Keluarga, Peer, Hubungan Romantis PSIKOLOGI REMAJA Unita Werdi Rahajeng – unita@ub.ac.id unita.lecture.ub.ac.id
Family Processes and System Sosialisasi timbal balik (Reciprocal Socialization) Anak melakukan sosialisasi kepada orang tua seperti juga orang tua melakukan sosialisasi kepada anak. Anak ataupun orang tua bukan merupakan objek yang pasif sehingga timbul gerakan yang dinamis dalam sistem keluarga Keluarga sebagai suatu sistem - dalam keluarga terdapat subsistem diadik (hubungan antar dua orang) maupun poliadik (hubungan lebih dari dua orang)
Pengaruh Kehidupan Pernikahan Orang Tua The family is a constellation of subsystems. Fig. 8.1
Penjelasan: Kepuasan Pernikahan dan Pengasuhan Kepuasan Pernikahan adalah salah satu faktor yang berhubungan dengan pengasuhan Orang tua yang bahagia dengan pernikahannya lebih sensitif, responsif, hangat dan mampu menunjukkan afeki kepada anak-anak dan remaja Orang tua yang intim satu sama lain dan memiliki komunikasi baik dalam pernikahannya, lebih mampu menunjukkan afeksi kepada remaja dan anak-anaknya.
Continuity vs Discontinuity Apakah hubungan anak-orang tua berpengaruh besar terhadap hubungan anak dengan lingkungan sosial yang lebih luas....??? CONTINUITY VIEWS: Pola hubungan orang tua-anak akan berlanjut terus ke tahapan selanjutnya (Berlin, Zeanah, & Lieberman, 2009; Bowlby, 1969; Cassidy, 2009). Hubungan dengan orang tua menjadi template untuk hubungan baru yang lain (Allen, 2009). DISCONTINUITY VIEWS: Setiap hubungan sifatnya unik. Hubungan dengan ortu bukanlah rujukan (Furman & Wehner, 1997; Piaget, 1932; Sullivan, 1953). Karakter hubungan dengan sebaya berbeda dengan keluarga. Sebaya partisipatif dan dengan orang tua terikat
Orang Tua Sebagai Manajer Remaja Memonitor hubungan sosial remaja As social initiators and arrangers (Parke & Buriel, 2006). Ibu memiliki andil lebih besar memainkan peran manajer dalam pengasuhan Monitoring supervisi pilhan dalam seting sosial, aktivitas, dan persahabatan dan usaha-usaha akademis Kesediaan remaja untuk membuka diri terkait dengan sikap responsif orang tua pengasuhan orang tua otoritatif
Konflik Orang tua dan Remaja Kebanyakan dikarenakan oleh stereotipe Kebanyakan remaja dan orang tuanya memiliki kesamaan pandangan tentang nilai-nilai kerja keras, prestasi dan aspirasi karir (Gecas & Seff, 1990) Kebanyakan orang tua dan remaja memiliki kepercayaan religius dan politis sama Konflik banyak terjadi di masa awal remaja (Allison & Schultz, 2004; Smetana, 2008b). Sekitar 20% keluarga, orang tua dan remaja terlibat dalam konflik yang yang panjang, intens, berulang, dan kurang sehat (Montemayor, 1982).
Resiko Konflik Remaja – Orang Tua Konflik orang tua-remaja yang berkepanjangan membawa resiko antara lain: Minggat Kenakalan Remaja School dropout (DO) Kehamilan dan pernikahan dini Keanggotaan pada kelompok kultus Penyalahgunaan obat terlarang (Brook & others, 1990).
SIBLING Umumnya persaingan antar saudara (sibling rivalvry) mereda di masa remaja. Saudara seringkali berperan sebagai teman
Variasi Dalam Keluarga Orang tua bercerai Step Families: tinggal bersama orang tua angkat atau orang tua menikah kembali Orang tua bekerja latchkey adolescence (bawa kunci dan di rumah tanpa pengawasan orang tua) Orang tua lesbi atau gay sudahkah di Indonesia..?? Hal yang menarik untuk diteliti dalam konteks budaya Indonesia
PEER GROUP
KONFORMITAS PADA PEER Kecenderungan remaja melakuakan konformitas dengan kelompok sebayanya Konformitas muncul ketika individu meniru sikap atau tingkah laku orang lain karena tekanan nyata atau hal yang ia bayangkan Fenomena remaja yang nonkonformis mengetahui apa yang diharapkan oleh orang-orang sekitarnya dan dengan sengaja memilih perilaku yang berlawanan
PEER PRESURE Which adolescents are most likely to conform? (Cohen & Prinstein, 2006; Prinstein, 2007; Prinstein & Dodge, 2008) Remaja yang tidak memiliki keyakinan atas identitas sosialnya Self-esteem rendah Kecemasan sosial tinggi
POPULARITAS REMAJA Neglected menerima sedikit perhatian dari teman sebaya Rejected tidak disukai teman sebaya Popular teman sebaya berlomba-lomba mendekatinya Kontroversial respon ekstrim dari teman sebaya
Faktor Mempengaruhi Interaksi Remaja dengan Peer Social Cognition bagaimana remaja memahami lingkungan sosialnya Emotion remaja yang moody dan cenderung memiliki emosi negatif kurang disukai. Remaja yang sering menampilkan emosi positif cenderung disukai
Pertemanan dan Loneliness Cenderung memilih teman yang memiliki kesamaan (gender, usia, minat, achievement, academic orientation, dsb) Ada beberapa remaja yang berteman dengan remaja yang lebih tua (mixed age relationship) Bagi beberapa orang, loneliness adalah kondisi yang kronis Chronic loneliness berkaitan dengan hendaya fisik dan kesehatan mental (Karnick, 2008).
Kelompok Remaja Cliques Crowd Youth organization
KENCAN Fenomena baru muncul sekitar 1920-an Fungsi kencan sebagai “mate-selection” yang berada di bawah monitoring orang tua
Dating and Romantic Relationships Memiliki sedikitnya 8 fungsi (Paul & White, 1990): Recreation. Source of status and achievement. Part of the socialization process. Involves learning about intimacy. Context for sexual experimentation and exploration. Provide companionship in an opposite-sex relationship Identity formation and development. A means of mate sorting and selection.
Tahapan Hubungan Romantis: Tinjauan Perkembangan Pada hubungan heteroseksual Entry into romantic attrctions 11 s/d 13 tahun. Romantika menjadi topik yang mendominasi dalam percakapan sesama jenis kelamin. Exploring romantic relationships 14 s/d 16 tahun. Casual dating & Dating in groups Consolidating dyadic romantic bonds 17 s/d 19 tahun. Hubungan romantis yang lebih serius, ikatan yang lebih kuat dan stabil
Dating Script Model kognitif yang biasanya digunakan oleh remaja atau dewasa dalam memandu perilaku kencannya. Karakteristik berbeda bagi laki2 dan perempuan,khususnya di masa awal Laki-laki Proactive dating script Menginisiasi kencan, kontrol domain publik (menyetir, membukakan pintu) dan mengawali interaksi seksual Perempuan Reactive dating script Kontrol domain pribadi (perhatian terhadap penampilan, kenyamanan kencan), mendukung usaha inisiasi yang dilakukan pasangan, merespon sexual gesture laki-laki
Dating and Romantic Relationships Etnik dan Budaya Konteks sosiobudaya membawa pengaruh kuat terhadap pola kencan atau pemilihan pasangan (Booth, 2002; Stevenson & Zusho, 2002). Nilai2 dan kepercayaan religius menentukan: Usia mulai kencan Kebebasan dalam berkencan Keberadaan orang tua dan orang dewasa lain dalam kencan Peran laki-laki dan perempuan dalam berkencan