KETAHANAN TERIMBAS (INDUCED RESISTANCE).

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Pemuliaan Tanaman.
Advertisements

What is Ethylene.
PENGEDALIAN PENYAKIT TANAMAN
Perkembangan Penyakit dan Strategi Pengelolaan Produk Pascapanen
PENGENDALIAN PENYAKIT BAKTERI
BAKTERI SEBAGAI AGENSIA HAYATI
BAKTERI PATOGEN TANAMAN
Pengaruh Tanaman PANGAN Transgenik terhadap Resistensi Hama Serangga
SISTEM PENCERNAAN.
Pengelolaan Hama Terpadu
SURVIVAL DAN PENYEBARAN BAKTERI PATOGEN
PATOGENESIS PATOGENESIS (pathogenesis):
DIAGNOSIS PENYAKIT BAKTERI
CORAK PERKEMBANGBIAKAN TANAMAN
Biokimia Adaptasi 2013 Oleh: Pauline D. Kasi (PBI/1032) S. Hafidhawati A. (PBI/1044) PPS Biologi UGM.
HORMON PADA TUMBUHAN Pada tumbuhan, hormon dihasilkan terutama pada bagian tumbuhan yang sel-selnya masih aktif membelah diri (pucuk batang/cabang atau.
Respon Tanaman Terhadap Patogen
Bioanor OT 11 OrgTin Organotimah Karboksilat Organotimah karboksilat merupakan bagian dari organotimah yang mendapat perhatian paling luas dari para kimiawan.
Penyakit Tumbuhan yang Disebabkan Bakteri Badriyah ( )
Fisiologi Pasca Panen.
Tumbuhan Berkeping Dua (dikotil)
Metabolisme NUTRISI PENGHASIL ENERGI Karbohidrat Lemak Protein MAKRO-
HORMON PADA TUMBUHAN Pada tumbuhan, hormon dihasilkan terutama pada bagian tumbuhan yang sel-selnya masih aktif membelah diri (pucuk batang/cabang atau.
METABOLISME SEL SMK N 1 JEPARA Standar Kompetensi:
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
RESPON TUMBUHAN TERHADAP PATOGEN
SEBAGAI AGEN PENGENDALI
PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR KELAPA MUDA, AIR KELAPA TUA DAN AIR BIASA TERHADAP PERTUMBUHAN STEK MAWAR (Rosaceae) Oleh : NURLAILA MAHULAUW NIM : 2008 –
FACULTY OF BIOLOGY MEDAN AREA UNIVERSITY
PERKEMBANGBIAKAN TANAMAN
EKOFISIOLOGI.
SIFAT KIMIA TANAH : reaksi tanah
ORGAN TUMBUHAN # DAUN # # BUNGA # # BUAH # # BIJI # # AKAR #
PASCA UTS SEMESTER GENAP T.A. 2014/2015
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN
HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN SESUAI PRIORITAS NASIONAL BATCH II
PERAKITAN TEKNIK PENGENDALIAN Xanthomonas oryzae TERBAWA BENIH PADI
KOMPONEN OPT Hama adalah binatang yang merusak tanaman sehingga mengakibatkan kerugian secara ekonomi. Patogen adalah jasad renik (mikroorganisme) yang.
KONSEP KERJA DAN AKTIVITAS FITOHORMON DALAM PERTUMBUHAN TANAMAN
Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan epidemi penyakit tumbuhan yaitu :
FITO HORMON Oleh : Dr.Muhibbuddin,M.S..
Bioteknologi Penggunaan biokimia, mikrobiologi dan keteknikan kimia secara terpadu untuk menerapkan teknologi pemanfaatan mikroba dan kultur jaringan.
Poligen Kelompok 3 Sigit Budi P
TUGAS KULTUR JARINGAN TUMBUHAN
PENYAKIT TANAMAN Moch Syamsul Hadi HPT - UB.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DIAGNOSIS PENYAKIT TUMBUHAN
POTENSI BARU PENGHASIL SENYAWA ANTIMIKROBIAL DARI BAKTERI FILOSFER DAUN REUNDEU (Staurogyne longata)
DORMANSI BY KELOMPOK II.
Pengukuran Penyakit dan Kehilangan Hasil
RESPIRASI-1 By Irda Safni.
PERTUMBUHAN BIJI SEMANGKA
Kajian Pemberian Dolomit dan Bacillus subtilis terhadap
Bioteknologi Klasik Dan Modern
MEKAR WARNA SARI TANAMAN JAGUNG.
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
MODEL PERKEMBANGAN EPIDEMI
BIOPESTISIDA PT AGRO LESTARI INDONESIA
PENYAKIT BAKTERI TUMBUHAN
Pemuliaan Tanaman.
FITOPATOLOGI Mekanisme Pertahanan Tumbuhan Terhadap Patogen
PERKECAMBAHAN DAN DORMANSI
Pertumbuhan  P P eristiwa perubahan biologi yang terjadi pada makhluk hidup yang berupa pertambahan ukuran (volume, massa, dan tinggi).  I Irreversibel.
HORMON PADA TUMBUHAN Pada tumbuhan, hormon dihasilkan terutama pada bagian tumbuhan yang sel-selnya masih aktif membelah diri (pucuk batang/cabang atau.
KERUSAKAN OLEH VIRUS YUSUP ALLAM PAMBUDI ( )
Penggunaan CSSLs untuk pencarian lokasi gen dalam kromosom
PERKEMBANGBIAKAN TANAMAN
 Kalus : kumpulan sel yang aktif membelah, tidak terorganisasi dan tidak terdiferensiasi  Tujuan : untuk memperoleh kalus dari eksplan yang diisolasi.
This presentation uses a free template provided by FPPT.com KONSEP BIOKONTROL PENGENDALIAN OPT Wiwit Probowati, S.Si.,
RESPIRASI-1 By Irda Safni Sejarah Respirasi Istilah respirasi digunakan pada awal abad ke- 15, tapi kepentingannya diungkapkan Crook pada tahun 1615.
Transcript presentasi:

KETAHANAN TERIMBAS (INDUCED RESISTANCE)

GENETICS OF RESISTANCE ■ Diatur oleh gen mayor (Major genes) » diturunkan secara dominan (gen dominan) » dapat dijumpai dalam jumlah banyak 20-50 gen » berkelompok pada lengan kromosom tertentu » terikat kuat dalam lokus gen yang kompleks » bersifat kualitatif (qualitative resistance) Contoh : kopi >< karat kopi, jagung >< karat jagung, gandum >< karat

■ Diatur oleh gen minor (minorgenes)  poligenik » sering terjadi » bersifat kuantitatif » lebih banyak gen » bersifat kuantitatif (quantitative resistance) Contoh: padi >< hawar daun bakteri, gandum >< Puccinia recondita pv. tritici

INDUCED RESISTANCE (KETAHANAN TERIMBAS) ?

EKSPRESI GEN RESISTENSI Dipengaruhi/dimodifikasi oleh: ■ aksi gen lain  epistasis ■ varietas ■ tahap perkembangan jaringan inang (tumbuhan) ■ jenis organ (daun, umbi, batang, dll) : kentang >< hawar ■ lingkungan : suhu

TIPE KETAHANAN TERIMBAS ■ Bersifat lokal (locally induced resistance) » hanya terjadi di tempat treatment ■ Bersifat sistemik (sysemic acquired resistance -SAR ) » efektif » terjadi pada seluruh bagian tanaman

MEKANISME INDUCED RESISTANCE ■ HR (hipersensitive reaction) ■ Pembentukan fitoaleksin ■ Lignifikasi (barier struktural) ■ Pembentukan PR-protein (pathogenesis related-protein)

HIPERSENSITIVE REACTION “localized and rapid death of one or a few host plant cells in response to invasion by an avirulent isolate of a pathogen (Goodman & Novacky, 1994)” ■ akumulasi senyawa fenolik  coklat ■ efektif untuk patogen obligat ■ produksi enzim pengoksida senyawa fenolik ■ produksi peroksida H2O2

Reaksi hipersensitif pada daun Chenopodium sp.

PHYTOALEXINE fitoaleksin “compounds that are antimicrobial and induced after infection” (Paxton, 1981; Ebel, 1986; van Etten et al., 1994) ■ metabolit sekonder ■ berbagai kelompok senyawa: isoflavonoid, sesquiterpenoid senyawa fenolik ■ terakumulasi di sekitar area nekrosis

EFEKTIVITAS ■ jenis inducer ■ konsentrasi konidium inducer ■ cara pre-inokulasi ■ waktu pre-inokulasi

■ jenis inducer » kedekatan “kekerabatan”  secara fisiologis dan taksonomis Contoh: F. oxysporum forma speciales yang berbeda lebih efektif daripada Verticillium albo-atrum atau R. solani ; F. oxysporum f. sp. niveum (ras 0 dan ras 1) lebih baik daripada F. oxysporum f. sp. cucumerinum pada semangka

Layu fusarium pada semangka F. oxysporum f. sp. niveum

■ konsentrasi konidium inducer » minimal sama dengan konsentrasi patogen ■ cara pre-inokulasi » perendaman 20-30 menit  efektif Verticillium dahliae pada tomat dengan avirulen » penyiraman 2 ml suspensi 6,5x106/ml  efektif pada kapas

■ waktu pre-inokulasi » sebelum inokulasi oleh patogen yang akan dikendalikan » 2 hari  tomat tahan terhadap F. oxysporum f. sp lycopersici setelah pre-inokulasi dengan F. oxysporum f. sp. dianthi

Chemical Elicitors: Chitosan, SA(2-(acetyloxyl)-Salicylic acid ) ethephon CCC( chlorocholine chloride) Oligoglucose, BTH (Benzothiadiazole-7-carbothioic), Procaine hydrochloride. Oxalic acid DPC (N,N-dimethyl peperidinium chloride)