Proses Six Sigma dan dampaknya Terhadap Produktivitas Organisasi Masoud Hekmatpanah, Mohammad Sadroddin, Saeid Shahbaz, Farhad Mokhtari, Farahnaz Fadavinia Disusun Oleh: Jailani 071331
ABSTRAK Six sigma merupakan sebuah metode yang dijalankan oleh sebuah proyek pencapaian manajemen untuk mengembangkan produk, service dan proses dalam suatu organisasi dengan mengurangi produk cacat secara berkelanjutan. Mengerti akan kunci-kunci dari feature, kekurangan serta rintangan dari metode six sigma mengijinkan sebuah organisasi untuk mengsupport hal yang lebih baik dari arah strategi mereka. Meningkatkan kebutuhan akan pelatihan, pengawasan dan training yang ada. Hal ini juga menyediakan kesempatan pada proyek implementasi six sigma agar menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah survey terhadap proses six sigma dan dampaknya terhadap produktivitas organisasi
SIX SIGMA Konsep six sigma diperkenalkan oleh Motorola di USA pada tahun 1985. Pada saat itu menghadapi kendala ketika mengikuti kompetisi industri elektronik dan membutuhkan perbaikan yang drastis pada level kualitas. Dimana level kualitas sigma yang lebih tinggi mengindikasikan sebuah proses yang memiliki peluang yang kecil untuk menyebabkan terjadinya cacat, yaitu sebesar 3.4 Defect Per Million Opportunities (DPMO). Nilai pergeseran 1.5-sigma ini diperoleh dari hasil penelitian Motorola atas proses dan sistem industri, dimana menurut hasil penelitian bahwa sebagus-bagusnya suatu proses industri (khususnya mass production) tidak akan 100 persen berada pada satu titik nilai target tapi akan ada pergeseran sebesar rata-rata 1.5 sigma dari nilai tersebut.
SIX SIGMA Nilai DPMO atas suatu sigma tanpa pergeseran diperoleh dengan cara menggunakan perhitungan distribusi normal. Misalnya untuk 3 sigma, maka dilihat pada tabel distribusi normal, maka diperoleh nilai 0.998650. Karena ingin mencari yang tidak berada dibawah kurva (diatas spesifikasi) tersebut maka 1 – 0.998650 = 0.001350. Dengan nilai mean ditengah-tengah distribusi maka disimpulkan juga bahwa jumlah kemungkinan kegagalan dibawah spesifikasi sama dengan jumlah yang diatas spesifikasi, sehingga kemungkinan kegagalan adalah 0.002700 dan dengan menggunakan satuan per sejuta diperoleh nilai 2700 persejuta pada level 3-sigma dan seterusnya. Perlu dipahami bahwa konsep Six Sigma Motorola dengan pergeseran nilai rata-rata (mean) dari proses yang diizinkan sebesar 1.5 sigma (1.5 x standar deviasi maksimum) adalah berbeda dari konsep Six Sigma dalam distribusi normal yang umum dipahami selama ini yang tidak mengizinkan pergeseran dalam nilai rata-rata (mean) dari proses.
SIX SIGMA
SIX SIGMA
SIX SIGMA Sudut Pandang Statistik Metode six sigma mempunyai dua pandangan yakni dari dari statistik dan ahli statistik. Produk cacat yang lebih kecil dari 3.4 per juta kesempatan atau rata-rata kesuksesan 99.9997% dimana istilah six sigma digunakan untuk mewakili rata-rata variasi proses. Jika organisasi mengoperasikan pada level tiga sigma untuk pengontrolan kualitas. Ini diinterpretasikan sebagai pencapaian kesuksesan rata-rata 93% atau 66.8 produk cacat per juta kesempatan. Six sigma merupakan metode yang sangat teliti dalam konsep pengontrolan kualitas dimana banyak organisasi masih menunjukan pada tiga sigma. Sudut Pandang Bisnis Dalam bisnis dunia six sigma didefinisikan sebagai strategi bisnis yang digunakan untuk memperbaiki bisnis yang menguntungkan, untuk memperbaiki keefektifan dan efisiensi dari semua operasi agar mencapai atau mlebihi kebutuhan dan harapan customer.
PROSES SIX SIGMA Strategi, alat, teknik dan prinsip six sigma Six sigma merupakan pencapaian menjalankan data secara sistematik dengan menggunakan define, methode, analize, improve dan control (DMAIC) proses dan membantu desain untuk metode six sigma (DFSS).
PROSES DMAIC Merupakan proses close-loop yang menghilangkan step yang tidak produktif, seringkali difokuskan pada pengukuran baru dan diaplikasikan pada pengembangan teknologi berkelanjutan.
METODE DFSS Merupakan alat-alat pembantu dengan metode yang sistematis, pelatihan dan pengukuran agar organisasi mampu untuk mendesain produk dan proses yang sesuai harapan customer dan dapat diproduksi pada level kualitas six sigma. Tujuannya untuk mencapai rata-rata produk cacat minimum, level six sigma dan memaksimumkan dampak positif selama pengembangan produk. Esensi dari DFSS adalah memprediksikan kualitas desain up front dan menjalankan pengukuran kualitas dan kemampuan memprediksikan perkembangan selama fase desain terawal.
METODE DFSS Proses DFSS difokuskan pada desain baru atau inovatif yang menghasilkan performansi pada level tinggi. Element DFSS menurut De Feo dan Bar-El : 1. Menjalankan desain proses dengan six sigma kapabilitas bedasarkan customer oriented 2. Memprediksikan desain kualitas pada outset 3. Membandingkan kebutuhan top down pada flow down dengan kapabilitas flow up 4. Mengintegrasikan keterlibatan desain cross functional 5.Menjalankan pengukuran kualitas dan kemampuan memprediksikan pengembangan pada fase desain paling awal. 6. Menggunakan kapabilitas proses dalam membuat keputusan final.
METODE DFSS
METODE DFSS
SIX SIGMA DAN PRODUKTIVITAS Konsep, aplikasi dan implementasi six sigma : 1. Tujuan pelatihan Bagaimana six sigma dapat menyempurnakan proses dan menurunkan biaya Bagaimana mengaplikasikan metode six sigma untuk mengembangkan proses yang sedang eksis pada level six sigma. Bagaimana mengaplikasikan framwork pada sebuah proyek perbaikan, alat dan teknik six sigma. Bagaimana menganalisa data alat six sigma yang sederhana.
SIX SIGMA DAN PRODUKTIVITAS 2. Meneliti Hasil Program akan diajarkan oleh staff office dan quality managemen. Metode yang digunakan termasuk ction learning, experimental learning, studi kasus, sharing pengalaman dan diskusi kelompok. Sesi training dimaksudkan untuk hand-on dan pratise oriented. 3. Overview six sigma Apa itu six sigma? Konsep six sigma Setting Business Metric Cost of poor quality
SIX SIGMA DAN PRODUKTIVITAS 4. Metodologi six sigma Roadmap DMAIC Define Measure Analyze Improve Implement Control
SIX SIGMA DAN PRODUKTIVITAS 5. Seleksi dan Inisiasi proyek Projection selection Team for mation/facilitation Project charter 6. Penyebaran (Deployment) six sigma Leadership Quality service cultur Roles dan responsibilities
SIX SIGMA DAN PRODUKTIVITAS 7. Debrief dan programe review Semua anggota akan ditanya untuk membantu metode DMAIC dalam menganalisa masalah pada unit organisasi mereka. Review program akan diadakan pada akhir program untuk mengukur efektivitas dari program pelatihan tersebut. 8. Durasi/Tanggal Program akan diadakan dua kali dalam setahun. Setiap jalan akan diadakan lebih dari dua hari, dari jam 9 sampai jam 5.
SIX SIGMA DAN PRODUKTIVITAS 9. Jadwal program
KESIMPULAN Six sigma merupakan sebuah pendekatan perbaikan bisnis yang mencoba untuk menemukan dan menghilangkan penyebab kesalahan atau kecacatan dalam proses bisnis yang meniktikberat kan pada output-output dari kepentingan kritis pada customer. Empat langkah perbaikan proses yaitu Measure, Analyze, Improve dan Control (MAIC). Six sigma mempunyai manajemen dan teknikal komponen dari keduanya. Six sigma didesain untuk mengupgrad secara dramatis sebuah performance dari organisasi, memperbaiki kualiatas dan produktivitas.
KESIMPULAN Program six sigma dan produktivitas didesain untuk service quality managers dan staff administrasi/profesional yang mencoba untuk mempelajari dan mengaplikasikan bahasa six sigma dan konsepnya pada tempat kerja mereka masing-masing serta meningkatkan produktivitas mereka. Hubungan positiif dan langsung antara six sigma dan produktivitas. Six sigma dapat disangkal pada bisnis yang paling penting dan inisiatif industri yang termasuk dalam pemikiran dan metode statistik. Sesuatu yang baik tidak akan datang dengan mudah. Inilah kasus yang pasti pada Six sigma.