EPILEPSI FARMAKOTERAPI II
Epilepsi merupakan suatu serangan berulang secara periodik dengan atau tanpa kejang. Serangan tersebut disebabkan oleh kelebihan muatan neuron kortikal dan ditandai dengan perubahan aktivitas listrik seperti yang di ukur dengan elektro-ensefalogram (EEG). Epilepsi merupakan gangguan sistem saraf pusat (SSP ) yang dicirikan oleh terjadinya bangkitan yang bersifat spotan dan berkala.
Mekanisme yang mungkin akan menyebabkan hipereksitabilitas sinkron meliputi : perubahan saluran ion dalam membran neuron modifikasi biokimia dari reseptor modulasi sistem pesan dan ekspresi gen perubahan konsentrasi ion ekstraseluler perubahan penyerapan neurotransmitter dan metabolisme dalam sel glial modifikasi rasio dan fungsi arus penghambatan ketidakseimbangan lokal antara neurotransmitter utama (misalnya, glutamat, asam γ-aminobutyric [GABA]) dan neuromodulators (misalnya, asetilkolin, norepinefrin, dan serotonin)
Bangkitan Parsial/Fokal (kejang dimulai secara lokal) Bangkitan parsial sederhana (tanpa gangguan kesadaran) Dengan gejala motorik. Dengan gejala sensorik. Dengan gejala otonomik. Dengan gejala psikis. Bangkitan parsial kompleks (dengan gangguan kesadaran) Awalnya parsial sederhana, kemudian diikuti gangguan kesadaran. Dengan gangguan kesadaran sejak awal bangkitan. Bangkitan umum sekunder (onset parsial berkembang menjadi kejangumum tonik-klonik)
Bangkitan umum (konvulsi atau non-konvulsi) Bangkitan lena (absence) Ciri khas serangan lena adalah durasi singkat, onset dan terminasi mendadak, frekuensi sangat sering, terkadang disertai gerakan klonik pada mata, dagu dan bibir. Bangkitan mioklonik Kejang mioklonik adalah kontraksi mendadak, sebentar yang dapat umum atau terbatas pada wajah, batang tubuh, satu atau lebih ekstremitas, atau satu grup otot. Dapat berulang atau tunggal. Bangkitan klonik Pada kejang tipe ini tidak ada komponen tonik, hanya terjadi kejang kelojot. dijumpai terutama sekali pada anak. Bangkitan tonik Merupakan kontraksi otot yang kaku, menyebabkan ekstremitas menetap dalam satu posisi. Biasanya terdapat deviasi bola mata dan kepala ke satu sisi, dapat disertai rotasi seluruh batang tubuh. Wajah menjadi pucat kemudian merah dan kebiruan karena tidak dapat bernafas. Mata terbuka atau tertutup, konjungtiva tidak sensitif, dan pupil dilatasi.
Bangkitan tak tergolongkan Bangkitan tonik-klonik Merupakan suatu kejang yang diawali dengan tonik, sesaat kemudian diikuti oleh gerakan klonik. Bangkitan atonik Berupa kehilangan tonus. Dapat terjadi secara fragmentasi hanya kepala jatuh ke depan atau lengan jatuh tergantung atau menyeluruh sehingga pasien terjatuh. Bangkitan/kejang infatil Bangkitan tak tergolongkan Status Epileptikus
PENYEBAB Epilepsi Idiopatik Epilepsi simptomatik Bangkitan pada epilepsi simptomatik yang dapat diketahui penyebabnya antara lain: - Faktor keturunan - Gangguan pertumbuhan - Cedera waktu lahir - Kekurangan oksigen Epilepsi Neonatus
Keadaan-keadaan yang dapat memprovokasi terjadinya bangkitan pada penderita epilepsy antara lain: Kurang tidur Kurang tidur dapat merubah aktivitas sel neuron sehingga memudahkan terjadinya bangkitan. Stress Stres dapat memperberat bangkitan Alcohol Pemakaian alcohol biasanya disertai kurang tidur, selain itu alcohol meningkatkan factor faktor yang menghambat terjadinya bangkitan. Pemakaian alcohol yang berlebihan mengakibatkan minum obat yang tidak teratur sehingga dapat menimbulkan bangkitan. Penghentian pemakaian alcohol secara mendadak pada pemakai alcohol berat juga dapat menimbulkan bangkitan. Infeksi Terutama pada anak-anak di mana biasanya bangkitannya telah terkendali, bila timbul infeksi maka eplepsinya dapat tak terkendali lagi. Ini mungkin akibat stress fisik dan kenaikan suhu tubuhnya. Obat-obatan Beberapa jenis obat seperti obat anti depresitrisiklik dan mariyuana dapat menimbulkan bangkitan.
GEJALA Kejang umum Orang yang mengalami kejang tersebut mungkin berteriak atau membuat beberapa suara, kaku untuk beberapa detik, kemudian memiliki gerakan ritmis pada lengan dan kaki. Sering kali gerakan berirama lambat sebelum berhenti. Mata umumnya terbuka, tidak tampak bernapas. Kembalinya kesadaran secara bertahap dan terjadi dalam beberapa saat. Sering kali orang akan bingung sebentar setelah kejang umum.
Kejang parsial Kadang-kadang orang dengan kejang parsial merasa bingung yang mungkin merupakan kejang parsialkompleks. Kejang parsial kompleks adalah gangguan kesadaran yang berlangsungs elama 30 detik hingga 2 menit, sering berkaitan dengan gerakan tanpa tujuan.
Kejang petit mal Ini adalah yang paling umum pada anak-anak. Penurunan kesadaran ditandai dengan orang sering menatap kosong. Berkedip berulang atau gerakan kecil lainnya mungkin ada. Biasanya kejang ini singkat, hanya berlangsung detik.
Gejala-gejala berikut dapat menunjukkan seseorang memiliki epilepsi Gejala-gejala berikut dapat menunjukkan seseorang memiliki epilepsi. Pemeriksaan medis disarankan jika satu atau lebih dari gejala ini timbul. Kejang dengan atau tanpa demam Sesekali "fainting spells" dimana kandung kemih atau kontrol usus hilang , diikuti dengan kelelahan luar biasa Kaku tiba-tiba atau jatuh tanpa alasan yang jelas Perilaku bingung, karena tidak mampu berbicara atau berkomunikasi untuk waktu yang singkat Takut tiba-tiba, marah atau panik tanpa alasan Kehilangan kesadaran
Terapi Faramakologi Pemilihan obat epilepsi berdasarkan jenis epilepsinya
Terapi non farmakologi Diet Pembedahan Vagal Nerve Stimulation (VNS) Istrirahat yang cukup Terapi nutrisi
PENYELESAIAN KASUS IDENTITAS PASIEN Nama : An.RA Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 15 tahun BB : 50 kg TB : 165 cm Pasien mengalami kejang sebelum masuk rumah sakit. Kejang berlangsung ± 10 menit, saat kejang seluruh tubuh kaku, kedua tangan dan kaki lurus kedepan, badan melengkung kedepan, kedua mata melirik ke atas. Setelah kejang anak sadar dan langsung muntah serta lemas,pusing dirasa berputar, nyeri pada ulu hati, nafsu makan menurun. Ketika sampai di rumah sakit, pasien mengalami kejang kembali seperti gejala diatas.
S (SUBJEKTIF) Keluhan : 3 jamsebelum masuk rumah sakit pasien mengalami kejang. Kejang terjadi pada siang hari, berlangsung ± 10 menit, saat kejang seluruh tubuh kaku, kedua tangan dan kaki lurus kedepan, badan melengkung kedepan, kedua mata melirik ke atas. Setelah kejang anak sadar dan langsung muntah serta lemas,pusing dirasa berputar, nyeri pada ulu hati, nafsu makan menurun. Ketika sampai di rumah sakit, pasien mengalami kejang kembali seperti gejala diatas. Riwayat Penyakit Dahulu Sebelumnya pasien tidak pernah kejang, 1 tahun yang lalu pasien mengalami kecelakan dengan benturan di kepala. Saat jatuh kepala bagian belakang terbentur dan sesaat setelah jatuh anak muntah, semenjak setelah kecelakaan anak sering mengeluh pusing dan muntah. Riwayat Penyakit Keluarga Di keluarga tidak ada yang pernah kejang seperti ini. Riwayat Pengobatan Belum berobat sebelumnya
O (OBJEKTIF) Tanda Vital TD : 120/70 mmHg Nadi : 80x/menit (kuat, cukup, regular) RR : 23x/menit Suhu : 39ºC BB : 50 kg TB : 167 cm Pemeriksaan Radiologi Pada pemeriksaan EEG menunjukkan fokal epileptikus pada temporal kanan.
A (Assesment) Berdasarkan keluhan pasien dan data pendukung, pasien diduga menderita epilepsi fokal/parsial kompleks. Dilihat dari jumlah leukosit yang tinngi, epilepsi diduga terjadi karena adanya infeksi. P (Plan) Terapi farmakologi : Seftriakson Fenitoin Mekanisme aksi: menurunkan aliran ion Na yang tersisa maupun aliran ion yang mengalir selama aksi potensial atau depolarisasi. Pemasukan ion Ca dalam depolarisasi berkurang secara bebas atau sebagai akibat berkurangnya kadar ion Na intraseluler. Asam folat Asam folat (vitamin B9)sangat penting untuk sintesis nukleotid pada period pembelahan dan pertumbuhan sel. Pemberian asam folat pada penderita epilepsi berdasarkan pada efek samping obat anti epilepsi seperti fenitoin yang menurunkan kadar folat. Parasetamol Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik dan antipiretik yang digunakan untuk meringankan sakit kepala, nyeri, serta demam. O2 : 3 L / menit IVFD Asering 12 jam Terapi non farmakologi : Menghindari factor pencetus epilepsi seperti stress emosional Istirahat yang cukup
Tgl/terapi S O A P 15/12/16 Hari -1 Fenitoin inj 3x100mg Seftriakson inj 2x 1g Parasetamol 3x 500mg Kejang (-) Badan pegal Pusing sedikit TD: 110/70mmHg, HR: 80 x/menit, RR: 21 x/ menit, Suhu: 380C Terapi fenitoin sebagai anti epilepsi sudah tepat. Seftriakson sebagai antibiotik sudah tepat. Parasetamol sebagai antipiretik sudah tepat. Dosis asam folat berlebihan. Terapi fenitoin dan seftriakson dilanjutkan. Dosis asam folat diturunkan menjadi 1mg/hari 16/12/16 Hari -2 Fenitoin inj 3x 100mg Pusing (-) RR: 20 x/ menit, Suhu: 37,50C Leukosit 17,3x103/µl Terapi fenitoin dan seftriakson sudah tepat. Pemberian parasetamol kurang tepat. Dosis asam folat berlebihan. Terapi fenitoin dan seftriakson dilanjutkan, parasetamol dihentikan karena suhu tubuh sudah normal. Dosis asam folat diturunkan menjadi 1mg/hari 17/12/16 Hari -3 TD: 110/80mmHg, Suhu: 36,90C Leukosit 15,3x103/µl Terapi fenitoin dilanjutkan. Terapi seftriakson dilanjutkan hingga 7-14 hari. Asam folat diberikan selama pasien mengkonsumsi fenitoin, dengan dosis 1mg/hari
THANK YOU