DIFTERIa
Difteria adalah salah satu penyakit inveksi akut yang sangat menular di sebabkan oleh Corynebacterium diphteriae di tandai oleh pembentukan pseudomembran pada kulit dan mukosa. inveksi biasanya terdapat pada faring, laring, hidung
Difteria Lebih sering menyerang anak-anak Penularan difteri biasanya terjadi melalui percikan ludah dari orang yang membawa kuman ke orang lain yang sehat bisa juga ditularkan melalui benda atau makanan yang terkontaminasi
Menurut tingkat keparahannya Infeksi ringan bila pseudomembran hanya terdapat pada mukosa hidung dengan gejala hanya nyeri menelan Infeksi sedang bila pseudomembran telah menyerang sampai faring (dinding belakang rongga mulut) sampai menimbulkan pembengkakan pada laring. Infeksi berat bila terjadi sumbatan nafas yang berat disertai dengan gejala komplikasi seperti miokarditis (radang otot jantung), paralisis (kelemahan anggota gerak) dan nefritis (radang ginjal).
Gejala Penderita Difteri Anak yang terinfeksi kuman Difteri setelah 2-4 hari akan mengalami gejala-gejala infeksi saluran pernafasan bagian atas, diantara nya: 1. Demam tinggi + 38 C 2. Nyeri menelan 3. Pusing 4. Tampak selaput berwarna putih keabu-abuan (Pseudo membran). 5. Bengkak pada leher
Pemeriksaan: Kultur eksudat Pengobatan: Pengobatan umum: istirahat, isolasi : baru dapat dipulangkan setelah pemeriksaan tidak ada lg C diphteriae Pengobatan spesifik: Anti Diphteria Serum, Antibiotika, kortikosteroid
Pencegahan Difteri 1. Memberikan kekebalan pada anak-anak dengan cara Imunisasi DPT/HB untuk anak bayi di berikan sebanyak 3 kali yaitu pada saat usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan. Imunisasi DT untuk anak usia sekolah dasar (usia kurang dari 7 tahun). Imunisasi ini di berikan satu kali.
DPT / HB. Bentuk Cairan. Penyimpanan pada suhu + 2 s/d + 8 OC, Kadaluarsa 24 bulan Indikasi kekebalan aktip Difteri, tetanus dan Hept B. Kemasan 1 box isi 10 vial, @ 5 dosis Setiap vial ditempelkan VVM. Dosis 0,5 ml / dosis pada intra maskuler Pada pelayanan statis vaksin yang telah dibuka dapat digunakan paling lama 4 minggu.dengan ketentuan : Vks belum kadaluarsa, Simpan suhu 2-8 C, Label tidak hilang, Tidak terendam air, Sterilitas terjaga, VVM kondisi A / B Vaksin dapat rusak pada suhu dibawah 0 OC 5/28/2018 10
D T. Bentuk Cairan. Penyimpanan pada suhu + 2 s/d + 8 OC, Kadaluarsa 24 bulan Indikasi kekebalan aktip Difteri dan tetanus . Kemasan 1 box isi 10 vial, @ 10 dosis. Setiap vial ditempelkan VVM. Dosis 0,5 ml / dosis pada intra maskuler atau Subkutan dalam Pada pelayanan statis vaksin yang telah dibuka dapat digunakan paling lama 4 minggu.dengan ketentuan : Vks belum kadaluarsa, Simpan suhu 2-8 C, Label tidak hilang, Tidak terendam air, Sterilitas terjaga, VVM kondisi A / B Vaksin dapat rusak pada suhu dibawah 0 OC 5/28/2018 11
Bab 4 Penyuntikan yang Aman Intramuskular Suntikan diberikan pada paha tengah luar secara intramuskular dengan dosis 0,5 cc Cara Pemberian : Letakkan bayi dengan posisi miring di atas pangkuan ibu dengan seluruh kaki telanjang. Orang tua sebaiknya memegang kaki bayi. Pegang paha dengan ibu jari dan jari telunjuk. Masukkan jarum dengan sudut 900. Tekan seluruh jarum langsung ke bawah melalui kulit sehingga masuk ke dalam otot. Suntikkan pelan-pelan untuk mengurangi rasa sakit. Bab 4 Penyuntikan yang Aman 12
2. Hindari kontak dengan penderita langsung difteri. PENTING: Penggunaan masker 3. Jaga kebersihan diri. 4. Menjaga stamina tubuh dengan makan makanan yang bergizi dan berolahraga cuci tangan sebelum makan. 5. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur. 6. Bila mempunyai keluhan sakit saat menelan segera memeriksakan ke Unit Pelayanan Kesehatan terdekat.