Oleh Delis Amala Intan Novita Sari Regi Rahma RAmadani DAUN Oleh Delis Amala Intan Novita Sari Regi Rahma RAmadani
DAUN Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
Susunan Jaringan Pada Daun
Jaringan – Jaringan Pada Daun Epidermis Epidermis daun pada berbagai tumbuhan beragam dalam jumlah lapisan, bentuk, struktur, susunan stomata, munculnya trikoma, dan ada sel yang khusus. Permukaan daun yang lebih dekat dengan ruas di atasnya dan biasanya menghadap ke atas disebut permukaan adaksial, dan permukaan yang lain disebut permukaan abaksial.
Jaringan – Jaringan Pada Daun 2. Mesofil Bagian utama helaian daun adalah mesofil yang terdiri dari jaringan parenkim yang banyak mengandung kloroplas dan ruang antarsel. Mesofil dapat homogen atau terbagi menjadi : Jaringan tiang(palisade parenkim), Jaringan palisade terdiri dari sejumlah sel yang memanjang tegak lurus permukaan helaian daun. Jaringan palisade lebih kompak daripada jaringan spons yang memiliki ruang antarsel luas. Jaringan bunga karang (spons parenkim), memiliki ruang antar sel yang luas,strukturnya seperti spons.
Mesofil
Atas dasar susunan mesofilnya, dibedakan beberapa tipe daun, yaitu: Centris, seperti: pinus, daun yang berbentuk jarum, bentuk daun membulat. Mesofil tersusun radial simetris ke segala arah. Berkas pengangkut letaknya di tengah. Dorsiventral/bifasial (tidak simetris). Terdiri dari spons parenkim saja, misalnya pada daun zea mays atau palisade parenkim saja. Dapat pula spons parenkim disisi abaksial dan palisade parenkim disis adaksial, misalnya pada daun Citrus sp . palisade parenkim mengapit spons parenkim, jumlah palisade disisi adaksial lebih banyak daripada sisi abaksial, misal: pada daun Ficus sp. Isobilateral/Isolateral (simetris) spons parenkim diapit oleh palisade parenkim yang simetris (sisi atas 2 lapis, sisi bawah 2 lapis, atau 1 lapis 1 lapis), misalnya pada daun Melaleuca leucadendron.
Tipe mesofil daun Centris Dorsiventral Isobilateral
Sistem Jaringan Pembuluh Berkas pembuluh dalam daun disebut tulang daun. Berkas pembuluh di ibu tulang daun dan anak tulang daun biasanya serupa dengan berkas pembuluh di batang walaupun tidak seluas yang terdapat pada batang. Tulang daun yang kecil (minor) berperan dalam: pengangkutan air dan makanan, penyebar arus transpirasi melalui mesofil, dan sebagai titik awal penyerapan hasil fotosintesi dan translokasinya keluar daun. Struktur sel parenkim floem dan xilem bersitoplasma padat dan banyak sekali mengandung plasmodesmata yang bercabang, yang menghubungkan sel sel tersebut dengan unsur tapis. Sel bersitoplasma padat itu dinamai juga sel pengantar.
Jaringan Pembuluh
Perkembangan Daun Perkembangan daun melibatkan 3 tahap yang berurutan, yaitu: 1. Pembentukan primordium daun. Pembentukan primordium daun diawali dengan pembentukan tonjolan kecil yang disebut penyangga daun, akibat pembelahan di daerah periferal ujung batang, agak di bawah distal meristem apeks, diikuti pembelahan dalam bidang antiklinal dari protoderm dan lapisan di bawahnya. 2. Pembentukan sumbu daun. Primordium daun menjadi lebih tinggi dan berbentuk tonjolan seperti kerucut yang disebut sumbu daun.
Perkembangan Daun 3. Pembentukan helaian daun. Selanjutnya primordium daun menjadi lebih tinggi dan bertambah lebar, dan dengan pertumbuhan yang lebih aktif disisi abaksial daripada sisi adaksial dihasilkan lengkungan kearah apeks pucuk.
Perkembangan Daun Pertumbuhan yang menyebabkan pelebaran kearah samping dari primordium kemudian terpusat di kedua tepi sumbu daun. Di atas bagian dasar, primordium daun berdiferensiasi menjadi tulang daun tengah dan dua panel helaian daun. Tulang daun amping terpula sebagai jalinan berkas prokambium sewaktu daunmelebar. Pada daun yang bertangkai,tangkai itu berkembang di antar helaian daun dan dasar daun. Pertumbuhan daun mencapai ukuran tertentu.
Perkembangan Daun Pertumbuhan awal pada daun biasanya di bagi menjadi pertumbuhan apical dan marginal. Pertumbuhan apical terjadi di ujung oleh sel pemula apical, dan menyebabkan primordium daun bertambah tinggi. Sedangkan pertumbuhan marginal dilakukan oleh pemula marginal dan enghasilkan pelebaran kesamping, membentuk dua panel helaian daun. Jadi pada primordium terdapat meristem apical di ujung dan dua meristem marginal yang berhadapan di sepanjang sumbu daun.
Perkembangan Daun Perkembangan jaringan pembuluh daun di mulai dengan perkembangan prokambium dalam bakal tulang daun tengah. Prokambium berdiferensiasi akropetal dan sinambung dengan prokambium jalan daun. Diferensiasi xylem terjadi dari tulang daun besar ke yang kecil. Diferensiasi floem juga dalam prokambium juga akropetal dan sinambung dalam tulang daun tengah.
Keragaman Struktur Daun Daun monokotil Pada Canna, Zantedeschia, dan Hosta daunnya sempit, terdiferensiasi kedalam helaian daun dan bungkus daun, tulang daun sejajar. Pada monokotil higrofit banyak ruang-ruang udara. Sebagian monokotil mempunyai susunan daun unifasial yaitu mempunyai daun yang tubular, jaringan tiang dikedua sisi daun. Pada daun rumput-rumputan mesofil tidak terdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan bunga karang. Epidermisnya terdiri dari bermacam-macam sel, yaitu sel-sel panjang dengan dinding antiklinal yang kuat, sel penutup kecil, berhubungan dengan sel tetangga, sel silika dan sel gabus, trikomata, sel epidermis yang membesar dengan dinding antiklinal yang tipis pada permukaan epidermis atas (sel kipas), berperan dalam menggulungnya daun.
Seludang pembuluh pada rumput-rumputan yang bervariasi dapat digunakan dalam klasifikasi dan indicator tipe fotosintesis yang khas dari suatu jenis, yaitu C3 dan C4. Pada kelompok Festucoideae (Poaceae) ada dua seludang pembuluh. Seludang dalam disebut seludang mestom dengan sel berdinding tebal, plastid kecil dan kurang terdiferensiasi, sedang seludang luar terdiri dari sel berdinding tipis, plastid agak besar. Pada kelompok Panicoideae, Seludang dalam tidak ada, seludang pembuluh berupa sel parenkim berdinding tebal dibandingkan sel mesofil, kloroplas hanya memiliki sedikit grana atau tidak ada.
Daun Dikotil Kebanyakan dikotil herba, mesofilnya tidak terdiferensiasi menjadi jaringan tiang (misalnya: Pisum sativum, Linum usilatissimum, dan Lactuca sativa), ruang interseluler besar, daun tipis, epidermis berkutikula tipis, stomata menonjol. Ipomoea batatas, Pastinaca sativa, Solanum tuberosum, dan Lycopersicon esculentum memiliki mesofil tipis dengan satu lapis sel palisade. Daun Cannabis sativa, Humulus lupulus mempunyai litokis pada epidermis atas. Medicago sativa memiliki daun yang ada dua lapis palisade dengan sel yang pendek. Daun Gossypium mempunyai palisade yang panjang, menempati 1/3 atau ½ bagian tebal daun dan memiliki kelenjar lisigen dan madu.
Pada tumbuhan semak berkayu, daun terdiferensiasi menjadi jaringan tiang disisi adaksial (Vitis, Silinga, Lingustrum, dan Pyrus). Daun Citrus mempunyai kutikula tebal dengan lapisan lilin. Pada Ficus, dibawah epidermis ada hypodermis mengandung kloroplas, litokis dan latisifer pada mesofil. Daun isobilateral dengan jaringan tiang dikedua sisi daun dijumpai pada Artensia dan Chrysothamnus. Pada daun Salsola, jaringan tiang mengelilingi sel parenkim tak berwarana berfungsi menyimpan air. Pada daun Piperomia, epidermis berganda mungkin sampai 15 lapis tebalnya.
Gymnospermae Kebanyakan Gymnospermae daun nya tetap hijau dimusim yang kurang menguntungkan dan bersifat xeromorf. Salah satu kekhasan daunnya adalah jaringan transfusi yang mengelilingi berkas pembuluh yang terdiri dari trakeid, parenkim dan sel albumin. Conifereae merupakan Gymnospermae yang paling banyak jumlah daunnya, misalnya Pinus dengan daun yang berbentuk jarum. Epidermis berdinding tebal dan dilapisi kutikula tebal . Stomata berada disemua bagian daun dan bersifat kriptopor. Beberapa lapis hypodermis terdiri dari sel serat dengan dinding yang tersklerifikasi. Mesofil bersifat parenkimatis, berisi kloroplas, dan dapat dijumpai saluran hars.
Jaringan pembuluh terdiri dari satu atau dua berkas yang berdampingan dan terletak dibagian tengah daun. Xilem disisi adaksial, floem disisi abaksial. Trakeid yang paling dekat berkas pembuluh cukup panjang, tetapi yang lebih jauh bentuknya seperti parenkim berdinding tipis, sedikit berlignin, dan noktah terlindung. Karena dindingnya yang lebih tipis, trakeid ini tidak dapat menahan tekanan sel hidup disekelilingnya yang turgornya lebih tinggi, sehingga menjadi agak rebah. Berkas pembuluh bersama dengan jaringan transfusi dikelilingi oleh seludang endodermis.
Modifikasi Daun Kutinisasi atau lignifikasi sel-sel epidermis dan atau sel-sel hipodermis,contohnya pada Pinus merkusi, dan Cycas rumpi. Tumbuhan ini disebut bersifat sklerofilous. Terdapat banyak rambaut pada daun atau batang, misalnya pada Cactus. Tumbuhannya dinamakan trikofilous. Adanya jaringan khusus yang berfungsi untuk menggulung daun yaitu sel-sel kipas. Misalnya pada tumbuhan Poaceae. Terdapat stomata tipe kriptofor (sel penutup tenggelam), misalnya pada Ficus,Pinus, dan Equisetum.
Terdapat daun-daun kecil, misalnya pada Pinus, Casua rina, Asparagus, Equisetum. Tumbuhan ini dikatakan mikrofilous. Mempunyai daun atau batang berdaging, misalnya pada Begonia dan Cajctus. Adanya ruang udara atau saluran udara,misalnya pada Ipomea aquatica dan sebagainya Reduksi berkas pengangkut,jaringan penguat,epidermis tanpa kutikula,epidermis mengandung kloroplas dan lain-lain. Higrofit: daunnya tidak memiliki jaringan tiang stomata menonjol keluar.
Jurnal Efektivitas Ekstrak Daun Sirih (Piper batle L.) sebagai Bioinsektisida terhadap Kematian Nyamuk Aedes aegypti Jenis penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan desain pre-eksperiment. Ekstrak daun sirih diuji dalam konsentrasi 1500, 1000, 500 dan 0 ppm (kontrol) dan dianalisa dengan uji One Way Anava untuk mengetahui konsentrasi yang mempunyai potensi bioinsektisida dan uji Probit untuk mengetahui LC50. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah nyamuk yang mati pada kontrol (0 ppm) yaitu 0,67 (3,35%), sedangkan pada kelompok perlakuan dengan konsentrasi 500 ppm yaitu 2,67 (13,35%), konse ntrasi 1000 ppm yaitu 6,33 (31,65%) dan konsentrasi 1500 ppm yaitu 10,67 (53,35%).
Hasil analisis dengan menggunakan uji One Way Anava menunjukkan bahwa ada pengaruh konsentrasi ekstrak daun sirih terhadap kematian nyamuk Aedes aegypti dengan p = 0,000 (p < 0,05). Penelitian ini menyimpulkan bahwa ekstrak daun sirih terbukti efektif sebagai bioinsektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti mulai pada konsentrasi 1000 ppm dan lama waktu kontak selama 45 menit dengan LC50 pada konsentrasi 1422,81 ppm. Hasil penelitian ini menyarankan daun sirih sebagai bioinsektisida yang ramah lingkungan bisa digunakan sebagai alternatif pengganti insektisida kimia karena semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun sirih maka semakin tinggi pula rata- rata kematian nyamuk Aedes aegypti.