BUDI DAYA Eucheuma.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DAMPAK POLUSI AIR.
Advertisements

Air sebagai Media Budidaya Ikan
USAHA BUDIDAYA PERIKANAN
BATUAN TENAGA EKSOGEN TENAGA ENDOGEN TANAH
DEFINISI BENIH / BIBIT Dr
PENANAMAN POHON Sri Wilarso Budi R Laboratorium Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB
PANEN, PASCA PANEN, DAN PEMASARAN
oleh : LENI HANDAYANI, S.PI, MP
 OLEH:  TUTIK HANDAYANI (6066)  ADITYA HR (6188)  ANDHIKA S (6076)  YANUAR T.W. (6086)  AGUNG HADI (6072)  WAHYUDI(6181)  NURINA (6158)  YAN SUNARYA(6185)
Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan.
Meningkatkan Produksi Durian Dengan Sistem Grafting
PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT
Teknologi Biobriket.
STAF LABORATORIUM ILMU TANAMAN
ILMU TANAH HUTAN Hilarius Erwin Achmad Sholichin Al - Q Ryan Tanjaya
JAGUNG Jagung merupakan komoditi tanaman pangan utama
KONSERVASI MANGROVE Oleh : DR. WINDARTI, MSc.
Kelompok 8 Ekosistem Pantai.
PENGELOLAAN INDUK PATIN
KELOMPOK TANI SUMBER TANI PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN
Hubungan Suhu dan Pertumbuhan Tanaman
Membibitkan tanaman perkebunan dan penanaman tanaman perkebunan
Tentang Saya Nama : Eko Widayanto Nugroho, S.Pi Tempat/tgl Lhr : Temanggung, 14 Juni 1983 Kantor : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Brebes Jl. Yos Sudarso.
PRESENTASI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP
MATA KULIAH : DASAR-DASAR BUDIDAYA
SIFAT UMUM PERTANIAN TROPIS
BAB 3 SUMBER DAYA ALAM.
DEKOMPOSISI BAHAN ORGANIK By
TEKNIK BUDIDAYA JAGUNG
PENGARUH CAHAYA PADA KEHIDUPAN TANAMAN
TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN
EKOFISIOLOGI.
Air sebagai Media Budidaya Ikan
PADI ORGANIK SISTEM SRI.
`DASAR AGROTEKNOLOGI` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
EKOLOGI EKOSISTEM Ekosistem : Satu kesatuan Unit Strukutral dan Fungsional dari komponen2nya, yang saling berinteraksi membentuk keseimbangan (homeostatis)
Faktor Utama pertumbuhan mangrove :
Pengaruh Habitat Terhadap Hery Sutrawan Nurdin, S.Pi, M.Si
BAB 7 KEGIATAN PASCA PANEN
BUDIDAYA RUMPUT LAUT DISUSUN OLEH : ISMAIL, S.ST.
PADANG LAMUN.
Lahan Potensial dan Lahan Kritis
HIDROSFER.
EKOLOGI DAN PENCEMARAN ilustrasi DEFINISI & PERANAN
TERUMBU KARANG.
KUALITAS AIR LAUT.
LAMUN SEA GRASS.
PENDINGINAN.
PERTUMBUHAN BIJI SEMANGKA
Konservasi Mangrove sebagai Pendukung Sumber Hayati Perikanan Pantai
BUDIDAYA UDANG DI LAMPUNG TIMUR
Ikan nila (Oreochromis niloticus)
OCEANOGRAFI.
MANAJEMEN PELABUHAN PERIKANAN
BIOLOGI OSEANOGRAFI Baruna Kusuma, S.Pi., M.P..
ASPEK LINGKUNGAN SEBAGAI FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM (Pleurotus Sp.) Shinta Dwi Astuti G DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA.
BUDIDAYA JAMUR KUPING Disampaikan pada Penyuluhan Petani Jamur Kuping
PENCEMARAN LINGKUNGAN
PEMBIBITAN KOPI PUTRI LUKMANA SARI
ASHABUL KAHFI HARTATI HAIDAHANDAYANI FAUZIA NUR
Tanaman Padi Berdasarkan Tempat Tumbuh
SIFAT UMUM PERTANIAN TROPIS
Perlindungan Hutan 7 VII. MIKORIZA
PENANAMAN POHON. Pendahuluan Kegiatan penanaman merupakan kegiatan inti dari budidaya hutan yang mencakup areal yang luas, memerlukan biaya yang besar.
HUTAN MANGROVE. Pengertian Hutan Mangrove Hutan mangrove adalah hutan yang berada di daerah tepi pantai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut, sehingga.
DINAS KEHUTANAN PROV. SULAWESI SELATAN. “MEWUJUDKAN HUTAN LESTARI, PERKEBUNAN PRODUKTIF MASYARAKAT SEJAHTERA MANDIRI ”
MENGENAL GARUT (Maranta arundinacea) LEBIH DEKAT
1. Pengolahan Lahan 2. Persiapan Benih dan Tanaman 3. Pemupukan 4. Pemeliharaan 5. Pengendalian OPT (organisme pengganggu tanaman) 6. Panen dan Pascapanen.
PEMANFAATAN DAN PENGOLAHAN RUMPUT LAUT
1 MEMAHAMI KANDANG TERNAK Kompetensi Keahlian : Agribisnis Ternak Ruminansia.
Transcript presentasi:

BUDI DAYA Eucheuma

FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU HARUS DIPERHATIKAN : Pemilihan lokasi yang memenuhi persyaratan bagi jenis rumput laut yang akan dibudidayakan. Pemilihan atau seleksi bibit yang baik, penyediaan bibit, dan cara pembibitan yang tepat. Metode budi daya yang tepat. Pemeliharaan tanaman. Metode panen dan perlakuan pascapanen yang benar.

PEMILIHAN LOKASI Umumnya, dasar perairan berupa pasir kasar yang bercampur dengan pecahan karang. Kondisi substrat dasar seperti ini t laut menunjukkan adanya pegerakan air yang baik sehingga cocok untuk budi daya rumput laut Eucheuma sp. Terlalu banyak karang atau tanaman laut lainnya akan mengganggu pertumbuhan rumput laut

Tingkat kejernihan air Untuk budi daya rumput laut Eucheuma sp., keadaan perairan sebaiknya relatif jernih dengan tingkat kecerahan tinggi, dan tampakan (jarak pandang kedalaman) dengan sechidisk mencapai 2 – 5 m. kondisi seperti ini dibutuhkan agar cahaya matahari dapat mencapai tanaman untuk proses fotosintesis. Good Bad

Salinitas Salinitas (kandungan garam NaCl dalam air) untuk pertumbuhan rumput laut Eucheuma sp. yang optimal berkisar 28 – 33 per mil. Oleh karena itu, lokasi budi daya diusahakan yang jauh dari sumber air tawar seperti dekat muara sungai karena dapat menurunkan salinitas air

Pergerakan air (arus dan ombak) Lokasi untuk budi daya rumput laut Eucheuma sp. harus terlindung dari arus (pergerakan air) dan hempasan ombak yang terlalu kuat. Apabila hal ini terjadi, arus dan ombak akan merusak dan menghanyutkan tanaman. Pergerakan air berkisar 0,2 – 0,4 m/detik. Dengan kondisi seperti ini, akan mempermudah penggantian dan penyerapan hara yang diperlukan oleh tanaman, tetapi tidak sampai merusak tanaman

Kedalaman air Lokasi budi daya dengan kedalaman air pada saat surut terendah minimal 0,40 m sampai kedalaman di mana sinar matahari masih dapat mencapai tanaman dan petani mampu melakukan kegiatan. Metode budi daya yang akan digunakan akan sangat ditentukan oleh kedalaman air di lokasi budi daya.

Aman dari predator dan kompetitor Lokasi budi daya bukan merupakan tempat berkumpulnya predator rumput laut, seperti ikan, penyu, bulu babi dan herbivora lainnya. Dengan demikian, kerusakkan tanaman dapat ditekan, di samping juga dapat menghemat biaya pemeliharaan dan perlindungan terhadap hama tanaman

PERSIAPAN PENANAMAN Bersihkan lahan areal budi daya dari tanaman liar atau rumput laut jenis yang tidak dikehendaki Membersihakan calon areal budi daya dari batu karang, binatang laut, bulu babi dan binatang lainnya

Menyiapkan peralatan: antara lain patok kayu, bambu, jangkar (bila menggunakan metode rakit apung), tali polietilen (tambang plastik), tali rafia,lampu, perahu, dan pelampung

PENYIAPAN BIBIT Kriteria bibit yang baik Bibit yang digunakan merupakan thallus muda yang bercabang banyak, rimbun, dan berujung runcing. Bibit tanaman harus sehat dan tidak terdapat bercak, luka, atau terkelupas sebagai akibat terserang penyakit ice-ice atau terkena bahan cemaran, seperti minyak. Bibit rumput laut Eucheuma sp. harus terlihat segar dan berwarna cerah, yaitu cokelat cerah dan hijau cerah. Bibit harus seragam dan tidak boleh tercampur dengan jenis lain. Berat bibit awal diupayakan seragam, sekitar 100 g per ikatan/rumpun. Bibit yang baik adalah yang diambil dari induk secara horizontal, tidak miring.

METODE LEPAS DASAR

METODE RAKIT APUNG

Metode Rawai

CATATAN-CATATAN:

No. Persyaratan Teknis 1 Keterlindungan Lokasi harus terlindung untuk menghindari kerusakan fisik rumput laut dari terpaan angin dan gelombang yang besar. 2 Dasar Perairan Dasar perairan yang paling baik untuk pertumbuhan rumput laut (Eucheuma sp.) adalah dasar perairan yang stabil yang terdiri dari potongan karang mati bercampur dengan pasir karang. 3 Kedalaman Air Berkisar antara 30-50 cm pada surut terendah, supaya rumput laut tidak mengalami kekeringan karena terkena sinar matahari secara langsung dan masih memperoleh sinar matahari pada waktu pasang. 4 Salinitas Salinitas perairan yang tinggi dengan kisaran 28-34o/oo dengan nilai optimum 32o/oo. 5 Suhu Air Suhu perairan berkisar 27-30 oC. 6 Kecerahan Kondisi yang ideal dengan angka transparansi sekitar 1,5 m. 7 Keasaman (pH) Kisaran pH antara 6-9. Nilai optimal diharapkan pada kisaran 7,5-8. Perubahan akan mempengaruhi keseimbangan kandungan karbon dioksida (CO2) yang secara umum dapat membahayakan kehidupan biota laut dari tingkat produktivitas primer perairan. 8 Angin dan Arus Kecepatan arus yang dianggap baik berkisar antara 20-40 cm/detik.

Persiapan penanaman Sumber: Sukri (2006) © Copyright Joko Santoso -11-

Metode penanaman lepas dasar Sumber: Anggadiredja et al. (2006) © Copyright Joko Santoso -12-

Metode penanaman lepas dasar Sumber: Anggadiredja et al. (2006) © Copyright Joko Santoso -13-

Metode penanaman rakit apung Sumber: Anggadiredja et al. (2006)

Metode penanaman rakit apung Sumber: Anggadiredja et al. (2006)

Metode penanaman rawai Sumber: Anggadiredja et al. (2006)

Metode penanaman rawai Sumber: Anggadiredja et al. (2006)