BREAK EVENT POINT (BEP) Disusun oleh : Gonggom Riska P 1041411070 Henrikus Aditama 1041411072 Herlina Alfiany F 1041411073 Hestries Rizka A 1041411075 Hidayatul Laili 1041411076 Inggri Budi U 1041411079 Kartika Dewi I 1041411082
PENDAHULUAN Break Even dapat diartikan suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (penghasilan = total biaya). (Munawir, 1986) Break Even Point adalah titik produksi, dimana hasil penjualan sama persis dengan total biaya produksi. (Alwi, 1993) Analisa break even adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisa break even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan. (Munawir, 1986) Dari segi produksi, BEP adalah titik yang menunjukkan tingkat produksi barang/jasa yang dijual tetapi tidak memberikan keuntungan maupun kerugian. Atau tingkat produksi barang/jasa dijual, di mana total penghasilan dan biaya dalam keadaan impas atau sama besarnya. (Alwi, 1993)
FUNGSI ANALISA BEP Mengetahui jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh tingkat keuntungan tertentu. Mengetahui seberapa jauh berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita kerugian. Mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan.
Manfaat Break Even Point Berikut beberapa manfaat dari Break Even Point : Sebagai alat dalam perencanaan untuk menghasilkan laba BEP menyediakan informasi tentang berbagai tingkat jumlah volume suatu penjualan dan hubungannya dengan potensi mendapatkan laba berdasarkan tingkat volume penjualan yang bersangkutan Untuk mengevaluasi laba entitas secara keseluruhan. Mengganti tebalnya sistem laporan dengan grafik yang sangat mudah dibaca atau pun dimengerti.
ASUMSI DASAR ANALISA BEP Biaya di dalam perusahaan dibagi dalam golongan biaya variabel dan golongan biaya tetap. Besarnya biaya variabel secara totalitas berubah-ubah secara proporsionil dengan volume produksi/penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya adalah tetap sama. Besarnya biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi/penjualan. ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya berubah-ubah karena adanya perubahan volume kegiatan. Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisa. Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk. Apabila diprodusir lebih dan satu macam produk, perimbangan penghasilan penjualan antara masing-masing produk atau “sales mix”-nya adalah tetap konstan.
MENENTUKAN BEP 1. Secara Grafik (Break Even Chart) Besarnya volume produksi / penjualan dalam unit terlihat pada sumbu horizontal (sumbu X) dan besarnya biaya dan penghasilan penjualan akan terlihat pada sumbu vertikal (sumbu Y). Dalam gambar, BEP dapat ditentukan yaitu pada titik persilangan antara garis penghasilan penjualan dengan garis biaya total. Apabila dari titik tersebut ditarik garis lurus vertikal kebawah sampai sumbu Y akan nampak besarnya “BE” dalam unit. Jika dari titik tersebut ditarik garis lurus horizontal ke samping sampai sumbu Y, maka akan nampak besarnya “BE” dalam Rupiah.
2. Secara Matematis Ada 2 cara perhitungan :
SOAL Suatu perusahaan sepatu mengeluarkan biaya tetap sebesar Rp 800.000 biaya variabel per unit Rp 30.000 .Harga jual per unit Rp 40.000. maka BEP per unitnya? Sebuah perusahan tekstil “Usaha Maju” dengan biaya tetap Rp.500.000. Biaya variabel per unit Rp.15.000. harga jual per unit Rp.30.000. maka BEP perusahan tekstil dalam rupiah?
Penyelesaian 1. Fixed Cost suatu toko sepatu : Rp.800.000,- Variable cost Rp.30.000 / unit Harga jual Rp. 40.000 / unit Maka BEP per unitnya adalah BEP = Fixed Cost Harga Jual – Variabel Cost BEP = Rp.800.000 40.000 – 30.000 = 80 unit
2. Fixed Cost Perusahan Tekstil = Rp. 500. 000,- Varibel Cost = Rp. 15 2. Fixed Cost Perusahan Tekstil = Rp. 500.000,- Varibel Cost = Rp. 15.000,- Harga Jual per Unit = Rp. 30.000,- Maka BEP dalam Rupiah adalah BEP = Total Fixed Cost x Harga jual / unit Harga jual per unit - variable cost = Rp.500.000 x Rp. 30.000 Rp.30.000 – Rp.15.000 = Rp.500.000 x Rp. 30.000 Rp. 15.000 = Rp 100.000,-
TERIMAKASIH