DINASTI UMAYYAH, ABASSIYAH & UTSMANIYAH BAB 1: SEJARAH PERADABAN ISLAM SEMESTER II, SMAIT NURUL FIKRI ,2015-2016
Tujuan Pembelajaran Siswa memahami sejarah islam masa dinasti Umayyah, Abasiyyah dan Utsmaniyah Siswa dapat mengambil pelajaran tentang proses mencapai kejayaan islam pada ketiga masa tersebut Siswa dapat meneladani sifat-sifat terpuji dari para tokoh dan pemimpin islam Siswa mengetahui hakikat islam sekarang dan masa lalu Memunculkan ghirah keislaman dan bangga sebagai orang islam yang dapat menguasai dunia seperti masa lalu.
DINASTI UMAYYAH UMAYYAH 1 ( SYIRIA ) UMAYYAH II ( SPANYOL )
UMAYYAH I Bani Umayyah adalah kekhalifahan Islam pertama setelah masa Khulafaurrasyidin Periode pertama: 661 M-750 M di Damaskus Khalifah pertama: Mu’awiyah bin Abu Sufyan Dirujuk dari nama Umayyah bin ‘Abd Asy-Syams, kakek buyut Mu’awiyah
Sejarah Berdiri Setelah Ali bin Abi Thalib wafat, Mu’awiyah mengumumkan dirinya sebagai khalifah yang baru dengan pusat pemerintahan di Damaskus. Namun, Hasan bin Ali tidak mengakui hal tsb., kemudian muncul pertentangan. Akhirnya Hasan bin Ali membuat perjanjian damai dengan Mu’awiyah. Peristiwa ini dinamakan Amul Jama’ah di Kufah, 41 H/ 661 M.
Raja-raja Terkenal Mu’awiyah bin Abu Sufyan Abdul Malik bin Marwan Walid bin Abdul Malik Umar bin Abdul Aziz Hisyam bin Abdul Malik
Prestasi Tercapai kemakmuran bagi setiap rakyat Perluasan wilayah ke Eropa dan Afrika Wilayah yang aman, damai, dan tenteram Kesetaraan antara penduduk muslim Arab dengan non Arab Kesusastraan, kebudayaan, dan lalu lintas dagang mengalami kemajuan pesat
PETA KEKUASAAN BANI UMAYAH I
Sejarah Keruntuhan Kemunduran terjadi pada masa kepemimpinan Yazid bin Abdul-Malik dan Hisyam bin Abdul-Malik. Rakyat menganggap Yazid dan Hisyam kurang memperhatikan kehidupan dan kesejahteraan rakyat. Kemudian, Marwan bin Muhammad diangkat menjadi khalifah Bani Umayyah yang terakhir.
Sebab-sebab Keruntuhan Faktor internal: Komunikasi yang tidak berjalan dengan baik Lemahnya para khalifah yang memimpin Faktor eksternal: Intervensi dari luar Gerakan bawah tanah Bani Abbas
Tokoh-tokoh Ilmuwan Ulama Sastrawan Khalid bin Yazid, Sibawaih, Ibnu Bajjah, Ibnu al-Muqaffa Ulama Ibnu Hazm ( fikih ) , Hasan al-Basri, Ibnu Rusyd ( fikih ),Ibnu Syihab az-Zuhri, Ibnu Katsir ( tafsir ) Sastrawan Jamil al-Uzri, al-Akhtal, Umar bin Abu Rabi’ah, al-Faradzaq, Qays bin Mulawwah, Jarir
PENINGGALAN Masjid Agung Suriah
Indahnya Masjid Agung Suriah di Malam Hari
Dinasti Umayyah II
Sejarah Pemerintahan Bani Umayyah II merupakan pemerintahan pertama yang memisahkan diri dari dunia pemerintahan Islam Dinasti Abbasiyah Pendiri: Abdurrahman ad Dakhil bin Mu’awiyah bin Hisyam bin Abd Malik al Umawi. Dia melarikan diri ke Andalusia dari kejaran orang-orang Abbasiyah setelah runtuhnya pemerintahan Bani Umayyah di Damaskus.
Masa pemerintahan al-Walid adalah masa ketenteraman, kemakmuran dan ketertiban. Umat Islam merasa hidup bahagia. Pada masa pemerintahannya yang berjalan kurang lebih sepuluh tahun itu tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika Utara menuju wilayah barat daya, benua Eropa, yaitu pada tahun 711 M. Setelah Aljazair dan Maroko dapat ditundukan, Tariq bin Ziyad, pemimpin pasukan Islam, dengan pasukannya menyeberangi selat yang memisahkan antara Maroko (magrib) dengan benua Eropa, dan mendarat di suatu tempat yang sekarang dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan. Dengan demikian, Spanyol menjadi sasaran ekspansi selanjutnya. Ibu kota Spanyol, Cordoba, dengan cepatnya dapat dikuasai.
Raja Terkenal Abdurrahman ad Dakhil (755-788 M) * Al Hakam bin Hisyam (796-821 M) * Abdurrahman ibnul Hakam (821-852 M) * Muhammad bin Abdurrahman (852-886 M) * Abdullah bin Muhammad (889-912 M) * Abdurrahman bin Muhammad (912-961 M)
Prestasi Dibangun masjid-masjid dan istana. Katedral St. Jhon di Damaskus dirubah menjadi masjid, sedang Katedral yang ada di Hims dipakai sebagai masjid. Di al- Quds (Jerussalem) Abdul Malik membangun masjid al-Aqsha. Pembuatan mata uang di zaman khalifah Abd Al Malik yang kemudian diedarkan keseluruh penjuru negeri islam. Mendirikan pusat kegiatan ilmiah di Kufah dan Bashrah yang akhirnya memunculkan nama-nama besar seperti Hasan al-Basri, Ibn Shihab al-Zuhri dan Washil bin Atha. Bidang yang menjadi perhatian adalah tafsir, hadits, dan fikih. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Sastra-Seni
Sebab runtuhnya Dinasti Umayyah II runtuh pada tahun 422 H/1030 M Faktor yang memengaruhu adalah: Konflik Islam dengan kristen Pada abad ke-11 M umat Kristen memperoleh kemajuan pesat, sementara umat Islam sedang mengalami kemunduran. Tidak ada ideologi pemersatu Setidaknya, sampai abad ke-10 M, mereka masih memberi istilah ‘ibad dan muwalladun kepada para muallaf, suatu ungkapan yang dinilai merendahkan. Hal ini menunjukkan tidak adanya ideologi pemersatu.
Kesulitan Ekonomi Para penguasa membangun kota dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat serius, sehingga lalai membina perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang amat memberatkan dan menpengaruhi kondisi politik dan militer. Tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan diantara ahli waris. Bahkan, karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk ath-Thawaif muncul. Keterpencilan Islam di Spanyol bagaikan terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Dengan demikian, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen di sana.
Tokoh Thariq bin Ziyad, Musa bin Nushair Abdur-rahman III (929-961) Al-Hakam II (961-976) Hisyam II (976-1008) Muhammad II (1008-1009) Sulaiman I (1009-1010) Hisyam II (I010-1012) Abdur-rahman IV (1021-1022) Abdur-rahman V (1022-1023) Muhammad III (1023-1024) Hisyam III (1027-1031)
PENINGGALAN DINASTI UMAYYAH II MASJID AGUNG QORDOBA
Masjid Qubbatus Sakhra di Palestina
Istana Al Hambra di Granada
B. DINASTI ABASIYYAH Awal berdirinya : Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah adalah melanjutkan kekuasaan Dinasti Bani Umayyah. Dinamakan Daulah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa Dinasti ini adalah keturunan Abbas, paman nabi Muhammad SAW. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbass. Dia dilahirkan di Humaimah pada tahun 104 H. Dia dilantik menjadi Khalifah pada tanggal 3 Rabiul awwal 132 H. Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah berlangsung dari tahun 750-1258 M (Syalaby,1997:44).
Periode Pemerintahan NO NAMA MASA BERKUASA 1. Saffah ibn Muhammad 1. Saffah ibn Muhammad (132 H/750 M) 2. Abu Ja’far al-Manshur ibn Muhammad (136 H/754 M) 3. Mahdi ibn al-Manshur (158 H/775 M) 4. Hadi ibn Mahdi (169 H/785M) 5. Harun al-Rasyid ibn Mahdi (170 H/786M) 6. Amin ibn Harun (193 H/804 M) 7. Ma’mun ibn Harun (198 H/813 M) 8. Mu’tashim ibn Harun (218 H/833 M) 9. Watsiq ibn Mu’tashim (227 H/842 M) 10. Mutawakkil ibn Mu’tashim (232 H/848 M)
SEBAB-SEBAB KERUNTUHAN DINASTI ABASIYAH INTERNAL Konflik internal keagamaan, antara Sunny, Syiah dan aliran sesat lain Krisis ekonomi Munculnya pemberontakan pemberontakan diwilayah kekuasaan. Hilangnya sifat patriotisme, masyarakat bermalas malas EKSTERNAL Pertama, perang salib yang berlangsung dalam beberapa gelombang yang menelan banyak korban. Kedua, serangan tentara Mongol ke wilayah kekuasaan Islam. Begitu juga orang-orang Kristen Eropa terpanggil untuk ikut berperang setelah Paus Urbanus II mengeluarkan seruan kepada umat Kristen Eropa supaya melakukan perang yang lebih dikenal dengan sebutan perang Salib.
Prestasi Yang Dicapai a). Bidang Imaterial : Dalam hal ini terbagi menjadi dua, yaitu material dan immaterial a). Bidang Material : Pada zaman al-Mahdi, sebenarnya perekonomian sudah mulai menggeliat dengan peningkatan di sektor pertanian, melaluai irigasi dan peningkatan hasil pertambangan. Diantara prestasi-prestasi yang berhasil diraih al-Mahdi antara lain: 1. Dia membangun gedung-gedung sepanjang jalan menuju Makkah. 2. Masjid Agung di Madinah diperbesar tetapi menghapus nama khalifah bani Umayyah, Walid dari dinding masjid itu dan mengganti dengan namanya. 3. Membangun tempat pelayanan pos antara Makkah dan Madinah kemudian Yaman yang berfungsi sebagai tempat pembayaran ongkos perjalanan tiap mil. 4. Membuat benteng di beberapa kota khususnya Rusafa di bagian Baghdad Timur a). Bidang Imaterial : Kemajuan yang dicapai dinasti Abbasiyah mencakup ilmu agama, filsafat dan sain (Harun Nasution, 2001:65-69). Ilmu agama yang dikembangkan pada masa ini mencakup: Ilmu Hadits : Tokohnya: Al-Bukhori dengan kitabnya al-Jam’i al-Shahih dan Tarikh al-Kabir, Muslim dengan kitabnya Shahih Muslim, Ibnu Majjah, Abu Dawud, al-Tirmidzi, dan al-Nasa’i. Ilmu Tafsir : Tokohnya: Ibnu Jarir Ath Thabari dengan karyanya Jami al-Bayan fi Tafsir al- Qur’an, Ilmu Fiqih : Tokohnya: Abu Hanifah dengan kitabnya Musnad al-Imam al-A’dhom Dll.
Tokoh-Tokoh Al-Kindi ( filsafat ) Ibnu Sina (980-1037 M). Karangan-karangan yang terkenal antara lain: Shafa, Najat, Qoman, Saddiya dll. Ibnu Rusyd (1126-1198 M). Karangannya : Kulliyaat, Tafsir Urjuza, Kasful Afillah dan lain-lain Al Khawarizmi: Pengarang kitab Al Gebra (Al Jabar), penemu angka nol Ilmu Hadist, Muncullah ahli-ahli hadist ternama seperti: Imam Bukhori (194-256 H), Imam Muslim (wafat 231 H), Ibnu Majah (wafat 273 H),Abu Daud (wafat 275 H), At rmidzi, dan lain-lain FIKIH: lahirnya ulama besar;Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali. Al Ghazali. Dikenal sebagai Hujjatul Islam, karangannya: Al Munqizh Minadl-Dlalal,Tahafutul Falasifah,Mizanul Amal,Ihya Ulumuddin dan lainlain
Peninggalan Masjid Ibn Thoulun
Mimbar Shibam
Uang Dinar
DINASTI UTSMANIYAH
Sejarah berdirinya Setelah berakhirnya era ‘Abbasyiah, keadaan politik umat islam mengalami kemajuan kembali oleh tiga kerajaan besar: Usmani di Turki, Mughal di India, dan Safawi di Persia. Dari ketiganya, Turki Usmani adalah yang terbesar dan terlama. Kesultanan Utsmaniyah, atau dikenal juga dengan sebutan “Kekaisaran Turki Ottoman”. Pendiri kerajaan ini adalah bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina yang dipimpin oleh Sulaiman.
Sulaiman mengajak anggota sukunya untuk menghindari serbuan Bangsa Mongol yang berada di bawah kekuasaan Dinasti Khawarizm (1219-1220). Sulaiman dan anggota sukunya lari ke arah barat dan meminta perlindungan kepada Jalaluddin, pemimpin terakhir terakhir Dinasti Khawarizm di Transoxiana. Jalaluddin menyuruh Sulaiman agar pergi ke arah Barat (Asia kecil). Kemudian mereka menetap disana dan pindah ke Syam dalam rangka menghindari serangan Mongol. Dalam usahanya pindah ke Syam itu, pemimpin orang-orang Turki mendapat kecelakaan. Mereka hanyut di Sungai Eufart yang tiba-tiba pasang karena banjir besar pada tahun 1228. Akhirnya mereka terbagi menjadi 2 kelompok, yang pertama ingin pulang ke negeri asalnya dan yang kedua ingin meneruskan perjalanannya ke Asia kecil.
Kelompok kedua ini berjumlah 400 kepala keluarga yang dipimpin oleh Ertugril ibn Sulaiman Mereka mengabdikan dirinya kepada Sultan Alauddin II penguasa Seljuk yang pusat pemerintahannya di Kuniya, Anatolia, Asia Kecil. Sultan Alauddin menghadiahkan sebidang tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan Bizantium karena Bangsa Turki telah membantu mengalahkan pasukan Mongol dan Bizantium. Sejak itu mereka terus membina wilayah barunya dan memilih kota Syukud sebagai ibu kota mereka.
Ertugril meninggal tahun 1289 M Ertugril meninggal tahun 1289 M. Kepemimpinan dilanjutkan oleh puteranya, Usman. Usman dianggap sebagai pendiri Kerajaan Usmani, memerintah antara tahun 1290-1326 M. Pada tahun 1300 M, Bangsa Mongol menyerang Kerajaan Seljuk dan Sultan Alauddin terbunuh. Kerajaan Seljuk terpecah-pecah dalam beberapa kerajaan kecil. Lalu Usman menyatakan kemerdekaan dan berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya. Sejak itulah Kerajaan Usmani dinyatakan berdiri. Usman I mengumkan dirinya sebagai Padisyah Al Usman (raja besar keluarga Usman) tahun 699 H (1300M). Wilayah kerajaan diperluas, ibu kota kesultanan dipindah ke Bursa.
Dinasti Utsmaniyah adalah Khilafah Islam yang berpusat di Turki. Salah satu kekhalifahan yang mempunyai rentang waktu panjang dan kejayaan yang mengagumkan. Terdiri dari 39 sultan yangmemerintah selama hampir 7 abad. Pucak kekuasaannya terjadi pada masa Sultan Sulayman dengan gelas Sulayman Agung. Wilayang utsmaniyah pada masa Sultan Sulayman : Aljazair, Mesir, Hejaz, Armenia, Irak, Asia Kecil, Balkan, Bulgaria, Bosnia, Yunani, Hongaria, Rumania dan tiga laut yaitulaut Merah, Laut Tengah, dan Laut Hitam. Kesuksesan terbesar : menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453. Pada saat itu seluruh Eropa gemetar dengan kekuasaan Utsmaniyah, Raja-raja Eropa berada dalam jaminan keselamatan yang diberikan khalifah Utsmaniyah. Hal tersebut membuat raja-raja eropa menyimpan dendam dan berusaha meruntuhkan kekhalifahan utsmaniyah. Kekhalifahan utsmaniyah berakhir pada 1909 H, dan kemudian benar-benar dihapuskan pada 1924 H.
Raja Dalam masa kurang lebih 6 abad (1294-1924) berkuasa, kerajaan turki usmani mempunyai raja sebanyak 40 orang yang silih berganti, namun raja yang berpengaruh, diantaranya: Sultan Ustman bin Urtoghal (699-726 H/ 1294-1326 M) Sultan Urkhan bin Utsman (726-761 H/ 1326-1359 M) Sultan Murad I bin Urkhan (761-791 H/ 1359-1389 M) Sultan Bayazid I bin Murad ( 791-805 H/ 1389-1403 M) Sultan Muhammad I bin Bayazid (816-824 H/ 1403-1421 M) Sultan Murad II bin Muhammad ( 824-855 H/ 1421-1451 M) Sultan Muhammad Al-Fatih (855-886 H/ 1451-1481 M)
Sulthan Muhammad Al Fatih, Penakluk Konstantinopel Muhammad al-Fatih adalah salah seorang raja atau sultan Kerajaan Utsmani yang paling terkenal. Ia merupakan sultan ketujuh dalam sejarah Bani Utsmaniah. Al-Fatih adalah gelar yang senantiasa melekat pada namanya karena dialah yang mengakhiri atau menaklukkan Kerajaan Romawi Timur yang telah berkuasa selama 11 abad. Sultan Muhammad al-Fatih memerintah selama 30 tahun. Selain menaklukkan Binzantium, ia juga berhasil menaklukkan wilayah-wilayah di Asia, menyatukan kerajaan-kerajaan Anatolia dan wilayah-wilayah Eropa, dan termasuk jasanya yang paling penting adalah berhasil mengadaptasi menajemen Kerajaan Bizantium yang telah matang ke dalam Kerajaan Utsmani.
Muhammad al-Fatih dilahirkan pada 27 Rajab 835 H/30 Maret 1432 M di Kota Erdine, ibu kota Daulah Utsmaniyah saat itu. Ia adalah putra dari Sultan Murad II yang merupakan raja keenam Daulah Utsmaniyah. Sultan Murad II memiliki perhatian yang besar terhadap pendidikan anaknya. Ia menempa buah hatinya agar kelak menjadi seorang pemimpin yang baik dan tangguh. Perhatian tersebut terlihat dari Muhammad kecil yang telah menyelesaikan hafalan Alquran 30 juz, mempelajari hadis-hadis, memahami ilmu fikih, belajar matematika, ilmu falak, dan strategi perang. Selain itu, Muhammad juga mempelajari berbagai bahasa, seperti: bahasa Arab, Persia, Latin, dan Yunani. Tidak heran, pada usia 21 tahun Muhammad sangat lancar berbahasa Arab, Turki, Persia, Ibrani, Latin, dan Yunani, luar biasa! Walaupun usianya baru seumur jagung, sang ayah, Sultan Murad II, mengamanati Sultan Muhammad memimpin suatu daerah dengan bimbingan para ulama. Hal itu dilakukan sang ayah agar anaknya cepat menyadari bahwa dia memiliki tanggung jawab yang besar di kemudian hari. Bimbingan para ulama diharapkan menjadi kompas yang mengarahkan pemikiran anaknya agar sejalan dengan pemahaman Islam yang benar.
Sultan Muhammad II diangkat menjadi Khalifah Utsmaniyah pada tanggal 5 Muharam 855 H bersamaan dengan 7 Febuari 1451 M. Program besar yang langsung ia canangkan ketika menjabat sebagai khalifah adalah menaklukkan Konstantinopel. Langkah pertama yang Sultan Muhammad lakukan untuk mewujudkan cita-citanya adalah melakukan kebijakan militer dan politik luar negeri yang strategis. Ia memperbarui perjanjian dan kesepakatan yang telah terjalin dengan negara-negara tetangga dan sekutu-sekutu militernya. Pengaturan ulang perjanjian tersebut bertujuan menghilangkan pengaruh Kerajaan Bizantium Romawi di wilayah-wilayah tetangga Utsmaniah baik secara politis maupun militer.
Menaklukkan Bizantium Sultan Muhammad II juga menyiapkan lebih dari 4 juta prajurit yang akan mengepung Konstantinopel dari darat. Pada saat mengepung benteng Bizantium banyak pasukan Utsmani yang gugur karena kuatnya pertahanan benteng tersebut. Pengepungan yang berlangsung tidak kurang dari 50 hari itu, benar-benar menguji kesabaran pasukan Utsmani, menguras tenaga, pikiran, dan perbekalan mereka. Pertahanan yang tangguh dari kerajaan besar Romawi ini terlihat sejak mula. Sebelum musuh mencapai benteng mereka, Bizantium telah memagari laut mereka dengan rantai yang membentang di semenanjung Tanduk Emas. Tidak mungkin bisa menyentuh benteng Bizantium kecuali dengan melintasi rantai tersebut. Akhirnya Sultan Muhammad menemukan ide yang ia anggap merupakan satu-satunya cara agar bisa melewati pagar tersebut. Ide ini mirip dengan yang dilakukan oleh para pangeran Kiev yang menyerang Bizantium di abad ke-10, para pangeran Kiev menarik kapalnya keluar Selat Bosporus, mengelilingi Galata, dan meluncurkannya kembali di Tanduk Emas, akan tetapi pasukan mereka tetap dikalahkan oleh orang-orang Bizantium Romawi. Sultan Muhammad melakukannya dengan cara yang lebih cerdik lagi, ia menggandeng 70 kapalnya melintasi Galata ke muara setelah meminyaki batang-batang kayu. Hal itu dilakukan dalam waktu yang sangat singkat, tidak sampai satu malam.
Prestasi-prestasi ASPEK KEKUASAAN WILAYAH Akademi militer sebagai pusat pelatihan dan pendidikan, sehingga mampu menciptakan kekuatan militer yang besar dan dengan mudahnya dapat menaklukan Sebagian daerah benua Eropa yaitu, Azmir (Shirma) tahun 1327 M, Tawasyanli 1330 M, Uskandar 1338 M, Ankara 1354 M dan Galliopoli 1356 M. Menaklukan Adrianopel, Macedonia, Sopia, Salonia, dan seluruh bagian utara Yunani Memperoleh kemenangan dalam perang Salib di Nicapolas. Dapat mengalahkan Bizantium dan menaklukan Konstantinopel . Berhasil menguasai daratan Eropa hingga Austria, Bulgaria, Yunani, Yugoslavia, Albania, Hongaria dan Rumania, Afrika Utara hingga Mesir, Aljazair, Libia, Dan Tunis. Asia hingga Persia, Amenia, Siria. meliputi lautan Hindia, Laut Arabia, Laut Tengah, Laut Hitam. juga daerah-daerah di sekitar kerajaan seperti Irak, Belgrado, Pulau Rodes, Tunis, Budapest dan Yaman.
ASPEK PEREKONOMIAN Mesir sebagai pusat produksi kain sutra dan katun Anatoli selain sebagai pusat produksi bahan tekstil dan kawasan pertanian yang subur, juga menjadi pusat perdagangan dunia pada saat itu. ASPEK ILMU PENGETAHUAN Penerjemahan kitab-kitab - Dilakukan penerjemahan khazanah-khazanah lama dari bahasa yunani, latin, Persia dan arab kedalam bahasa turki, salah satu buku yang diterjemahkan adalah masyahir al-rijalkarya poltark. - Buku-buku lainnya yang diterjemahkan ke bahasa turki adalah buku karangan abu al-qasim al-zaharowi al-andalusi, seorang ahli kedokteran yang berjudul al-tashrif fi al-thibbi. Buku ini kemudian diberi tambahan pembahasan alat-alat untuk bedah dan posisi pasien tatkala terjadi operasi bedah
Sebab-sebab runtuhnya kekhalifahan utsmaniyah Kondisi Pemerintahan yang Lemah dan Kemorosotan Akhlak disebabkan oleh kecintaan kepada dunia dan kemegahannya, iri hati, benci membenci, dan penindasan. Pejabat mulai korupsi sehingga mereka meninggalkan pemahaman dan semangat jihad. Serangan dan Pertempuran Militer dari Eropa Turki melemah karena banyaknya pertempuran yang terjadi antara mereka dan negara-negara Eropa. Puncak dari semua itu adalah keterlibatan Turki dalam Perang Dunia I pada 2 Agustus 1914 atas rencana busuk dari Mustafa Kamal, dan mengakibatkan Turki kehilangan segala-galanya, dimana militer penjajah akhirnya memasuki Istambul
Gerakan Oposisi Sekuler dan Nasionalis kekhalifaan utsmaniyah jg mendapat perlawanan dari seperti Organisasi Wanita Turki dan Organisasi Persatuan dan Kemajuan yang digawangi oleh Mustafa Kemal Ataturk. Pada 1909, organisasi persatuan dan kestuan memasuki istambul dan menyingkirkan khalifah Abdul Hamid II. 3 Maret 1924, badan legislatif mengangkat Mustafa Kamal sebagai presiden Turki dan membubarak khilafah islamiyah. Tidak lama setelah itu, Khalifah Abdul Hamid dan keturunannya diusir dari Turki dan aset kekayaannya disita.
Musthafa Kemal Atatturk (Bapak Sekuler Turki ) Mustafa Kemal adalah seorang Yahudi dari sebuah kota di Turki bernama Tesalonika (Yahudi Dumamah). Mustafa merupakan seorang agen atau kaki tangan Yahudi Internasional yang disusupkan ke dalam militer Turki sehingga dia menjadi seorang jenderal untuk menghancurkan kekhalifahan Islam Turki Utsmaniyah yang menolak menyerahkan Al-Quds kepada Zionis-Yahudi. Lewat konspirasi Yahudi Internasional inilah, Kekhalifahan Turki Utsmaniyah akhirnya hancur pada tanggal 3 Maret 1924, hanya 27 tahun setelah Kongres Zionis Internasional pertama. Mustafa Kemal naik menjadi penguasa dan menghancurkan seluruh kehidupan beragama di Turki dan menggantinya dengan paham sekuler. Mustafa Kamal Ataturk merupakan seorang Mason dari Lodge Nidana. Selama berkuasa, Mustafa Kamal memperlihatkan watak seorang Yahudi asli yang sangat membenci agama.
KEJAHATAN MUSTHAFA KEMAL ATATTURK Mengikuti segala model Barat dalam pemerintahan 6 Febuari 1933 arahan telah dikeluarkan agar azan digaungkan dalam bahasa Turki dan tidak lagi bahasa Arab Sistem yang menjadi dasar adalah sistem republik sekuler. Menghapuskan sistem pemerintahan khilafah . Pemakaian jilbab dilarang di kalangan kaum wanita, sanksi berat bagi yg melanggar. Pemakainan tarbusy ( semacam peci ) oleh lelaki diganti dengan topi. Menggantikan huruf arab dengan latin. Menukar sistem pemerintahan Islam dengan sekuler ( anti agama ) Menghapus pasal 2 yang menyatakan ‘Agama Bagi Negara Turki Adalah Islam. Menghapus Kementerian Kehakiman Syariah dan diganti dengan Badan Kehakiman Sipil. Melarang berpoligami dan menyamaratakan hak pewarisan harta dan perkahwinan antara lelaki dan wanita. Pendidikan sekuler disetiap level sekolah
KEJAHATAN MUSTHAFA KEMAL ATATTURK Menggantikan budaya Islam dengan budaya berasaskan Turki dan Barat. Masjid Hagya Sophia diubah statusnya menjadi museum. Melatih tentera cara latihan ala Barat. Melarang kaum muslimin mengerjakan Haji di Makkah. Mendirikan patungnya di setiap tempat. Menghapuskan Kementerian Wakaf. Tgl 26 November 1925 menghapuskan penggunaan Kalender Hijrah dan menggantikannya dengan kalender Barat. Mengarahkan agar cuti ujung minggu yang selama ini ialah pada hari Jumat supaya ditukar ke hari Ahad sebagaimana yang diamalkan oleh Barat.
Musthafa Kemal Atattruk Meninggal Tragis DR. Abdullah ‘Azam menuturkan sakitnya Mustafa Kamal menjelang sakaratul maut yang sungguh-sungguh mengerikan. , “…Mustafa Kamal terserang penyakit dalam (sirrosis hepatitis) disebabkan alkohol yang terkandung dalam khamr ( miras ). Cairan berkumpul di perutnya secara kronis. Ingatannya melemah, darah mulai mengalir dari hidungnya tanpa henti. Dia juga terserang penyakit kelamin (GO), akibat amat sering berbuat maksiat. Untuk mengeluarkan cairan yang berkumpul pada bagian dalam perutnya (Ascites), dokter mencoblos perutnya dengan jarum. Perutnya membusung dan kedua kakinya bengkak. Mukanya mengecil. Darahnya berkurang sehingga Mustafa pucat seputih tulang.” Selama sakit Mustafa berteriak-teriak sedemikian keras sehingga teriakannya menerobos sampai ke teras istana yang ditempatinya. Tubuhnya tinggal tulang berbalut kulit. Beratnya hanya 48 kilogram. Giginya banyak yang tanggal hingga mulutnya hampir bertemu dengan kedua alis matanya. Badannya menderita demam yang sangat sehingga ia tidak bisa tidur. Tubuhnya juga mengeluarkan bau bagaikan bau bangkai. Walau demikian, Mustafa masih saja berwasiat, jika dia meninggal maka jenazahnya tidak perlu dishalati. “Pada hari Kamis, 10 November 1938 jam sembilan lebih lima menit pagi, pergilah Mustafa Kamal dari alam dunia dalam keadaan dilaknat di langit dan di bumi…,”
Khalifah Bani Utsmaniyah Salim I {tahun 918-926 H/1517-1520 M} Sulaiman al-Qanuni {tahun 926-974 H/1520-1566 M} Salim II {tahun 974-982 H/1566-1574 M} Murad III {tahun 982-1003 H/1574-1595 M} Muhammad III {tahun 1003-1012 H/1595-1603 M} Ahmad I {tahun 1012-1026 H/1603-1617 M} Mushthafa I {tahun 1026-1027 H/1617-1618 M} ‘Utsman II {tahun 1027-1031 H/1618-1622 M} Mushthafa I {tahun 1031-1032 H/1622-1623 M} Murad IV {tahun 1032-1049 H/1623-1640 M} Ibrahim I {tahun 1049-1058 H/1640-1648 M} Muhammad IV {tahun 1058-1099 H/1648-1687 M} Sulaiman II {tahun 1099-1102 H/1687-1691 M} Ahmad II {tahun 1102-1106 H/1691-1695 M} Mushthafa II {tahun 1106-1115 H/1695-1703 M} Ahmad III {tahun 1115-1143 H/1703-1730 M} Mahmud I {tahun 1143-1168 H/1730-1754 M} ‘Utsman III {tahun 1168-1171 H/1754-1757 M} Musthafa III {tahun 1171-1187 H/1757-1774 M} ‘Abdul Hamid I {tahun 1187-1203 H/1774-1789 M} Salim III {tahun 1203-1222 H/1789-1807 M} Musthafa IV {tahun 1222-1223 H/1807-1808 M} Mahmud II {tahun 1223-1255 H/1808-1839 M} ‘Abdul Majid I {tahun 1255 H-1277 H/1839-1861 M} ‘Abdul ‘Aziz I {tahun 1277-1293 H/1861-1876 M} Murad V {tahun 1293-1293 H/1876-1876 M} ‘Abdul Hamid II {tahun 1293-1328 H/1876-1909 M} Muhammad Risyad V {tahun 1328-1338 H/1909-1918 M} Muhammad Wahiddin {th. 1338-1340 H/1918-1922 M} ‘Abdul Majid II {tahun 1340-1342 H/1922-1924 M}.
PENINGGALAN TURKI UTSMANI Benteng ini berdiri pada 1775 M. Fungsi dari benteng ini adalah untuk melindungi Ka'bah dan kota Mekkah dari serangan para pendatang. Benteng ini meliputi 23 ribu meter persegi pegunungan Bulbul. Benteng ini dimusnahkan pada tahun 2002, untuk sebuah proyek pembangunan Abraj Al Bait Towers yang terdiri dari apartemen, hotel berbintang lima, dan pusat perbelanjaan. BENTENG AJYAD
ISTANA TOPKAPI
Hagia Shopia