Strategi Pengendalian Kecacingan di Indonesia Subdit Filariasis dan Kecacinga Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Ditjen PP dan PL, Kemenkes RI
PENDAHULUAN
Beban Penyakit Tropis Terabaikan secara Global Penyakit Tropis Terabaikan (NTD) adalah LF, STH, Schistosomiasis dll. Data WHO tahun 2011
17 neglected tropical diseases, prioritized by WHO are endemic in 149 countries, affects more than 1.4 billion people (including more than 500 million children), costing developing economies billions of dollars every year : Protozoa (Chagas disease, Human African trypanosomiasis , Leishmaniases); Bacteria (Buruli ulcer, Leprosy, Trachoma, Yaws), Helminth Cysticercosis/Taeniasis, Dracunculiasis, Echinococcosis, Foodborne trematodiases Lymphatic filariasis, Onchocerciasis, Schistosomiasis, Soil-transmitted helminthiases); Virus (Dengue and Chikungunya, Rabies). Out of these 17, two are targeted for eradication – dracunculiasis (guinea-worm disease) by 2015 and yaws by 2020 and four for elimination (blinding trachoma, human African trypanosomiasis, leprosy and lymphatic filariasis) by 2020
DISTRIBUSI KECACINGAN GLOBAL
Upaya Global Untuk Penyakit Tropis Terabaikan Tahun 2013, WHO Pasifik Barat dan Asia Tenggara mengembangkan Rencana Strategy untuk Integrasi Pengendalian Penyakit Tropis Terabaikan di Wilayah Asia Tenggara 2012 – 2016 (Regional Strategic Plan for Integrated NTD Control in the South-East Asia Region (2012-2016)) Rencana Aksi yang akan menjadi panduan untuk melakukan pengendalian dan eliminasi Penyakit Tropis Terabaikan terpilih, diantaranya adalah: Eliminasi LF tahun 2020 di Kamboja, Myanmar, Thailand, dan Vietnam, Indonesia dan Philipina Eliminasi schistosomiasis di Kamboja , Indonesia, Lao PDR, dan Philipina. Eliminasi frambusia di Indonesia. Pengendalian kecacingan anak di Kamboja, Indonesia, Lao PDR, Myanmar, the Philippines, and Vietnam.
SITUASI KECACINGAN
MASALAH CACINGAN MASALAH CACINGAN Sampai 2013 Survei pada anak Sekolah Dasar menunjukkan Prevalensi cacingan antara 0 – 85,9% (survei di 175 kab/kota) Rata-rata prevalensi 28,12% Cakupan pengobatan rendah Pengetahuan masyarakat tentang cacingan masih rendah Kemampuan petugas utk penanggulangan cacingan belum optimal Komitmen masih kurang FAKTOR YANG MEMPENGARUHI - Keadaan Tanah dan Iklim Tropis - Personal Hygiene (Lingkungan) - Sosial Ekonomi - Kepadatan Penduduk MASALAH CACINGAN Gambaran Masalah Cacingan di Indonesia 8
PROGRAM PENGENDALIAN CACINGAN KECACINGAN CACING GELANG ( Ascaris lumbricoides ) CACING CAMBUK ( Tricuris trichiura ) Cacing yang ditularkan melalui tanah, adalah cacing yang dalam siklus hidupnyan memerlukan tanah yang sesuai untuk berkembang menjadi bentuk yang infektif CACING TAMBANG Ankylostoma Duodenale Necator Americanus Termasuk : Soil Transmitted Helminthiasis 10
CACINGAN
Manifestasi Infeksi Cacing Usus
DAMPAK CACINGAN
DAMPAK CACINGAN 1. Kehilangan Karbohidrat: A. KERUGIAN AKIBAT CACING GELANG PADA ANAK SEKOLAH 1. Kehilangan Karbohidrat: 22,7% x 248.422.956 x 28% x 6 x 0,14gr = 13.263kg/hr 1000 ►13.263/0,8 = 16.579 kg beras ►16.579 kg beras x 365 x Rp 7000 = Rp 42.359.986.912,- Kerugian Rp 42.356.986.912 M/tahun 14
DAMPAK CACINGAN 2. Kehilangan Protein: ►3.316/0,19 = 17.452 kg daging 22,7% x 248.422.956 x 28% x 6 x 0,035gr = 3.316kg/hr 1000 ►3.316/0,19 = 17.452 kg daging ►17.452 kg beras x 365 x Rp 80.000 = Rp 509.593.827.511,- Kerugian: 509.593.827.511 M/th 15
DAMPAK CACINGAN = 57.632.635 liter/th = 2.881.632 liter/th B. Kerugian oleh cacing tambang : Kehilangan darah 22,7% x 248.422.956 x 28% x 50 ekor x 0,2 cc x 365hr = 57.632.635 liter/th C. Kerugian oleh cacing Cambuk : 22,7% x 248.422.956 x 28% x 100ekor x 0,005cc x 365 hr = 2.881.632 liter/th 16
DAMPAK CACINGAN BBLR Gizi buruk Mati Mati IQ menurun Investasi cacing Darah dihisap KH & Protein dihisap Lemas Anemia Ngantuk Perdarahan ibu bersalin BBLR Gizi buruk Malas belajar/ sering tdk msk IQ menurun Mati Mati Prestasi belajar menurun Produktivitas menurun Sosek rendah
Proporsi Anemia Menurut Kelompok Umur Riskesdas 2013 Indonesia 21,7 % *) Nilai rujukan menurut WHO/MNH/NHD/MNN/11.1,2011 dan Kemenkes,1999
menurunkan 3,75 point IQ (WHO 2005) 1 ekor cacing menurunkan 3,75 point IQ (WHO 2005)
Bagaimana Mengendalikan Kecacingan
INTEGRASI PEMBERIAN OBAT CACING
Panduan Program Pengendalian Kecacingan (WHO) Masyarakat Berisiko Angka Prevalensi Dasar Angka Prevalensi < 20% Pengobatan Selektif Angka Prevalensi 20 – <50% Pengobatan Masal 1 x pertahun Angka Prevalensi > 50% Pengobatan Masal 2 x per tahun Pemberian Pengobatan Masal Pemberian Pengobatan Masal Evaluasi angka prevalensi setelah dilakukan pengobatan massal selama 5-6 tahun
TUJUAN PENGENDALIAN KECACINGAN Tujuan Umum Meningkatkan cakupan program pada anak usia Sekolah Dasar/MI dan anak usia dini sehingga menurunkan angka kecacingan dan tidak menjadi masalah kesehatan di Masyarakat.
Tujuan Khusus Meningkatkan cakupan program pengendalian kecacingan minimal 75% sasaran anak SD/MI dan pra sekolah di semua daerah endemis pada tahun 2020 Meningkatkan kemitraan dalam pengendalian cacingan di masyarakat dengan seluruh pemangku kebijakan, lintas sektor, pengusaha, organisasi masyarakat.
TUJUAN PENGOBATAN Memutus rantai penularan CACINGAN TUJUAN PENGOBATAN Memutus rantai penularan Menurunkan prevalensi dan intensitas infeksi oleh cacing Meningkatkan derajat kesehatan dan produktivitas kerja 26
Kebijakan Sesuai rencana Strategis Kemenkes mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, mendahulukan kepentingan rakyat. 2. Diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.
SASARAN Anak usia sekolah dasar Balita & usia Pra sekolah Petani Nelayan Pekerja perkebunan Pekerja pertambangan Pekerja perusahaan Masy risiko tinggi lain (bumil)
PRIORITAS Anak Usia Dini (1-6 tahun) di Posyandu, PAUD Anak Usia Sekolah (7-12 tahun) di SD/MI
Mengapa Anak Balita Perlu Minum Obat Cacing? Cacingan menghambat penyerapan makanan pertumbuhan terganggu stunting Cacingan menurunkan Ketahanan Tubuh mudah terkena penyakit Minum obat cacing Albendazole tidak hanya membunuh cacing dewasa juga menghancurkan telur dan larva cacing Kecacingan dapat mengenai siapa saja, data tahun 2011 berdasarkan beberapa survei, prevalensi kecacingan berkisar antara 21% sd 62%. Sehingga untuk mendapatkan hasil yang maksimal sasaran pemberian obat cacing bukan hanya anak SD/MI tetapi juga anak usia 1-4 tahun. Berdasarkan kajian teknis medis, cacing sebagai hewan parasit tidak saja mengambil zat-zat gizi dalm usus anak seperti KH dan protein tetapi juga merusak dinding usus sehingga mengganggu penyerapan zat-zat gizi. Akibat keadaan ini akan berdampak anak menjadi kekurangan gizi sehingga pertumbuhan anak terganggu dan akan menyebabkan stunting (pendek) Selain itu cacingan dapat menurunkan ketahanan tubuh anak menjadi mudah terkena penyakit. Dengan minum obat cacing albendazole tdk hanya membunuh cacing dewasa jg menghancurkn telur dan larva cacing.
Mengapa Anak Usia Sekolah Perlu Minum Obat Cacing? Sebagian besar murid SD/MI menderita cacingan Cacingan anemia tubuh lemah konsentrasi belajar berkurang prestasi belajar rendah Cacingan menghambat penyerapan makanan pertumbuhan terganggu stunting Minum obat cacing Albendazole tidak hanya membunuh cacing dewasa juga menghancurkan telur dan larva cacing
Jenis Obat, Frekuensi, Dosis Pemberian Massal Obat Cacing Obat yang digunakan : Albendazole dosis tunggal Frekuensi pemberian obat : Prevalensi ≥ 20% - 50% : 1 kali/tahun Prevalensi ≥ 50% : 2 kali/tahun < 20% : Pengobatan pada anak dengan tinja positif Dosis albendazole: Anak usia 1 - 2 tahun : ½ tab (200 mg) Anak usia ≥ 2 tahun : 1 tablet (400 mg)
ALBENDAZOLE Jenis obat cacing yang efektif & mempunyai spektrum luas karena dapat membunuh infeksi tunggal atau campuran yang disebabkan oleh cacing gelang, cacing cambuk, cacing tambang Aman (efek samping minimal) Harga terjangkau Dosis tunggal (400 mg) untuk anak 2-5 tahun sehingga tidak perlu mengukur berat badan anak
PERBEDAAN Albendazole – Pyrantel - Mebendazole Faktor yg perlu diperhatikan Albendazole Pyrantel Pamoate Mebendazole 1. Spektrum Membunuh Ascaris Lumb, Tricuris Tric, hookworm Memutus rantai hidup cacing : dewasa, telur, larva Membunuh ascaris lumbrc, ancylostoma sp., cacing dewasa Membunuh ascaris Lumb, Tricuris Tric, hookworm Membunuh semua stadium cacing 2. Dosis 400 mg 10 mg Kg BB 500 mg 3. Reinfeksi 6 bulan 4 bulan 4. Efek samping Nyeri perut/ diare (jarang) Kontra indikasi bagi wanita hamil Mual, muntah, diare, keram, sakit kepala, pusing, kunang-kunang Kontra indikasi bagi wanita hamil. Alergi, leukopenia, alopesia 5. Rekomendasi dari WHO ya
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
Mekanisme Pemberian Obat Cacing pada ANAK USIA DINI Semua anak balita mendapat obat cacing setahun sekali pada saat pemberian vitamin A di bulan Agustus di posyandu, atau fasilitas kesehatan lainnya, atau TK, atau PAUD/kelompok bermain/tempat penitipan anak. Dosis : Anak usia 12 -24 bulan: 1/2 tablet albendazole 400 mg Anak usia 24 – 59 bulan: 1 tablet albendazole 400 mg
Mekanisme Pemberian Obat Cacing pada Anak Usia Dini Obat diberikan oleh petugas puskesmas atau kader yg telah mendapat petunjuk Pemberian obat: Kader posyandu menanyakan pada orang tua apakah anak sudah makan sebelumnya. Anak harus makan pagi sebelum minum obat Pemberian obat cacing dilakukan setelah anak mendapat vitamin A Anak minum obat cacing di depan petugas kesehatan/kader Mekanisme, waktu dan tempat
Mekanisme Pemberian Obat Cacing pada Anak SD/MI Terintegrasi dengan UKS SD/MI Peserta didik (kelas 1 – 6) saat penjaringan kesehatan Dosis : 1 tablet albendazole 400 mg Diberikan oleh petugas puskesmas atau guru yg telah mendapat petunjuk Guru: informasi bhw murid harus makan pagi sebelum minum obat cacing Diberikan di masing-masing kelas dgn pengawasan guru/petugas Puskesmas Obat diminum bersama-sama di depan guru Peserta didik tdk hadir diberikan pada hari berikutnya (plg lambat 7 hari)
Penundaan Pemberian Obat Cacing Pemberian ditunda Demam atau sakit Sudah minum obat cacing < 6 bln terakhir Sasaran yang ditunda pemberian obat harus dicatat dan dilaporkan Perlu dikonsultasikan lebih lanjut Penderita epilepsi dalam serangan gizi buruk disertai gejala klinis gangguann fungsi hati dan ginjal
Kejadian Ikutan Pasca Pemberian Obat Cacing dan Penanggulangannya Pemberian Albendazole jangka pendek hampir bebas dari reaksi obat Jika ada: ringan & hanya sebentar, seperti: mual, muntah, diare, sakit kepala, pusing, lesu Penanggulangan reaksi obat Cukup diistirahatkan & diberikan air minum hangat. Jika terjadi diare diberikan oralit. Bila gejala berlanjut, dirujuk ke Puskesmas Bila keluar cacing Berikan penjelasan bahwa kejadian tersebut tidak berbahaya, bahkan menguntungkan karena cacing sudah keluar dari tubuh
Bagaimana Menghilangkan KeCacingan
Pencegahan Cacingan Kebersihan Perorangan Cuci tangan pakai sabun pada 5 waktu penting (setelah BAB, membersihkan anak yang BAB, sebelum menyiapkan makanan, sebelum makan, setelah memegang/menyentuh hewan), menggunakan air bersih, mandi, memotong dan membersihkan kuku, memakai alas kaki, mentup makanan Kebersihan Lingkungan Buang air besar di jamban, membuang sampah pada tempatnya, drainase air limbah, menjaga kebersihan rumah, sekolah.
BAB jangan sembarangan Pengendalian Kecacingan pada Anak Sekolah Perilaku yang diharapkan dari peserta didik: PHBS (CTPS) Menggunakan alas kaki Menggunting kuku BAB jangan sembarangan Minum obat cacing
Keuntungan Minum Obat Cacing
Keuntungan Program Pengobatan Cacingan Menurunkan angka tidak masuk sekolah sampai 25%¹ Menurunkan kurang gizi dalam bentuk wasting sampai 60%² Menurunkan Anemia sedang sampai 59%² Meningkatkan pertumbuhan (20% berat badan and 7% tinggi badan)³ Keuntungan dari masa anak bebas cacing tambang adalah meningkatkan 45% penghasilan di masa dewasa4 Meningkatkan pendapatan per kapita sampai 45%4 (1) US Annual Report 2003, (2) Stoltzfus 2004, (3) Stoltzfus 1997, (4) Bleakley 2003 45
Manfaat Program Pengendalian Kecacingan Sumber Daya Manusia yang berkualitas – produktif ; jangka pendek dan jangka panjang Menurunkan prevalensi kecacingan, melalui pengobatan, untuk mencegah dampak kecacingan (Persistent Malnourish Stunting) Meningkatnya PHBS-Cuci Tangan Pakai Sabun melalui promosi program akan mengurangi infeksi cacingan.
Kegiatan Sosialisasi Integrasi Pemberian Obat Massal Cacing di Provinsi dan Kabupaten/Kota Pemberian Obat Massal Cacingan pada Sasaran satu kali setahun Evaluasi Cakupan Evaluasi Prevalensi sesudah 5 tahun Pencatatan Pelaporan
Rencana Aksi Program Reduksi Kecacingan Penguatan program akselerasi reduksi kecacingan Peningkatan manajemen SDM Peningkatan promosi kesehatan Survei prevalensi kecacingan Survei lingkungan Pengobatan Penguatan Manajemen Program Evaluasi program reduksi kecacingan
Peningkatan Promosi Kesehatan Sosialisasi pada komponen masyarakat Sosialisasi pada masyarakat beresiko Promosi kesehatan melalui media cetak dan elektronik Penyediaan bahan promosi Muatan lokal di sekolah koordinasi dengan Diknas tk. Propinsi dan Kab/Kota dalam penyusunan kurikulum tentang program reduksi kecacingan
Pemantauan dan Evaluasi Cakupan Geografis Cakupan Pengobatan Massal Survei Cakupan Evaluasi Evaluasi prevalensi dilaksanakan setelah 5 tahun pengobatan.
TERIMA KASIH