Teori feminisme Public Relations Theory Assignment Oleh: Crescent 51408074 Kenny Tirza 51408031
Teori Feminisme Sedangkan filsafat mencangkup: - Pengetahuan Teori feminisme memiliki hubungan dengan filsafat Sedangkan filsafat mencangkup: - Pengetahuan - Realitas - Keadilan -Kebijaksanaan
Karya-karya filsafat yang teah diciptakan , beberapa diantaranya: - Themistoclea - Theano 1 dan Theano 2 - Arignate - Asiara - Phynthis - Perictione 1 dan Perictione 2 - Dan sebagainya
Pergerakan Feminis Abad 15: Awal Pergerakan Feminis Tahun 1759 hingga tahun 1797: Mulai adanya penegakan hak kepada para perempuan Tahun 1800: Pergerakan Feminis sudah mulai signifikan
Teori Feminisme Feminisme dibagi menjadi tiga golongan, yakni: - Gelombang awal - Gelombang kedua - Gelombang ketiga
Gelombang awal terdiri dari: feminisme liberal, feminisme radikal, feminisme marxis Gelombang kedua terdiri dari: feminisme eksistensial, feminisme gynosentris Gelombang ketiga terdiri dari: feminisme postmodern, feminisme multikultural, feminisme global, dan ekofeminisme
Gol 1 Feminisme liberal: lebih menekankan kepada hak-hak tiap individu Feminisme radikal: lebih menekankan kepada masalah-masalah ketidakadilan terhadap kaum perempuan Feminisme marxis: lebioh menekankan kepada sebab-sebab munculnya perbedaan antara fungsi dan status kaum perempuan
Gol 2 Feminisme eksistensial: feminisme eksistensial lebih menekankan kepada masalah ketertindasan kaum perempuan dari beban reproduksi Feminisme gynosentris: feminisme gynosentris lebih menekankan kepada masalah ketertindasan kaum perempuan dari segi fisik
Gol 3 Feminisme postmoderen: feminisme postmoderen ini lebih menekankan kepada mencari tahu tentang permasalahan alienasi perempuan (seksual) Feminisme Multikultural: feminisme muyltikultural ini lebih menekankan kepada ketertindasan kaumm perempuan Feminisme global: feminisme global ini lebih menekankan kepada ketertindasan dalam konteks perdebatan ekofeminisme: ekofeminisme lebih menekankan kepada ketidakadilan yang terjadi pada kaum perempuan
Implementasi Feminisme Implementasi teori feminisme bertujuan untuk: - mewujudkan keadilan gender dalam berbagai aspek kehidupan - mewujudkan kesetaraan gender dalam berbagai aspek kehidupan
Aplikasi Feminisme Aplikasi pada teori feminisme dalam pembangunan, yakni: - dengan cara dikembangkannya alat analisis persepektif feminisme - yang dimaksud dengan alat analisis persepektif feminisme yakni dikenal dengan nama teknik analisis gender (TAG)
Teori Feminisme Teori feminisme juga memiliki teknik analisisn yang dinamakan dengan teknik analisis gender: Teknik analisis gender dibagi menjadi: - Teknik analisis harvard - teknik analisis moser - teknik analisis munro - teknik CVA - matriks analisis gender
Teknik analisis harvard: menekankan kepada profil gender di suatu kelompok sosial Teknik analisis moser: menekankan kepada kebutuhan praktis strategis dalam pembangunan Teknik analisis munro: menekankan kepada partisipasi dan keterlibatan gender dalam pembangunan Teknik CVA ( Capabilities and vulneralbilities analysis): menekankan kepada sejauh mana suatu proyek memperkuat atau justru memperlemah pembangunan GAM (matrik analisis gender): menekankan kepada penialian berbagai macam akibat dari suatu proyek pembangunan
Isu-isu ketidakadilan gender: - Bidang politik - Bidang agama - Bidang hukum - Bidang media massa - Bidang ekonomi - Bidang kesehatan - Bidang pendidikan - Bidang pengembangan karir
Tokoh dalam feminisme: Foucault: Meskipun ia adalah tokoh yang terkenal dalam feminism, namun Foucault tidak pernah membahas tentang perempuan. Hal yang diadopsi oleh feminism dari Fault adalah bahwa ia menjadikan ilmu pengetahuan “dominasi” yang menjadi miliki kelompok-kelompok tertentu dan kemudian “dipaksakan” untuk diterima oleh kelompok-kelompok lain, menjadi ilmu pengetahuan yang ditaklukan. Dan hal tersebut mendukung bagi perkembangan feminism
Nafine: Kita dipaksa “meng-iya-kan” sesuatu atas adanya kuasa atau power Kuasa bergerak dalam relasi-relasi dan efek kuasa didasarkan bukan oleh orang yang dipaksa meng “iya”kan keinginan orang lain, tapi dirasakan melalui ditentukannya pikiran dan tingkah laku. Dan hal ini mengarah bahwa individu merupakan efek dari kuasa.
Deridean: Mempertajam fokus pada bekerjanya bahasa (semiotika) dimana bahasa membatasi cara berpikir kita dan juga menyediakan cara-cara perubahan. Menekankan bahwa kita selalu berada dalam teks (tidak hanya tulisan di kertas, tapi juga termasuk dialog sehari-hari) yang mengatur pikiran-pikiran kita dan merupakan kendaraan untuk megekspresikan pikiran-pikiran kita tersebut. Selain itu juga penekanan terhdap dilakukanya “dekonstruksi” terhadap kata yang merupakan intervensi ke dalam bekerjanya bahasa dimana setelah melakukan dekonstruksi tersebut kita tidak dapat lagi melihat istilah yang sama dengan cara yang sama.