Oleh : Sutrisno, SP, MP (untuk kalangan sendiri) Petani dan Pedesaan Oleh : Sutrisno, SP, MP (untuk kalangan sendiri) Dilarang mengcopy kecuali untuk kepentingan kemajuan dan kesejahteraan ummat
Petani Menurut AT.Mosher : FARMER Menurut James Scott : PEASENT Menurut E. Rogers : Farmer Peasent : subsisten farmer
Petani Kecil (Peasant) Miskin dan dekat dng Garis Bahaya Penurunan produksi sedikit saja bisa menimbulkan bencana bagi kelangsungan hidup rumahtangga mereka Prinsip subsistensi dan keamanan : “Dahulukan Selamat (Safety first)” Menghindari resiko jatuhnya produksi Bukan berorientasi pada memaksimalkan profit
Petani Kecil (Peasent) Berusahatani dalam tekanan penduduk lokal yg meningkat Mempunyai sumber daya terbatas sehingga menciptakan tingkat hidup yg rendah Bergantung seluruhnya atau sebagian kepada produksi yg subsisten Kurang memperoleh pelayanan kesehatan, pendidikan dan lainnya
Petani Kecil di Indonesia Petani yg pendapatannya rendah, kurang dari setara 240 kg beras per kapita per tahun Petani yg memiliki lahan sempit sawah :<0.25 ha (Jawa) ; <0.5 ha di luar Jawa Tegal : <0.5 ha (Jawa); <1 ha (L.Jawa) Petani dng modal dan tabungan terbatas Petani dng pengetahuan terbatas dan kurang dinanik
Tugas Explorasi Pustaka : Berapa Jumlah penduduk Indonesia? Berapa jumlah petani di Indonesia? Berapa yg petani kecil (peasent)? Berapa yg tergolong farmer? Di Yogyakarta ? Tugas ini bermanfaat
Beberapa Fenomena Konsekuensi Petani Kecil Karena lahan sempit dan pendapatan rendah sehingga tidak mencukupi kebutuhannya Muncul kemiskinan struktural dan kultural Petani mencari pekerjaan tambahan bersifat off farm atau out farm Fenomena migrasi (urbanisasi, transmigrasi)
Bentuk Migrasi Migrasi ulang-alik :pergi ke daerah lain (ke kota) tetapi tidak menginap Urbanisasi : migrasi ke kota dan bersifat menetap sementara atau seterusnya Transmigrasi : Re lokasi penduduk (mukim) antar pulau Transmigrasi Lokal (Translok)
Kerja Off Farm atau Out Farm Off Farm : bekerja lain tetapi tidak meninggalkan pekerjaan pertanian Biasanya ketika pekerjaan di On Farm sedang senggang Out Farm : bekerja lain di luar sektor pertanian Biasanya meninggalkan pekerjaan pertanian
Farmer Berada jauh di atas Garis Bahaya Penurunan produksi tidak mengancam kelangsungan hidupnya Orientasi pada memaksimalkan keuntungan dan harapan Berani mengambil resiko : Misal : Menanam komoditas perdagangan dan industri karena orientasi “pasar” Farmer
PEDESAAN DAN PERTANIAN Pengertian Desa secara umum lebih sering dikaitkan dengan pertanian Egon E Bergel (1955) : Desa adalah “setiap pemukiman para petani (peasants)” Sebenarnya pertanian bukan ciri utama melainkan fungsinya sebagai tempat tinggal (menetap) kelompok masyarakat (komunitas) yang relatif kecil
Menurut Kuntjaraningrat (1977) Desa adalah komunitas kecil yang menetap disuatu tempat Tidak ada penegasan bahwa desa hanya berkaitan dengan pertanian (desa pertanian) Definisi ini mencakup desa nelayan, desa kerajinan, dll
Desa Menurut Paul H Landis (1948) Untuk Tujuan Analisa Statistik : adalah lingkungan yg penduduknya kurang dari 2.500 orang Untuk Tujuan Analisa Sosial -psikologik : adalah lingkungan yg penduduknya memiliki hubungan yg sangat akrab dan serba informal sesama warganya Untuk Tujuan Analisa Ekonomik : adalah lingkungan yg penduduknya tergantung kepada pertanian
Dari definisi Desa mnrt Landis Definisi pertama kurang luwes, tidak mempertimbangkan keberadaan desa dan perubahan volume penduduk Definisi kedua lemah, jika dilihat di negara yang sudah maju sehingga perbedaan tingkat keakraban penduduk di kota & di desa tidak jelas lagi Definisi ketiga masih relevan, karena di negara manapun desa masih berfungsi menjadi penghasil pangan
Desa-desa di Indonesia Ada yg berpendapat bahwa desa-desa (khususnya di Jawa) adalah buatan India Pendapat tersebut ditolak dengan bukti prasejarah dan sejarah : telah ada komunitas kecil yang agraris Desa tersebut merupakan desa asli produk dari proses yg panjang, memiliki keunikan masing-masing karena berbagai faktor penyebab dan memiliki akar sejarah sendiri
Desa sebagai Kesatuan Hukum (adat) dan Kesatuan Administrasi Desa asli bersifat mandiri secara ekonomi maupun sosial budaya Menurut Sutarjo Kartohadikusumo (1953) : desa adalah kesatuan hukum, dimana bertempat tinggal suatu masyarakat, yang berkuasa mengadakan pemerintahannya sendiri Desa-desa ini ada sebelum negara RI terbentuk
Desa sudah ada sebelum RI Inpres No 5 Th 1975… Desa adalah desa dan masyarakat hukum yang setingkat dengan nama asli lainnya dalam pengertian teritorial –administratif langsung dibawah kecamatan Desa sudah ada sebelum RI Tetapi tidak “bebas” mengadakan kekuasaan sendiri untuk memerintah setelah berada di bawah NKRI
Desa & Kelurahan… Menurut UU No 5 Th 1979 (psl 1) Desa adalah wilayah yg ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yg mempunyai organisasi pemerintah terendah langsung dibawah camat dan berhak menyelenggarakan pemerintahan sendiri dalam ikatan NKRI
Kelurahan Kelurahan : suatu wilayah yg ditempati oleh sejumlah warga yg mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah camat, yg tidak berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri Bentukan pemerintah lewat UU, tidak selalu produk asli masyarakat Diciptakan tanpa harus terikat pada satuan integritas sosial kultural masyarakatnya (lebih menampung dinamika masyarakatnya)
Tipologi Desa di Indonesia Desa tambangan Desa nelayan Desa perdikan Desa penghasil usaha (pertanian, industri, tambang, kerajinan dsb) Desa perintis Desa pariwisata
Karakteristik Masyarakat Desa (Menurut Roucek & Warren (1962) Homogen dalam hal mata pencaharian, kebudayaan, sikap dan perilaku Anggota keluarga sebagai unit ekonomi Ketergantungan terhadap faktor geografis tinggi (pasrah terhadap alam) Hubungan sesama warga relatif intim dan awet Mobilitas sosial rendah
Karakteristik Masyarakat Desa Menurut Pitirim Sorokin (1970) Mata pencaharian mayoritas agraris Lingkungan Agraris Ukuran kominitas relatif kecil Kepadatan penduduk : rendah Diferensiasi sosial : rendah Stratifikasi sosial : rendah Interaksi sosial : rendah Solidaritas sosial : tinggi
Karakteristik Masyarakat Desa (menurut Rogers) Mutual Distrust Interpersonal Relations Rasa tidak percaya antara yang satu dengan yang lain Terjadi karena kompetisi ekonomi dalam sumberdaya terbatas Jika berlanjut bisa muncul individualisme
2. Percieved Limited Good Pandangan yang sempit tentang kehidupan Muncul ungkapan yg lekat dalam berbagai latar belakang etnik Lakune wong urip gumantung nasibe dewe-dewe (Jawa) Hakola ma holomo, hakolauwa ma holomo (Halmahera) Ungkapan itu membentuk persepsi masyarakat
3. Dependence On Hostility Towards Goverment Authority Ketergantungan sekaligus curiga terhadap pemerintah atau unsur pemerintah Perbedaan status berkonsekuensi pada tugas tertentu Muncul orang yg lebih mampu dan berkuasa dalam mengambil keputusan Hubungan penguasa dan rakyat bawah relatif kurang harmonis otoriter Berkurang ketika azas musyawarah untuk mufakat dijunjung tinggi
4. Familism Rasa kekeluargaan yg tinggi Kekerabatan karena pertalian darah, perkawinan, adat, agama Persaudaraan antar kelompok atau antar kampung (negri) Pela (Maluku) Familism berkurang dengan semakin majunya infrastuktur yg memudahkan orang berMobilitas atau munculnya paham ekonomi uang
5. Lack of Innovativeness Rasa enggan untuk menciptakan atau menerima inovasi Terjadi karena SDA masih mencukupi kebutuhan mereka Berkurang jika SDA menurun Perubahan ini membutuhkan Agent of Chage sebagai penggerak
6. Fatalism Tidak merencanakan masa depan Pandangan bahwa keberhasilan bukan karena kerja keras tetapi karena kekuatan dari luar/takdir (supranatural) Tercermin dari sikap pesimis, menerima apa adanya, penyabar, penurut Tercermin pada hilangnya rasa kepercayaan diri Ethos passivity : bergerak kalau ada kekuatan dari luar yg memaksa
3 Fatalism Supernaturalim : Sikap kepercayaan theologis-magis Situasional fatalism : sikap aphatis –pasive karena pengetahuan minim tentang kemungkinan memperbaiki kondisi Project Negativism : sikap aphatis pasive terhadap inovasi dari luar, timbul karena pengalaman masa lalu
7. Limited Aspirations Aspirasi atau keinginan yg sangat rendah untuk menggapai masa depan yg lebih baik Hanya puas dengan keadaan sekarang Orang tua tidak menyekolahkan anaknya lebih tinggi (terutama wanita) Tidak ada upaya diferensiasi pekerjaan
8. Lack of Diferred Gratification Tidak bisa mengekang diri untuk mengorbankan kenikmatan sekarang demi keuntungan yg lebih besar di masa datang Pada saat panen berhasil, tidak saving atau inventasi tapi justeru konsumtif membeli barang-barang Barang2 tsb dijual lagi jika panen berikut tidak berhasil
9. Limited View of This World Pandangan yg sempit tentang dunia luar Terkait dengan daya serap informasi dari luar (koran, TV, radio, dll) Muncul Klompencapir dalam rangka meningkatkan daya serap informasi Terkait dengan kondisi geografis dan mobilitas penduduk
10. Low Emphaty Rendahnya kemampuan menghargai atau “menangkap maksud peran” orang lain Dijumpai para agent of change mengalami kesulitan karena masyarakat tidak paham maksud peran agent of change tsb Terjadi karena jarak psikologis yg jauh Agar berhasil para chage agent harus mengurangi jarak dan “menyatu”
Ciri Manusia Modern (Mnrt Inkeles) Keterbukaan dan kesiapan terhadap pengalaman baru dan pembaharu Kepercayaan akan kemampuan manusia untuk menguasai dan mengatur lingkungannya Orientasi masa depan Optimis Berani mengambil resiko dalam mengejar kemajuan Percaya tanpa prasangka buruk kepada orang lain
Ciri Pertanian Modern (Mnrt Mosher) Teknologi dan efisiensi usahatani yg selalu meningkat Macam dan jumlah produksi sesuai permintaan pasar Peningkatan kualitas lahan Peningkatan kualitas tenaga kerja (SDM)
Faktor pelancar menuju Pertanian Modern Kredit produksi Perbaikan mutu lahan Perencanaan nasional pembangunan pertanian Penyediaan fasilitas penyuluhan pertanian (pendidikan agribisnis bagi petani)
Hubungan Desa-Kota Dari aspek sosial (hub antar manusia) Kota merupakan tempat yang relatif besar, padat dan permanen dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya. Dengan keadaan itu hub sosial menjadi longgar, acuh, dan tidak pribadi (impersonal) (Gist & Fava, 1964)
Ketergantungan Desa- terhadap Kota Kota sebagai “Trade Centre” artinya sebagai pusat pemasaran hasil pertanian Kota sebagai “Servis Centre” artinya sebagai pusat memperoleh barang kebutuhan hidup : konsumsi dan barang jadi Kota sebagai Kultur Centre : pusat perkembangan kebudayaan dan kemajuan Teknologi (termasuk pendidikan dan hiburan)
Ketergantungan kota thd Desa Pusat Bahan Baku Industri dan Bahan Pangan Penyedia Tenaga Kerja Tempat Pemasaran Hasil Industri Desa sbg tempat wisata