Hubungan Etika dan Ilmu Pada Zaman Yunani dulu, Aristoteles manyatakan bahwa ilmu tak mengabdi pada pihak lain, melainkan ilmu digeluti hanya untuk ilmu itu sendiri. Sejak abad 17 ilmu giat dikembangkan bukan sekedar tujuan bagi dirinya sendiri melainkan suatu sarana untuk mencapai sesuatu. Dengan demikian secara implisit sesungguhnya pengembangan ilmu tidak lepas dari etika dan bahkan politik. Nilai ilmu terletak pada penerapannya karena ilmu mengabdi masyarakat. Salah satu ciri ilmu adalah kebenaran, bahkan kebenaran itu merupakan inti etika ilmu, maka menurut pandangan faham pragmatis kebenaran tersebut ditentukan oleh derajat penerapan praktis dari ilmu. Tingkat kelengketan antara ilmu dan etika didasarkan pada anggapan bahwa ilmu bukan tujuan, melainkan sarana. Sebagai sarana, maka ilmu mau tidak mau harus berimpit dengan etika bagi pelayanan sesama manusia bahkan tanggung jawab secara agama. Karenanya etika akan menentukan corak perkembangan ilmu karena ilmu didudukkan sebagai sarana. Sedang sifat ilmu yang netral maka ilmu “tidak” menentukan etika. Dengan demikian batas perkembangan ilmu sangat dipengaruhi oleh etika yang berlaku.
HAKEKAT IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) : Ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, termasuk gejala-gejala alam Yang ada fisika Gejala-gejala alam kimia biologi Karena rasa ingin tahu manusia merupakan awal sikap ilmiah, maka keingintahuan lebih lanjut mengenai : apa, mengapa dan bagaimana tentang peristiwa atau gejala itu timbul. Ada 4 tahap perkembangan alam pikiran manusia sampai lahirnya IPA : mitos, penalaran, eksperimentasi dan metode keilmuan.
PENJELASAN TANPA ATAU BELUM MENGGUNAKAN PENALARAN YANG BAIK: MITOS MANUSIA INSTING, AKAL, SEHINGGA INGIN TAHU APA, MENGAPA, BAGAIMANA PENJELASAN PENJELASAN TANPA ATAU BELUM MENGGUNAKAN PENALARAN YANG BAIK: MITOS PERKEMBANGAN: Menggunakan penalaran yang sistematis, disebut METODE ILMIAH
ILMU: dinamis (perlu pemikiran yang kritis) PENGETAHUAN Segala sesuatu yang diketahui, dengan membaca, mendengar, melihat,melakukan sehingga menghasilkan pengalaman Empirik, empiris Pengetahuan tanpa belajar: insting (hewan, naluri: untuk makan) Pengetahuan disusun secara sistematis (logika dan pengalaman) ILMU: dinamis (perlu pemikiran yang kritis)
Bila menggunakan logika (khususnya deduktif): SILOGISME ILMU PENGETAHUAN ILMU (SCIENCE) Fakta khusus menuju kesimpulan umum INDUKTIF LOGIKA Sesuatu bersifat umum menuju khusus DEDUKTIF Memperoleh fakta Bila menggunakan logika (khususnya deduktif): SILOGISME Premis Mayor Premis Minor Organisme bernafas, tumbuhan adl organisme, Jadi: tumbuhan bernafas
PENALARAN DEDUKTIF – TAHAP RASIONALISME Rasionalisme : Aliran pemahaman untuk pemecahan masalah menggunakan rasio atau daya nalar dalam upaya memperoleh pengetahuan yang benar Penalaran Deduktif : suatu cara berpikir yang didasarkan atas pernyataan yang bersifat umum untuk ditarik kesimpulan yang bersifat khusus, menggunakan pola berpikir silogisme. Contoh Silogisme: Semua orang suatu saat mati (Premis mayor) Si A adalah orang (Premis minor) Maka si A akan mati (Kesimpulan)
PENALARAN INDUKTIF – TAHAP EMPIRISME Suatu cara berpikir untuk menarik “kesimpulan umum” berdasarkan pengamatan-pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat “khusus” Contoh : Logam tembaga, logam besi, logam aluminium jika dipanaskan bertambah panjang Kesimpulan : Semua logam jika dipanaskan akan bertambah panjang Empirisme : Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang diperoleh langsung dari pengalaman konkrit.
Perpaduan antara penalaran deduktif dan penalaran induktif disebut : METODE KEILMUAN / ILMIAH Pembentukan sikap ilmiah : Memiliki rasa ingin tahu (kuriositas) yang tinggi dan kemampuan belajar yang besar Tidak dapat menerima kebenaran tanpa bukti Jujur Terbuka Toleran Skeptis Optimis Pemberani Kreatif Langkah-langkah Metode Ilmiah Perumusan masalah Penyusunan hipotesis Pengujian hipotesis dengan eksperimentasi Penarikan kesimpulan
MASALAH: ? Metode keilmuan digunakan untuk mengatasi masalah Pemecahan masalah Langkah-langkah untuk memecahkan masalah: MEMBUAT HIPOTESIS (DALIL/Pernyataan YANG HARUS DIUJI), baik Ilmu sosial maupun ilmu alam Cara pengujian: DENGAN PENELITIAN menggunakan METODE Survey dan atau eksperimen
Survey, eksperimen Membuat laporan penelitian: mudah dipahami Diperoleh: Data Analisis (statistik): dengan tingkat kepercayaan yang tinggi (tergantung ulangan dan pembanding) Pembahasan Kesimpulan: menghasilkan dalil atau teknologi Membuat laporan penelitian: mudah dipahami
Gambaran Langkah penting metode ilmiah : Sadar ada masalah Mengidentifikasi dan merumuskanmasalah Pernyataan/Pertanya-an: tentang apa, mengapa dan bagaimana Perumusan hipotesis Dipilih salah satu yang paling mungkin dari banyak jawaban sementara Pengumpulan data/bukti melalui eksperimen /observasi Masalah baru untuk dipecahkan lebih lanjut/eksperimen atau observasi lanjutan Teori Hukum/dalil Menarik kesimpulan berdasarkan pengujian dan analisis data serta ringkasan semua informasi yang diperoleh
Keunggulan dan keterbatasan metode ilmiah Beberapa catatan tentang metode ilmiah Langkah-langkah dalam metode ilmiah saling berkaitan Dasarnya sama bagi disiplin keilmuan Khusus untuk kelompok ilmu tertentu Tujuan hanya kebenaran yang obyektif dan sementara Keunggulan dan keterbatasan metode ilmiah Keunggulan : Melatih kebiasaan berpikir yang sistematis, logis dan analitis Memupuk sifat jujur, obyektif, terbuka, disiplin dan toleran Menolak takhayul dan menolak pendapat tanpa bukti nyata. Keterbatasan Kebenaran ilmiah bersifat tentatif (sementara) Sulit untuk memilih fakta yang benar-benar berkaitan dengan masalah yang akan dipecahkan.
SARANA BERFIKIR ILMIAH PERANAN ILMU Mendeskripsikan (menyandra) Menjelaskan (eksplorasi) Memprediksi (meramal) Mengendalikan (mengontrol) SARANA BERFIKIR ILMIAH Meliputi: Bahasa; Logika; Matematika; Statistika PENGERTIAN IPA Meliputi 3 hal: Produk, Proses dan Nilai/Sikap Ilmiah 1. Produk IPA: Data yang diperoleh melalui observasi (1) Fakta (2) Konsep (3) Prinsip (4) Hukum (5) Teori 2. Proses ilmiah: Merumuskan masalah, hipotesis, uji hipotesis, kesimpulan 3. Nilai dan sikap ilmiah: jujur, tekun, teliti, obyektif, terbuka, dan sebagainya.
IPA KLASIK DAN IPA MODERN IPA Klasik : - tahap deskriptif dan kualitatif - eksperimen teori - mengarah kepastian mutlak IPA Modern : - tahap simultatif dan kuantitatif - teori eksperimen - mengarah pendekatan statistik, bersifat probabilitas IPA bersifat dinamis, artinya kebenarannya terbuka untuk diuji lagi, sehingga apabila diketemukan pendekatan yang lebih baik, dapat menggugurkan teori yang lama.