manajemen reproduksinya. Melalui mitra, teknologi IB dan pemberian pakan flushing dapat diterapkan oleh masyarakat secara langsung sehingga diharapkan desa Tanjungharjo akan mempunyai domba dengan kualitas genetik yang baik dengan tingkat pertumbuhan (ADG) yang tinggi dan kemampuan reproduksinya juga baik.