Kuliah Pakar TUBERKULOSIS Febtarini. R, dr. Sp.PK IKT- FKUWKS Sabtu, 12- April- 2014
Tuberkulosis (Global Health Emergency) 1/3 pdd dunia terinfeksi kuman TB 5-10% TB non HIV 11-13% HIV + TB 80% TB+ HIV Afrika Kematian utama HIV krn TB Usia produktif 20 – 49 tahun MDR Asia tenggara 35% Afrika 30% Pasifik barat 20% Vaksin BCG Baccille Calmette-Guerin Indonesia, TB tertinggi kelima di dunia Penyebab kematian tertinggi nomer tiga di Ind 1
Peran Lab : deteksi cepat/ dini identifikasi Mycobacterium MTB Mycobacterium tuberculosis complex M.microti M.Canetti M.Africanum M. Bovis /NTM= Non Tuberculosis mycobacteria Mycobacterium other than tuberculosis MOTT (TB Like disease) M. kansasii M. Avium M. Marinum Peran Lab : deteksi cepat/ dini identifikasi Mycobacterium 2
MTB Mycobacterium tuberculosis Intraseluler Aerob BTA Lipid membran (Impermeabilitas thd cat/warna, resistensi thd antibiotika, bertahan hidup dlm makrofag alveolar Pertumbuhan lambat 15 – 20 jam 3
Penularan Inhalasi Droplet infection Lingkungan padat penduduk Pemukiman perkotaan Lembab Gelap Kurang kebersihan MTBSal.npsmakrofag alveolarmaturasi fagosom- (survive, berkembang biak dlm makrofag) produksi faktor ESAT 6/ Early secreted antigenic target Inaktivasi Limfosit T, respons – (pengenalan & eliminasi intraseluler -) 4
Respons imun yg bisa terjadi : Innate, MTB lemah, Ab+ jumlah normal, uji Mantoux +, orang sehat 10 – 15 % MTB msk 1 – 3 th kmd menj TB aktif 85 – 90 % fase laten, MTB hdp dlm tbh +, imun baik, tidak menjadi aktif 5
GIT, Limfe, orofaring, kulit otak, ginjal, tulang Infeksi primer/ Ghon ke jar. Tbh lain mell sistemik vena pleura = efusi GIT, Limfe, orofaring, kulit otak, ginjal, tulang Arteri pulmonalisseluruh bagian paru TB Milier 6
7
TBC primerbakteri dormantinfeksi endogen TB sekunder/ post primer Dx TB : Gx Klinis = respiratorik, sistemik, TB ekstraparu Pemeriksaan fisik Pemeriksaan bakteriologi bahan : sputum,cairan pleura,likuor,BAL,darah skrining serologikonfirmasi Ro : Foto thorax PA berawan segmen apikal,posterior lobus atas,superior lobus bwh kavitas, efusi pleura, bercak milier 8
(tergantung organ yang terinfeksi) Gejala respiratori Gejala sistemik Gejala TB ekstraparu (tergantung organ yang terinfeksi) Batuk >2 minggu Demam Limfadenitis TB (lambat, tidak nyeri) Batuk darah Malaise Pleuritis TB (nyeri di rongga pleura yg terisi cairan) Sesak napas Keringat malam Meningitis TB Nyeri dada Anoreksia Granulomatosis di jaringan yg terkena (tuberkel di usus, tulang,kulit dll) Berat badan menurun 9
10
Pemeriksaan Laboratorium Sputum = a. BTA mikroskopik b. Kultur, media Lowenstein Jensen Kultur alat otomatis & tes kepekaan antibiotika PCR/ Polymerase chain reaction techniques Antigen TB test Antibodi TB rapid test (screening test) 11
Pemeriksaan sputum 12 Media Lowenstein Jensen (baku emas) Sputum sewaktu-pagi-sewaktu Basil tahan asam (BTA) Pewarnaan:Langsung/direct smear atau metode konsentrasi (sentrifugasi-sedimentasi) dg sodium hypochlorite 5%Ziehl Nelsen Keterbatasan : tidak dpt membedakan MTB & NTB, hanya mendeteksi kuman yg sdg aktif tumbuh 104 kuman/mL sputum 12
Jumlah kuman yg ditemukan dengan pewarnaan Skala kuantitasi rekomendasi WHO & IUATLD (International Union Against Tuberculosis and Lung Disease) Jumlah kuman yg ditemukan dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen/Kinyoun (1000X) Pelaporan Tidak ditemukan BTA 1 – 9 / 100 lapangan pandang Jumlah yg ditemukan (dicatat) 10 – 99 / 100 lapangan pandang 1 + 1 – 10 / lapangan pandang 2 + > 10 / lapangan pandang 3 + 13
14
Kultur otomatis Deteksi kuman dan tes kepekaan / resistensi antibiotika (4-21hr) Media kultur, misalnya : - Micobacteria Growth Indicator Tube (MGIT) - Bact/Alert - ESP Mice - MB Redox - KRD Niche B - Biphasic Septic-Check AFB & Mice-Acid - Bactec MGIT960 15
Polymerase Chain Reaction (PCR) Ekstraksi DNAamplifikasi regio DNA spesifik (thermal cycler)pembacaan menggunakan elektroforesis gel yg diwarnai dg Ethidium bromide) sensitivitas 71 – 98% spesifisitas mendekati 100% Deteksi antigen 3 – 3,5 jam 16
Ag TB Rapid Test Deteksi Ag dengan menggunakan : ELISA Latex agglutination Reverse Passive Haemagglutination test 17
Immunochromatographic assay/ Lateral-flow test/ Simply strip test Antibodi TB Rapid test Immunochromatographic assay/ Lateral-flow test/ Simply strip test (pengembangan metode agglutination test) Tes serologi untuk skrining/ penyaring, deteksi dini Keuntungan : Penderita yg tidak banyak produksi sputum Bila mikroskopik negatif (sulit mendapatkan BTA) TB ekstra paru Waktu singkat, mudah digunakan, stabil,relatif ekonomis. 18
THANKS,..