KELOMPOK 6 MUHAMMAD MIRZA NURDARMAWI SRI JULIANAa SUWANDA SAPUTRA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
OBAT-OBAT SUSUNAN SARAF OTONOM
Advertisements

Farmakologi Sistem Saraf Otonom
OBAT-OBAT OTONOM STIKes Mitra Kencana.
OBAT OTONOM Laboratorium Farmakologi
P3K OFF. OLIVIA CHRISTINE M. OFF. RAYMOND SIAGIAN STAGE 3.
KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
CARA PEMBERIAN OBAT.
CARA PAKAI OBAT WAKTU PEMBERIAN OBAT FARMAKOLOGI FK UNAND
OBAT ANASTESIA Anastetik umum (1) Anastetik lokal I anastetik umum
Tiga dari hal2 yg ada dibawah ini terdapat pd klien
SISTEM PENCERNAAN Dr. MIFTAH AZRIN, Sp.KO.
OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH
FARMAKOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER
KELAINAN KLINIS KESEIMBANGAN ASAM DAN BASA
Kelompok 8 Idham Ilhami Gumilar Rani Sri Yulianti Regina Bilqis
AUTAKOID DAN ANTAGONISNYA
 TEMPAT KERJA  TERUTAMA PADA MEMBRAN SEL  MENCEGAH PEMBENTUKAN DAN KONDUKSI SARAF (BILA DIKENAKAN SECARA LOKAL PADA JARINGAN SARAF PADA DOSIS YANG.
ANTIKOLINERGIK Kelompok 2 : Azharuddin Fadlun Minallah Herizal Inarah
OBAT KOLINERGIK (PARASIMPATOMI) Kelompok I Anggota : Agus Riyanti
Dosen Pembimbing: AYU IRMA YESSY, S.FAR, APT.
Muhammad Ahyar saputra
OBAT ADRENERGIK KELOMPOK KELAS B
OLEH: Rina Yuniarti, S.Farm, Apt.
Parasimpatomimetik / Kolinergik Simpatomimetik / Adrenegik
CHALID MAULANA & DAHNIAR YANI
Materi Pertemuan 4 Obat & SSO.
FASE FARMASETIK FASE FARMAKOKINETIK FASE FARMAKODINAMIK
Session 4 Obat dan Sistem Saraf Tujuan Instruksional :
INISIASI 5 INTOKSIKASI.
Jangan Sepelekan Rasa Haus
HUBUNGAN STRUKTUR – AKTIVITAS SENYAWA STIMULAN SISTEM SARAF PUSAT
PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN OBAT
OBAT YANG BEKERJA PADA SALURAN PENCERNAAN
MAHMUDDIN & MARIO LAURENZA MD
Penyakit Darah Rendah (Hipotensi)
Pisang Raja Penyembuh Gangguan Pencernaan
Pengaturan Suhu Imran Tumenggung.
ANTIHIPERTENSI Disusun Oleh : KEOLOMPOK 12 KELAS B. MUNAWWARAH (12067)
PERSENTASE CAIRAN (LIQUID)
Parasimpatomimetik / Kolinergik Simpatomimetik / Adrenegik
PERINTANG GANGLION DISUSUN OLEH : KELOMPOK V FANI NOVITA FIRDA ARISNA
SEMINAR HASIL RIA MARESTY.
FARMAKOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER
FARMAKOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER
Pengendalian Gerakan Manusia oleh Sistem Saraf
KELOMPOK 1 : AZHARUDDIN AGUSRIYANTI
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELECTROLIT
PENYAKIT HIPOKALEMIA.
ANESTETIK UMUM Obat yang dapat menghilangkan rasa sakit yang disertai dengan hilangnya kesadaran secara total REVERSIBEL.
KERACUNAN.
JARINGAN HEWAN Apa itu Jaringan ?
GOLONGAN ANTI SPASMODIK
OBAT OTONOM Laboratorium Farmakologi
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
Obat Otonom Oleh : Ida Mukhlisa,s.farm.,Apt.
Muhammad Mirza Muhammad Zulfikri
Obat Otonom Oleh : Ida Mukhlisa,s.farm.,Apt.
RINITIS MEDIKAMENTOSA = RINITIS HIPEREMIKA
Obat Darurat yang Dapat Digunakan
BIOLOGI B 2013 R.ADITIAS HERMAWAN ( )
Nama: Franciska Danik Sandrayanti NPM:
ANALGETIK ANTIPIRETIK INFLAMASI
OBAT-OBAT SISTIM PENCERNAAN asam lambung
Trauma Toraks Lilis Fazriah Putri Ufairah Supervisor: Dr. Yopie Afriandi, Sp.BTKV.
KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
INTOKSIKASI ORGANOFOSFAT
OBAT OTONOM Laboratorium Farmakologi
MESIN TUBUH YANG TANGGUH
KERACUNAN STRYCHNIN KELOMPOK 2. Isep Ramdan Ayuni Stevia Nurul Febriana Safitri Ni Putu Devi W
KLASIFIKASI: A. Menurut cara terjadinya keracunan: 1. Self Poisoning 2. Attempted Suicide 3. Accidental Poisoning 4. Homicidal Poisoning.
Transcript presentasi:

KELOMPOK 6 MUHAMMAD MIRZA NURDARMAWI SRI JULIANAa SUWANDA SAPUTRA TEDI MAULANA YOSI WIRA AULIANTI

ANTIKOLINERGIK Obat obat yang menghambat kerja asetilkolin dengan menempati reseptor-reseptor asetilkolin disebut dengan antikolinergik atau parasimpatolitik. Obat ini mempengaruhi organ jantung, saluran pernapasan, saluran gastrointestinal, kandung kemih, mata dan kelenjar eksorin dengan menghambat saraf parasimpatis, sehingga sistem saraf simpatis (adrenergic) menjadi dominan.

PENGGOLONGAN OBAT ANTIKOLINERGIK Alkaloid Beladona : atropin, skopolamin, dan homatropin. Zat Ammonium Kwaterner : propantein, ipratropium dan tiotropium Zat Amin Tersier : pirenzepin, flavoxat, oksibutinin, tolterodin, dan tropicamida.

Atropin A. ALKALOID BELADONA Mekanisme kerja Mata : Atropin menyekat semua aktifitas kolinergik pada mata,sehingga menimbulkan midriasis (dilatasi pupil),mata menjadi tidak bereaksi terhadap cahaya dan sikloplegia(ketidak mampuan memfokus untuk penglihatan dekat ).

Gastrointestinal: Atropin digunakan sebagai obat antipasmodik untuk mengurangi aktivitas saluran cerna.atropin dan psikopolamin merupakan obat terkuat sebagai penghambat saluran cerna.walaupun motilitas (gerakan usus) dikurangi,tetapi produksi asam hidroklorat tidak jelas berpengaruh.oleh karena itu obat ini tidak efektif untuk mempercepat penyembuhan ulkus peptikum. Sistem kemih: Atropin digunakan untuk mengurangi keadaan hipermotilitas kandung kemih.obat ini kadang kadang masih dipakai untuk kasus enuresis(buang air seni tanpa disadari/ ngompol)diantara anak anak,tetapi obat agonis adrenergik alfa jauh lebih efektif dengan efek samping yang sedikit.

Kardiovaskular Atropin menimbulkan efek difergen pada sistem kardiovaskular, tergantung pada dosisnya. Pada dosis rendah efek yang menonjol adalah penurunan denyut jantung(bradikardia).pada dosis tinggi,reseptor jantung pada nodus SA disekat,dan denyut jantung sedikit bertambah (takikardia). Tekanan darah arterial tidak dipengaruhi tetapi pada tingkat toksik , atropin akan mendilatasi pembuluh darah dikulit. Sekresi: Atropin menyekat kelenjar saliva sehingga timbul efek pengeringan pada lapisan mukosa mulut(serostomia).kelenjar saliva sangat peka terhadap atropin.kelenjar keringat dan kelenjar air mata terganggu pula dikarenakan hambatan sekresi pada kelenjar keringat menyebabkan suhu tubuh meningg

indikasi medikasi preanestetik (mengurangi lendir saluran pernafasan) 1. Pada trauma mata, salep mata atropin meyebabkan efek midriatik dan sikloplegik dan memungkinkan untuk pengukuran kelainan refraksi tanpa gangguan oleh kapasitas akomodatif mata. 2. Sebagai obat antispasmodik untuk melemaskan saluran cerna dan kandung kemih. 3. Mengobati kelebihan dosis organofosfat (yang mengandung insektisida tertentu) dan beberapa jenis keracunan jamur(jamur tertentu yang mengandung substansi kolinergik).kemampuan obat ini masuk kedalam SSP sangat penting sekali. 4. mengurangi sekresi lendir sal nafas (rinitis), medikasi preanestetik (mengurangi lendir saluran pernafasan)

Efek samping: tergantung sekali pada dosis , atropin dapat menyebabkan mulut kering, gangguan miksi, meteorismus, dimensia, retensio urin, muka merah. Gejala keracunan: pusing, mulut kering, tidak dapat menelan, sukar bicara, haus, kabur, midriasis, fotopobia, kulit kering dan panas, demam, jantung tachicardi, TD naik, meteorismus, bising usus hilang, oligouria/anuria, inkoordinasi, eksitasi, bingung, delirium, halusinasi Diagnosis keracunan: gejala sentral, midriasis, kulit merah kering, tachikardi Antidotum keracunan: fisostigmin 2 – 4 mg sc → dapat menghilangkan efek SSP dan anhidrosis. Dosis atropin: umumnya berkisar 0,25 – 1 mg.

Dosis:3-4 dd 2 semprotan dari 20mcg(bromida) 2. teofillin Contoh obat dipasaran: Untuk obat bronkodilator: 1. atrovent Dosis:3-4 dd 2 semprotan dari 20mcg(bromida) 2. teofillin Dosis: 3-4 dd 125-250mg microfine Untuk obat lain: 1.Difenoksilat Dosis: 2,5-5mg 3-4 kali sehari 2.Difenoksin Dosis: 2tablet diawal penggunaan kemudian 1tablet setiap kali diare. Untuk obat mata: Homatropin Dosis :larutan 0,5-2% 1-2 tts.

2.) Skopolamin Mekanisme kerja: Derivat-epoksi dari atripin bekerja lebih kuat.Efek sentralnya kira-kira 3kali lebih kuat dapat menimbulkan efek tepi yang sama dengan efek atropin,tetapi efek skopolamin lebih nyata pada SSP dan masa kerjanya lebih lama dibandingkan atropin

Indikasi 1. Digunakan sebagai obat mabuk jalan dalam bentuk plester 2. Digunakan sebagai mediatrikum 3. Digunakan sebagai obat anti kejang lambung- usus 4. Digunakan sebagai premedikasi anestesi

Kontra indikasi Glaukoma, pembesaran prostat. Efek samping Sedasi,rasa mengantuk,tetapi pada dosis yang tinggi dapat menyebabkan kegelisahan / kegundahan.

B. ZAT AMMONIUM KWATERNER Propantein • Dosis tinggi→efek kurare(mengendurkan otot-otot lurik rangka) • Banyak digunakan pada tukak lambung,gastritis dan kejang-kejang lambung-usus • Dosis →oral 3 dd 15 mg(HBr) Ipratropium • Digunakan sebagai inhalasi pada asma dan bronkhitis • Khasiat →bronkhodilatasi dengan mengurangi hipersekresi dahak Tiotropium • Digunakan sebagai inhalasi pada asma dan bronkhitis • Khasiat →bronkhodilatasinya lebih lama dari pada ipratropium • Dosis 1x sehari

C. ZAT AMIN TERSIER Pirenzepin 2) Flovoxat Pada dosis tinggi menghambat reseptor di organ-organ (jantung, mata, lambung-usus, urogenital). Pada dosis rendah menghambat secara selektif reseptor muscarin-M dalam sel-sel parietal lambung yang membentuk Hcl. Digunakan dalam tukak lambung-usus dan gastritis. Dosis →oral 2 dd 50 mg pada pagi hari. 2) Flovoxat Berkhasiat merelaksasi langsung terhadap otot kandung kemih. Berdaya lokal anestetis dan analgetis. Kontra indikasi→tidak boleh digunakan pada pasien glaukoma dan pada gangguan fungsi ginjal. Dosis→pada urge-inkontinensi 3 dd 200-400 mg (garam HCl).

3.Oksibutinin Khasiat→spasmolitis pada otot polos kandung kemih Digunakan khusus pada urge-inkontinensi urin untuk mengurangi hasrat berkemih, juga pada kejang-kejang kandung kemih akibat iritasi oleh kateter. Dosis→oral 3 dd 2,5 mg(HCl), bila perlu 3-4 dd 5 mg 4.Tolterodin Khasiatnya anti kolinergis sedang. Digunakan pada urge-inkontinensi kemih. Dosis →oral 3dd 2,5-5 mg(tartrat) 5.Tropicamida Khasiat →anti kolinergis kuat. Digunakan sebagai midriatikum untuk diagnosa ada dosis lebih besar(larutan 1%) berefek cycloplegis→melumpuhkan akomodasi. Dosis →untuk midriasis 1-2 tetes larutan 0,5% minimal 15mnt sebelum pemeriksaan mata

EFEK ANTIKOLINERGIK Meningkatkan denyut nadi Mengurangi sekresi mukus Menurunkan peristaltik Dilatasi pupil mata (midriasis) Merangsang SSP Mengurangi tonus dan motilitas saluran Penggunaan Sebagai midriatikum Sebagai spasmolitikum Pada inkontinensi urin Pada parkinsonisme Pada asma dan bronkhihis Sebagai premedikasi pra-bedah Sebagai zat anti-mabuk jalan Pada hiperdrosus Sebagai zat penawar pada intoksikasi

Contoh obat dagang 1. Holopon Dosis: 3kali sehari 15-30 tts. 2. Spaminal Dosis :1 tab setiap 6-8 jam 3. Buscopan Dosis : 4. Arkine 5. Spasmolit Dosis :3 kali sehari 1-2 tab 6.Gitas plus

Daftar pustaka Mycek.mery j. farmakologi ulasan bergambar edisi 2. 2001. jakarta : widya medika. Lepper,hans.Farmakologi dan toksologi .2003.jakarta :buku kedokteran EGC.