Pendalaman Materi Produksi Pertemuan 6

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TEKNIK BERMAIN PERAN (DRAMA)
Advertisements

DOKUMENTER – Referensi dari Ide sampai ProduksI Gerzon R. Ayawaila
TAHAP PENGEMBANGAN FILM KARTUN M.SUYANTO
PENULISAN NASKAH.
Video Dokumenter Elisabeth,S.Kom.
Unsur-unsur dalam Karya Sastra
Memahami pementasan drama
STRUKTUR FILM DAN UNSUR PEMBENTUK FILM
Ciskha Septefani Tri Hapsari
PROGRAM DIRECTOR PROGRAM DIRECTOR – PENGARAH ACARA
Dialog, Musik dan Sound Effect
PERTEMUAN XII (DUA BELAS) MATA KULIAH : PENULISAN NASKAH SEMESTER : GANJIL DOSEN : BAMBANG SUDJATI TAHUN : 2011.
Dasar-dasar produksi documentary
DASAR-DASAR MULTIMEDIA INTERAKTIF (MMI).
Bahasa Indonesia SMA Kelas X Semester 2 Andri Yogastari
Penulisan Skenario Film dan Televisi
Sinematografi (Terminologi)
PERTEMUAN XI (SEBELAS)
Asisten Statistika. Sumber Primer Adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya wawancara langsung dengan nara sumber.
PERTEMUAN XIII (TIGA BELAS)
TUGAS BHS INDONESIA SMT 2
IDENTITAS PROGRAM AUDIO VISUAL
DRAMA Senada dengan film, drama adalah karangan yang berbentuk dialog/percakapan antara pemainnya. Dialog dalam drama tidak jauh berbeda dengan percakapan.
pra-produksi audio visual ( penulisan naskah) Pertemuan 06 Matakuliah: U0152 – Audio Visual I Tahun: 2007.
Storyboard.
SENI TEATER.
UNSUR-UNSUR SEBUAH RESENSI
PROSEDUR PENULISAN NASKAH TELEVISI.
*STORYTELLING.
Dokumenter Jurnalistik 6
DOKUMENTER.
Tahapan Produksi Film Pra Produksi (Pre Production)
TAHAP PENGEMBANGAN FILM KARTUN M.SUYANTO
Menulis skenario? Gampang, Kok!
FILM DOKUMENTER MARSELLI SUMARNO 2009.
Menemukan Ide dan Merumuskan Konsep
SANGGAR SKENARIO Layar Lebar
Pendalaman Materi Produksi
PRODUKSI PROGRAM TV - DOKUMENTER
[deskripsi] Elemen Naskah AUDIO VISUAL.
PENDAHULUAN Menyimak : proses mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menafsirkan, menilai, dan mereaksi makna. Hasil penelitian aktivitas berbahasa:42%
Pendalaman Materi Produksi
Menulis skenario? Gampang, Kok!
Referensi DOKUMENTER – dari Ide sampai Produksi Gerzon R
TV COMMERCIAL D A N FILM PENDEK
TUJUAN INSTRUKSIONAL MATERI PERKULIAHAN BUKU REFERENSI QUIZ
Menemukan Ide dan Merumuskan Konsep
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN NASKAH DRAMA MELALUI KEGIATAN MENYIMAK VCD LAGU-LAGU INDONESIA POPULER SISWA KELAS XI CI/BI SMA NEGERI 1 PURWOREJO TAHUN.
Unsur-unsur dalam Karya Sastra
Aktor dan Naskahnya Pertemuan 20
RISET – OBSERVASI Pertemuan 5
Dokumenter Episode ke 4 Tahap Pra Produksi.
Pengenalan Produksi Film Maukuf Masykur
UNSUR-UNSUR INTRINSIK PROSA CERITA
Dinamika Film Dokumenter Pertemuan 9 (Setelah UTS)
Assalamualaikum BAHASA INDONESIA DRAMA By : kartika liani.
Oleh Partinem SMA N 1 Purworejo
Menebar Rasa di Dunia Maya
Menemukan Ide dan Merumuskan Konsep
FORMAT PROPOSAL PENYIARAN
Produksi berita televisi Pertemuan 4
DOKUMENTER.
DASAR-DASAR MULTIMEDIA INTERAKTIF (MMI). Multimedia is the combination of the following elements: text, color, graphics, animations, audio, and video.
Narrative Strategies.
KARANGAN JENIS CEREKA/IMAGINASI
(PROGRAM JURNALISTIK & ARTISTIK)
(PROGRAM JURNALISTIK & ARTISTIK)
PRODUKSI PROGRAM TV - DOKUMENTER
PRODUKSI PROGRAM TV - DOKUMENTER
TAHAP PRA-PRODUKSI NADIA RIZKY N. S.Pd., Gr.. VISUALISASI KONSEP Manusia adalah makhluk bernalar dan bermoral, yang menyukai segala sesuai gagasan dalam.
Transcript presentasi:

Pendalaman Materi Produksi Pertemuan 6 FEATURE-DOKUMENTER Pendalaman Materi Produksi Pertemuan 6

Pra Produksi Setiap permasalahan lebih dahulu diselesaikan pada tahap praproduksi Idealnya, pelaksanaan praproduksi minimal membutuhkan waktu dua bulan (meliputi kebutuhan dan persoalan administratif maupun kreatif dipersiapkan) Naskah produksi diawali dengan tahap penulisan treatment

Penulisan Naskah Hal awal yang perlu diperhatikan saat mulai menulis adalah : apakah gaya bahasa dalam skenario bersifat formal, semi formal, atau santai/humoris. Semua ini ditentukan setelah mengetahui kelompok sasaran, serta bentuk atau gaya bertutur yang diinginkan. Saat menulis naskah harus diperhatikan pula mengenai penyusunan konstruksi visual dan narasi, agar keduanya tidak tumpang tindih.

Konstruksi Visual dan Narasi Adanya keseimbangan antara gambar dan narasi Terlalu banyak narasi atau komentar dapat pula menimbulkan kejenuhan penonton. Informasi verbal banyak digunakan pada dokumenter konvensional untuk penayangan televisi, karena informasi visual di layar televisi lebih kecil dibandingkan layar bioskop. Umumnya penonton lebih senang melihat gambar sebuah aksi daripada gambar sebuah close-up wajah dengan sudut perekaman gambar (angle) statis.

John Grierson : “Dokumenter yang bagus harus memperlihatkan kekuatannya, dalam membuat kehidupan sehari-hari menjadi dramatik, dan masalah yang ada menjadi suatu puisi.”

Pra Produksi Feature-Dokumenter Dasar pembuatan film dokumenter adalah merepresentasikan realita berupa perekaman gambar apa adanya. Sifatnya menjadi alamiah atau spontan, sulit untuk direkayasa atau atur. Pada saat mengawali proses produksi, seorang sutradara sudah harus memiliki ide dan konsep yang jelas mengenai apa yang akan disampaikan dan bagaimana menyampaikannya secara logis dan mampu memberi emosi dramatik.

Sutradara = Dokumentaris Sutradara harus memiliki sudutpandang dan pengamatan kuat terhadap objek dan subjeknya. Untuk memberi sentuhan estetika pada hasil produksi, ada empat topik utama yang menjadi konsentrasi sutradara, yakni : pendekatan, gaya, bentuk, dan struktur.

Pendekatan Penuturannya diketengahkan secara esai atau naratif Pendekatan esai dapat dengan luas mencakup isi peristiwa yang dapat diketengahkan secara kronologis atau tematis. Penonton pada umumnya lebih suka menikmati pemaparan naratif. Pendekatan naratif dapat dilakukan dengan konstruksi konvensional tiga babak penuturan. (merangsang keingintahuan audience, mengenai profil subjek dan latar belakang, dan bagaimana efek/dampak-klimaks yang dramatik)

Gaya Saat ini cukup berkembang dan bermacam-macam kreativitas gaya pemaparan sutradara. Pemaparan eksposisi Pemaparan observasi Gaya interaktif Refleksi Performatif

Pemaparan eksposisi (tipe format dokumenter televisi – menggunakan narator sebagai penutur tunggal) Pemaparan observasi (hampir tidak menggunakan narator – konsentrasi pada dialog antar subjek – sutradara sebagai observator) Gaya interaktif (sutradara berperan aktif – komunikasi sutradara dengan subjeknya ditampilkan dalam gambar / in frame, adanya wawancara) Refleksi (film truth – semua adegan harus apa adanya) Performatif (film semi-dokumenter, mementingkan alur penuturan atau plot)