Matakuliah : O0174/Komunikasi Antar Budaya Tahun : 2007 PENELITIAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA Buku: Prof. Deddy Mulyana Pertemuan 25-26
Penelitian Komunikasi Antarbudaya Ruanglingkup Penelitian Antarbudaya: 1. Komponen-Komponen Budaya 2. Komponen-Komponen Komunikasi Prosedur Penelitian Antarbudaya: 1. Paradigma Positivistik 2. Paradigma Naturalistik Bina Nusantara
Ruang Lingkup Penelitian Antarbudaya Berlandaskan definisi Komunikasi Antarbudaya, antara lain yang dikemukakan oleh Samovar dan Porter, bahwa Komunikasi Antarbudaya terjadi bila produsen pesan adalah anggota suatu budaya dan penerimanya adalah anggota budaya lainnya Bina Nusantara
Sambungan … Penelitian Komunikasi Antarbudaya mefokuskan perhatian pada: (1) bagaimana budaya-budaya yang berinterksi dengan proses komunikasi; (2) bagaimana komponen-komponen komunikasi berinteraksi dengan komponen-komponen budaya; dan (3) bagaimana nilai yang dianut oleh suatu budaya mempengaruhi cara memberi makna pada pesan yang disampaikan oleh komunikan dalam budaya yang berbeda Bina Nusantara
Komponen-Komponen Budaya Pandangan dunia (subjective experience world) suatu budaya. Asante (1980) menyebut tiga tipe pandangan dunia: (a) Afrosentrik; (b) Eurosentrik dan (c) Asiosentrik. Bina Nusantara
Sambungan … Afrosentrik melihat realitas terpadu dan bergerak secara agung. Tidak ada pemisahan antara yang material dan spiritual, yang profan dan yang sakral, bentuk dan substansi. Asiosentrik melihat materi sebagai ilusi, yang real adalah yang datang dari alam spiritual Bina Nusantara
Sambungan … Eurosentrik melihat materi saja yang real, yang spiritual itu ilusi. Everything that not within sense-experience become non-sense. Jadi, pandangan dunia orang Afrika personalistik, Asia spiritualistik dan Eropa materialistik Bina Nusantara
Sambungan … 2. Komponen budaya kedua adalah kepercayaan (beliefs). Salah satu unsur kepercayaan yang sangat penting adalah citra kita dengan komunikasi dari budaya lain. 3. Komponen budaya ketiga adalah nilai. Sistem nilai masyarakat budaya akan mempengaruhi cara berpikir anggota-anggotanya 4. Komponen budaya terakhir adalah otoritas status. Bina Nusantara
Komponen-komponen Komunikasi Komponen penting dalam penelitian Komunikasi Antarbudaya adalah: (1) Pesan Komunikasi; (2) Peserta Komunikasi; (3) Sandi yang digunakan; (4) Media Selain komponen tersebut, penelitian KAB dapat juga mencakup: (1) kinesika yakni pesan non-verbal berupa isyarat, postur atau ungkapan wajah; (2) proksemika atau studi jarak dan ruang; (3) vokalika (studi suara); (4) sistem komunikasi artifaktual (penampilan tubuh, citra tubuh, dll.) dan (5) sistem komunikasi sentuhan Bina Nusantara
Prosedur Penelitian Komunikasi Antarbudaya Asumsi yang dipegang dalam penelitian Komunikasi Antarbudaya dalah perbedaan Beberapa catatan yang dianggap melanggar asumsi ini adalah: Dalam budaya Barat, tekanan terlalu banyak pada penggunaan indera visual dan auditif, padahal bangsa-bangsa berbeda dalam mengindera stimuli Bina Nusantara
Sambungan … 2. Hampir semua studi KAB terbatas pada apa yang dapat dipersepsi dan diekspresikan. Ini terjadi karena paradigma Barat yang materialistik 3. Penelitian juga bertumpu pada apa yang dianggap objective truth. Pandangan dunia tentang realitas tunggal menguasai asumsi penelitian Bina Nusantara
Sambungan … 4. Para teoritisi Barat cenderung memisahkan jiwa dari tubuh, individu dan lingkungan, kesadaran individu dan kesadaran kosmis 5. Kebanyakan studi komunikasi didasarkan pada model linear yang mekanistis. Model ini sangat tidak sesuai untuk melukiskan komunikasi Antarbudaya yang holistik Bina Nusantara
Paradigma Positivistik Paradigma positivistik ditegakkan pada logiko-empirisme Prinsip paradigma ini adalah mengukur yang teramati (observables), melakukan kuantifikasi, dan merumuskan generalisasi hasil akhir. Bina Nusantara
Sambungan … Paradigma positivistik mengkonstruksi realitas seperti apa yang kita kehendaki Peneliti dengan paradigma positivistik menganggap realitas itu obyektif dan tunggal dan identik Bina Nusantara
Paradigma Naturalistik Asumsi paradigma naturalistik adalah bahwa realitas adalah hasil konstruksi kita Karena setiap orang mengkonstruksi realitas, maka kita mengenal banyak realitas Pengamat dan yang diamati berhubungan secara interaktif, saling mempengaruhi Bina Nusantara
Sambungan … Tujuan penelitian tidak untuk menemukan pengetahuan nomotetik (hukum-hukum yang dapat digeneralisasikan), tetapi mengembangkan pengetahuan idiografik (penjelasan tentang kasus-kasus) Penelitian naturalistik selalu terkait dengan nilai-nilai (value-bound) Bina Nusantara