PSSS. Kelainan Letak Bola Mata

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Hanifah Rahmani N Michael Christian
Advertisements

PERAN ANAMNESIS DALAM MENDIAGNOSIS SUATU PENYAKIT
Ayudhia Kartika Monika Besti Yolanda Oktrian
TRAUMA TAJAM PADA MATA DAN KORPUS ALIENUM
Tutorial KKD Anak Aldo Ferly, S.Ked, M.Res.
Posterior Interosseous Neuropathy: Electrodiagnostic Evaluation
TRAUMA TUMPUL MATA Dr.SRI HANDAYANI MP,SpM BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA
PENDAHULUAN Makula: penglihatan fokus / detail  membaca, menyetir.
ASKEP PADA PASIEN DENGAN GLUKOMA
PSSS 3 : Mata Tenang Visus Turun Perlahan
Ilustrasi Kasus.
Diskusi Topik: ABLASIO RETINA
Sudden Deafness.
Evan Regar PRESENTASI KASUS.
Presentasi Kasus Katarak
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA
POLIOMIELITIS.
Pendekatan diagnosis Demam pada anak
Teknik dan Trik Sri Handayani
TUGAS TAMBAHAN YANG TERKAIT DENGAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
PENETAPAN STATUS REFRAKSI/DIAGNOSA
Patologi Umum.
COLABORATIVE LEARNING
Nyeri Abdomen KASUS.
PROGRAM KIA Kesehatan Ibu dan Anak.
KEGAWATDARURATAN MATA
PENGKAJIAN OFTALMIK.
KKPMT III 5 ICD-10 CHAPTER VII DISEASES OF THE EYE and ADNEXA
Yuliarni Syafrita Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK-Unand/RS DR M Djamil
PSSS 3 Mata Tenang Visus Turun Perlahan
dr. Ardizal Rahman, SpM(K)
Asuhan Keperawatan CONGENITAL HIPJOINT DISLOCATION
NASKAH PSIKIATRI Kuliah 6
STRABISMUS dr. Sri Handayani MP, SpM Bagian Ilmu Kesehatan Mata
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PENGLIHATAN Ani Sutriningsih
Asuhan Neonatus,Bayi,Balita dan Pra Sekolah
HINTS to Diagnose Stroke in the Acute Vestibular Syndrome:Three-Step Bedside Oculomotor Examination More Sensitive Than Early MRI Diffusion-Weighted Imaging.
KASUS SIROSIS HEPATIS Pertanyaan : Diagnosa penyakit & status gizi ?
RETINOBLASTOMA.
Diskusi pasien IMS Divisi IMS, Dept.I.Kesehatan Kulit dan Kelamin
PBL gangguan pendengaran
Dionissa shabira FK UPN “Veteran” Jakarta
KASUS SIROSIS HEPATIS Pertanyaan : Diagnosa penyakit & status gizi ?
Penyakit Albino dan Anemia Sel Sabit
PENYAKIT MATA PERMASALAHAN KESEHATAN MASYARAKAT
Cerebral Palsy : A Lifelong Challenge Asks for Early Intervention
SARAH KHAIRUNNISA ZHAFIRA RAMADHANI ALBINO.
MUHAMMAD ABDILLAHTULKHAER
Yuliarni Syafrita Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK-Unand/RS DR M Djamil
Myelitis Inas Amalia Mahasin
Carpal Tunnel Syndrome
EKTIMA GIOVANNI W PUTRA
Marlina Jaya Diputri G1A012009
Miyah Sofani Nisrina Budhyono
ASKEP PADA PASIEN DENGAN GLUKOMA
Dr.Mayang Anggraini - Lily Widjaya , SKM.,MM
Baiq Reski Setiagarini
ILUSTRASI KASUS Seorang pasien laki-laki datang ke poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP DR. M. Djamil Padang pada tanggal 23 Desember 2014 dengan: Nama :
Kelainan Kongenital Mata
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI HIPERMETROPI ATAU RABUN DEKAT
Blindness (Gangguan Penglihatan)
Laporan Kasus PTERIGIUM Pembimbing : dr Bagas Kumoro, Sp
REFERAT HERPES ZOSTER Oleh Santi Nurfitriani Pembimbing Dr. Sabrina.
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Oleh: Nanda Febry Pembimbing : dr. Indri Lakhsmi Putri Sp BP-RE (KKF)
AKUITI VISUAL Alat – alat : Pita & Carta Snellen (Huruf E) PROSIDUR : Letak carta snellen di tempat terang pd jarak 6 meter pd paras mata. Dudukkan.
Tunadaksa 1. Nerissa Arviana Heronika Cahya P Lutfi Zuriya I Cita Yuliantin Diana Dwi Pawitri
MONILETRIKS Elsafana Rizky Debita PEMBIMBING dr. H. Hervina, Sp.KK KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN.
Migrain Without Aura; A New Definition
Penilaian Tumbuh Kembang Bayi & Anak FKIK Unwar, Kamis 10 Desember 2015 Dr.dr.A.A.Oka Lely,Sp.A SMF Anak/ RSUD Sanjiwani Gianyar.
Transcript presentasi:

PSSS. Kelainan Letak Bola Mata Evan Regar 0906508024 Herliani Dwi Putri Halim 0906487820 Samuel Raymond RW 0906639915

Ilustrasi Kasus Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun dibawa orang tuanya karena mata juling ke dalam. Mata juling sejak usia ± 1 tahun dan makin lama makin nyata julingnya. Riwayat kehamilan dan lahir spontan aterm ditolong bidan.

Lanjutan Ilustrasi Kasus PF: TSS, TD:110/60, HR:80x/menit, BB:14 kg Pemeriksaan oftalmologi: AVODS agak sukar dinilai (karena pasien kurang kooperatif), posisi bola mata pada pemeriksaan Hirschberg 30 ET. Segmen anterior ODS tak ada kelainan, TIO normal.

Pertanyaan Apakah diagnosis/ diagnosis banding pada kasus ini? Bagaimana patoogenesis kelainan di atas? Sebutkan data tambahan yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis! Bagaimana rencana penatalaksanaan pada pasien ini? Bagaimana prognosis pasien ini?

Diagnosis Kerja/ Diagnosis Banding Esotropia basic paling sering DD/ Esotropia akomodatif Esotropia sekunder

Strabismus http://aapos.org/terms/conditions/100

avserver.lib.uthsc.edu

Strabismus Concomitant Nonparalitik Sudut deviasi selalu sama di setiap arah pandang Onset umumnya anak  <6 tahun jarang akibat keadaan neurologi Dewasa: kehilangan penglihatan unilateral Incomitant Paralitik, restriktif Kelemahan otot ekstraokular atau kelainan saraf Cth: Paresis CN III, penyakit orbita, restriktif oftalmopati tiroid Berson FG. Basic ophtalmology for medical students and primary care residents. 6th edition. American Academy of Ophtalmology. 1993

Strabismus Concomitant Esotropia (Convergent Squint) Exotropia (Divergent Squint) Vertical Squint (Hypertropia)

Esotropia Akomodatif Refraktif akomodatif  high hypermetropia Non-refraktif (abnormalitas AC/A) Non-Akomodatif Essential infantile (congenital) usia 1-2 bulan Essential acquired (late-onset)  basic, convergence, divergence Sekunder Sensory deprivation (lesi monokular): katarak kongenital, anisometropia, atrofi optik, ptosis Consecutive pasca operatif exotropia Khurana AK. Comprehensive ophtalmology. 4th edition. New Delhi: New Age Publishers; 2007

Patogenesis Otot bola mata bekerja asimetris. Sherrington’s law (otot sinergis dan antagonis) -contoh: saat menoleh ke kanan, otot rektus lateralis mata kanan dan rektus medialis mata kiri terstimulasi dan sebaliknya. Yoke’s muscles (Hering’s law) -mata yang bekerja agonis mendapat inervasi yang setara. Vaughan and Asbury’s General Ophthalmology.16th ed. USA: Mc.Graw-Hill companies; 2007.

Data Tambahan Pemeriksaan Mata: Tes tajam penglihatan  auto refraktometer Cover test Oftalmoskop  untuk melihat apakah ada katarak kongenital, retinoblastoma, atau abnormalitas retina. Rujuk

Anamnesis Riwayat penyakit keluarga Usia saat awitan Tipe saat awitan: perlahan, mendadak, atau intermiten Tipe deviasi Vaughan and Asbury’s General Ophthalmology.16th ed. USA: Mc.Graw-Hill companies; 2007.

Tes tajam penglihatan Auto Reftractometer Snellen Chart

Hirschberg Simulator http://eyeontechs.com/new/?p=218

Hirschberg Test http://www.vision-training.com/Vision%20test/Strabismus%20test.htm

Cover Test http://www.medicalgeek.com/lecture-notes/1736-ocular-motility-tests-cover-tests-subjective-clinicalmethods.html

Oftalmoskop Retinoblastoma Congenital Cataract http://openi.nlm.nih.gov/detailedresult.php?img=2873666_jceh_23_72_004_f16&req=4 http://pedclerk.bsd.uchicago.edu/page/pseudostrabismus

Tujuan Tatalaksana Koreksi kosmetik Meningkatkan tajam penglihatan Mempertahankan penglihatan binokular

Tatalaksana Non-bedah -Kacamata dengan koreksi penuh jika ada kelainan refraksi -Terapi oklusi jika ada ambliopia. Bedah -Operasi strabismus  melemahkan otot (resesi) yang lebih kuat atau sebaliknya memperkuat otot mata (reseksi). -Ditentukan oleh usia, jenis dan sudut kejulingan, durasi juling, dan status visual. Khurana AK. Comprehensive ophthalmology. 4th edition. New Delhi: New Age Publishers; 2007 Vaughan and Asbury’s General Ophthalmology.16th ed. USA: Mc.Graw-Hill companies; 2007.

Prognosis Bergantung waktu < 2 tahun  prognosis baik karena terbentuk adaptasi sensoris normal. Keberhasilan operasi bergantung tajam penglihatan preoperatif. Ad vitam: bonam Ad fungsionam: dubia ad bonam Ad sanationam: bonam

Infantile esotropia  resolusi lebih jarang terjadi Acquired  kejadian tinggi saat 1 – 8 tahun Pada anak  kehilangan binokular sangat sering terjadi  perlu koreksi refraksi (pada yang mengalami gangguan refraksi) Pembedahan jika refrakter terhadap manajemen refraksi dan ambliopia