ISLAM SEBAGAI WAY of LIFE Kelompok D RUDI PRAYUGO 1404020009 DIKA FERDIANTO 1404020019 TIYAS ADITIYA N 1404020036
PENGERTIAN ISLAM Menurut bahasa islam berasal dari bahasa arab Aslamu-Yuslimu-Islaman yg berarti patuh, tunduk, taat & berserah diri kepada Allah swt.. Menurut istilah: Agama yang diturunkan Allah kepada manusia melalui Rasul-Nya yang berisi ajaran bagaimana manusia berhubungan dengan tuhan,sesama dan dengan alam.
Tujuan Islam Tujuan dalam islam adalah membentuk pribadi yg kamil disamping juga membentuk masyarakat yg ideal, yg menitik beratkan pembentukan moral dan kerohanian sebuah masyarakat dan tidak lupa turut membangunkan nilai ketamadunan, seterusnya membina masyarakat yg kukuh dan berwibawa di mata dunia.
Fungsi Agama Islam Sebagai pembimbing dlm hidup Membentuk suatu kepribadian yg harmonis agar sgla unsur pokok khidupan terdiri dr pengalaman yg menentramkan jiwa, agar mampu menghadapi masalah dgn tenang. Penolong dalam kesukaran Karena org yg tidak beragama cenderung mengatasi masalah hidup dgn pesimis, berbeda dgn orang yg beragama yg menghadapi dgn optimis & percaya bahwa allah tidak akan memberi cobaan melebihi kekuatannya. Penentram batin orang beriman tidak akan merasa gelisah krn dia tahu jika semua hal yg dia miliki merupakan titipan allah, berbeda dgn yg tidak beriman yg selalu merasa gelisah akan apa yg ia miliki. Pengendali moral Dalam islam diajarkan untuk menghormati org lain , tetapi tdk diperintah untuk minta dihormati. Selain itu banyak pelajaran moral lain seperti berpakaian, berperilaku, bertutur kata dsb..
Aqidah Secara istilah aqidah berarti keyakinan keagamaan yang dianut oleh seseorang dan menjadi landasan segala bentuk aktivitas, sikap, pandangan dan pegangan hidupnya. Istilah ini identik dengan iman yang berarti kepercayaan atau keyakinan. Masalah-masalah aqidah selalu dikaitkan dengan keyakinan terhadap Allah, Rasul dan hal-hal yang ghaib yang lebih dikenal dengan istilah rukun iman. Di samping itu juga menyangkut dengan masalah eskatologi, yaitu masalah akhirat dan kehidupan setelah berbangkit kelak. Keterkaitan dengan keyakinan dan keimanan, maka muncul arkanul iman, yakni, iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, hari akhirat, qadha dan qadar.
Syariah Syari’ah adalah sistem hukum yang didasari Al-Qur’an, As-Sunnah, atau Ijtihad. Seorang pemeluk Agama Islam berkewajiban menjalankan ketentuan ini sebagai konsekwensi dari ke-Islamannya. Menjalankan syari’ah berarti melaksanakan ibadah. Dalam hal ini tidak hanya yang bersifat ritual, seperti yang termaksud dalam Rukun Islam, seperti: bersyahadat, sholat, zakat, puasa, dan berhaji bagi yang mampu. Akan tetapi juga meliputi seluruh aktifitas (perkataan maupun perbuatan) yang dilandasi keiman terhadap Allah SWT.
Akhlak Secara istilah akhlaq berarti tingkah laku yang lahir dari manusia dengan sengaja, tidak dibuat-buat dan telah menjadi kebiasaan. Menurut bahasa, akhlak berasal dari kata khuluqun atau khulqun. Khuluqun artinya budi, yaitu sesuatu yang tersimpan dalam hati, sangat halus, sulit diketahui orang lain, namun memiliki kekuatan yang sangat besar terhadap tingkah laku perbuatan manusia. Khulqun artinya perbuatan-perbuatan.
JADI : -AQIDAH SEBAGAI LANDASAN -SYARI’AH SEBAGAI ATURAN -AKHLAQ MERUPAKAN APLIKASI AQIDAH,SYARI'AH DAN AKHLAQ ADALAH UTUH UNTUK DAPAT MEMBENTUK KEPRIBADIAN YANG UTUH PULA (QS.AL-BAQARAH 183,208)
Islam untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat Kebahagiaan merupakan tujuan utama kehidupan manusia. Manusia akan memperoleh kebahagiaan ketika seluruh kebutuhan dan keinginannya terpenuhi, baik dalam aspek material maupun spriritual,dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Adapun islam dijadikan untuk tujuan hidup,pada dasarnya setiap manusia selalu menginginkan kehidupannya di dunia ini dalam keadaan bahagia, baik secara material maupun spiritual, individual maupun sosial.
3 hal pokok yang diperlukan untuk memahami bagaimana mencapai tujuan hidup 1. Falah sebagai Tujuan Hidup Falah berasal dari bahasa Arab dari kata kerja aflaha – yuflihu yang berarti kesuksesan, kemuliaan atau kemenangan. Dalam pengertian literal, falah adalah kemuiaan dan kemenangan, yaitu kemuliaan dan kemenangan dalam hidup. istiah falah menurut islam diambil dari kata – kata al – qur’an yang sering dimaknai sebagai keberuntungan jangka panjang,dunia dan akhirat, sehingga tidak hanya memandang aspek material namun justru lebih ditekankan pada aspek spiritual. Dalam konTeks dunia, falah merupakan konsep yang multi dimensi. Ia memiliki implikasi pada aspek perilaku individual/mikro maupun prilaku kolektif.
2. Mashlahah sebagai tujuan antara untuk mencapai falah Falah, kehidupan yang mulia dan sejahtera dunia dan akhirat, dapat terwujud apabila terpenuhi kebutuhan – kebutuhan hidup manusia secara seimbang. Tercukupinya kehidupan masyarakat akan memberikan dampak yang disebut dengan mashlahah. Mashlahah adalaah segala bentuk keadaan , baik material maupun nonmaterial, yang mampu meningkatkan kedudukan manusia sebagai makhluk yang paling mulia.
Harta material (maal) sangat di butuhkan, baik untuk kehidupan duniawi maupun ibadah. Manusia membutuhkan harta untuk pemenuhan kebutuhan makanan, minuman, pakaian, rumah, kendaraan, perhiasaan sekadarnya, dan berbagai kebutuhan lainnya untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Selain itu, hampir semua ibadah memerlukan harta, misalnya zakat, infak, sedekah, haji, menuntut ilmu, membangun sarana-sarana peribadatan, dan lain-lain. Tanpa harta yang memadai, kehidupan akan menjadi susah, termasuk menjalankan ibadah.
3. Permasalahan dalam mencapai falah Dalam upaya mencapai falah manusia menghadapi banyak permasalahan. Permasalahan ini sangat kompleks dan sering kali saling terkait antara satu faktor dengan faktor lainnya. Adanya berbagai keterbatasan, kekurangan, dan kelemahan yang ada pada manusia serta kemungkinan adanya interpendensi berbagai aspek kehidupan seringkali menjadi permasalahan besar dalam upaya mewujudkan falah.
Prinsip Kehidupan Secara Islami 1. Berniat untuk Ibadah Gaya hidup modern dalam bentuk apapun. Apabila seseorang muslim ingin melakukannya, maka niatan yang menjadi motivasinya harus berlandaskan ibadah. Semua dilakukan sebagai tak terpisahkan dari ekspresi ketakwaan kepada Allah SWT. 2. Baik dan Pantas Baik dan Pantas dalam artian sesuatu yang dibenarkan menurut syariat, akal sehat dan kebiasaan atau adat istiadat daerah setempat. Dua kriteria ini juga harus melandasi setiap gaya hidup yang ingin di ekspresikan oleh seorang muslim.Contohnya, berbusana muslim dengan tren masa kini sah saja dilakukan yang penting busana muslim tersebut harus sesuai dengan prinsip Baik, yakni harus memenuhi criteria menutup aurat dan sesuai dengan prinsip Pantas harus sejalan dan akrab dengan tradisi local
. Prinsip inilah yang di isyaratkan dalam QS. Ali-Imran : 104 : Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar; (QS: Ali Imran Ayat: 104) 3. Halal dan Thayib Halal berarti produk yang dikonsumsi berikut cara mendapatkannya dilakukan melalui jalur dan rezeki yang halal. Sedangkan Thayib, yakni cara mengkonsumsi dan menggunakannya tidak menyakiti diri sendiri maupun orang lain.
4. Tanpa Kebohongan Tampil apa adanya tanpa rekayasa dan kebohongan, misalnya ingin tampil sok kaya dan berduit dengan bolak-balik ke mall untuk belanja yang sebetulnya tidak begitu diperlukan. Prinsip ini ditegaskan Rasulullah SAW dalam sebuah hadits riwayat Bukhori dan Muslim : “Hindari berbuat bohong, karena bohong ini akan berujung pada penyelewengan, sedangkan penyelewengan itu sendiri akan berujung pada siksa api neraka”. 5. Tidak Berlebihan Jika ingin berbusana atau berdandan ala tren masa kini, maka berbusana dan berdandanlah secukupnya saja dan jangan berlebih-lebihan. Prinsip ini sesuai denga Firman Allah QS. Al-Furqan : 67
Artinya : Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. 6. Bukan untuk Bangga-Banggaan Harta, kekayaan, jabatan, tampang cakep dan kelebihan-kelebihan lain baik yang bersifat bawaan ataupun di bentuk, itu semua adalah anugerah Allah SWT yang harus di syukuri dan dikelola sebaik-baiknya untuk kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain.
7. Profesional dan Tetap Sopan Sikap profesional dalam segala hal sangat di apresiasi oleh Islam. Bergaya hidup profesional dalam kehidupan sehari-hari juga demikian adanya. Mereka yang sok profesional tak jarang memperlakukan teman kerja dengan posisi yang lebih rendah bagai robot-robot yang siap menjalankan perintahnya. Prinsip ini sesuai dengan inspirasi dalam sebuah hadist Nabi riwayat Ahmad dan Abu Dawud. “Bertakwalah kamu kepada Allah, dimanapun kamu berada (bersikap religius), hapuskan hal buruk dengan hal baik (sikap profesional) dan perlakukan orang-orang dengan akhlak yang baik (memanusiakan manusia)”.
8. Bermanfaat dan Tidak Mudharat Gaya hidup baik yang modern ataupun yang jadul. Apapun bentuknya selama itu bermanfaat sekaligus tidak berdampak kemudharatan bagi agama, akal pikiran, jiwa, keturunan, kekayaan dan kehormatan, baik untuk jangka panjang ataupun pendek maka yang demikian itu sah-sah saja dilakukan, setelah 7 prinsip diatas sudah terpenuhi.
AL-QUR'AN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP MANUSIA Al-Qur’an merupakan pedoman sekaligus menjadi dasar hukum bagi manusia dalam mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad, para rasul datang untuk menyampaikan ajaran Tuhan kepada umatnya. Sebagai manusia para rasul tersebut pasti menemui ajalnya, meninggal dunia. Sepeninggal rasul, kehidupan umat manusia pasti akan kacau tanpa pegangan atau pedoman. Dengan diturunkannya kitab suci, maka umat manusia memiliki pedoman hidup walaupun nabi atau rasul telah tiada. Kepentingan diturunkannya kitab suci, dalam hal ini Al-Qur’an, yaitu : Agar manusia mengenal dan beriman kepada Allah, Tuhan yang Maha Esa. Manusia cenderung mengakui adanya suatu kekuatan atau kekuasaan di luar dirinya. Manusia dengan caranya masing-masing mencari zat yang Maha Kuasa