PENGANTAR MANAJEMEN INDUSTRI PRINCIPLES OF INDUSTRIAL MANAGEMENT PENGANTAR MANAJEMEN INDUSTRI
BAB I PENDAHULUAN Manajemen adalah suatu ilmu mengurus proses yang bertujuan kearah berbagai sasaran (ekonomi / non ekonomi) suatu badan usaha melalui kegiatan-kegiatan orang lain.
Pertama-tama, definisi di atas mengatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu. Dia adalah ilmu karena mengandung prinsip-prinsip, dalil-dalil dam hubungan sebab akibat yang jelas. Sesuatu yang dinamakan “ilmu” pada dasarnya berkembang menurut satu garis lurus, atau linear development. Kedua, menurut definisi di atas , adalah suatu ilmu mengurus. Mengurus mengandung berbagai aspek yang selalu dipergunakan oleh manejer, antara lain merencanakan, mengumpulkan data untuk mengambil suatu keputusan, dan bahkan memelihara jalannya administrasi agar supaya sasaran utama badan usaha itu dapat dicapai dengan memuaskan.
Manajemen adalah suatu proses karena yang diurus itu bergerak kearah suatu matlamat atau sasaran. Guna mencapai sesuatu sasaran berbagai kegiatan harus diambil, dan keseluruhan dari pada kegiatan ini merupakan satu kesatuan proses yang bergerak menuju sasaran manajemen itu. Proses yang mengandung kegiatan-kegiatan membutuhkan sumber daya manusia maupun sumber lain.
Dari uraian di atas dapatlah disImpulkan bahwa manajemen adalah: Suatu ilmu mengurus, karena ia mengangandung dalil-dalil, prinsip-prinsip dan hubungan sebab akibat yang jelas. Juga karena manajemen justru diadakan untuk mengurus seluruh kegiatan sesuatu badan usaha, maka ia terlibat didalam. Suatu proses karena kegiatan yang di urusnya itu bergerak kearah sasaran tertentu yang direncanakan dan Mempunyai sasaran atau tujuan yang bersifat ekonomi atau non ekonomi, dan Biasanya terdapat didalam suatu badan usaha yang khusus disusun untuk mencapai suatu sasaran, yang Menggunakan tenaga manusia dimana sasaran badan-usaha itu dapat dicapai.
Dari filsafat ke-Praktek Semua teori manajemen dilandaskan atas lima filsafat dunia yang sangat predominan hingga kini. Kelima filsafat ini dapat diuraikan menurut tiga pandangan dasar masing-masing , yaitu pandangan tentang kenyataan, kebenaran dan kebaikan. Kelima filsafat ini adalah Idealisme, Realisme, Neo-Thomisme, Pragmatisme dan Eksistensialisme.
Menurut filsafat Idelisme, Kenyataan adalah suatu keadaan yang amat sempurna yang menjadi pola dari segala sesuatu yang kita dapati didunia ini. Kebenaran adalah segala pendapat yang konsisten dengan sumber kesempurnaan tadi.
Neo-Thomisme Berdasarkan ajaran Thomas Aquinas, lahirlah filsafat yang dinamakan Neo-Thomisme. Aliran ini yang mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa ini mengatakan bahwa kenyataan itu adalah Rasio, keadaan , dan Tuhan, sedangkan Kebenaran adalah intuisi, segala sesuatu yang masuk akal, dan di wahyukan oleh Tuhan. Oleh sebab itu, maka kebaikan adalah tindakan atau kegiatan yang dapat masuk di akal manusia, dan tidak bertentangan dengan perintah Tuhan.
Paragmatisme Kenyataan adalah pengalaman dan segala sesuatu yang dapat dialami oleh manusia. Kebenaran adalah segala sesuatu yang dapat dipakai atau dipergunakan oleh manusia
Aliran yang dapat dikatakan relatif baru adalah Eksistensialisme, Kenyataan adalah eksistensi atau keadaan yang mempunyai itu. Contoh : “Saya dan Aku adalah kenyataan, dan setelah “Saya dan Aku. Ini sudah mati, maka segala sesuatu ikut lenyap. Kebenaran adalah pendapat sejalan atau sepadan dengan pandangan orang yang bersangkutan
Praktek manajemen berbeda-beda sepanjang masa Praktek manajemen berbeda-beda sepanjang masa. Odiorne menyusun empat macam praktek manajemen. Praktek ini menurut dia disebabkan keadaan yang beubah-ubah sepanjang masa, teutama aspek manusianya, secara singkat, pembagian Odiorne ini adalah sebagai berikut: Manajemen memkasa (sangat populer sekitar tahun 1920an dan 1930an Praktek manajemen ini dipopulerkan oleh pendapat yang menyatakan bahwa “manusia pada dasarnya malas dan tidak mau bekerja tanpa paksaan”. Sebenarnya sifat dasar yang dikatakan “malas” tadi tidak mengandung Kenyataan. Manajemen tersebut, terpaksa bertindak memaksa atau kejam karena kebanyakan karyawan pada zaman tersebut masih relatif kurang pendidikan dan keahlian.
Manajemen yang mementingkan Hubungan Kemanusiaan Secara Luas terrdapat pada tahun 1940an Tahun 40an ini adalah tahun-tahun dimana industri di dunia barat sangat memntingkan karyawan dan buruhnya. Hal ini disebabkan pesatnya perkembangan industri, peralatan dan pelengkapan perang yang membutuhkan banyak tenaga kerja. Para karyawan atau buruh pada saat itu mulai banyak yang berpendidikan, terlatih dan terampil. Manajemen yang menggunakan Tekanan pada tahun 1950an. Peter Drucker pada tahun 1954an menyatakan bahwa manajemen yang bijaksana adalah mereka yang mementingkan sasaran utama, yaitu Surplus.
Manajemen menurut keadaan pada tahun 1960an. Praktek ini didasarkan pada asumsi bahwa tanpa penyusaian tanpa keadaan , maka sasaran yang tidak dapat dicapai. Manusia sudah mulai kritis terhadap apa yang mereka kerjakan dan alami. Jika seorang manajer tidak peka terhadap keadaan seperti ini, paksaan yang bagaimanapun kerasnya tidak akan membawa hasil yang di idam-idamkan mereka
THANKS ^__^’’
Terimakasihh...........................