PENCERNAAN PADA RUMINANSIA RUMINANSIA BERASAL DARI KATA RUMINARE YANG ARTINYA MEMAMAH KEMBALI. LAMBUNG RUMINANSIA DIBAGI DALAM EMPAT KOMPARTEMEN : RUMEN RETIKULUM FORE STOMACH OMASUM AB-OMASUM TRUE STOMACH
FASE PERKEMBANGAN LAMBUNG RUMINANSIA FASE NON RUMINANSIA, LAHIR – 3 MINGGU AB-OMASUM SEBAGAI TRUE STOMACH (24, 8, 8, 60) FASE TRANSISI, 3 – 8 MINGGU PERALIHAN DARI NON RUMINANSIA (61, 11, 6, 22) PERTUMBUHAN RUMEN, RETIKULUM, DAN OMASUM FASE RUMINANSIA DEWASA, > 8 MINGGU (62, 11, 5, 22)
Sistem Pencernaan -- Proses pencernaan pada ruminansia melewati tiga tahap, yaitu mekanis di mulut, fermentasi atau enzimatik di rumen, dan hidrolisis di usus. Proses enzimatik memainkan peranan penting proses fermentasi mikroorganisme berlangsung Protein difermentasi ammonia Karbohidrat difermentasi asam lemak terbang
Pencernaan pada ruminansia sangat bergantung atas konsentrasi dan aktivitas mikroorganisme, sedangkan konsentrasi dan aktivitas mikroorganisme sangat dipengaruhi oleh jumlah dan variasi makanan yang dikonsumsi.
Mikroorganisme rumen terdiri dari : bakteri konsentrasi 1010 – 1011 sel/ml protozoa konsentrasi 105 – 106 sel/ml fungi
Bakteri, protozoa, dan fungi, akan memfermentasikan berbagai bahan pakan menjadi asam lemak terbang (VFA). 55 – 75% karbohidrat dari bahan pakan diubah menjadi VFA di dalam rumen yang sebagian besar adalah asam asetat, asam propionat, asam butirat, dan valerat (Soewardi, 1974)
- MO rumen sangat mempengaruhi nutrisi asam amino pada domba, dengan adanya MO ini, domba mampu memanfaatkan non protein nitrogen (NPN) pakan dengan efisien Sumber N yang sangat penting untuk MO rumen diperoleh dari protein pakan dan NPN Nitrogen pakan yang berasal dari protein dan NPN akan dirombak oleh mikroorganisme di dalam rumen menjadi ammonia, dan akan digunakan oleh MO untuk mensintesa tubuhnya. - MO rumen menyumbang protein untuk induk semangnya sekitar 40 – 80% dari protein yang mencapai abomasum
Metabolisme N : Sumber N untuk ternak ruminansia dikelompokkan menjadi 3 bentuk yaitu : 1. N-terlarut, di dalam rumen didegradasi menjadi produk N-NH3 dan digunakan untuk proteosintesis mikroba 2. Protein yang didegradasi menjadi asam amino dan peptida, digunakan untuk menunjang proteosintesis mikroba yang maksimum. 3. Protein yang lolos (protein by pass) dari degradasi didalam rumen, didalam abomasum dan usus halus dipecah menjadi asam amino dan digunakan langsung oleh ternak.
METABOLISME N PADA RUMINANSIA DIET Protein NPN Urea SALIVA Protein NPN oleh MO Asam amino Amonia Mikrobial protein Urea Amonia Asam Amino LIVER RUMEN Asam amino Urea NH3 Protein Asam amino ABOMASUM & INTESTIN JARINGAN Protein N tt endogenas FECES N endogenas Urea GINJAL Rcycling Urea
Protein by pass Protein by pass bisa terjadi dengan adanya perlakuan pada ransum melalui cara : 1. Watering 2. Heating 3. Salting 4. Grinding 5. Coating 6. Pelleting
METABOLISME KARBOHIDRAT VFA GULA DARAH BETN SK DIET VFA SK BETN KH microbial RUMEN VFA Gula sederhana Energi Lemak Glyc BETN Gula sederhana USUS CAECUM COLON BETN VFA SK Energi Lemak Glycogen BETN SK (tt) (tt) FAECES Jaringan
Metabolisme Karbohidrat Pencernaan karbohidrat pada tingkat pertama di dalam rumen dilakukan dengan katalisator enzim mikroorganisme rumen Serat kasar sperti sellulosa dicerna oleh enzim sellulase yang diproduksi mikroorganisme sellulolitik menghasilkan sellubiosa Fermentasi serat kasar dalam rumen dipengaruhi oleh konsentrasi nitrogen, karena mikroorganisme sellulolitik sangat membutuhkan nitrogen untuk aktifitas tubuhnya
- Karbohidrat di dalam rumen asam lemak terbang sebagian besar terdiri dari C2, C3, C4, ditambah CO2 dan CH4, sedangkan asam-asam lemak lainnya dalam jumlah sedikit - Hijauan yang dikonsumsi Asetat : Propionat : Butirat umumnya adalah 70 : 20 : 10; dan bila diberi konsentrat perbandingan berubah menjadi 50 : 40 : 10 (Church, 1979; Van Soest, 1982) - Ransum yang banyak mengandung serat kasar menyebabkan konsentrasi asam asetat naik, sedangkan ransum yang banyak mengandung konsentrat akan meningkatkan konsentrasi asam propionat
RANSUM DAN CARA PEMBERIANNYA Ransum adalah campuran dua atau lebih bahan makanan yang memiliki keserasian gizi dan diberikan pada ternak selama 24 jam tanpa menimbulkan efek pathologis Ruminansia secara alamiah memiliki kemampuan mencerna ransum dengan kualitas rendah, melalui bantuan mikroba yang terdapat dalam alat pencernaan, ransum tersebut mampu disintesis untuk menghasilkan bahan makanan bagi induk semangnya dengan kualitas baik.
Syarat-syarat ransum yang baik : Sesuai dengan tujuan pemeliharaan Mudah diperoleh dengan harga yang murah Memiliki nilai palatabilitas yang tinggi Mengandung gizi yang lengkap Memiliki nilai kecernaan yang tinggi
Kelompok bahan makanan. Hijauan. Hijauan adalah bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dalam bentuk daun-daunan, kadang-kadang bercampur dengan batang, ranting, atau pun bunga.
Hijauan Segar Hijauan yang baru saja diproduksi, tidak disimpan, tidak diberi perlakuan dan tidak diawetkan. Hijauan segar yang paling umum diberikan adalah kelompok rumput-rumputan, baik berupa rumput budidaya maupun rumput lapangan.
Silase bahan makanan umumnya dari hijauan yang dihasilkan melalui proses fermentasi yang terkontrol dengan kadar air berkisar antara 30-35 persen.
Hay: hijauan yang sengaja dipotong dan dikeringkansampai kadar air tertentu, biasanya disimpan untuk diberikan saat kekurangan pakan. Rata-rata kadar TDN 45-55 persen dengan SK 25-35 persen.
Haylage: campuran ½ hay + ½ silase dengan kandungan bahan kering sekitar 50%.
Limbah : Hasil ikutan pertanian, perkebunan, atau industri yang telah diambil hasil utamanya untuk kepentingan manusia
Konsentrat. Konsentrat adalah suatu bahan makanan yang dipergunakan bersama bahan makanan lain untuk meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan ransum, dengan kandungan serat kasar rendah (di bawah 18 %), KH tinggi, protein dapat dimanfaatkan oleh semua ternak, bahan kering relatif tinggi (85-95 %) dan kandungan lemak rendah (10-14 %).
Konsentrat dapat disusun dari kelompok : Biji-bijian yang tergolong rumput-rumputan, misalnya : jagung, sorghum, oat, atau hasil-hasil ikutannya. Bungkil-bungkilan, misalnya : bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, bungkil kedele, bungkil biji kapuk, dll. Biji-bijian yang tergolong leguminosa, misalnya : kacang tanah, kacang kedele. Hasil sampingan produk peternakan, misalnya : tepung ikan, tepung tulang, tepung darah. Akar-akaran dan umbi-umbian, misalnya : kentang, ubi jalar, singkong. Tepung daun-daunan, misalnya : tepung daun lamtoro, tepung alfalfa, dll.Hasil ikutan pabrik, misalnya : tetes, polar, ampas bir, dll.
1. Jenis rumput-rumputan : - rumput alam - rumput gajah - rumput setaria - rumput benggala - rumput raja 2. Daun kacang-kacangan : - daun lamtoro, - daun turi, - daun glirisidia, - daun kaliandra, 3. Limbah Hasil Tani : - daun ubi kayu/ketela pohon, - daun ubi jalar, - daun nangka, - jerami kacang tanah, - jerami kacang kedele,
KEBUTUHAN RANSUM DOMBA # KPB : 54 g BK/Kg W 0.75 (Devendra,1981) 44 g BK/Kg W 0.75 (Lonca, dkk, 1982) # ENERGI : HP = 93 Kcal ME/W 0.75 GAIN = 0,78 Kcal ME/g gain BUNTING = 1,3 – 1,9 x MEm LAKTASI = 212 Kcal ME/W 0.75 Kg)+ Air Susu 1 Kg (4%Lemak) # PROTEIN: HP, GAIN & BUNTING AWAL = 1,72 g Prdd/ W 0.75 Kg LAKTASI (1 KG SUSU) = g Prdd/ W 0.75 Kg
KAMBING # KPB = 53,3 – 70,7 g BK/Kg W 0.75 X = 66 g BK/Kg W 0.75 = 3,21% BB = 4 % BB (Laktasi) # ENERGI : HP = 101,98 Kcal ME/W 0.75 GAIN = 6,7 Kcal ME/W 0.75 BUNTING = 191,77 Kcal ME/W 0.75 LAKTASI =162,94 Kcal ME/W 0.75(HP) Prod untuk 1 Kg Susu FCM 4% = 1,246 Kcal ME # PROTEIN : HP = 2,51 g Prdd/Kg W 0.75 GAIN = 0,06 g Prdd/g gain
Contoh soal : Seekor domba jantan dengan bobot badan 50 kg, setiap harinya membutuhkan sejumlah pakan yang terdiri dari rumput dan konsentrat dengan perbandingan 80% rumput dan 20% konsentrat. Bila kandungan BK rumput 22%, dan konsentrat 86%, berapa jumlah rumput dan konsentrat yang harus diberikan?
Jawaban : Kebutuhan BK domba/hari 18,80 X 54 gr = 1015 gr BK dari rumput = 0,8 X 1015 = 812 gr BK dari konsentrat = 0,2 X 1015 = 203 gr Jadi rumput yang harus diberikan : 100 X 812 gr = 3690,90 gr ~ 3700 gr 22 Konsentrat yang harus diberikan : 100 X 203 gr = 236gr ~ 240 gr 86