HADITS IJTIMA’I
ETOS KERJA ETOS KERJA
ETOS Segi bahasa atau etimologi: Etos berasal dari bahasa yunani (ethos) yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Segi istilah atau terminologi: Etos berarti semangat yang timbul yang sangat kuat untuk mengerjakan sesuatu secara optimal, lebih baik, dan bahkan berupaya untuk mencapai kualitas kerja yang sesempurna mungkin.
ETOS Kebiasaan Pengaruh Budaya Sistem Nilai
ETOS HARAPAN Imam al-Qusairi mengartikan harapan sebagai keterpautan hati kepada yang diinginkanya terjadi di masa yang akan datang.
HARAPAN TABAH PANTANG MENYERAH Mereka tidak gampang atau berganti haluan dari arah yang telah diyakininya karena mereka meyakini firman Allah, وَلَا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنْكَاثًا تَتَّخِذُونَ أَيْمَانَكُمْ دَخَلًا بَيْنَكُمْ أَنْ تَكُونَ أُمَّةٌ هِيَ أَرْبَىٰ مِنْ أُمَّةٍ ۚ إِنَّمَا يَبْلُوكُمُ اللَّهُ بِهِ ۚ وَلَيُبَيِّنَنَّ لَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ “Dan, janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai-berai kembali…” (an-Nahl: 92).
قَالَ وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ HARAPAN HIDUP PENUH MAKNA Allah SWT menyeru kita untuk memiliki harapan dan menggolongkan mereka yang berputus asa ke dalam golongan orang-orang yang sesat, sebagaimana firman-Nya, قَالَ وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhanya kecuali orang yang sesat.” (al-Hijr: 56)
Adapun orang yang berputus asa termasuk dalam kelompok kufur, sebagaimana Allah berfirman, يَا بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ “Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” (Yusuf: 87)
KERJA Bekerja adalah segala aktivitas dinamis dan mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan tertentu (jasmani dan rohani), dan di dalam mencapai tujuannya tersebut dia berupaya dengan penuh kesungguhan untuk mewujudkan prestasi yang optimal sebagai bukti pengabdian dirinya kepada Allah SWT.
BEKERJA IBADAH Bukti pengabdian dan rasa syukurnya untuk mengolah dan memenuhi panggilan Ilahi agar mampu menjadi yang terbaik, إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا “Sesungguhnya, Kami telah menciptakan apa-apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, supaya Kami menguji mereka siapakah yang terbaik amalnya.” (al-Kahfi: 7)
BEKERJA FITRAH IDENTITAS MANUSIA Bekerja yang didasarkan pada prinsip-prinsip iman tauhid, bukan saja menunjukan fitrah seorang muslim, tetapi sekaligus meninggikan martabat dirinya sebagai “abdullah (hamba Allah)”, yang mengelola seluruh alam sebagai bentuk dari cara dirinya mensyukuri kenikmatan dari Allah Rabbul ‘Alamin
Di dalam pekerjaan terdapat tiga aspek yang harus dipenuhi secara nalar, yaitu: Aktifitasnya dilakukan karena ada dorongan tanggung jawab (motivasi). Apa yang dia lakukan tersebut dilakukan karena kesengajaan, sesuatu yang direncanakan. Adanya suatu arah dan tujuan.
Larangan Meminta-Minta Agama Islam memberikan motivasi kepada setiap orang yang beriman agar menjauhi sikap-sikap yang menunjukan kelemahan, budaya pengemis, bermentalkan kemalasan yang merupakan kehinaan dan pelecehan terhadap sabda Rasul yang mengatakan bahwa tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. “Seandainya seseorang mencari kayu bakar dan dipikulkan di atas punggungnya, hal itu lebih baik daripada kalau ia meminta-minta pada seseorang yang kadang-kadang diberi, kadang-kadang ditolak”. (HR. Bukhari dan Muslim)
“Bila seorang muslim menaburkan benih atau menanam tanaman lalu ada burung atau manusia atau binatang yang memakan sebagian darinya niscaya hal itu akan dinilai sebagai sedekah baginya.” (HR Imam Bukhari) “Janganlah sekali-kali di antara kalian ada yang duduk-duduk enggan mencari karunia Allah, sambil berdoa, ‘Ya Allah, limpahkanlah karunia kepadaku,’ padahal ia telah mengetahui bahwa langit tidak pernah menurunkan hujan emas dan perak.” (HR Bukhari)
BEKERJA Diriwayatkan dari Ka’ab bin Umrah yang artinya: FISABILILLAH Diriwayatkan dari Ka’ab bin Umrah yang artinya: “Ada seseorang yang berjalan melalui tempat Rasulullah S.A.W bahwa orang itu sedang bekerja dengan sangat giat dan tangkas. Para sahabat lalu berkata: “Ya Rasulullah, andaikata bekerja semacam orang itu dapat digolongkan fisabilillah, alangkah baiknya”. Maka Rasulullah bersabda: “Kalau ia bekerja itu hendak menghidupi anak-anaknya yang masih kecil, ia adalah fosabilillah, kalau ia bekerja untuk membela kedua orang tuanya yang sudah lanjut usianya, ia itu fisabilillah. Kalau ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta, ia adalah fisabilillah…”. (HR Tabrani)
MENGHILANGKAN DOSA ETOS KERJA مَنْ أَمْسَى كَالاًّ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ أَمْسَى مَغْفُوْرًا لَهُ رواه الطبراني “Barang siapa yang di waktu sorenya merasakan kelelahan karena bekerja, berkarya dengan tangannya sendiri, maka diwaktu sore itu pulalah ia terampuni dosa-dosanya”. (HR Tabrani dan Baihaqi)