Acupuncture for the sequelae of Bell’s palsy: a randomized controlled trial Dimas Wahyu P
Pendahuluan
Bell’s palsy adalah pralisis idiopatik secara mendadak dari salah satu sisi wajah yang biasanya akan kembali selama 6 bulan Gejala sisa dari pasien, yaitu paresis yg tidak pulih, kontraktur otot wajah, spasme wajah, atau sinkinesis Dari Gejala sisa tersebut, menyebabkan gangguan pada kualitas hidup penderita Terapi yang sering digunakan adalah steroid dan antivirus, dimana focus pada masa akut dari penyakit.
Akupuntur merupakan terapi yang aman untuk beberapa gejala, termasuk bell’s palsy. Dalam penelitian ini, mengindikasikan bahwa manipulasi akupuntur dapat lebih memberikan dampak daripada non- manipulasi akupuntur
Metode
Partisipan Penelitian dilakukan di Kyung Hee University Hospital of Korean Medicine (Seoul, Korea). Partisipan diambil dari agustus 2010 hingga juli 2011, dan follow up dilakukan hingga September 2011 Peserta yang memenuhi syarat di rekrut dengan mendatangani informed consent.
Etik Penelitian ini telah disejui oleh institusi etik Kyung Hee University Hospital of Korean Medicine pada 11 Juni 2010 Dilakukan berdasarkan the provisions of the Declaration of Helsinki and Good Clinical Practice guidelines Setiap partisipan telah di berikan informed consent
Kriteria inklusi dan eksklusi Telah di diagnosis bell’s palsy setidaknya 6 bulan sebelum skrining Usia 18 – 65 tahun Skor FDI physical subscale < 70 Skor FDI social subscale < 80 Facial palsy sekunder dari infeksi Multiple neuritis Tumor tulang temporal Stroke Ramsy – hunt syndrome Rekuren facial palsy kondisi serius yang memerlukan intervensi medis
Prosedur penelitian Pasien berikut juga di eksklusi untuk menghindari efek bias yang dapat mempengaruhi perhitungan outcomes : Sedang dalam penggunaan obat steroid dan antivirus Riwayat operasi facial palsy Riwayat akupuntur moxibustion, vesiculation atau terapi pijat dalam 3 bulan terakhir Wanita hamil atau menyusui Pasien dengan tanda vital tidak stabil
Tanda vital dari setiap partisipan di kedua grup selalu di monitor Grup tanpa akupuntur digunakan sebagai control Obat bebas dibolehkan, kecuali obat yang berdampak pada gejala bell’s palsy Terapi akupntur lain, dan obat herbal atau intervensi medis tidak diperbolehkan
Intervensi Akupuntur dilakukan oleh spesialis di Korean medicine, yang telah lulus dari Korean medical school dengan 6 tahun pendidikan dan telah memiliki ijin di Korean Medicine dari the Korean Ministry of Health and Welfare Sebagai tambahan, para spesialis telah dilatih di acupuncture and moxibustion medicine selama 4 tahun program residen
Kelompok akupuntur 3 kali terapi perminggu selama 8 minggu dengan total 24 sesi Jarum disposable (0.2 mm(diameter) x 30 mm(panjang)) dimasukkan ke setiap titik akupuntur dengan kedalaman 5-30 mm selama 10 menit (sesuai titik akupuntur) Pasien dalam posisi supine Terapi ini menggunakan18 jarum untuk 12 titik Semua spesialis akupuntur menggunakan tehnik de-qi sensation.
Kelompok kontrol Akan mendapatkan terapi setelah 8 minggu.
Outcomes Outcome utama dilakukan setelah 8 minggu menggunakan FDI Score Outcome penunjang dilakukan di minggu ke 5 untuk FDI Social Score, dan FDI Physical Score di minggu ke 5 dan 8
Jumlah sampel Perbandingan jumlah partisipan kelompok akupuntur dan tanpa akupuntur adalah 2:1 Jumlah kelompk akupuntur 26 Jumlah kelompk tanpa akupuntur 13
Pengacakan, pengalokasian, pelaksanaan, dan blinding Pengacakan secara computer dilakukan oleh orang lain selain peneliti yang tidak mengetahui partisipan Partisipan dibagi dalam 2 kelompok: Kelompok akupuntur : partisipan menerima akupuntur selama 8 minggu Kelompok tidak akupuntur : partisipan menerima akupuntur selama 8 minggu setelah 8 minggu
Untuk menghindari bias, asesor dibutakan dalam pengalokasian kelompok Terapis tidak diperbolehkan berkomunikasi dengan partisipan dan asesor menyangkut prosedur dan outcomes terapi Amplop tertutup akan dibuka setelah partisipan telah memenuhi kriteria dan menandatangani informed consent Pengacakan dilakukan untuk 26 partisipan kelompk akupuntur dan 13 partisipan kelompok tidak akupuntur
Analisis statistik Analisis menggunakan intention-to-treat population yang terdiri dari semua partisipan tanpa tmenerima terapi actual Analisis statistic menggunakan SAS statistical package program (ver. 9.1.3; SAS Institute, Inc., Cary, NC, USA) Tingkat signifikan α=0.05 Semua data dianalisis secara descriptive
Perhitungan outcomes utama dan tambahan menggunakan FDI Score Rata-rata dari perbedaan dari hasil minggu ke 5 dan 8 dibandingkan dengan two sample t tests Dalam perhitungan outcoomes dari kedua kelompok digunakan analisis ANCOVA dimana imbalaced variables sebagai covarian dan assigned group sebagai fixed factor
Hasil
Karakteristik dari kedua kelompok secara umum sama Semua partisipan dari kedua grup dalam tanda vital yang stabil Tidak ada obat bebas yang digunakan pada kedua grup
Outcomes
keamanan Tidak ada kejadian yang merugikan selain luka kecil dan memar
Diskusi Dalam penelitian ini, terlihat bahwa aupuntur memberikan dampak positif dalam memperbaiki ganguan social dan fisik dari penderita bell’s palsy yang di alami oleh partisipan. Hasil positif didapatkan pada perbaikan FDI Score, selain itu juga didapat dalam perubahan Sunnybrook Facial Nerve Grading Score, yang didalamnya termasuk : aspek facial symmetry, movement asymmetery, and synkinesis
Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa akupuntur aman dan dapat memberikan keuntungan dalam mengatasi gejala sisa bell’s palsy. sehingga menunjukkan kelayakan akupunktur sebagai cara yang efektif untuk mengobati gejala sisa dari Bell palsy
Terima Kasih