STRATEGI PEMBELAJARAN KUWAT RIYANTO, SE, M.M. kuwat_riyanto@yahoo.com http://kuwatriy.wordpress.com 081319434370
Buku Referensi Mulyasa. 2003. Panduan Pembelajaran KBK. Bandung : Remaja Rosda Karya Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana Ruminiati. 2006. Pembelajaran PKn SD. Jakarta: Proyek PJJ S1 PGSD Dikti Depdiknas Suwarma Al Muchtar, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran PKn. Jakarta : UT Laman www.akhmadsudradjat.com
Pengertian Strategi Pembelajaran T Raka Joni (1983) berpendapat bahwa yang dimaksud strategi pembelajaran adalah suatu prosedur yang digunakan untuk memberikan suasana yang konduktif kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran Sedangkan Gerlach dan Elly (1989) menyatakan bahwa strategi adalah suatu cara yang terpilih untuk menyampaikan tujuan pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu Dengan demikian, pengertian strategi dalam pembelajaran adalah suatu prosedur yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Strategi, Model Dan Metode Pembelajaran Konsep strategi pembelajaran lebih luas daripada metode atau teknik pembelajaran. Strategi pembelajaran terdiri atas metode dan teknik (prosedur) yang akan menjamin bahwa siswa akan benar-banar mencapai tujuan. Teknik dapat disamakan dengan metode adalah jalan atau alat yang digunakan guru untuk mengarahkan kegiatan siswa kearah tujuan. Ada pula yang berpendapat metode berbeda dengan teknik. Metode bersifat prosedural sedang teknik lebuih bersifat implementatif. Misal dua orang guru sama-sama menggunakan metode ceramah. Namun bisa jadi hasilnya berbeda sebab mempunyai teknik yang berbda dalam penggunaan metode ceramah tersebut.
Macam-macam strategi pembelajaran Strategi pembelajaran pada dasarnya bertolak dari keaktifan guru atau siswa. Di satu sisi ada strategi yang menekankan keaktifan guru (guru aktif) dan disisi lain sisi ada strategi yang menekankan keaktifan siswa (siswa aktif) Jadi ada dua kutub yang berlawanan yaitu strategi guru aktif (pembelajaran ekspositori) dan strategi siswa aktif (pembelajaran discovery).
Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi E. Mulyasa (2003) mengetengahkan lima model pembelajaran yang dianggap sesuai dengan tuntutan Kurikukum Berbasis Kompetensi; yaitu : (1) Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning); (2) Bermain Peran (Role Playing); (3) Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning); (4) Belajar Tuntas (Mastery Learning); dan (5) Pembelajaran dengan Modul (Modular Instruction).
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning) CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual merupakan konsepsi yang membantu guru/dosen mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
Bermain peran (Role Playing) merupakan salah satu model pembelajaran yang diarahkan pada upaya pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan antarmanusia (interpersonal relationship), terutama yang menyangkut kehidupan peserta didik. Pengalaman belajar yang diperoleh dari metode ini meliputi, kemampuan kerjasama, komunikatif, dan menginterprestasikan suatu kejadian Melalui bermain peran, peserta didik mencoba mengeksplorasi hubungan-hubungan antarmanusia dengan cara memperagakan dan mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama para peserta didik dapat mengeksplorasi parasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai, dan berbagai strategi pemecahan masalah.
Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning) merupakan model pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. E.Mulyasa (2003) menyebutkan indikator pembelajaran partisipatif, yaitu : (1) adanya keterlibatan emosional dan mental peserta didik; (2) adanya kesediaan peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan; (3) dalam kegiatan belajar terdapat hal yang menguntungkan peserta didik.
Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai materi pembelajaran bagi siswa, sehingga siswa dapat belajar berfikir kritis dan terampil memecahkan berbagai masalah untuk memperoleh konsep atau pengetahuan yang esensial. Pembelajaran berbasis masalah disepadankan dengan pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Pembelajaran berbasis masalah menekankan pada kegiatan yang memerlukan perumusan masalah, pengumpulan data, dan analisis data, sedangkan pada pembelajaran berbasis proyek menekankan pada kegiatan perumusan pekerjaan (job), merancang, melaksanakan pekerjaan, dan mengevaluasi hasil kerja. Kedua model pembelajaran tersebut menekankan pada lingkungan siswa aktif, kerja tim, dan teknik evaluasi otentik/bermakna
Pembelajaran Modul pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru. Pada umumnya pembelajaran dengan sistem modul akan melibatkan beberapa komponen, diantaranya : (1) lembar kegiatan peserta didik; (2) lembar kerja; (3) kunci lembar kerja; (4) lembar soal; (5) lembar jawaban dan (6) kunci jawaban.
Pembelajaran Inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri
Pembelajaran Tematik pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan . Dengan demikian pembelajaran tematik dapat dikatakan sebagai pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu adalah, suatu pembelajaran yang mengkaitkan tema-tema yang senada/over laping, kemudian dikemas menjadi tema yang akan dibahas dalam suatu pembelajaran. Ada banyak macam pembelajaran terpadu, namun ada tiga yang dominan yaitu terpadu model keterhubungan (connected), terpada model jaring laba- laba (webbed) dan terpadu model terintegrasi (intergratedi).
Pembelajaran Tematik Selain ragam dan macam strategi pembelajaran di atas terdapat lagi pembedaan strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Pendekatan deduktif dikembangkan oleh filosof Perancis Bacon yang menghendaki penarikan kesimpulan didasarkan atas fakta-fakta yang kongkrit sebanyak mungkin. Semakin banyak fakta semakin mendukung hasil simpulan. Pada abad pertengahan, sistem induktif ini disebut juga sebagai dogmatif, artinya langsung mempercayai begitu saja tanpa berpikir rasional.
Pendekatan deduktif Pertama, guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan pendekatan induktif. Kedua, guru menyajikan contoh-contoh khusus, prinsip, atau aturan yang memungkinkan siswa memperkirakan sifat umum yang terkandung dalam contoh. Ketiga, guru menyajikan bukti yang berupa contoh tambahan untuk menunjang atau mengangkat perkiraan. Keempat, guru menyusun pernyataan mengenai sifat umum yang telah terbukti berdasarkan langkah-langkah terdahulu. Kelima, menyimpulkan, memberi penegasan dari beberapa contoh kemudian disimpulkan dari contoh tersebut serta tindak lanjut.
Ceramah Ceramah: mrp strategi pembelajaran yg paling populer Ceramah adl metode pembelajaran yg dilakukan dg menyampaikan pesan & informasi secara satu arah lewat suara yg diterima melalui indra telinga. Metode ini tepat untuk beberapa kondisi sbb: JIka informasi yg disampaikan tdak tersedia dlm bentuk tulisan, teks yg tersedia tidak cocok, atau teks yg ada sudah kedaluwarsa. Untuk memberikan pengarahan sebelum melaksanakan tugas. Untuk memotivasi atau memberi tantangan kpd siswa terutama ketika tidak terungkap dalam buku rujukan yg diberikan. Untuk menunjukkan antusiasme thd matakuliah yg diajarkan Untuk memberikan model cara berpikir atau pemecahan masalah.
Kelemahan Ceramah: Daya tahan siswa untuk berkonsentrasi dan mengandalkan alat indra telinga sangat terbatas. Pada sepuluh menit pertama mahasiswa mampu menyerap 70 % informasi yang disampaikan. Sementara itu, pada sepuluh menit terakhir informasi yang dapat diserap oleh siswa hanya 20%. Ketika mendengarkan, siswa sangat mudah terganggu karena siswa lebih terfokus pada apa yang terlihat (visual) daripada yang terdengar (audio). Siswa tidak dapat membandingkan, menganalisis atau mengevaluasi gagasan atau informasi yang disampaikan guru
Tips untuk mengoptimalkan metode ceramah: Membangun minat dg cara (a) mengawali dg menampilkan cerita/ gambar yg dpt menarik perhatian siswa thd topik yg akan diajarkan; (b) menyajikan kasus yg berkaitan dg topik pembelajaran; dan (c) mengajukan pertanyaan kpd siswa shg mrk termotivasi utk mendengarkan pembelajaran dlm rangka mencari jawabannya. Memaksimalkan pemahaman & ingatan dg cara (a) membuat kata-kata kunci yg berperan sbg subjudul verbal, (b) memberikan ilustrasi nyata dari ide-ide yg disampaikan, atau apabila memungkinkan membuat perbandingan antara yg materi yg disampaikan dg pengetahuan/ pengalaman yang telah dimiliki siswa, dan (c) menggunakan dukungan visual, seperti flip chart, OHP handout singkat, atau demonstrasi Melibatkan siswa dlm pembelajaran dg cara (a) memberhentikan pembelajaran scr periodik & menantang siswa utk memberikan contoh dari konsep-konsep yg dipresentasikan/ untuk menjawab pertanyaan dan (b) menyelingi pembelajaran dg aktivitas-aktivitas singkat yg memperjelas topik. Memperkuat ingatan siswa thd materi perkuliahan dg (a) mengajukan masalah/ pertanyaan utk dipecahkan/ dijawab oleh siswa dan (b) meminta siswa utk saling mengulang/ mengetes materi disajikan.
Diskusi Adl proses interaksi dan komunikasi dua arah atau lebih yang melibatkan guru dan siswa. Diskusi merupakan strategi penting untuk menciptakan proses belajar aktif. Dalam strategi tersebut peran guru adalah memfasilitasi proses diskusi serta mengatur lalu lintas gagasan & komentar siswa agar berjalan dengan lancar
Diskusi akan efektif jika guru ingin: Membantu siswa berpikir atau melatih berpikir dalam disiplin ilmu tertentu. Membantu siswa belajar menilai logika, bukti, dan hujah, baik pendapatnya sendiri rnaupun pendapat orang lain. Memberi kesempatan kpd siswa utk memformulasikan penerapan prinsip-prinsip tertentu. Membantu siswa menyadari dan mengidentifikasi problem dari penggunaan informasi dari buku rujukan atau perkuliahan. Memanfaatkan keahlian (sumber belajar) yang ada pada anggota kelompok
Ketika proses diskusi, guru sering menghadapi beberapa hambatan, antara lain, adalah sebagai berikut. Melibatkan partisipasi siswa dalam diskusi. Membuat siswa sadar terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Mengatasi reaksi emosional siswa Memimpin diskusi tanpa banyak melakukan intervensi. Membuat struktur diskusi, mulai dari pengantar sampai dengan kesimpulan.
Tips memimpin diskusi. Mengungkapkan kembali apa yang dikatakan oleh seorang siswa sehingga siswa tersebut meraasa bahwa pertanyaan atau komentarnya dipahami dan siswa lain dapat mendengar ringkasan apa yang telah ditanyakan. Mengecek pemahaman guru tentang apa yang dikatakan siswa atau meminta siswa untuk menjelaskan apa yang mereka katakan. Memberikan pujian atau komentar yang lebih mencerahkan Mengelaborasi kontribusi siswa dengan memberi contoh atau menyarankan cara baru melihat problem. Memacu diskusi dengan mempercepat tempo, menggunakan humor, atau kalau perlu mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam diskusi.
6.Menolak ide siswa dengan santun untuk merangsang diskusi tetap berjalan. 7.Menengahi perbedaan pendapat antara mahasiswa dan mencairkan ketegangan yang muncul di antara mereka. 8.Menarik ide-ide yang berkembang clan menunjukkan hubungan di antara ide-ide tersebut. 9.Mengubah proses diskusi dengan mengganti cara partisipasi peserta diskusi atau dengan meminta kelompok tampil ke depan. 10.Meringkas, atau mencatat bila diperlukan, ide-ide penting yang berkembang dalam diskusi di kelas.
Power of Two Digunakan untuk mendorong pembelajaran kooperatif & memperkuat pentingnya serta manfaat sinergi, yaitu dua kepala lebih baik daripada hanya satu kepala Prosedur: Ajukan satu atau lebih pertanyaan yang menuntut perenungan dan pemikiran. Contoh: Mengapa terjadi perbedaan paham dan aliran di kalangan umat Islam? Siswa diminta utk menjawab pertanyaan scr individual. Setelah semua siswa menjawab dg lengkap, mintalah mereka utk berpasangan & saling bertukar jawaban satu dg yg lain & membahasnya. Mintalah pasangan-pasangan tsb membuat jawaban baru, sekaligus memperbaiki jawaban individual mereka. Ketika semua pasangan telah menulis jawaban baru bandingkan jawaban setiap pasangan di dlm kelas.
Question Students Have Digunakan untuk mengetahui kebutuhan & harapan siswa. Mrp strategi dpt mendatangkan partisipasi siswa melalui tulisan dari pd secara lisan. Prosedur: Bagikan secarik kertas kosong kpd siswa. Setiap siswa diminta menulis pertanyaan yg terkait dg materi pembelajaran yang sedang berlangsung (nama siswa tidak ditulis). Edarkan kertas tsb searah jarum jam. Ketika setiap kertas tersebut diedarkan kepada siswa berikutnya, dia harus membaca dan memberikan tanda cek (v) pada kertas yang berisi pertanyaan yang juga menjadi konsen pembacanya.
4. Ketika masing-masing kertas sudah kembali ke penulisnya, setiap orang telah membaca semua pertanyaan yg muncul di dlm kelas. Sampai di sini identifikasi pertanyaan yg menerima paling banyak tanda cek (v). Responslah setiap pertanyaan ini dengan: segera memberikan jawaban yg singkat, atau atau memberi tahu mereka bahwa tidak menjawab semuanya (janjikan respons secara personal di luar kelas bila memungkinkan). 5. Mintalah beberapa siswa untuk secara sukarela berbagi penjelasan tentang pertanyaan mereka sekalipun tidak menerima tanda cek (v) terbanyak. 6. Kumpulkan kertas tersebut karena mungkin di dalamnya ada pertanyaan yang mungkin akan direspons pada pertemuan yang akan datang
Card sort Digunakan utk membangun kolaborasi siswa, mempelajari konsep, karakteristik klisifikasi, fakta tentang obyek , atau mereviu informasi. Gerakan fisik yang dominan, shg dapat membantu mendinamisasi kelas yang kelelahan. Prosedur: Kartu indeks yang berisi informasi atau contoh yang tercakup satu atau lebih kategori dibagikan kepada setiap siswa. Contoh: karakteristik hadis sahih; rukun iman Siswa diminta untuk bergerak & berkeliling di dlm kelas utk menemukan kartu dg kategori yang sama. Siswa dengan kategori yang sama diminta mempresentasikan kategori masing-masing di depan kelas Seiring dg presentasi dari tiap-tiap kategori tsb, siswa diberi butir-butir penting berkaitan dengan materi pembelajaran.
Active debate Debat bisa menjadi satu metode berharga yang dapat mendorong pemikiran dan perenungan, terutama kalau siswa diharapkan mempertahankan pendapat yang bertentangan dg keyakinannya sendiri. Ini merupakan strategi yang secara aktif melibatkan setiap mahasiswa di dalam kelas, bukan hanya para pelaku debatnya
Prosedur: Kembangkan sebuah pernyataan kontroversial yang berkaitan dengan materi perkuliahan, misalnya "Tidak ada keharusan mendirikan negara Islam". Bagilah kelas menjadi dua tim, yakni kelompok "pro" dan "kontra". Berikutnya, buatlah dua hingga empat subkelompok dalam masing-masing kelompok debat. Setiap subkelompok diminta untuk mengembangkan argumen yang mendukung masing-masing posisi atau menyiapkan urutan daftar argumen yg bisa mereka diskusikan dan seleksi. Pada akhir diskusi, setiap subkelompok memilih seorang juru bicara. Siapkan dua hingga empat kursi untuk para juru bicara pada keleompok "pro" dg jumlah kursi yang sama untuk kelompok "kontra”. Siswa lainnya duduk di belakang para juru bicara. Mulailah perdebatan dg para juru bicara mempresentasikan pandangan mereka. Proses ini disebut argumen pembuka
5. Setelah mendengarkan argumen pembuka, hentikan perdebatan, dan kembali ke subkelompok. Setiap subkelompok mempersiapkan argumen untuk menyanggah argumen pembuka dari kelompok lawan. Setiap subkelompok memilih juru bicara yang baru (yang belum pernah bertindak sebagai juru bicara). Lanjutkan kembali perdebatan. Juru bicara yang saling berhadapan diminta untuk memberikan sanggahan argumen. Ketika perdebatan berlangsung, peserta lainnya didorong untuk memberikan catatan yang berisi usulan argumen atau bantahan. Mintalah mereka untuk bersorak atau bertepuk tangan untuk masing-masing argumen dari para wakil kelompok Pada saat yang tepat akhiri perdebatan. Tidak perlu menentukan kelompok mana yang menang. Kemudian, buatlah kelas dengan posisi melingkar. Pastikan bahwa kelas terintegrasi. Untuk itu, mereka diminta duduk berdampingan dengan mereka yang berada di kelompok lawan. Diskusikan tentang sesuatu yang dapat dipelajari siswa dari pengalaman perdebatan tersebut. Mintalah siswa untuk mengidentifikasi argumen yang paling baik menurut mereka
Planted question Teknik ini membantu Anda untuk mempresentasikan informasi dalam bentuk respons terhadap pertanyaan yang telah ditanamkan/diberikan sebelumnya kepada siswa tertentu Prosedur: Pilihlah pertanyaan (3-6) yang akan mengarahkan pada materi perkuliahan yang akan disajikan. Tulislah setiap pertanyaan pd satu kartu indeks (berukuran 10 x 15 cm), & tulislah isyarat yg akan digunakan untuk memberi tanda kapan pertanyaan tsb diajukan. Tanda yang bisa digunakan di antaranya adalah: (1) menggaruk atau mengusap hidung; (2) membuka kaca mata, dan (3) membunyikan jari jari. Instruksi dalam kartu itu akan tampak seperti: JANGAN TUNJUKKAN KARTU INI KEPADA SIAPA PUNSetelah beristirahat, saya akan membahas "Apakah kecerdasan itu diwariskan?" dan kemudian mempersilakan Anda untuk bertanya. Ketika saya mengggaruk hidung, angkat tangan dan tanyakan pertanyaan: “Apakah bentuk kecerdasan itu hanya satu?”Jangan baca pertanyaan itu keras-keras. Hafalkan dan ungkapkan pertanyaan tersebut dengan kata-kata Anda sendiri.
4. Sebelum perkuliahan dimulai, pilihlah siswa yang akan mengajukan pertanyaan tersebut. Berikan setiap kartu indeks dan jelaskan petunjuknya. Yakinkan bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak diketahui siswa lain. 5. Bukalah sesi tanya jawab dengan menyebutkan topik yang akan dibahas dan berilah israyat pertama. Kemudian, jawablah pertanyaan pertama dan teruskan dengan tanda-tanda dan pertanyaan-pertanyaan berikutnya. 6. Sekarang, bukalah forum untuk pertanyaan baru (bukan pertanyaan yang sebelumnya telah dibuatkan atau diajukan
Information search Metode ini sama dengan ujian open book. Scr berkelompok siswa mencari informasi yg menjawab pertanyaan-pertanyaan yg diberikan kpd mereka Prosedur: Buatlah beberapa pertanyaan yg dpt dijawab dg mencari informasi yg dpt ditemukan dlm bahan-bahan sumber yg bisa diakses siswa. Bahan-bahan sumber ini bisa dalam bentuk: hands out, dokumen, buku teks, informasi dari internet, dll. Bagikan pertanyaan-pertanyaan tsb kpd siswa. Mintalah siswa menjawab pertanyaan, baik scr individual maupun kelompok kecil. Kompetisi antar kelompok dpt diciptakan untuk meningkatkan partisipasi. Berilah komentar atas jawaban yg diberikan siswa. Kembangkan jawaban untuk memperluas wawasan pembelajaran
Learning contract Belajar mandiri pengaruhnya sering lebih mendalam dan lebih permanen. Tetapi, perlu ada kesepakatan yang jelas tentang apa dan bagaimana sesuatu akan dipelajari Prosed ur: Setiap siswa diminta untuk memilih sebuah topik yang akan dipelajari secara mandiri. Setiap siswa didorong untuk membuat rencana studi dengan hati-hati. Berilah waktu yang cukup untuk membuat perencanaan. Setiap siswa diminta untuk membuat kontrak tertu mencakup kategori: (1) tujuan pembelajaran yang akan dicapai; (2) pengetahuan atau kemampuan spesifik yang akan dikuasai; (3) kegiatan belajar yang akan dikerjakan, dan (4) tanggal penyerahan.
Contoh kontrak yang dibuat siswa. Topik : Meresensi Buku "A". Tuj Pembelaj: Mampu membuat resensi terhadap buku "A'. Penget.Spesifik Membuat format tulisan yang tepat Membuat tulisan/resensi dlm 4 halaman. Aktivitas Pembelajaran Membaca buku yang akan diresensi. Mencari ide-ide pokok dan memberi komentar. Menyiapkan draft untuk didiskusikan dengan guru. Menulis ulang sesuai perbaikan/ masukan guru Mendiskusikan hasil perbaikan dengan orang lain Menulis draft akhir resensi. Waktu Penyerahan: Dua minggu setelah kontrak ditandatangani. 4. Diskusikan proposal kontrak belajar dengan siswa. Berilah saran tentang sumber-sumber bacaan yang tersedia dan berilah masukan untuk perubahan apabila diperlukan
Everyone is a teacher here Strategi ini sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan secara individual. Strategi ini juga memberi kesempatan kepada setiap mashasiswa untuk berperan sebagai dosen bagi siswa lainnya Prosedur: Bagikan secarik kertas/kartu indeks kpd seluruh siswa. Mintalah siswa untuk menuliskan satu pertanyaan tentang materi pembelajaran yg sedang dipelajari di kelas. Kumpulkan kertas, acak kertas tersebut, kemudian bagikan kpd setiap siswa. Mintalah mereka untuk membaca dalam hati pertanyaan dalam kertas tersebut & memikirkan jawabannya. Mintalah siswa untuk membacakan secara sukarela pertanyaan tersebut dan menjawabnya. Setelah jawaban diberikan, mintalah siswa lainnya untuk menambahkan. Lanjutkan dengan sukarelawan berikutnya
Modeling the way Strategi ini mberi kesempatan kpd siswa utk mempraktikkan keterampilan spesifik yg dipelajari di kelas melalui demonstrasi. Siswa diberi waktu untuk menciptakan skenario sendiri dan menentukan bgm mereka mengilustrasikan ketrampilan & teknik yg baru saja dijelaskan Prosedur: Setelah pembelajaran satu topik tertentu, identifikasi beberapa situasi umum yang siswa dituntut untuk menggunakan keterampilan yang baru dibahas. Bagilah kelas ke dalam beberapa kelompok kecil menurut jumlah siswa yang diperlukan untuk mendemonstrasikan satu skenario (minimal 2 atau 3 orang). Berilah waktu 10-15 menit untuk menciptakan skenario. Berilah waktu 5-7 menit untuk berlatih. Secara bergiliran tiap kelompok mendemonstrasikan skenarionya. Berilah kesempatan untuk memberi umpan balik pada setiap demonstrasi yang dilakukan.
Billboard ranking Strategi ini tepat sekali untuk menstimulasi refleksi dan diskusi mengenai nilai-nilai, gagasan, dan pilihan-pilihan yang ada di dalam masyarakat. Prosedur: Bagilah kelas ke dalam beberapa kelompok kecil 4-6 orang. Berikan daftar nilai-nilai luhur yang dianggap penting. Berikan potongan kertas dan mintalah mereka untuk menulis kembali nilai-nilai tersebut. Mintalah mahasiswa untuk membuat urutan dari nilai dianggap terpenting hingga yang tidak penting. Buatlah sejenis "Billboard" tempat kelompok tadi menampilkan peringkat urutan daftar nilai tersebut. Bandingkan semua urutan nilai tersebut di depan kelas.
Pengelolaan Kelas Memusatkan perhatian siswa Menciptakan kondisi belajar yg kondusif Memberikan teguran