Dra. Herlina Rusmaryanti, M. Pd.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Bindo sepuluh II KD 14.1 Membahas isi puisi berkenaan dengan gambaran penginderaan, perasaan, pikiran, dan imajinasi melalui diskusi. Tujuan: Siswa dapat.
Advertisements

Tugas Bahasa Indonesia
Rela Berbagi – Ikhlas Memberi
BAHASA INDONESIA KELAS X Smtr. gazal Dra. Herlina Rusmaryanti, M. Pd.
KALIMAT EFEKTIF YUNIASIH.
Maulfi Syaiful Rizal FIB UB
Apakah puisi itu? puisi adalah ciptaan atau kreativitas penyair;
BENTUK KARYA SASTRA PROSA (cerpen,novel, hikayat)
PARAPRASE.
STRUKTUR PUISI Puisi terdiri dari 2 bagian (struktur) yaitu
Produksi dan Reporduksi Sastra
Membaca puisi lama dengan lafal,intonasi dn ekspresi yang sesuai
Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia yang menyenangkan!
PUISI BARU SMAK PENABUR HI.
KUMPULAN PUISI BY: ASRIADI
Bahan Ajar Bahasa Indonesia SMP Kelas IX
Genre Sastra: Puisi Oleh Ki Puji Karyanto
Analisis Struktural dan Semiotik puisi
Analisis Struktural dan Semiotik puisi
MULTIMEDIA INTERAKTIF BAHASA INDONESIA
Puisi Kontemporer Kelas : XII Semester : 2.
Puisi: Teori dan Apresiasi
Perkembangan bentuk karya tidak mengalami perubahan (statis)
Menulis Puisi maulfisr.lecture.ub.ac.id.
Bahasa Indonesia Kelas IV PELAJARAN 7.
Maulfi Syaiful Rizal FIB UB
PUISI.
Maulfi Syaiful Rizal FIB UB
PENAFSIRAN TEKS Ki Puji Karyanto.
Citraan dalam Puisi.
BENTUK DAN MAKNA.
Pendekatan Parafrastis dan Analaisis
Pengantar Kesusastraan Umum
SASTRA ANAK (1) PERTEMUAN KE-13 Khusnul Fatonah, M.Pd. PGSD.
TEKS ANEKDOT.
BAHASA INDONESIA Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas 4
KERAHIMAN-NYA MEMULIHKAN KESAKSIAN YANG RUSAK
Aku Bukan Ayam Seorang petani menemukan sebutir telur di ladangnya. Ukuran telur itu tidak jauh berbeda dengan telur-telur ayam yang dia miliki. Oleh karena.
PENCIPTAAN, SUATU TEMA ALKITABIAH
PENGAJARAN APRESIASI PUISI ANAK
PUISI/PBIN4213 Sarana retorika Sarana Retorika: Sarana kepuitisan yang menuntut pembaca/pendengar untuk memikirkan efek yang ditimbulkannya (hal: 9.4).
BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER GENAP
STRUKTUR FISIK DAN STRUKTUR BATIN PUISI
Standar Kompetensi : Kompetensi Dasar : Indikator :
KALIMAT Kalimat: rentetan kata yang disusun sesuai kaidah yang berlaku/bagian teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran secara utuh.
MERANGKUM SELURUH ISI INFORMASI TEKS BUKU KE DALAM BEBERAPA KALIMAT
Perkembangan bentuk karya tidak mengalami perubahan (statis)
RAJAWALI : Hewan Bermental Baja
MENGOMENTARI BUKU CERITA YANG DIBACA
Kelompok Delina Kartina Nuryani Dewi Yosep Sendi Daniel
MEMPARAFRASEKAN PUISI
KETERAMPILAN BERBAHASA.
Diksi dan Gaya Bahasa Oleh : Rahmat Hidayatullah Khairul Anwar.
APRESIASI SASTRA DAN PENGAJARANNYA PERTEMUAN KE-2 -KHUSNUL FATONAH-
Menulis Puisi Bebas.
APRESIASI SASTRA DAN PENGAJARANNYA PERTEMUAN KE-2 -KHUSNUL FATONAH-
PENGANTAR/ PENGENALAN MATA KULIAH APRESIASI SASTRA INDONESIA
KETERAMPILAN BERBAHASA.
PEMBELAJARAN SASTRA ANAK-ANAK
PERANCANGAN PEMBELAJARAN TERPADU
DEFINISI PUISI Za’ba Mendefinisikan puisi atau karangan berangkap sebagai “khas dipakai untuk melafazkan fikiran yang cantik dengan bahasa yg indah, dan.
Kuliah 4 Seni Bahasa dalam Karya Sastera
Kuliah 3-4 KAJIAN BAHASA DARI SUDUT STILISTIK
Setelah pembelajaran ini, peserta didik diharapkan mampu : a
KELOMPOK 2 ANGGOTA: 1.Antares Alvian Dinosa Agaki (08) 2.Arif Fahmi Rizal (09) 3.Arya Mahendra Asmara (10) 4.Kristo Roy Martahan Pasaribu (22) 5.Vira Nur.
JANGAN MENYERAH Tak ada manusia yang terlahir sempurna Jangan kausesali segala yang telah terjadi Kita pasti pernah dapat cobaan yang berat Seakan hidup.
Pengertian Puisi, Ciri, Jenis-Jenis, Unsur & Struktur Puisi Lengkap
TEKS KRITIK DAN ESAI BAHASA INDONESIA Dra. Ni Wayan Suadi
Pembelajaran 1 tema 1 subtema 1 tematik kelas 3 sd
OLEH : DINA PERMATA SARI, S.Pd NIP
Transcript presentasi:

Dra. Herlina Rusmaryanti, M. Pd. Bahasa Indonesia Kelas XII Semester Genap Dra. Herlina Rusmaryanti, M. Pd. SMA Negeri 1 Tanjungbalai

Kompetensi Dasar: 15.1 Mengidentifikasi tema dan ciri-ciri puisi kontemporer melalui Kegiatan Membaca buku kumpulan puisi kontemporer 15.1.1 Mengidentifikasi tema puisi kontemporer 15.1.2 Mengidentifikasi ciri-ciri puisi kontemporer 15.1.3. Menjelaskan maksud isi puisi kontemporer

Karya sastra terdiri atas 2 jenis, yaitu prosa dan puisi Karya sastra terdiri atas 2 jenis, yaitu prosa dan puisi. Biasanya prosa disebut karangan bebas, sedangkan puisi disebut karangan terikat. Akan tetapi, pada waktu sekarang, para penyair berusaha melepaskan diri dari aturan yang ketat itu hingga terciptalah sajak bebas. Puisi baru (modern) menyimpangi pengertian puisi menurut pandangan lama. Puisi baru tidak terikat oleh bentuk-bentuk formal, korespondensi, dan periodisitas itu. Oleh karena itu, puisi baru (modern) disebut puisi bebas atau sajak bebas.

Bentuk-bentuk formal puisi lama sesungguhnya merupakan sarana-sarana kepuitisan untuk membuat puisi menjadi indah. Bentuk-bentuk formal itu masih juga dipergunakan oleh puisi modern, tetapi bukan merupakan ikatan, bukan merupakan pola yang tetap. Puisi baru sesungguhnya terikat juga, tetapi terikat oleh hakikatnya sendiri, bukan terikat oleh pola-pola bentuk formal. Pola-pola bentuk formal bukan merupakan hakikat puisi.

Hakikat Puisi Puisi adalah karya seni. Sifat seni ini merupakan ciri khas puisi. Puisi adalah sebuah karya yang fungsi estetiknya/fungsi keseniannya dominan. Aspek estetik ini meliputi: gaya bunyi, gaya kata, dan gaya kalimat-wacana, bahkan bentuk tipografi. Puisi itu sebuah pernyataan yang hanya mengedepankan inti gagasan, pemikiran, ataupun peristiwa. Oleh karena itu, dipilih kata, frase, dan kalimat yang setepat-tepatnya supaya puisi menjadi mampat dan padat. Hal-hal yang dirasa tidak perlu, dihilangkan hingga tinggal intinya yang mengandung ekspresivitas yang intensif (berdaya guna).

Hakikat Puisi Dari waktu ke waktu, puisi itu selalu berubah karena evolusi selera dan perubahan konsep estetik atau konsep keindahan. Ketidak-langsungan ekspresi itu disebabkan oleh 3 hal, yaitu: (1) penggantian arti, (disebabkan penggunaan metafora dan metonimi dalam sajak); (2) Penyimpangan arti (disebabkan oleh adanya ambiguitas, kontradiksi, dan nonsense); dan (3) Penciptaan arti (disebabkan pengorganisasian ruang teks, diantaranya berupa: (pola) persajakan, ejambemen, tipografi, dan homologue.

Fungsi puisi Horatius: 2 hal dalam puisi yaitu puisi harus indah dan menghibur (dulce) dan pada saat yang bersamaan puisi juga harus berguna dan mengajarkan sesuatu (utile) Karena puisi merupakan karya seni penyampai gagasan maka fungsi puisi adalah dulce (indah, manis) dan utile (berguna, bermanfaat). Dulce berhubungan dengan ekspresi dan sarana ekspresinya, sedangkan utile berhubungan dengan muatan yang dikandung puisi, berupa ajaran, gagasan, atau pikiran.   Puisi merangsang kepekaan terhadap keindahan dan rasa kemanusiaan. Puisi berusaha mengembalikan stabilitas, keselarasan, dan keutuhan dalam diri manusia.

PUISI KONTEMPORER Puisi kontemporer muncul pada tahun 70-an. Puisi kontemporer yang tumbuh pada periode 1970-1990 ini adalah munculnya puisi (bergaya) mantera yang dipelopori oleh Sutardji Calzoum Bachri serta puisi mbeling yang dipelopori oleh Remy Silado. Puisi mantera ini lebih menekankan pada makna dan permainan bunyi. Sutardji pada masa itu dikenal dengan “KREDO PUISI”-nya

Kini, muncul jenis puisi kontemporer Kini, muncul jenis puisi kontemporer. Puisi jenis ini memiliki kekhasan dalam segi bentuk dan penggunaan diksinya. Puisi kontemporer sering disebut dengan puisi yang “lari” dari konvensional. Dalam hal ini, segi bentuk puisi ini pun cenderung aneh. Penggunaan katakatanya seringkali memakai kata ejekan, makian, atau sindiran.

Jenis puisi berdasarkan urutan waktu Puisi Konvesional * Puisi lama * Puisi baru Puisi kontemporer

Perbedaan Puisi Konvensional dan Puisi kontemporer Tipografinya terikat dengan jumlah baris dan bait Diksi yang digunakan sesuai gramatika bahasa Menggunakan kata-kata kiasan Tipografinya bebas, bisa berbentuk benda atau yang lainnya Mengabaikan gramatika bahasa Ada permainan kata Menggunakan kata-kata yang lugas

Macam – macam puisi kontemporer Puisi Mantra Puisi Mbeling Puisi Konkret

Puisi Mantra Sutardji Calzoum Bachri dijuluki "Presiden penyair" oleh rekan-rekannya. Julukan ini kemudian melembaga dan memang seperti tidak terbantahkan. Ini disebabkan pencapaian Sutardji mengolah bahasa sebagai bahan pengucapan sajaksajaknya. Sutardji membebaskan kata-kata dari tradisi lapuk yang membelenggu, seperti kamus dan tatanan gramatika konvensional. Lihat saja puisi-puisi karyanya, seperti O, Amuk, Kapak (1981) yang betul-betul sajak yang energik. Adapun karya sastra lainnya adalah Hujan Menulis Ayam (cerpen 2001). Belajar Membaca Kakiku luka Luka Kakiku Kakikau lukakah Lukakah kakikau Lukakaukah kakiku Kalau lukaku lukakau Kakiku kakikaukah Kakikaukah kakiku Kakiku luka kaku Lukakakukakiku Lukakakukakikaukah

SHANGHAI Ping di atas pong pong di atas ping ping ping bilang pong pong pong bilang ping mau pong? bilang ping mau mau bilang pong mau ping? bilang pong mau mau bilang ping ya pong ya ping ya ping ya pong tak ya pong tak ya ping ya tak ping ya tak pong kutakpunya ping kutakpunya pong pinggir ping kumau pong tak tak bilang ping pinggir pong kumau ping tak tak bilang pong sembilu jarakMu merancap nyaring

O Oleh : Sutardji Calzoum Bachri dukaku dukakau dukarisau dukakalian dukangiau resahku resahkau resahrisau resahbalau resahkalian raguku ragukau raguguru ragutahu ragukalian mauku maukau mautahu mausampai maukalian maukenal maugapai siasiaku siasiakau siasia siabalau siarisau siakalian siasia waswasku waswaskau waswaskalian waswaswaswaswaswaswaswaswaswas duhaiku duhaikau duhairindu duhaingilu duhaikalian duhaisangsai oku okau okosong orindu okalian obolong o risau o Kau O...

SEPISAUPI sepisau luka sepisau duri sepikul dosa sepukau sepi sepisau duka serisau diri sepisau sepi sepisau nyanyi sepisau sepisaupi sepisapanya sepikausepi sepisaupa sepisaupi sepikul diri keranjang duri sampai pisauNya ke dalam nyanyi (Sutardji Calzoum Bachri)

Puisi Konkret (Tifografi) Di Betul kau pasti sedang menghitung berapa nasib lagi tinggal sebelum fajar terakhir kau tutup tanpa seorang pun tahu siapa kau dan di kau maka kini lengkaplah sudah perhitungan di luar akal dan angan-angan di dalam hati kita tentang sesuatu yang tak bisa siapa pun menerangkatakan pada saat itu kau mungkin sedang betul kan ? (Noorca Marendra) Puisi Konkret (Tifografi)

Kesan apa yang Anda dapat setelah membaca puisi tersebut Kesan apa yang Anda dapat setelah membaca puisi tersebut? Pada puisi 1, bentuk atau tipografi puisi sangat ditonjolkan. Puisi tersebut sangat mementingkan gambaran visual. Namun, bentuk dan diksinya memiliki makna yang mendalam. Pada puisi 2, penggunaan katanya yang sangat menonjol. erhatikan kata-katanya. Pengarang seakan melakukan penolakan terhadap gramatika bahasa. Secara keseluruhan, kedua puisi tersebut menimbulkan imaji visual dan bunyi.

TRAGEDI WINKA & SIHKA Oleh : Sutardji Calzoum Bachri              kawin                      kawin                               kawin                                       kawin                                                     kawin                                               ka                                           win                                        ka                                   win                               ka                           win                       ka                 win             ka                 winka                         winka                                 winka                                         sihka                                                 sihka                                                         sihka

                sih                                                             ka                                                         sih                                                     ka                                                 sih                                             ka                                         sih                                     ka                                 sih                             ka                                 sih                                     sih                                         sih                                             sih                                                 sih                                                     sih                                                         ka                                                             Ku         Memahami Puisi, 1995         Mursal Esten

Berikut beberapa contoh puisi mbeling Remy Sylado ------------------ Berikut beberapa contoh puisi mbeling Remy Sylado ------------------ DI BLOK APA ? Kalau Chairil Anwar binatang jalang Di blok apa tempatnya di Ragunan ------------------- MENYINGKAT KATA karena kita orang indonesia suka menyingkat kata wr. wb. maka rahmat dan berkah ilahi pun menjadi singkat dan tidak utuh buat kita. Puisi Mbeling

    KESETIAKAWANAN ASIA-AFRIKA Mei Hwa perawan 16 tahun Farouk perjaka 16 tahun Mei Hwa masuk kamar jam 24.00 Farouk masuk kamar jam 24.00 Mei Hwa buka blouse Farouk buka hemd Mei Hwa buka rok Farouk buka celana Mei Hwa buka BH Farouk buka singlet Mei Hwa telanjang bulat Farouk telanjang bulat Mei Hwa pakai daster Farouk pakai kamerjas Mei Hwa naik ranjang Farouk naik ranjang Lantas mereka tidurlah Mei Hwa di Taipeh Farouk di Kairo -----------------------

KETIKA AKU TAK TAHU SIAPA AKU kusambit kelam ada kaing disana padahal aku anjing ----------------------------- DAN HATIPUN KEHILANGAN.... Burung kehilangan dahan Dahan kehilangan pohon Pohon kehilangan tanah Tanah kehilangan air Air kehilangan mata Mata kehilangan hati sijoss, depok 2005

SEPOTONG PIPA Sepotong pipa didalamnya bisa lewat apa saja termasuk benda pemecah kepala Sepotong pipa diam atau menyalak hanya soal kehendak.......

aku bawakan bunga padamu tapi kau bilang masih Beberapa Puisi Sutardji CB TAPI aku bawakan bunga padamu tapi kau bilang masih aku bawakan resahku padamu tapi kau bilang hanya aku bawakan darahku padamu tapi kau bilang cuma aku bawakan mimpiku padamu tapi kau bilang meski aku bawakan dukaku padamu tapi kau bilang tapi aku bawakan mayatku padamu tapi kau bilang hampir aku bawakan arwahku padamu tapi kau bilang kalau tanpa apa aku datang padamu wah! 1976 Sutardji Calzoum Bachri, O AMUK KAPAK ,1981

Kucing-Sutardji Calzoum Bachri Ngiau! Kucing dalam darah dia menderas lewat dia mengalir ngilu ngiau dia bergegas lewat dalam aortaku dalam rimba darahku dia besar dia bukan harimau bukan singa bukan hiena bukan leopar dia macam kucing bukan kucing tapi kucing ngiau dia lapar dia merambah rimba afrikaku dengan cakarnya dengan amuknya dia meraung dia mengerang jangan beri daging dia tak mau daging Jesus jangan beri roti dia tak mau roti ngiau kucing meronta dalam darahku meraung merambah barah darahku dia lapar 0 alangkah lapar ngiau berapa juta hari dia tak makan berapa ribu waktu dia tak kenyang berapa juta lapar lapar kucingku berapa abad dia mencari mencakar menunggu tuhan mencipta kucingku tanpa mauku dan sekarang dia meraung mencariMu dia lapar jangan beri daging jangan beri nasi tuhan menciptanya tanpa setahuku dan kini dia minta tuhan sejemput saja untuk tenang sehari untuk kenyang sewaktu untuk tenang sesaat... Memahami Puisi, 1995, Mursal Esten

BATU Oleh : Sutardji Calzoum Bachri         batu mawar         batu langit         batu duka         batu rindu         batu jarum         batu bisu         kaukah itu                         teka                                 teki         yang         tak menepati janji ?     Dengan seribu gunung langit tak runtuh dengan seribu perawan     hati takjatuh dengan seribu sibuk sepi tak mati dengan     seribu beringin ingin tak teduh.  Dengan siapa aku mengeluh?     Mengapa jam harus berdenyut sedang darah tak sampa mengapa gunung harus meletus sedang langit tak sampai mengapa peluk     diketatkan sedang hati tak sampai mengapa tangan melambai     sedang lambai tak sampai.  Kau tahu         batu risau         batu pukau         batu Kau-ku         batu sepi         batu ngilu         batu bisu         kaukah itu                                 teka                         teki                         yang         tak menepati                         janji ?      (Memahami Puisi, 1995 , Mursal Esten )

(Sutardji Calzoum Bachri ) LUKA (Sutardji Calzoum Bachri ) ha ha

MANTERA Oleh : Sutardji Calzoum Bachri                     lima percik mawar                     tujuh sayap merpati                     sesayat langit perih                     dicabik puncak gunung                     sebelas duri sepi                     dalam dupa rupa                     tiga menyan luka                     mengasapi duka                     puah!                     kau jadi Kau!                     Kasihku         Memahami Puisi, 1995, Mursal Esten

NGIAU Oleh : Sutardji Calzoum Bachri Suatu gang panjang menuju lumpur dan terang tubuhku mengapa panjang. Seekor kucing menjinjit tikus yang menggelepar tengkuknya. Seorang perempuan dan seorang lelaki bergigitan. Yang mana kucing yang mana tikusnya? Ngiau! Ah gang yang panjang. Cobalah tentukan! Aku kenal Afrika aku kenal Eropa aku tahu Benua aku kenal jam aku tagu jentara aku kenal terbang. Tapi bila dua manusia saling gigitan menanamkan gigi-gigi sepi mereka akan ragu menetapkan yang mana suka yang mana luka yang mana hampa yang mana makna yang mana orang yang mana kera yang mana dosa yang mana surga.

TANAH AIR MATA Oleh :Sutardji Calzoum Bachri  Tanah airmata tanah tumpah dukaku  mata air airmata kami  airmata tanah air kami  di sinilah kami berdiri  menyanyikan airmata kami  di balik gembur subur tanahmu  kami simpan perih kami  di balik etalase megah gedung-gedungmu  kami coba sembunyikan derita kami  kami coba simpan nestapa  kami coba kuburkan duka lara  tapi perih tak bisa sembunyi  ia merebak kemana-mana                

                bumi memang tak sebatas pandang                 dan udara luas menunggu                 namun kalian takkan bisa menyingkir                 ke manapun melangkah                 kalian pijak airmata kami                 ke manapun terbang                 kalian kan hinggap di air mata kami                 ke manapun berlayar                 kalian arungi airmata kami                 kalian sudah terkepung                 takkan bisa mengelak                 takkan bisa ke mana pergi                 menyerahlah pada kedalaman air mata                 (1991)