MASTITIS
Pengertian Dan Klasifikasi Mastitis adalah peradangan pada payudara yang dapat disertai infeksi atau tidak, yang disebabkan oleh kuman terutama Staphylococcus Aureus melalui luka pada puting susu atau melalui peredaran darah. Mastitis atau biasa juga disebut dengan abses/ nanah pada payudara/ peradangan payudara. Abses payudara adalah penggumpalan nanah lokal di dalam payudara, merupakan komplikasi berat dari mastitis
Macam-macam mastitis dibedakan berdasarkan tempatnya serta berdasarkan penyebab dan kondisinya.
Mastitis berdasarkan tempatnya dibedakan menjadi 3, yaitu: a. Mastitis yang menyebabkan abses di bawah areola mammae b. Mastitis di tengah-tengah mammae yang menyebabkan abses di tempat itu c. Mastitis pada jaringan di bawah dorsal dari kelenjar-kelenjar yang menyebabkan abses antara mammae dan otot-otot di bawahnya.
Sedangkan pembagian mastitis menurut kondisinya dibagi pula menjadi 4, yaitu : a. Mastistis Gravidarum Mastitis gravidarum biasanya muncul pada wanita di masa kehamilannya. b. Mastitis periductal Mastitis periductal biasanya muncul pada wanita di usia menjelang menopause, penyebab utamanya tidak jelas diketahui. Keadaan ini dikenal juga dengan sebutan mammary duct ectasia, yang berarti peleburan saluran karena adanya penyumbatan pada saluran di payudara.
lanjutan c. Mastitis puerperalis/lactational Mastitis puerperalis banyak dialami oleh wanita hamil atau menyusui. Penyebab utama mastitis puerperalis yaitu kuman yang menginfeksi payudara ibu, yang ditransmisi ke puting ibu melalui kontak langsung. d. Mastitis supurativa Mastitis supurativa paling banyak dijumpai. Penyebabnya bisa dari kuman Staphylococcus, jamur, kuman TBC dan juga sifilis. Infeksi kuman TBC memerlukan penanganan yang ekstra intensif. Bila penanganannya tidak tuntas, bisa menyebabkan pengangkatan payudara/mastektomi.
Berdasarkan etiloginya: a Berdasarkan etiloginya: a.Mastitis karena stasis ASI/ non infeksiosa saluran air susu yang tersumbat atau juga karena posisi menyusui yang salah b.Mastitis infeksiosa yang paling sering adalah Staphylococcus Aureus dan Streptococcus kuman yang masuk ke saluran air susu di putting payudara melalui perantaraan mulut atau hidung bayi Anda saat menyusui
Penyebab ialah puting susu yang luka atau lecet, dan kuman per kontinuitatum menjalar ke duktulus-duktulus dan sinus. Sebagian besar yang ditemukan pada pembiakan pus ialah Staphylococcus Aureus. Mastitis terjadi akibat invasi jaringan payudara (misalnya : glandular, jaringan ikat, areolar, lemak) oleh organisme infeksius atau adanya cidera payudara. Organisme yang umum termasuk S. Aureus, Streptococci, dan H. Parainfluenzae. Cidera payudara mungkin disebabkan memar karena manipulasi yang kasar, pembesaran payudara, statis air susu ibu dalam duktus, atau pecahnya atau fisura puting susu.
Bakteri dapat berasal dari beberapa sumber : a. Tangan ibu b Bakteri dapat berasal dari beberapa sumber : a. Tangan ibu b.Tangan orang yang merawat ibu atau bayi c. Bayi d. Duktus laktiferus e. Darah sirkulasi Stress dan keletihan juga bisa dikaitkan dengan mastitis.
Faktor Predisposisi a. Umur Wanita berumur 21-35 tahun lebih sering menderita mastitis dari pada wanita di bawah usia 21 tahun atau di atas 35 tahun. b. Paritas Mastitis lebih banyak diderita oleh primipara. c.Serangan sebelumnya Serangan mastitis pertama cenderung berulang, hal ini merupakan akibat teknik menyusui yang buruk yang tidak diperbaiki.
d. Melahirkan Komplikasi melahirkan dapat meningkatkan risiko mastitis, walupun penggunaan oksitosin tidak meningkatkan resiko. e. Gizi Asupan garam dan lemak tinggi serta anemia menjadi faktor predisposisi terjadinya mastitis. Antioksidan dari vitamin E, vitamin A dan selenium dapat mengurangi resiko mastitis. f. Faktor kekebalan dalam ASI Faktor kekebalan dalam ASI dapat memberikan mekanisme pertahanan dalam payudara. g. Stres dan kelelahan Wanita yang merasa nyeri dan demam sering merasa lelah dan ingin istirahat, tetapi tidak jelas apakah kelelahan dapat menyebabkan keadaan ini atau tidak. h. Pekerjaan di luar rumah Ini diakibatkan oleh statis ASI karena interval antar menyusui yang panjang dan kekurangan waktu dalam pengeluaran ASI yang adekuat. i. Trauma Trauma pada payudara karena penyabab apapun dapat merusak jaringan kelenjar dan saluran susu dan hal ini dapat menyebabkan mastitis.
Patofisiologi Patofisiologi Stasis ASI peningkatan tekanan duktus jika ASI tidak segera dikeluarkan peningkatan tegangan alveoli yang berlebihan sel epitel yang memproduksi ASI menjadi datar dan tertekan permeabilitas jaringan ikat meningkatkan beberapa komponen (terutama protein dan kekebalan tubuh dan natrium) dari plasma masuk ke dalam ASI dan jaringan sekitar sel memicu respon imun respon inflamasi dan kerusakan jaringan yang mempermudah terjadinya infeksi (Staphylococcus Aureus dan Sterptococcus) dari port d’entry yaitu: duktus laktiferus ke lobus sekresi dan puting yang retak ke kelenjar limfe sekitar duktus/ periduktal dan secara hematogen.
Gejala Mastitis a. Nyeri payudara dan tegang atau bengkak b Gejala Mastitis a.Nyeri payudara dan tegang atau bengkak b.Kemerahan dengan batas jelas c. Kulit pada payudara yang bengkak cenderung terlihat mengkilap d. Biasanya hanya satu payudara e. Terjadi antara 3-4 minggu pasca persalinan
Gejala Mastitis Non Infeksiosa Gejala Mastitis Infeksiosa a. Lemah, mialgia, nyeri kepala seperti gejala flu dan ada juga yang di sertai takikardia b. Demam suhu > 38,5 derajat celcius c. Ada luka pada puting payudara d. Kulit payudara kemerahan atau mengkilat e. Terasa keras dan tegang f. Payudara membengkak, mengeras, lebih hangat, kemerahan yang berbatas tegas g. Peningkatan kadar natrium sehingga bayi tidak mau menyusu karena ASI yang tersa asin Gejala Mastitis Non Infeksiosa a. Adanya bercak panas/nyeri tekan yang akut b. Bercak kecil keras yang nyeri tekan c. Tidak ada demam dan ibu masih merasa naik-baik saja. a. Nyeri ringan pada salah satu lobus payudara, yang diperberat jika bayi menyusu. b. Gejala seperti flu : nyeri otot, sakit kepala, keputihan.
Penatalaksanaan Penatalaksanaan Perawatan puting susu pada waktu laktasi merupakan usaha penting untuk mencegah mastitis. Perawatan terdiri atas membersihkan puting susu dengan sabun sebelum dan sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah mengering. Selain itu yang memberi pertolongan kepada ibu yang menyusui bayinya harus bebas dari infeksi Staphylococcus. Bila ada kerak atau luka pada puting sebaiknya bayi jangan menyusu pada mamae yang bersangkutan sampai luka itu sembuh. Air susu ibu dikeluarkan dengan pijatan.
Terima kasih dan semoga bermamfaat