Implikasi Ihsan Sebagai Pembentuk Akhlak
Kelompok Ratna Permatasari Muhammad Agus Efendi Arif Rahman Rizaldi Nur Asmah faqoth
Pengertian Ihsan “Ihsan” berasal dari kata “hasuna” yang berarti baik atau bagus. Seluruh perilaku yang mendatangkan manfaat dan menghindarkan kemudharatan merupakan perilaku yang ihsan. karena ukuran ihsan bagi manusia sangat relatif maka kriteria ihsan yang sesungguhnya berasal dari Allah SWT. Karena itu, hadis nabi SAW. Menyebutkan bahwa ihsan bermuara pada peribadatan dan muwajahah, di mana ketika sang hamba mengabdikan diri pada Nya, seakan-akan bertatap muka dan hidup bersama (maiyyah) denganNya, sehingga selluruh perilakunya menjadi baik dan bagus. Sang budak tidak aka berbuat buruk di hadapan majikannya, apalagi sang hamba di hadapan Tuhannya. Dengan demikian kepribadian muhsin adalah kepribadian dapat memperbaiki dan mempercantik individu, baik berhubungan dengan diri sendiri dan kepada Tuhan yang diniatkan hanya untuk mencari ridhaNya.
Landasan Syar’i Ihsan Al-Quran Dalam studi tematiik qurani ditemukan bebrapa indikator ihsan sebagai berikut; berserah diri kepada Allah (QS Al Baqoroh {2}: 112 ); menahan marah dan suka memaafkan (QS Ali Imran {3 }: 134); berdamai, memiliki empati dan tidak bersikap acuh tak acuh (QS Al Nisa’{4}: 128); tidak membuat atau mencari-mencari masalah (kerusakan) melainkan memohon (maaf) dengan harap-harap cemas (pada pasanagnnya) (QS Al A’raf {7 }: 56); Dan masih banyal lagi. Sekalipun dalam Alquran ditemukan bebrapa pengertian dan indikator ihsan, tetapi yang dimaksud ihsan di sini adalah seluruh perilaku baik, selain masalah keimanan dan keislaman, yang dilakukan dlam rangka mencari ridha Allah SWT. Ihsan ini terkait dengan perilaku batin yang dapat menghiasi diri manusia, untuk menyempurnakan keimanan dan peribadatannya.
Hadis “Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan apabila engkau tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR. Muslim) Di kesempatan yang lain, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kebaikan pada segala sesuatu, maka jika kamu membunuh, bunuhlah dengan baik, dan jika kamu menyembelih, sembelihlah dengan baik.” (HR. Muslim)
Implikasi Ihsan Ihsan secara lahiriah melaksanakan amal kebaikan. Ihsan dalam bentuk lahiriah ini, jika dilandasi dan dijiwai dalam bentuk rohaniah batin akan menumbuhkan keikhlasan. Beramal Ihsan yang ikhlas membuahkan takwa yang merupakan buah tertinggi dari segala amal ibadat kita. Ihsan dalam akhlak sesungguhnya merupakan buah dari ibadah dan mauamalah. Seseorang akan mencapai tingkat ihsan dalam akhlak nya apabila ia telah melakukan ibadah seperti yang menjadi harapan Rasullah dalam salah satu hadisnya. Pada akhirnya, ia akan berbuah menjadi akhlak atau perilaku, sehingga mereka yang sampai pada tahap ihsan dan ibadahnya akan terlihat jelas dalam perilaku dan karakternya.
Mewujudkan Ihsan dalam Akhlak
Melepaskan Energi Spiritual Menentukan Pusat Orbit Spiritual Meta Kecerdasan Sinergi IQ,EQ, SQ
Melepaskan Energi Spiritual Manusia memiliki kekuatan spiritual. Amygdala dimana Kecerdasan emosi bekerja, harus dalam keadaan terkendali dengan baik sebab ketika orang dalam keadaan panik, biasanya fungsi kecerdasan intelektualnya terganggu dan mudah terpengaruh. Contoh: cobalah anda membuat perhitungan matematika yang rumit sementara rumah anda sedang kebakkaran pada saat itu amygdale anda akan bereaksi anda akan panic dan anda akan lupa dengan semua rumus – rumus matematika tadi. Dan berserah diri dan nasib kepada Allah dinamakan Zero Mind Process.
Ketika manusia pasrah secara spiritual, ketika kemampuan manusia telah habis ketika manusia merasa tidak berdaya di hadapan Sang Ilahi, justru saat itulah SQ mengambil peranan penting. Fungsi neo cortex yang menjalankan kecerdasan intelektual tidak lagi dikendalikan oleh otak amygdale (EQ) tetapi diambil alih langsung oleh God Spot . SQ dengan leluasa memberikan ketenangan secara fantastis. Sehingga fungsi IQ (neo-cortex) dan EQ (amygdale) kembali berfungsi normal dan stabil. Pada saat itulah keputusan tepat dan rasional diambil yaitu menjadikan sungai sebagai run-way.
ZMP (Zero Mind Proscess) adalah suatu upaya untuk mengenali dan menghapus apa (belenggu-belenggu yang terbentuk oleh persepsi) yang menutupi potensi dalam God Spot. Rumus ZMP (1/0 = tak terhingga) Artinya, apabila kita menuhankan Allah Yang Satu (T) dan kemudian kita meletakkan diri kita sebagai hamba dengan men”zero” kan diri dihadapan-Nya atau mensuciksan hati (A) maka kita akan menuju dan taqarrub kepada kekuatan Sang Maha Tak Terhingga, artinya Allah Al-Qahhar akan menolong kita dengan kekuatan-Nya yang luar biasa.
Secara umum belenggu yang terbentuk oleh persepsi atau paradigma terbagi menjadi tujuh jenis: Prasangka negatif Pengaruh prinsip hidup Pengaruh pengalaman Pengaruhan kepentingan Pengaruh sudut pandangan Pengaruh pembanding Pengaruh literatur
Setelah kita memeliki kekuatan, kita mempunyai kesempatan untuk mengambil keputusan. Ada tiga macam keputusan dalam kebebasan memilih, yakni; Keputusan Spiritual, keputusan yanng didasarkan pada keadilan dan kejujuran. Keputusan Emosional, keputusan yang didasarkan emosi, yaitu kemarahan dan kekecewaan. Keputusan Persepsi, keputusan belenggu persepsi dan paradigma negatif seperti prasangka negatif, kepentingan atau pengaruh pengalaman dan sebagainya.
Hasil ZMP Setelah berhasil mengenali dan mengendalkan belenggu pikiran, yang selama ini menutup potensi ihsan, maka hati menjadi jernih kembali. Suara-suara hati Illahi hidup kembali
Menentukan Pusat Orbit Spiritual Pusat orbit adalah prinsip yang paling bernilai yang berfungsi sebagai motivasi utama yang mendorong manusia bekerja,berkarya,atau bergerak. Prinsip inilah yang menciptakan system nilai dalam kehidupan manusia . sederhananya pusat orbit adalah “ilah” paling dimuliakan dan paling mendominasi pikiran manusia. Pusat orbit ini pulalah yang senantiasa dijadikan dasar/pondasi dalam setiap kebijakan yang dibuat.
Prinsip “God Sentris” atau “Tauhid” adalah berpusat secara total, 100% hanya kepada Pemilik Sifat Mulia itu, sebuah penyerahan diri sevara total tanpa reverse, seperti yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim a.s.. Melalaui doktrin tauhid, maka nilai spiritual seperti keadilan, kejujuran, kebersamaan, kasih sayang dan perdamaian akan tercipta dengan sendirinya. Output yang kemudian dihasilkan adalah nilai-nila spiritual seprti kejujuran, keadilan,tanggung jawab , kedamaian, kreativitas, kepercayaan,kasih sayang,kesucian hati,, sifat pemilihara, pemaaf, sifat pemberi, berilmu, empati, bijak, penyantun, sikap yang selalu bersyukur,kompeten, kebersamaan dan kesabaran yang semua menjadi satu kesatuan karakter agung pada setiap pribadi.
Meta Kecerdasan Sinergi IQ,EQ, SQ Kita akan melihat bahwa antara kecerdasan emosi (EQ),kecerdasan spiritual (SQ) dan kecerdasan intelektual (IQ) sangat berkaiatan erat satu sama lain.Apabila kita berorientasi pada “Tauhid”, maka hasilnya adalah EQ, IQ dan SQ yang terintegrasi. Pada saat masalah datang (1) maka radar hati bereaksi menangkap sinyal (2). Karena berorientasi pada materialism (3B), maka emosi yang dihasilkan adalah emosi yang tidak terkendali, sehingga menghasilkan sikap-sikap sbb: marah, sedih kesalahan takut (4B). Akibat emosi yang tak terkendali, God Spot menjadi terbelenngu atau suara hati tidak memiliki peluang untuk muncul (5B). Bisikkan suara hati Ilahiah yang bersifat mulia tidak lagi bisa di dengar dan menjadi tidak berfungsi , ini mengakibatkan ia tak mampu berkolaborasi dengan piranti kecerdasan yang lain (6B). Karena suara hati tertutup, maka yang paling memegang peranan adalah emosi. Emosilah yang memberi yang memberi perintah kepada sector kecerdasan intelektual IQ. IQ akan menghitung, tetapi berdasarkan dorongan kemarahan, kekecewaan, kesedihan, iri hati dan kedengkian (7B).
Mengatifkan Radar Emosi Ketika suatu permasalahan atau rangsangan muncul, maka secara otomatis radar emosi atau fungsi otak limbic, otak emosional atau amygdale akan merespon, tetapi respon itu seringkali tidak terkendali.Respon bisa bersifat positif atau negative. Tujuan dari pengendalian diri adalah menjaga agar posisi emosi selalu dalam posisi nol, atau pada posisi stabil. Hukum yang berlaku di sini adalah rumus “aksi min reaksi”. Artinya, apabila rangsangan luar memberi energy +3, maka radar hati akan member respon atau tanggapan sekitar -3. Begitu pula dengan sebaliknya, apabila ada tekanan atau tarikan sebanyak -3, maka radar emosi akan menaggapi ssebesar +3. Tujuan mekanisme ini, agar radar emosi selalu tetap berada pada posisi nol atau netral, sehingga IQ danSQ bisa bekerja secara optimal. Nol adalah lambing sebuah keadaan yang seimbang atau sebagai unsure keseimbangan. SQ bekerja normal ketika emosi pada amygdale berada dalam posisi netral atau nol, ketika emosi berada pada posisi stabil/netral atau nol. Maka God Spot akan bekerja dengan baik. Jadi, ketika rangsangan terjadi , kita harus bekerja untuk membantu radar emosi agar tetap stabil suhunya.