Munasabah Al-Qur’an Present By : Kelompok 5
“Pengertian Munasabah” Secara etimologi, munasabah semakna dengan mushakalah dan muqarabah, yang berarti serupa dan berdekatan. Secara istilah, munasabah berarti hubungan atau keterkaitan dan keserasian antara ayat-ayat Al-qur’an antara satu dengan yang lain.
Macam – macam Munasabah Munasabah dapat dilihat dari dua segi : Sifat Materi Zhahir Al-irtibath, yaitu persesuaian atau kaitan yang tampak jelas, karena kaitan kalimat yang satu dengan yang lain erat sekali sehingga yang satu tidak bisa menjadi kalimat yang sempurna bila dipisahkan dengan kalimat lainnya, seolah-olah ayat tersebut merupakan satu kesatuan yang sama.
Contoh : “Ayat 1 dan 2 surat Al- Isra” : سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آَيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ (1) “ Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (17: 1) وَآَتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَجَعَلْنَاهُ هُدًى لِبَنِي إِسْرَائِيلَ أَلَّا تَتَّخِذُوا مِنْ دُونِي وَكِيلًا (2) “Dan Kami berikan kepada Musa Kitab (Taurat) dan Kami jadikan Kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman), "Janganlah kamu mengambil penolong selain aku.” (17: 2)
Penjelasan : Munasabah antara kedua ayat tersebut tampak jelas, yaitu bahwa kedua Nabi ( Muhammad Saw dan Musa a.s diangkat oleh Allah Swt sebagai Nabi dan Rasul, dan keduanya di Isra’kan. Nabi Muhammad dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, sedangkan Nabi Musa dari Mesir, ketika ia keluar dari negeri tersebut ddalam keadaan ketakutan menuju Madyan.
Khafiy Al- irtibath, yaitu persesuaian atau kaitan yang samar antara ayat yang satu dengan ayat lain sehingga tidak tampak adanya hubungan antar keduanya, bahkan seolah-olah masing-masing ayat atau surah itu berdiri sendiri-sendiri, baik karena ayat yang satu itu di Athafkan kepada yang lain, maupun karena yang satu bertentangan dengan yang lain. Materi Munasabah dari segi materinya, terbagi menjadi dua, yaitu munasabah antar ayat dan munasabah antar surah. Munasabah antar ayat Munasabah antara ayat mencakup beberapa bentuk, yaitu:
Munasabah antara nama surah dan tujuan turunnya. Setiap surah mempunyai tema pembicaraanyang menonjol dan itu tercermin pada namanya masing-masing, seperti surat Al baqarah (2), dan surat yusuf ( 18 ), surah An Naml ( 27 ), dan surah Al jinn ( 72 ). Munasabah antar bagian surah Munasabah antar bagian surah ( ayat atau beberapa ayat ) sering berbentuk korelasi Al-tadhadadh ( perlawanan ).
Contoh : (Q.S Al-Hadid:4) Keterangan : Pada ayat tersebut terdapat kata “ yaliju”( masuk ) dan kata “yakhruju”( keluar ), serta kata “yanzilu” ( turun ) dan kata “ ya’ruju” (naik ) yang memiliki korelasi perlawanan.Contoh lainnya adalah kata Al- adzab dan ar-rahmah dan janji baik setelah ancaman.
Munasabah antar ayat yang letaknya berdampingan Munasabah antar ayat yang letaknya berdampingan sering terlihat dengan jelas, tetapi sering pula tidak jelas. Contoh : Basmalah dan Q.S Al-fatihah ayat 1dan 2. Ungkapan rabb al’alamin pada ayat kedua memperkuat kata Al-rahman dan Al-rahim pada ayat pertama. Munasabah antara suatu kelompok ayat dengan kelompok ayat di sampingnya. Dalam surah Al Baqarah ayat 1 sampai 20, misalnya, Allah memulai penjelasanya tentang kebenaran dan fungsi Al-Qur’an bagi orang-orang bertakwa. Dalam kelompok ayat berikutnya dibicarakan tentang tiga kelompok manusia dan sifat mereka yang berbeda-beda yaitu mukmin, kafir, dan munafik.
Munasabah antara Fashilah ( pemisah ) dan isi ayat Munasabah ini mengandung tujuan tertentu. Diantaranya memantapkan (tamkin ) makna yang terkandung dalam ayat. Misalnya di dalam surat (Al –Naml ayat 80) “Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati mendengar dan (tidak pula) menjadikan orang-orang yang tuli mendengar panggilan, apabila mereka telah berpaling membelakang.” Kalimat idza wallau mudbirin merupakan penjelasan tambahan terhadap makna orang tuli.
Munasabah antara awal dengan akhir surah yang sama Munasabah ini arti bahwa awal suatu surah menjelaskan pokok pikiran tertentu, lalu pokok pikiran ini dikuatkan kembali di akhir surah ini. Misalnya terdapat pada surah Al Hasyr ayat 1 dan 24. “Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi bertasbih kepada Allah; dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. “ ( Ayat 1 ) “Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”( Ayat 24 ) Keterangan : Munasabah ini terletak dari sisi kesamaan kondisi yaitu segala yang ada baik di langit maupun di bumi menyucikan Allah sang pencipta keduanya.
Munasabah antar surah Pembahasan tentang munasabah antar surah dimulai dengan memposisikan surah Al fatihah sebagai umm Al-kitab ( induk Al Qur’an ), sehingga penempatan surah tersebut sebagai surah pembuka adalah sesuai dengan posisinya yang merangkum keseluruhan isi Al-Qur’an. Penerapan munasabah antar surah bagi surah Al fatihah dengan surah sesudahnya atau bahkan keseluruhan surah dalam Al-Qur’an menjadi kajian paling awal dalam pembahasan tentang masalah ini.
Fungsi Munasabah Dapat mengembangkan bagian anggapan orang bahwa tema-tema Al-Qur’an kehilangan relevansi antara satu bagian dan bagian lainnya Mengetahui atau persambungan atau hubungan antara bagian Al-Qur’an, baik antara kalimat atau antar ayat maupun antar surat, sehingga lebih memperdalam pengetahuan dan pengenalan terhadap kitab Al-Qur’an dan memperkuat keyakinan terhadap kewahyuan dan kemukjizatannya. Dapat diketahui mutu dan tingkat ke-balaghah-an bahasa Al-Qur’an dan konteks kalimat-kalimatnya yang satu dengan yang lainnya, serta persesuaian ayat atau surat yang satu dari yang lain. Dapat membantu dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an setelah diketahui hubungan suatu kalimat atau ayat dengan kalimat atau ayat yang lain.
Urgensi Munasabah Ilmu munasabah Al Qur’an sangat penting dikuasai dalam menafsirkanya. Dimana ia sangat membantu muffasir dalam memahami dan mengeluarkan isi kandungan Al Qur’an.Memahami Al Qur’an dengan bantuan ilmu munasabah dapat berarti menginstinbatkan makna ayat sesuai dengan konteksnya.
Cara mengetahui munasabah Harus diperhatikan tujuan pembahasan suatu surat yang menjadi objek pencarian. Memperhatikan uraian ayat-ayat yang sesuai dengan tujuan yang dibahas dalam surat. Menentukan tingkatan uraian-uraian itu, apakah ada hubungan atau tidak. Dalam mengambil kesimpulannya, hendaknya memperhatikan ungkapan- ungkapan bahasanya dengan benar dan tidak berlebihan.
Pandangan ulama tentang Munasabah Dalam menyikapi munasabah, para ulama terbagi ke dalam dua golongan. Pertama, golongan yang tertarik dengan munasabah, bahkan sebagian dari mereka mengembangkannya. Kedua, golongan yang tidak tertarik dan menganggap munasabah tidak perlu dikaji.