HIPOVOLEMIA...
Dehidrasi G3 keseimbangan cairan tubuh=> output> input => tubuh kekurangan cairan dan elektrolit macam dehidrasi primer( kekurangan air/water depletion) sekunder ( kekurangan Natrium/sodium depletion) kombinasi 1 dan 2
Dehidrasi primer Pemasukan cairan sedikit sebab: keadaan sukar menelan pd bbrp peny peny mental disertai hidrofobia penderita lemah tdk dpt minum air koma yg lama kekurangan air misal di gurun Dehidrasi primer
Gejala dehidrasi primer Haus hiposalivasi oliguri lemah kronis: halusinasi dan delirium => bila kekurangan air mencapai 15%-22% dari slrh cairn tbh bisa fatal, umumnya dlm 7-10 hari
Pd stadium awal Na dan Cl keluar bersama cairan tbh Pd stadium awal Na dan Cl keluar bersama cairan tbh. 36-48 jam kmd=> reabsorbsi ion-ion tsb oleh ginjal=> Na dan Cl ekstraseluler ber>>(hipertonik)=> air keluar dr sel (dehidrasi seluler)=> rangsangan ke hipofise=> pelepasan ADH=> oliguri=> (dehidrasi seluler)=> rasa haus
Dehidrasi skunder Kehilangan cairan yg mengandung elektrolit terutama Na kekurangan intake garam tdk sebabkan sodium depletion ok. Ginjal dpt mengatur dan menyimpan Na Sebab: - keluar mll sal cerna: muntah, diare, dan aspirasi mll intubasi - keluar mll urin: penya diabetes, deuretik, diet bebas garam Gejala: nausea dan muntah, kejang, sakit kepala, lesu & lemah
Hipovolemia Adl Penipisan volume cairan ekstraseluler(CES) tjd krn kehilangan mll kulit, GI, dan ginjal abnormal, perdarahan, penurunan masukan atau perpindahan cairan ke spasium ketiga ex: peritonitis, obstruksi usus, luka bakar, asites, fraktur panggul, karsinoma, bedah mayor yg melibatkan trauma jar luas
Hipovolemia Tergantung jenis kehilangan cairan hipovolemia dpt disertai dg ketidak seimbangan asam-basa, osmolar a/ elektrolit dpt sebabkan syok hipovolemik mekanisme kompensasi; peningkatan rangsang sistem syaraf simpatis (peningkatan frek jtg, kontraksi, dan tahanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormon ADH hipovolemik lama dpt sebabkan ggl gjl akut
Pengkajian Tanda gjl pusing, kelemahan keletihan, sinkope, anoreksia, mual, muntah, haus, kekacauan mental, konstipasi, oliguri
pengkajian fisik - TD turun, terutama bila berdiri (hipotensi ortostatik), peningkatan frek jtg, turgor kulit buruk, lidah kering dan kasar, mata cekung, vena leher kempes, suhu meningkat, penurunan BB akut, kecuali pd spasium ke-3. Bayi & anak; penurunan air mata,ubun2 cekung - ps syok tampak pucat, nadi cepat dan lemah, oliguri
Penurunan BB sbg indikator kekurangan CES Penurunan BB keparahan defisit ------------------------------------------------ --- 2-5% ringan 5-10% sedang 10-15% berat 15-20 fatal Penurunan BB sbg indikator kekurangan CES
Pengkajian perubahan pd hipovolemia Ringan sedang berat ---------------------------------------------------------- anoreksia hipotensi ortostatik hipotensi berbaring keletihan takikardi nadi cepat lemah kelemahan penurunan CVP dingin,kulit kusam penurunan haluaran oliguri urin kacau mental; stupor, koma
GI; muntah, penghisapan NG, diare, drainase intestinal kulit; diaforesis ber>> skunder thd demam a/ latihan; luka bakar ginjal; th/ deuretik, diabetes insipidus, deuretik osmosis(poliuri), pasca penggunaan zat kontras Riw dan faktor resiko
spasium ke-3 a/ perpindahan cairan plasma ke intrtisial; peritonitis, obstruksi usus, luka bakar, asites perubahan masukan; koma, kekurangan cairan hemoragi Riw dan fkt resiko
Px/ diagnostik Nitrogen urea darah (BUN):meningkat, penurunan fgs gjl, hematokrit: peningkatan pd dehidrasi, turun pd perdarahan Px/ diagnostik
Px/ diagnostik Elektrolit serum =>bervariasi tgt pd jns kehilangan cairan - hipokalemi=> kehilangan mll GI, gjl - hiperkalemia=> insufisiensi gjl - hipernatremi=> peningkatan kehilangan cairan tak kasat mata, keringat dan diabetes insipidus - hiponatremi=> peningkatan masukan, pelepasan ADH shg mengencerkan natrium serum
Px/ diagnostik Co2 total serum =>menurun pd asidosis metabolik, meningkat pd alkalosis metabolik GDA - asidosis metabolik;PH<7,35, HCO3<22 mEq/L => kehilangan pd GI bawah, ketoasidosis diabetik, - alkalosis metabolik;PH>7,45, HCO3>26 mEq=> th/ deuretik
Px/ diagnostik BJ urin; mkn normal, akan menurun pd deabetes insipidus Natrium urin; menunjukkan kemampuan gjl menyimpan Na osmolalitas serum; tgt jns kehilangan cairan dan kemamp tbh mengkompensasi haus dan ADH
Penatalaksanaan kolaboratif 1. Pemulihan vol cairan & koreksi g3 penyerta asam-basa dan elektrolit - dekstros dan air=> mengatasi cairan tbh total merata ke slrh CIS dan CES - Normal saline; hanya utk memperbanyak CES - darah dan komponen drh; hanya memperbanyak cairan intravaskuler CES - lar elektrolit/salin campuran; memberikan tambahan elektrolit ex; K, Ca
Cairan hrs diberikan cepat dan pd kuantitas yg cukup utk mempertahankan perfusi jar adekuat tanpa kelebihan beban sist kardiovaskuler kecepatan pemberian cairan hrs didasarkan pd beratnya kehilangan dan respon hemodinamik indv thd penggantian cairan
penambahan cairan dihentikan bila ada tanda kelebihan vol cairan; krekles, peningkatan frek jtg, frek pernaf, a/ tdp peningkatan cepat pd CVP dan TAP
Penatalaksanaan kolaboratif 2. Perbaikan perfusi jaringan pd syok hipovolemik 3. Rehidrasi oral 4. tind thd penyebab dsr Penatalaksanaan kolaboratif
Diagnosa kep dan intervensi Defisit vol cairan bd kehilangan cairan tbh a/ penurunan masukan =>Tujuan; pasien memenuhi masukan cairan dan elektrolit adekuat dg KH: haluaran urin 30 ml/jam, BB stabil, BJ 1,010-1,030, Tak ada tanda hipovolemik(lidah kering dll), TD dlm batas N, CVP 2-6 mmHg, frek jtg 60-100X/mnt, Na serum 137-147mEq/L, hematokrit, BUN dlm batas N
Perubahan perfusi serebral,ginjal, dan perifer b.d hipovolemia =>tujuan; ps mpy perfusi adekuat dg KH: kesadaran baik, kulit hangat dan kering, TD dlm batas normal, Nadi<100/mnt, haluaran urin30 ml/jam slm2 jam berturut2, pengisian kapiler<2 dtk