PENGINTEGRASIAN Pengintegrasian adalah kegiatan menyatupadukan keinginan karyawan dan kepentingan perusahaan, agar tercipta kerjasama yang memberikan kepuasan. Usaha untuk pengintegrasian dilakukan melalui hubungan antarmanusia (human relation), motivasi, kepemimpinan, kesepakatan kerja bersama (KKB) dan collective bargaining).
Tujuan Pengintegrasian Adalah memanfaatkan karyawan agar mereka bersedia bekerja keras dan berpartisipasi aktif dalam menunjang tercapainya tujuan perusahaan serta terpenuhinya kebutuhan karyawan.
Prinsip Pengintegrasian Prinsip pengintegrasian adalah menciptakan kerjasama yang baik dan saling menguntungkan.
Metoda Pengintegrasian Metoda Pengintegrasian sbb: Hubungan antar manusia (human Relation). Motivasi (Motivation). Kepemimpinan (Leadership). Kesepakatan Kerja Bersama (KKB). Collective Bargaining.
Kepribadian Kepribadian adalah serangkaian ciri yang relatif tetap dan sebagian besar dibentuk oleh faktor keturunan, sosial, kebudayaan,dan lingkungan. Serangkaian variabel ini yang menentukan persamaan dan perbedaan dalam perilaku seseorang individu.
Teori Kepribadian Teori Kepribadian yang kita kenal a.l: Teori Sifat. Teori Psikodinamis. Teori Humanistis.
Teori Sifat (Traitist Theories) Sifat atau ciri merupakan bagian yang membentuk kepribadian, petunjuk jalan bagi tindakan dan merupakan sumber keunikan individu. Sifat/ciri cenderung dapat diduga sebagai pengaruh perilaku individu berbuat dengan cara yang konsisten dan khas. Selanjutnya, ciri itu menghasilkan perilaku yang konsisten karena merupakan sifat yang tetap dan jangkauannya umum serta luas. Kelemahan teori sifat ini misalnya pendiam, periang, menyendiri, dan ramah – tamah belum pasti menunjukkan kepribadian individu yang sama pada seyiap situasi, karena perilaku individu masih dipengaruhi oleh lingkungan.
Teori Psikodinamis Teori psikodinamis dikemukakan oleh Freud. Freud menerangkan perbedaan individual dalam kepribadian dengan mengemukakan bahwa orang menghadapi perangsangnya yang utama secara berbeda-beda. Perbedaan kepribadian ini terletak pada Id (bagian ketidak sadaran) dan Superego yang dibentuk oleh Ego.
Id Id adalah sebagai bagian yang premitif dan tidak sadar dari kepribadian, gudang dari perangsang pokok. Id bekerja secara tidak rasional dan secara impulsif, tanpa mempertimbangkan apakah yang diinginkan itu mungkin atau dapat diterima dari segi moral.
Superego Superego adalah gudang dari nilai individu, termasuk sikap moral yang dibentuk oleh masyarakat. Secara kasar superego sesuai dengan hati nurani (conscience). Superego sering bertentangan dengan Id. Id ingin mengerjakan apa yang dirasa baik, sedangkan superego cenderung mengerjakan apa yang benar.
Ego Ego, mewakili gambaran seseorang mengenai kenyataan fisik dan sosial, gambaran mengenai apa yang akan menimbulkan sesuatu dan hal-hal apakah yang mungkin terjadi dalam dunia yang dialaminya. Teori ini menyatakan bahwa kehidupan waktu kecil mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku orang setelah menjadi dewasa. Teori menjadi daya pendorong untuk meneliti perkembangan anak, bagaimana mengembalikan orang pada jalan yang tepat menuju fungsinya kepribadian yang efektif.
Teori Humanistis (Humanistic Theories) Pendekatan humanistis terhadap pemahaman kepribadian memberi tekanan pada perkembangan dan perwujudan diri individu. Teori ini menekankan pentingnya cara mempersiapkan dunia mereka dan kekuatan yang mempengaruhinya. Carl Rogers melakukan pendekatan humanistis atau berpusat pada orang (people centered). Carl Rogers menasehati agar mendengarkan apa yang dikatakan orang mengenai dirinya sendiri. Menurut teori humanistis perangsang yang paling dasar dari organisasi manusia tertuju pada perwujudan diri (self actualization), usaha keras yang terus menerus untuk mewjudkan potensi yang melekat pada dirinya. Orang yang melakukan perwujudan diri adalah orang yang berpusat pada persoalan (problem centred), demokratis, sangat kreatif, mampu mengadakan hubungan interpersonal yang mendalam, memuaskan, dan dapat segera menerima orang lain sebagaimana adanya.
Kesimpulan Teori Kepribadian: Teori sifat (trait theory) memberikan daftar yang menguraikan sifat-sifat individu. Teori psokodinamis menyatupadukan ciri-ciri orang dan menjelaskan sifat dinamis dari perkembangan kepribadian. Teori humanistis menekankan orangnya dan pentingnya perwujudan diri bagi kepribadian. Tiap-tiap pendekatan teoritis berusa menerangkan sifat khas dari individu yang mempengaruhi perilakunya.
Motivasi Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti dorongan atau menggerakan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada SDM umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
Pentingnya Motivasi Karena motivasi adalah yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi semakin penting karena manajer membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan.
Peterson dan Ploman mengatakan bahwa orang mau bekerja karena faktor-faktor sbb: The Desire to Live (keinginan untuk hidup). Keinginan untuk hidup merupakan keinginan utama dari setiap orang, manusia bekerja untuk dapat makan dan makan untuk dapat melanjutkan hidupnya.
Peterson dan Ploman mengatakan bahwa orang mau bekerja karena faktor-faktor sbb: The Desire for Position (keinginan untuk suatu posisi). Keinginan untuk suatu posisi dengan memiliki sesuatu merupakan keinginan manusia yang kedua dan ini salah satu sebab mengapa manusia mau bekerja. The Desire for Power (keinginan akan kekuasaan). Keinginan akan kekuasaan merupakan keinginan selangkah di atas keinginan untuk memilki, yang mendorong orang mau bekerja.
Peterson dan Ploman mengatakan bahwa orang mau bekerja karena faktor-faktor sbb: The Desire for Recognation (keinginan akan pengakuan). Keingan akan pengakuan, penghormatan, dan status sosial, merupakan jenis terakhir dari kebutuhan yang mendorong orang untuk bekerja. Dengan demikian setiap pekerja mempunyai motif keinginan (want) dan kebutuhan (needs) tertentu dan mengharapkan kepuasan dari hasil kerjanya.