METODE PEMBELAJARAN SIMPOSIUM Agus Ariyanto (432014024) Fakultas Biologi/Pendidikan Biologi UKSW Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga, Jawa Tengah 50711 e-mail: 432014024@student.uksw.edu
Metode PEmbelajaran Simposium Adalah pertemuan terbuka untuk mendengarkan pendapat para ahli mengenai suatu topik masalah pada bidang tertentu. Pembicara menyampaikan penelitannya dan gagasan yang inovatif kemudian dikritisi oleh juri dan peserta simposium. Sebelumnya pembicara menyerahkan hasil penelitannya dan gagasan yang dituangkan dalam tulisan ke juri, dan pembiacra mulai prentasi,
Ciri metode simposium Melibatkan kelompok ahli yang membahas topik tertentu yang dilanjutkan ke diskusi panel, dengan melihat topik dari sudut pandang yang berbeda-beda, dan disimpulkan menjadi kesepakatan bersama. Metode pembelajaran simposium Diawali oleh moderor yang membuka metode simposium, kemudian penyaji menyampaikan topik permasalahann, lalu, dikritisi oleh penyanggah (juri yang berkompeten di bidangnnya), lewat (moderator) selanjutnya Pengunjung diberi kesempatan mengajukan pertanyaan atau pendapat setelah pembicara dan juri (penyanggah) selesai menyampaikan topik yang dikritisi.
Tujuan metode simposium Untuk menganalisis aspek yang saling berhubungan dan yang dapat diperdebatkan. Seringkali terdapat perbedaan pendapat antara pembicara dan peserta maupun peserta dengan peserta menggali permasalahan yang di kemukakan oleh pembicara.
perlu Diperhatikan Metode simposium Dalam menggunakan metode pembelajaran simposium pembicara harus ahli dibidang yang akan di bahas, mengetahui gambaran pengetahuan tenteang permasalahan yang dibahas.. Kemudian metode ini ajang untuk pembicara mengemukakan aspek yang berbeda dari suatu topik penelitiannya dan gagsannya. Apabila pembicara mengacu suatu jurnal penelitian yang berbeda dengan pendapatnya maka, metode ini ajang untuk mengemukakan aspek yang berbeda tersebut. Lalu penggunaan metode ini digunakan apabila kelompok peserta terlalu besar sehingga tidak ada aktivitas yang dilakukan peserta selain memahami pembicara menyampaikan suatu topik pembahasan
cara pelaksanaan metode simposium Dipimpin moderator (siswa yang ditunjuk guru atau guru itu sendiri) tugas mengatur jalannya diskusi, kemudian Memberi kesempatan pembicara (siswa yang meneliti) mengemukakan pokok pikiran yang akan dibahas. juri (guru) bertugas menilai dan menyanggah pembicara apabila ditemukan ketidak sesuaian topik dengan teori menjadi acuannya di tulisannya berhubungan diutarakan pembicara setelah penyaji mepaparkan topik permasalahan apabila dari pihak peserta tidak ada yang bertannya dan mengemukakan pendapat, disini peran juri untuk menyanggah dan memberikan pertanyaan maupun pendapat sehingga didalam simposium tidak tejadi kekosongan dan kepasifan dari oranga yang menghadiri simposium
Kelebihan metode simposium Dapat digunakan dalam kelompok besar atau kecil. Jumlah paling sedikit untuk melaksanakan metode ini adalah empat orang. Kemudian dapat mengemukakan informasi banyak dalam waktu singkat. Karena pembicara hanya menyampaikan pokok pokok permasalahan yang di bahas dan di tuntut untuk tidak menggunakan kata kata dan kalimat yang tidak perlu karena simposium bersifat formal. Lalu pergantian permasalahan topik dan pembicara membuat menarik, karena peserta mendapatkan topik permasalahan berbeda dan dapat mengkritisi permasalahan dari berbagai segi. Dalam simposium direncanakan jauh sebelumnnya sehingga pada saat kegiatan terjadinnya ketidak berhasilan metode ini sangat kecil.
Kekurangan metode ini terasa formal karena kurang interaksi kelompok dalam menganalisis suatu permasalahan, karena interaksi terjadi ditentukan oleh moderator. Dapat membatasi pendapat pembicara, karena peserta diberi sedikit sekali waktu untuk menyampaikan pendapat dan pertanyaan karena juri (penyanggah) mendominasi jalannya metode ini setelah pembicara menyampaikan topik. Kemudian Sulit mengadakan kontrol waktu karena, lama dan pendeknya waktu yang digunakan dalam metode ini tergantung kebenaran dari topik yang diberikan pembicara apabila topik tidak sesuai dengan materi dan ilmu dari juri maka juri akan memperdebatkannya hingga benar, dan akan membuat lama menggunakan metode pembelajaran ini. Selanjutnya diperlukan perencanaan yang benar benar matang untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama. misal dalam rencana membuat tulisan yang akan dikoreksi juri format yang benar, seleksi kemenarikan topik yang akan diangkat dll. pembicara hanya menekankan pada pokok pokok pembicaraan
Hubungan metode simposium Hubungan metode pembelajaran simposium dengan dasar teori belajar adalah “aliran kognitif”. Karena menekankan bagaimana siswa belajar dan menggunakan pemikiran untuk mengubah tingkah laku untuk memahami topik permasalahan. Yang menjadi dasar tentang metode ini adalah dari teori perkembangan piaget karena memberikan pandangan tentang dasar belajar merupakan aktivitas anak apabila berinteraksi dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisiknya. Memiliki hubungan melihat tata cara penyelenggarakannya, bagaimana peserta menggunakan pemikiran kritis dengan pandangan mereka, dan proses belajar yang terencana untuk mencapai tujuan pembelajaran
Lingkungan sosial Lingkungan fisik Lingkungan sosial bisa diambil dari siswa berdiskusi menentukam jenis makanan apa yang akan dibawa untuk diteliti, kemudian interaksi penyaji materi dengan guru (juri) dan penyaji dengan peserta (siswa). saat menyajikan data yang sudah dipraktikumkan dengan metode simposium. Lingkungan fisiknnya adalah siswa mengidentifikasi jenis zat makanan yang terkandung didalam makanan dengan praktikum.
Strategi pembelajaran yang digunakan strategi Pembelajaran inquiry dimana siswa berpikir kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Dengan bahan makanan yang dibawa oleh siswa, siswa dituntut untuk menemukan jenis zat makanan apa yang terkandung dalam makanan dibawa siswa. Metode strategi inquiry lebih membekas pada ingatan terhadap siswa dan siswa menjadi percaya diri apabila telah menemukan jawaban dari apa yang menjadi permasalahannya.
Mencakup 3 ranah pendidikan kognitif dari sumber yang dibaca siswa untuk menemukan jawaban dan menyimpulkan jawaban dari praktikum siswa dan sumber yang mendukung dengan praktikum untuk dikomunikasikan, Afektif membangun mental siswa percaya diri akan merubah perilakunnya, psikomotorik dari apa yang dilakukan selama praktikum, siswa akan mempunyai keahlian skill untuk mengidentifikasi suatu makanan.
Contoh penerapannya saya hubungkan dengan mata pelajaran Biologi XI semester 1 Sistem pencernaan, kompetensi dasar yang berbunyi ‘’ Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan (misalnya ruminansia)’’. karena materinnya yang terdapat praktikum tentang mengidentifikasi jenis zat yang ada didalam makanan. materi ini cocok menggunakan metode simposium setelah siswa melakukan praktikum, untuk mengulas topik materi yang memudahkan pemahaman siswa. Tujuannya agar siswa lebih percaya diri apabila praktikum yang dlakukan dan dipublikasikan benar dan mendapatkan pujian dari guru.
Mekanisme metode pembelajaran ini guru sebagai juri atau moderator, atau juri didatangkan dari pihak luar yang benar benar ahli, Peserta didik dibagi menjadi tiga kelompok dimana setiap kelompok meneliti jenis zat yang terkandung didalam makanan seperti karbohidrat, protein dan lemak. Setiap kelompok menunjuk minimal 3 orang demonstrasi untuk menyajkan topik, praktikum yang diteliti, moderator diambil dari pemilihan acak dari guru atau dari guru dan peserta semua siswa yang berada dikelas XI, dan untuk tulisan yang akan dijadikan juri sebagai penyanggah berasal dari laporan yang dibuat oleh setiap kelompok, Setelah siswa dibagi dalam kelompok besar, kelompok penyaji bisa menggunakan bahanan makanannya dibawa dari rumah siswa bisa didemonstrasikan prosedure singkat dan sederhana dikelas tersebut, praktikum mengidentifikasi jenis makanan mengandung karbohidrat, protein dan lemak dilakukan dengan pendampingan guru.
Mekanisme metode pembelajaran ini Selanjutnya siswa membuat laporan secara kelompok yang format laporan seperti jurnal penelitian pertemuan selanjutnnya guru membuat metode simoposium dimana sebelum siswa memaparkan data praktikum laporan siswa di serahkan ke guru untuk diloreksi dan dijadikan sanggahan, dari kesesuian pembicara mengkomunikasikan data laporan dengan laporan yang dibawa guru. Disini guru memaparkan tentang kebenaran dari setiap kelompok dan membuat kesimpulan dari materi pembelajaran.
TERIMA KASIH...