Diversifikasi Usahatani dalam upaya meningkatkan pendapatan petani UNIVERSITAS SILIWANGI Jl. Siliwangi no 14 TASIKMALAYA 46115 TEL (0265) 330634, 333092 FAX (0265) 325812 E-mail : rudipriyadi@yahoo.com
Pendahuluan Kondisi umum Desa Usahatani Indonesia Dominan Usahatani Luas lahan petani sempit < 0,5 ha Produksi dan Produktivitas Usahatani rendah Dominan Usahatani Tingkat pendapatan Petani rendah Upaya Diversifikasi usahatani
Mengapa harus Diversifikasi ? Pengertian Diversifikasi usahatani adalah penganekaragaman pertanian atau usaha untuk mengganti atau meningkatkan hasil pertanian yang monokultur (satu jenis tanaman) ke arah pertanian yang bersifat multikultur (banyak macam) Mengapa harus Diversifikasi ?
Sistem penanaman yg diprogramkan sejak Program Revolusi Hijau diadopsi oleh Pemerintah ORBA untuk meningkatkan Prod. Pangan melalui Panca Usahatani Sistem tanam Monokultur Penyeragaman tanaman Dataran rendah (padi sawah) Dataran tinggi (sayuran) Perkebunan (sawit, teh, kopi, dll) pencemaran Sentra-sentra sejenis Kemerosotan populasi akibatnya Ketidakseimbangan OPT dan MA Sentra padi pantura Sentra bawang Merah di Brebes Sentra kentang Di Dieng, Lembang Hilangnya benih lokal
Kuantitas Kemajuan Usahatani Kualitas terjaminnya Dukungan teknologi Kontinuitas Sustainabilitas Diversifikasi Aman - Terjangkau - Nilai Tambah Konsep keseimbangan alam
Kemungkinan mengambil manfaat dari adanya Diversifikasi Pemanfaatan waktu (musim tanam/tahun) seoptimal mungkin yaitu melalui penanaman tanaman yang berumur pendek sehingga dalam satu periode (musim tanam/tahun) beberapa komoditas dapat diusahakan. Pemanfaatan sumber ekonomi yang masih belum maksimal Melonggarkan kendala-kendala (keterbatasan) sumberdaya yang dimiliki. Pemanfaatan semaksimal mungkin ketersediaan faktor produksi alam seperti sinar matahari, curah hujan dan komponen iklim lainnya. Pemanfaatan sifat-sifat komplementer antar berbagai tanaman atau usahatani melalui pemilihan berbagai jenis komoditas tanaman.
Diversifikasi Usahatani Padi monokultur Diversifikasi Usahatani Padi kacang panjang Mina Padi Longyam
Padi dan pohon naga
Keuntungan diversifikasi : Mendapatkan banyak jenis produk, baik pangan, sayur, buah, ternak, ikan dll Mendapatkan hasil dari setiap musim Mendapatkan jaminan dari resiko gagal total Mengurangi resiko harga jual jatuh/merosot Menghindari populasi OPT yang tidak menentu Mendorong cara berpikir sehat dan dinamis Mendorong cita rasa (nilai seni) usahatani menjadi lebih terasa
Penyebab Diversifikasi belum berkembang secara luas : Fokus program pertanian yang begitu besarnya diberikan kepada tercapainya swasembada beras Pengembangan teknologi di luar padi masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan padi Orientasi pada pencapaian target komoditas-komoditas, di mana sasaran produksi masing-masing komoditas pertanian (mengikuti pola sukses padi) telah menyita sebagian besar perhatian dan sumber daya pertanian.
Kelemahan diversifikasi ?
Hal yang perlu diperhatikan : Untuk sifat tanaman ; perlu diperhatikan perakarannya, umur, dan kebutuhan unsur hara dari tanaman yang akan ditanam Untuk sifat hubungan dengan tanaman lain ; perhatikan kawan atau lawan (terhadap tanaman tersebut) Untuk pergiliran tanaman, perhatikan tanaman yang ditanam sebelumnya Untuk musim, sesuaikan tanaman yang cocok untuk ditanam di musim hujan, panca roba dan kemarau Yang terakhir, perhatikan juga jenis tanaman sekitar yang sudah ada
Jenis/macam Diversifikasi Diversifikasi Horizontal (uraian di atas) ( tanaman – tanaman, tanaman -ternak/ikan, ikan – ternak, ternak – ternak) Diversifikasi Vertikal yaitu usaha untuk memajukan industri-industri pengolahan (Diversifikasi produk/ menganekaragamkan produk) Diversifikasi Regional yaitu penganekaragaman yang berkaitan dengan kemampuan suatu daerah dalam menghasilkan produk pertanian yang disesuaikan dengan keadaan iklim, agronomi serta daya dukung masyarakat dan daerah setempat.
Singkong/Ubi kayu Cake singkong Cake singkong Singkong goreng Singkong rebus Singkong bumbu
Singkong/Ubikayu Sektor Pertanian Sektor Industri Konsumen Industri mak. Ternak Industri makanan Industri tekstil, farmasi, kimia Industri kimia Industri makanan, industri makanan ternak Kulit Tapioka/mocap Onggok Arang Ubi Kayu dextrin Gula Glukosa Gula Fruktosa Daging Etanol Asam2 organik Senyawa kimia lain Gaplek Pelet Tape
Sari kelapa/Nata de coco Sektor Pertanian Sektor Industri Konsumen Industri bahan bangunan Industri perhotelan, RS, RT Industri kendaraan bermotor RT Industri mak, Industri kimia Industri kimia Industri farmasi Industri mak. Ternak Industri mak. RT Industri mak. ternak Industri mak., RT Industri mak. Kimia Coirfek Sabut Matres Sabut berkaret Jok Arang Tempurung Kelapa Karbon Aktif Asap Cair Phenol Santan Asam Daging VCO Ampas Minyak Kelapa Kopra Minyak goreng Air Bungkil Sari kelapa/Nata de coco Coco Vinegar
Diversifikasi Vertikal/Diversifikasi Produk Ditujukan untuk : Membuat produk menjadi lebih tahan lama Produk siap konsumsi/digunakan Memenuhi selera Memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen Memperluas pasar Membuka lapangan kerja Memberi nilai tambah Meningkatkan keuntungan pengusaha
Faktor pendorong Diversifikasi Meningkatnya kemakmuran Perkembangan produk dan konsumsi pangan Swasembada beras dan insentif kepada petani Produksi dan ketahanan pangan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saat tanam dan jarak tanam yang tepat agar diperoleh pertumbuhan dan hasil kedelai yang optimal dalam sistem tumpangsari kedelai dan jagung. Penelitian dilaksanakan di areal kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Amir Hamzah Medan dari bulan Juni 2004 hingga Agustus 2004. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang terdiri dari 2 faktor perlakuan yaitu faktor Saat Tanam (S) terdiri dari 4 taraf yaitu: S1 (20 hari sebelum tanam jagung), S2 (10 hari sebelum tanam jagung), S3 (saat tanam jagung) dan S4 (10 hari setelah tanam jagung). Faktor yang kedua adalah jarak tanam (J) terdiri dari 3 faktor perlakuan yaitu: faktor J1 (jagung: 75 cm x 20 cm dan kedelai: 40 cm x 10 cm), J2 (jagung: 75 cm x 25 cm dan kedelai: 40 cm x 15 cm) dan J3 (jagung 75 cm x 30 cm dan kedelai 40 cm x 20 cm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat tanam kedelai yang ditumpangsarikan dengan jagung mempengaruhi tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah polong/tanaman, jumlah biji/tanaman, berat biji/plot, berat 100 biji kedelai dan bobot pipilan kering jagung. Saat tanam yang paling baik untuk tanaman kedelai pada tumpang sari kedelai dan jagung adalah pada perlakuan S1 yaitu 20 hari sebelum tanam jagung. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa jarak tanam mempengaruhi jumlah cabang/ rumpun, jumlah biji/plot dan berat biji/plot. Jarak tanam yang terbaik pada parameter jumlah cabang/ rumpun adalah J3 yaitu 0,40 m x 0,20 m, sedangkan jumlah biji/plot dan berat biji/plot yang terbaik terdapat pada jarak tanam J1 (0,40 m x 0.10 m). Interaksi kedua perlakuan tidak memberikan pengaruh terhadap semua parameter yang diamati.