MATERI-MATERI DASAR ISLAM DR. Yusuf Al-Qaradhaawi 8. IBADAH DALAM ISLAM DR. Yusuf Al-Qaradhaawi
PENDAHULUAN Ibadah ialah suatu tuntutan bagi setiap manusia. Beribadah hanya kepada Allah adalah tujuan utama penciptaan manuasia di alam raya ini. Allah berfirman : "Dan tidak aku jadikan dan manusia kecuali mereka memperhambakan diri kepadaKu". Dan firman Allah lagi: " Wahai manusia!sembahlah Tuhan kamu yang telah menjadikan kamu dan menjadikan orang-orang sebelum kamu. Mudah-mudahan kamu bertaqwa".
ASAL USUL KEJADIAN MANUSIA Dalam bukunya Al-Qardhawi menyebutkan bahwa seorang manusia hendaknya bertanya kepada dirinya sendiri: Siapakah aku? Dari manakah aku datang? Atau dalam ungkapan lain, siapakah yang menciptakan aku? Apakah kesudahanku selepas kewujudanku ini? Dan ke manakah aku akan pergi selepas maut? Kenapakah aku diwujudkan? Untuk apa? Atau apakah visi kehidupanku ini? Apabila ketiga pertanyaan ini dapat dijawab dengan baik, maka dirinya akan mampu menjalani kehidupan ini dengan baik. Sebaliknya kegagalannya menjawab pertanayaan ini akan mengakibatkannya gagal menjalani kehidupan ini dengan baik baik di dunia maupuan diakhirat nanti.
HAKIKAT ibadah DALAM ISLAM Makna Ibadah Ibadah dari segi bahasa: Menurut al-Qamus (‘abada): Ketaatan. Menurut kamus al-Shihah: Asal-usul ‘Ubudiyyah ialah ketundukan dan kehinaan. Asal Ibadah: al-tazlil (penghinaan). Ibadah dari segi istilah syara’: Menurut Syeikh Muhammad Abduh ibadah ialah: Ketaatan dengan puncak ketundukan. (Tafsir al-Manar: al-Fatihah)
Ibn Taimiyyah menyatakan ibadah dalam Islam itu mengandungi unsur ketundukan/ ketaatan yang digabungkan dengan unsur kecintaan. Ibadah dalam Islam mengandungi makna kemuncak ketundukan, puncak ketaatan dan puncak kecintaan. Seorang hamba harus mencintai Allah SWT melebihi segala kecintaan yang lain. Allah berfirman yang artinya: “Katakanlah (wahai Muhammad): Jika ibu bapa (nenek moyang) kamu, anak-anak kamu, saudara-saudara kamu (adik beradik), isteri-isteri kamu, harta-harta yang kamu kumpulkan, perniagaan yang kamu takut kerugiannya dan tempat kediaman yang kamu ridhai lebih enegkau cintai dibanding Allah dan Rasul-Nya dan juga jihad Fi Sabillah, maka tunggulah sehingga Allah SWT mendatangkan urusan sesuai dengan perintah-Nya.” (Surah al-Taubah: 24)
SALAH FAHAM TERHADAP KONSEP ibadah Ada dua golongan manusia yang salah faham tanggap tentang konsep ibadah Golongan Pertama: Melampaui batas dalam mencintai Allah SWT, sehingga mendorongnya melakukan sesuatu yang keluar dari makna ibadah, dan memasukkan manusia dalam lingkungan Rububiyyah (ketuhanan) yang tidak layak bagi manusia. Bahkan ada yang melebihi batasan para nabi dan para Rasul, contohnya adalah: (1) Anggapan mempunyai kemampuan untuk mengeluarkan semua pengikutnya dari neraka memasukkan mereka ke surga. (2) Anggapan mempunyai kemampuan untuk menghalang (menyelamatkan) semua pengikutnya dari memasuki neraka. (3) Anggapan mendapat kelonggaran melaksanakan kewajiban syariat karena ia dianggap hanya untuk golongan awam. (4) Anggapan mencintai Allah SWT sehingga Allah SWT dianggap berada di dalam sakunya atau dalam jubahnya sehinggakan Allah SWT dianggapnya berada bersamanya sepanjang masa dan di dalam sakunya.
Golongan kedua Golongan orientalis yang mencoba menggambarkani badah dalam Islam sebagai ibadah yang berdiri atas dasar ketundukan dan ketaatan semata-mata tanpa digandengkan dengan perasaan cinta dan rela. Mereka mengatakan bahwa umat Islam tidak mengenali unsur kecintaan dalam ibadah, kecuali hanya apabila golongan Tasawwuf mengimportnya dari sumber asing (agama Kristian dan agama-agama budaya). Pandangan ini juga menyimpang dari hakikat ibadah Islam. Dalam al-Quran dijelaskan unsur kecintaan antara muslim dan Allah SWT dalam banyak tempat, di antaranya ialah Allah berfirman artinya: “Dia (Allah) mencintai mereka dan mereka mencintai Allah SWT” (Surah al-Maidah: 54. Nabi berSabda artinya: "Tidak beriman (yaitu tidak sempurna iman) salah seorang diantara kamu sehingga Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari segala sesuatu selain keduaduanya” [Hadis Muttafaq ‘alaihi]
Ibn al-Qayyim (Madarij al-Salikin: 99) berkata: Asal-usul ibadah itu ialah kecintaan kepada Allah SWT, bahkan mentauhidkan-Nya dengan kecintaan, dan bahwa segala cinta itu hanya bagi Allah SWT, maka janganlah dia (mukmin) mencintai orang lain selain-Nya. Sesungguhnya dia hanya boleh mencintai (orang lain) karena-Nya dan pada-Nya (pada perkara yang diridhai Allah SWT).
RUANG LINGKUP ibadah DALAM ISLAM 1. Syumuliyah (Ibadah Merangkum Agama Seluruhnya) Ruang lingkup ibadah dalam Islam amat luas. Oleh karena manusia dicipta supaya beribadah kepada Allah SWT, maka sudah tentu dalam Islam, seluruh kegiatan manusia adalah ibadah kepada Allah SWT Ibn Taimiyyah (al-‘Ubudiyyah: 38) berkata: Ibadah ialah kata-nama yang merangkumi segala sesuatu yang disukai oleh Allah SWT dan yang diridhai-Nya baik perkataan, perbuatan, yang zahir dan batin. karena itulah; shalat, zakat, puasa, haji, jujur dalam kata-kata, menunaikan amanah, melakukan kebajikan kepada ibu bapa, menunaikan janji, amar maaruf, nahi mungkar, berjihad menentang orang-orang kafir dan munafiqin, melakukan kebaikan kepada tetangga, anak yatim, orang fakir miskin, doa, zikir dan bacaan al-Quran, semuanya adalah ibadah.”
2. Ibadah Merangkumi Seluruh Aspek Kehidupan Ibadah Islam memenuhi seluruh ruang hidup seorag Muslim dan mengatur kehidupan mereka seluruhnya, baik dari cara atau adab makan minum, buang air, hingga kepada cara membangun negara, politik pemerintahan, keuangan dan ekonomi, urusan muamalat dan undang-undang, serta dasar perhubungan antara bangsa baik saat kondisi aman maupun saat terjadi peperangan.
3. Ibadah Merangkumi Seluruh Anggota Manusia Di antara keistimewaan ibadah Islam ialah bahwa ia merangkumi seluruh anggota tubuh manusia. Karena itu ia merupakan a. Ibadah Hati. b. Ibadah Lidah. c. Ibadah Pendengaran (Telinga). d. Ibadah Penglihatan (Mata). e. Ibadah Perasaan (Lidah/ Tangan). f. g. Ibadah Tangan dan Kaki. h. Ibadah Kemaluan.
Kenapa harus beribadah? Mungkin ada orang akan bertanya: “Kenapa kita harus beribadah kepada Allah SWT? KenapaAllah SWT mewajibkan atas manusia supaya beribadah kepada-Nya? Sedangkah Dia adalah Tuhan terkaya dari ibadah itu, dan Dia tidak memerlukan khidmat manusia terhadap-Nya? Apakah faedahnya kita beribadah kepada Allah SWT?” Hakikatnya, Allah SWT tidak berkepentingan dari ibadahhamba-Nya. Dia juga tidak akan sengsara akibat keengganan hamba- dari menyembah-Nya. Keagungan kerajaan-Nya tidak bertambah oleh sebab ibadah, zikir dan tahmid mereka kepada-Nya. Dia adalah Tuhan yang Maha Kaya, dan kita adalah hamba-hamba-Nya yang fakir. Allah berfirman yang artinya: “Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang kufur, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya dan Pemurah.” (Surah al-Naml: 40)
Jadi tujuan ibadah adalah 1. Bahwa tujuan ibadah adalah meraih kemuliaan dari yang diibadahi. Hal keadaan manusia yang paling sempurna ialah apabila dia sibuk dengan beribadah kepada Allah SWT, karena hatinya akan bersinar dengan cahaya Ilahiyyah. Lidahnya akan mendapat kemuliaan dengan kemuliaan zikir dan bacaan al-Qur’an. Anggota-anggotanya akan kelihatan indah dengan keindahan berkhidmat kepada Allah SWT Maka dengan kondisi seperti ini merupakan kemuliaan martabat insaniyyah dan derajat kemanusiaan. Tercapainya martabat dan derajat ini adalah puncak kebahagiaan manusia di dunia. Dan apabila puncak kebahagiaan di dunia sudah diperoleh, maka sudah tentu ia juga akan memperoleh kebahagiaan yang paling sempurna yaitu di akhirat kelak. Oleh karenanya, barangsiapa yang telah mencapai martabat dan derajat ini, hilanglah segala kepenatan dan keberatan beribadah, dan niscaya dia akan memperoleh halawah atau manisnya ibadah di dalam hatinya.
2. Ibadah adalah suatu amanah. Allah berfirman yang artinya: “Sesungguhnya Kami telah bentangkan amanah ke atas langit, bumi dan gunung-ganang, lalu mereka tidak sanggup memikulnya, dan mereka takut menerimanya, lalu manusia memikulnya”. Menunaikan ibadah adalah suatu sifat kesempurnaan yang disukai oleh jiwa. Menunaikan ibadah kepada Allah SWT adalah penunaian separuh dari amanah, dan ia akan menjadi sebab kepada penunaian separuh lainnya.
3. Kesibukan beribadah beribadah adalah suatu perpindahan dari alam al-ghurur kepada alam al-surur, ialah perpindahan dari alam tipu-daya kepada alam suka-ria. Ia juga merupakan perpindahan dari kesibukan bersama makhluk kepada kesibukan bersama Allah SWT. Hal ini sudah tentunya membawa kepada kelezatan dan kegembiraan yang sempurna.
Inti ibadah Diantara inti ibadah sebagaimana yang digariskan oleh Dr. Yusuf al-Qardhawi ialah (hal. 95–129): • Ibadah sebagai makanan ruh • Ibadah dan ‘Ubudiyyah jalan pembebasan manusia • Ibadah sebagai ujian • Ibadah adalah hak Allah SWT ke atas hamba-Nya • Ibadah sebagai cara mendapat pahala • Ibadah adalah matlamat bukan hanya cara (W asail) • Ibadah sebagai cara pembersihan jiwa (bukan ‘Illah kepada ibadah) • Ibadah sebagai akhlak dan akhlak sebagai ibadah
KEISTIMEWAAN IBADAH DALAM ISLAM Ibadah Islam adalah ibadah yang istimewa dan unik, serta amat berbeda dari ibadah dalam agama lain. Ia bersifat Rabbani, syumul, berseimbangan dan lain-lain. Berikut dinukilkan beberapa keistimewaan tersebut: 1. Tiada tuhan yang disembah melainkan Allah SWT 2. Pembebasan ibadah dari perhambaan kepada pemuka agama 3. Ikhlas sebagai asas diterimanya ibadah 4. Ibadah hanya dengan kaifiyyat yang disyara‘kan 5. Perimbangan antara ruh dan jasad 6. Mudah dan menghapuskan keletihan
HIKMAH IBADAH-IBADAH ISLAM 1. shalat Di sini, dipaparkan secara ringkas beberapa rahasia shalat. Di antaranya ialah: • shalat sebagai penyuci dosa • shalat sebagai cara menjaga kebersihan dan kecantikan • shalat sebagai Riyadhoh Badaniyyah (senam jasmani) • shalat sebagai sumber kekuatan roh • shalat kekuatan akhlak Peranan shalat berjemaah • shalat jemaah sebagai simbol kesatuan masyarakat • shalat jemaah sebagai latihan militer Masjid dan peranannya dalam kehidupan a. Masjid sebagai universitas umum b. Masjid sebagai dewan parlemen tetap c. Masjid sebagai dewan muktamar d. Masjid sebagai medan latihan amali e. Kebebasan f. Persaudaraan g. Persamaan
2.Puasa Diantara hikmah puasa ialah: (1) Meninggikan roh (2) Memulihkan Kesehatan (3) Mengawal Perasaan Menahan Hawa Nafsu (4) Mengingat Nikmat Makanan Dan Minuman (5) Mengingat Kesengsaraan Orang Miskin
3.Zakat inti zakat adalah • Zakat sebagai sistem inovatif Allah SWT • Zakat kewajiban orang kaya bukan sukarela • Hak fakir miskin • Hak masyarakat • Hak Allah SWT
Rahasia Zakat: 1. Rahsia pembersihan Rahasia Zakat: 1. Rahsia pembersihan. • Pembersihan jiwa orang kaya dari sifat kikir. • Pembersihan jiwa fakir miskin daripada hasad dengki terhadap orang kaya. • Pembersihan masyarakat dari faktor-faktor kehancuran, dan perpecahan • Pembersihan harta itu sendiri . 2. Menyuburkan harta. • Penyuburan jiwa oranga kaya. • Penyuburan jiwa dan keperibadian fakir miskin. • Penyuburan harta itu sendiri . 3. Pemeliharaan terhadap harta. Nabi bersabda: Artinya: “Pertahankanlah (Bentengilah) harta-harta kamu dengan mengeluarkan zakat.” 4. Mewujudkan masyarakat penyayang. 5. Zakat sebagai cara menghilangkan jurang kekayaan dan kemiskinan.
5. Haji a. Hubungan muslim dengan Baitullah al-Haram b 5.Haji a. Hubungan muslim dengan Baitullah al-Haram b. Ka’bah lambang perpaduan umat c. Haji sebagai penjaga kekuatan ruh d. Haji sebagai latihan e. Haji dan perniagaan f. Persamaan, perpaduan Dan keamanan g. Haji muktamar sedunia umat h. Penyatuan Umat: • Penyatuan perasaan. • Penyatuan syiar/lambang. • Penyatuan perkataan. • Penyatuan asal usul. • Penyatuan amal.