Mengenal Kebudayaan Minang LEBIH DEKAT Kelompok 5A Dimas Satriawulan 12206072 Febrina 10506072 Alvin Derry Wirawan 12206024 Muhammad Iqbal 13505060 Mela Kusumadewi 10506086 Desca Widayanti 10107020 Hamzah Syawaludin 10106007
Latar Belakang Budaya Minang yang kental Orang Minang yang hampir ada di setiap penjuru Indonesia
Rumusan Masalah Bagaimana gambaran dasar mengenai Budaya Minang ? Bagaimana sistem matrilineal, budaya merantau, dan sistem bagi hasil rumah makan padang yang terdapat di kebudayaan Minang? Bagaimana pemahaman mahasiswa terhadap budaya Minang ?
Tujuan Mengetahui gambaran dasar dari kebudayaan Minang. Mengetahui sistem matrilineal, budaya merantau, dan sistem bagi hasil rumah makan padang yang terdapat di kebudayaan Minang Mengetahui pendapat mahasiswa terhadap budaya Minang.
Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
Antropologi Sosial Budaya Antropologi Sosial Budaya adalah ilmu mempelajari tingkah-laku manusia, baik itu tingkah-laku individu atau tingkah laku kelompok (Leonard Siregar).
7 Unsur Kebudayaan Bahasa Sistem Teknologi dan Alat Produksi Sistem Mata Pencaharian Sistem Kekerabatan Sistem Pengetahuan Sistem Religi Kesenian
Bahasa Baso Minang -> Austronesia Sumatra Barat, Riau, Negeri Sembilan Bahasa Melayu Dialek /a/ Dialek /o/ Penat Panek Ponek Apa A Ano Mana Ma Mano Lepas Lapeh Lopeh
Sistem Teknologi dan Alat Produksi Teknologi: bentuk desa (nagari) & bentuk tempat tinggal. Nagari: daerah nagari (pusat desa) taratak (hutan dan ladang) Rumah adat: rumah gadang (rumah panggung): Bentuk memanjang, atap menyerupai tanduk kerbau Ukuran berdasarkan perhitungan jumlah ruang dalam rumah Jumlah ruangan dalam bilangan yang ganjil, mulai dari tiga Biasanya memiliki tiga didieh yang digunakan sebagai kamar dan ruangan terbuka (menerima tamu/ berpesta) Ada juga yang menambahkan tempat yang disebut anjueng (anjung): bagian yang ditambahkan pada ujung rumah dan dianggap tempat kehormatan
Sistem Mata Pencarian Bercocok tanam: bersawah, menanam sayur mayur untuk perdagangan Menangkap ikan di laut Berdagang dan merantau. Kehidupan perdagangan di Minangkabau kebanyakan dikuasai oleh penduduk Minangkabau sendiri. Kerajinan tangan: kerajinan perak bakar dari Koto Gadang, sebuah desa dekat Bukittinggi dan kain songket dari Silukang, sebuah desa dekat Sawah Lunto.
Sistem Kekerabatan Kelompok kekerabatan: paruik, kampueng (dipimpin penghulu andiko/ datuek kampung), dan suku (dipimpin seorang penghulu suku). Administrasi masyarakat pedesaan disalurkan kepada penduduk desa melalui panghulu suku dan panghulu andiko. Garis keturunan: garis matrilineal. Seorang termasuk keluarga ibunya bukan keluarga ayahnya. Begitu juga tanah dan harta warisan akan diwariskan kepada anak perempuan. Masyarakat dibagi dalam tiga lapisan besar: Bangsawan Orang biasa Orang yang paling rendah (budak)
Sistem Pengetahuan Anak lelaki usia 7 tahun biasanya akan meninggalkan rumah & tinggal di surau untuk diajarkan ilmu agama dan adat Minangkabau. Di usia remaja, mereka meninggalkan perkampungan untuk menimba ilmu di sekolah/ menimba pengalaman. Beberapa orang Minangkabau yang menjadi orang terkemuka: Abdul Muis, penulis, wartawan; Chairil Anwar, pujangga Emil Salim, ahli ekonomis dan bekas menteri Indonesia Moh. Hatta, Wakil Presiden Ind. pertama Yusof Ishak, presiden pertama Singapura
Sistem Religi Mayoritas Islam Paham Islam Paham Minangkabau Wajib menimba ilmu Wanita tak boleh dipaksa untuk menikah dengan lelaki yang tidak dicintai Ibu berhak dihormati 3 kali lebih tinggi daripada bapak Paham Minangkabau Anak lelaki ke surau untuk belajar agama Wanita menentukan pasangannya Bundo Kanduang adalah pemimpin/ pengambil keputusan di Rumah Gadang
Kesenian Kesenian tradisonal Minangkabau: Randai, teater rakyat yang meliputi pencak, musik, tarian, drama Saluang Jo Dendang, serunai bambu dan nyanyian Talempong, musik bunyi gong Tari Piring, gerakan menyerupai gerakan para petani semasa bercocok tanam Tari Payung, menceritakan kehidupan muda- mudi Minang yang selalu riang gembira Pidato Adat dan Pencak Silat
Kesenian (cont.) Upacara dan perayaan Minangkabau: Turun mandi - upacara pemberkatan bayi Sunat rasul - upacara bersunat Baralek - upacara pernikahan Batagak pangulu - upacara pelantikan penghulu. Turun ka sawah - upacara kerja gotong-royong Manyabik - upacara menuai padi Maanta pabukoan - mengantar makanan kepada ibu mertua sewaktu bulan Ramadan Tanah Ta Sirah - perlantikan seorang Datuk (ketua puak) apabila Datuk yang sebelumnya meninggal dunia Mambangkik Batang Tarandam - perlantikan seorang Datuk apabila Datuk yang sebelumya telah meninggal 10 atau 50 tahun yang lalu (mengisi jabatan yang telah lama dikosongkan)
Kesenian (cont.) Kerajinan Tangan Kain Songkethanya dipakai oleh golongan bangsawan. Kehalusan dan corak songket menggambarkan pangkat dan kedudukan tinggi seorang pembesar. Sulaman, Ukiran kayu, Pahatan emas dan perak
Fokus Pembahasan Sistem matrilineal Budaya merantau Sistem bagi hasil rumah makan padang
Sistem Matrilineal Teori stratifikasi sosial (David B. Grusky) Definisi Suatu sistem yang mengatur kehidupan dan ketertiban suatu masyarakat yang terikat dalam suatu jalinan kekerabatan dalam GARIS IBU. Teori stratifikasi sosial (David B. Grusky) Dalam setiap kehidupan sosial yang kompleks, barang-barang dengan nilai tinggi didistribusikan dengan tidak merata
Sistem Matrilineal (cont.) Keturunan dihitung menurut garis ibu Suku terbentuk menurut garis ibu Tiap orang diharuskan kawin dengan orang luar sukunya (exogami) Yang sebenarnya berkuasa adalah saudara laki-lakinya Perkawinan bersifat matrilokal, yaitu suami mengunjungi rumah istrinya Hak-hak dan pusaka diwariskan oleh mamak kepada kemenakannya dan dari saudara laki- laki ibu kepada anak dari saudara perempuan
Sistem Matrilineal (cont.) SUKU – SUKU DI MINANGKABAU Koto Piliang Bodi Caniago Tanjuang, Sikumbang, Kutianyir, Guci, Payobada, Jambak, Salo, Banuhampu, Damo, Tobo, Galumpang, Dalimo, Pisang, Pagacancang, Patapang, Melayu, Bendang, Kampai, Panai, Sikujo, Mandahiliang, Bijo, dll Sungai napa, Singkuang, Supayang, Lubuk Batang, Panyalai, Mandaliko, Sumagek, dll.
Pengaturan Harta Pusaka Sako milik kaum yang tidak berbentuk material dan diturunkan menurut sistem matrilineal seperti gelar penghulu, kebesaran kaum, tuah, dan penghormatan yang diberikan masyarakat kepadanya hak laki-laki, tidak diberikan kepada laki-laki Pusako milik suatu kaum yang didapat secara turun – menurun berdasarkan sistem matrilineal yang berbentuk material seperti sawah, ladang, rumah gadang, dan lain – lain. dimanfaatkan oleh perempuan di dalam kaumnya dan laki – laki hanya berhak untuk mengaturnya, tidak untuk memilikinya
SAKO HARTA PUSAKA PUSAKO Pusako Tinggi Pusako Rendah Gelar yang diberikan oleh raja Pagaruyung kepada seseorang yang dianggap telah berjasa menurut ketentuan tertentu PUSAKO Pusako Tinggi Pusako Rendah Gelar yang diberikan kelarga ayah(bako) kepada anak pisangnya Gelar yang diwariskan dari ninik mamak ke kemenakan
Apakah pusako tinggi dapat dijual? Tidak boleh dijual, tetapi boleh digadaikan apabila: sudah tua, tetapi masih belum menikah orang yang sudah meninggal, tetapi tidak diurusi karena tidak ada uang rumah gadang rusak, misalnya bocor
Peranan Laki-Laki mengatur segala sesuatu yang ada di dalam perkauman, baik pengaturan pemakaian, pembagian harta pusaka harus memenuhi segala aturan, aset-aset , dan semua anggota keluarga kaumnya Sebagai Kemenakan mulai ikut mengatur, walaupun tanggung jawab tertinggi berada di tangan mamaknya yang lebih tinggi lagi. Bertanggung jawab terhadap kemenakannya Sebagai Mamak menjaga keutuhan kaum, mengatur pemakaian harta pusaka, dan bertindak terhadap hal-hal yang berada di luar kaumnya untuk kepentingan kaumnya Penghulu
Peranan Laki-Laki di Luar Kaum Apabila sudah menikah, berperan sebagai tamu atau kaum pendatang di keluarga istri Orang yang arif dan bijaksana Sumando ninik mamak Membuat kaum istri gelisah Sumando kacang miang hanya memikirkan anak dan istrinya saja Sumando lapik buruk SUMANDO
Budaya Merantau
wilayah ekspansi, daerah perluasan atau daerah taklukan sesuatu yang menjanjikan harapan untuk masa depan dan kehidupan yang lebih baik dikaitkan dengan konteks sosial ekonomi dan bukan dalam konteks politik R A N T A U
Tujuan Merantau (Navis, 1999) mencari harta berdagang atau menjadi saudagar mencari ilmu belajar mencari pangkat pekerjaan atau jabatan
Ciri Khas Orang Minang di Perantauan di mana tempat mereka berada, mereka membangun ikatan-ikatan kekeluargaan dalam bentuk kesatuan kepedulian yang tinggi kepada negeri asal dan adat-budayanya
Sistem Bagi Hasil Rumah Makan Padang Teori pertukaran sosial (Thibault dan Kelley) Hubungan dasar antar manusia adalah transaksi dagang. Konsep teori pertukaran sosial Ganjaran Biaya Hasil dan laba
Hal Yang Mendasari Bagi Hasil “Indak tukang nan mambuang kayu, nan bungkuak ka singka bajak, nan luruih ka tangkai sapu, satampok ka papan tuai, nan ketek kapasak suntiang” (tidak ada yang terbuang dan tidak berguna dalam hidup ini, sehingga tingkat efisiensi dan efektifitas yang optimal bisa dicapai) Fatwa Adat Bidang Ekonomi keseimbangan (equilibrium) dan keadilan (justice) akar dari nilai tolong menolong dan bagi hasil berdasarkan profit dan lost sharing Prinsip Dasar Ekonomi Islam Dalam Falsafah Adat Minangkabau
Gambaran Sistem Bagi Hasil Pada Rumah Makan Padang Rumah Makan Segar Berdiri tahun 1997 Jalan Gajah Mada Olo Nanggalo (dekat Kampus III Universitas Bung Hatta Padang) Sistem Bagi Hasil Pemilik Modal dan Pengelola: 50 mato Kasir : 10 mato Tukang Masak : 15 mato Tukang Sanduak Nasi : 10 mato Tukang Hidang/Pelayan : 5 mato Tukang Cuci Piring : 5 mato Zakat : 5 mato Dilakukan setiap 100 hari sekali
Data Kuantitatif
Data Kuantitatif (cont.)
Data Kuantitatif (cont.)
Data Kuantitatif (cont.)
Data Kuantitatif (cont.)
Data Kuantitatif (cont.)
Kesimpulan Budaya Minang sangat kompleks dan adat istiadatnya masih sangat kuat, meliputi berbagai aspek kehidupan (sistem matrilineal, budaya merantau, bagi hasil RM Padang, dll) Dari hasil kuesioner, dapat diketahui mahasiswa sudah cukup mengetahui tentang kebudayaan Minang.
Saran Sebagai masyarakat Minang (khususnya) dan masyarakat Indonesia (umumnya), sudah seharusnya kita turut melestarikan kebudayaan Minang sebagai salah satu bagian warisan budaya Indonesia.
Tanya Jawab