ANALISIS KURIKULUM 2013 JENJANG SMP TAHUN 2017 Tugas Mata Kuliah Analisis Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Pengampu Mata Kuliah Prof. Dr. Wachidi, M.Pd. dan Prof. Dr. Johanes Sapri, M.Pd Oleh: 1.Dewi Handayani 2. Abdul Sahib 3.Muzanip Alperi PROGRAM DOKTOR ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2017
Kurikulum 2013 : merupakan pengembangan dan penyempurenaan dari kurikulum sebelumnya. Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa tahun 2014 sekolah diwajibkan untuk melaksanakan Kurikulum 2013, berdasrkan Surat Edaran (SE) No. 156928/MPK.A/KR/2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013 tertanggal 8 November 2013 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Pengembangan kurikulum 2013 secara berkesinambungan mempertimbangkan berbagai hal dan masukan dari berbagai unsur masyarakat sebagai satu kesatuan entitas bangsa yang menginginkan peningkatan kualitas peserta didik di masa depan. Dalam perjalanan pengembanganya diserta dengan evaluasi formatif yang memungkinan perbaikan pada tataran dokumen dan implementasi. Perbaikan kurikulum 2013 pada saat ini lebih bersifat evaluasi formatif dengan melakukan perbaikan pada dokumen KI-KD, silabus, pedoman mata pelajaran, pembelajaran dan penilaian hasil belajar, serta buku teks pelajaran.
Tujuan Sesuai dengan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
Lanjutan Tujuan Tujuan pendidikan nasional tersebut di atas meliputi domain sikap, pengetahuan, serta keterampilan. i. Dimensi Sikap Lulusan SMP memiliki perilaku yang mencerminkan sikap: a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, b. berkarakter, jujur, dan peduli, c. bertanggungjawab, d. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan e. sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional. ii. Dimensi Pengetahuan Lulusan SMP memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif . iii. Dimensi Keterampilan Lulusan SMP memiliki keterampilan berpikir dan bertindak: a. kreatif, b. produktif, c. kritis, d. mandiri, e. kolaboratif, dan f. komunikatif melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan yang dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri.
Pendekatan Model Pendekatan Pembelajaran dengan Student Centre dengan cara berfikir Saintifik Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat juga dipahami sebagai pembelajaran yang disingkat 5 + 1 M terdiri atas kegiatan mengamati (untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin/perlu diketahui), menanya/merumuskan pertanyaan, mengumpulkan informasi dengan satu atau lebih teknik, menalar/mengasosiasi (menggunakan data/informasi untuk menjawab pertanyaan/menarik kesimpulan), dan mengomunikasikan jawaban/kesimpulan. Langkah-langkah tersebut dapat dilanjutkan dengan kegiatan mencipta
Beberapa diantara Model pembelajaran yang relevan dengan saintifik: Problem Solving Pengertian dan langkah-langkah pembelajaran Problem-based Learning Pengertian dan langkah-langkah pembelajaran Project-based Learning Pengertian dan langkah-langkah Inquiry Pengertian dan langkah-langkah Discovery Learning
Filosofi Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut: Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu
Psikologi Belajar a. Teori disiplin daya/disiplin mental (faculty theory) Menurut teori ini anak sejak dilahirkan memiliki potensi atau daya tertentu (faculties) yang masing–masing memiliki fungsi tertentu, seperti potensi/daya mengingat, daya berpikir, daya mencurahkan pendapat, daya mengamati, daya memecahkan masalah, dan sejenisnya
Behaviorisme Behaviorisme muncul dari adanya pandangan bahwa individu tidak membawa potensi sejak lahir. Perkembangan individu dipengaruhi oleh lingkungan (keluarga, lembaga pendidikan, masyarakat. Behaviorisme menganggap bahwa perkembangan individu tidak muncul dari hal yang bersifat mental, perkembangan hanya menyangkut hal yang bersifat nyata yang dapat dilihat dan diamati
Organismic/Cognitive Gestalt Field Menurut teori ini keseluruhan lebih bermakna daripada bagian-bagian, keseluruhan bukan kumpulan dari bagian-bagian. Manusia dianggap sebagai makhluk yang melakukan hubungan timbal balik dengan lingkungan secara keseluruhan, hubungan ini dijalin oleh stimulus dan respon
Bentuk Organisasi Kurikulum Bentuk organisasi kurikulum 2013 lebih mengarah pada Correlated curriculum (kurikulum dengan mata pelajaran berkolerasi). Correlated berasal dari kata correlation yang dalam bahasa Indonesia berarti korelasi yaitu adanya hubungan antara satu dengan yang lainnya. Ciri-ciri kurikulum ini diantaranya sebagai berikut: Berbagai mata pelajaran dikorelasikan satu dengan yang lainnya Sudah dimulai adanya usaha untuk merelevansikan pelajaran dengan permasalahan kehidupan sehari-hari. Sudah mulai mengusahakan penyesuaian pelajaran dengan minat dan kemampuan para siswa. Metode penyampaiannya menggunakan metode korelasi. Meski guru masih memegang peran aktif, namun aktivitas siswa mulai dikembangkan.
Jenis kurikulum adalah Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 (K-13) jenjang SMP merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan jenjang SMP
Model Pengembangan Kurikulum MODEL GRASS-ROOTS, a. Kurikulum akan bertambah baik, kalau kompetensi profesional guru bertmabah baik. b. Kompetensi guru baik, jika dilibatkan dalam masalah-masalah perbaikan kurikulum c. Jika para guru bersama menanggung bentuk- bentuk yang menjadi tujuan yang dicapai, dalam memilih, mendefinisikan, dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, serta dalam memutuskan dan menilai hasil, keterlibatan mereka akan dapat terjamin. d. Adanya konsensus dalam prinsip-prinsip dasar tujuan-tujuan, dan perencanaan
Pendekatan Penilaian assessment of learning (penilaian akhir pembelajaran), assessment for learning (penilaian untuk pembelajaran), dan assessment as learning (penilaian sebagai pembelajaran) Perbedaannya, assessment as learning melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut. Peserta didik di- beri pengalaman untuk belajar menjadi penilai bagi dirinya sendiri. Penilaian diri (self assessment) dan penilaian antar teman merupakan contoh assessment as learning