SUMBER-SUMBER PENGETAHUAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Logika Bahasa Ilmiah - 6 -
Advertisements

Metode Berpikir Ilmiah
METODE PENELITIAN HUKUM
DASAR – DASAR PENELITIAN KESEHATAN
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
FILSAFAT ILMU DAN METODOLOGI PENELITIAN
Pengenalan logika Pertemuan 1.
MEMPEROLEH PENGETAHUAN (Lanjutan Metoda Ilmiah)
MK Filsafat dan Etika Kesejahteraan Sosial
Metodologi Penelitian
KOMPETENSI 1.MAHASISWA DAPAT MENGUASAI PERAN BIOLOGI DALAM ILMU PERTANIAN 2.MAHASISWA DAPAT MENJELASKAN CIRI KHAS ORGANISME DAN KEBUTUHAN UTAMA UNTUK MENUNJANG.
MK: METODE ILMIAH DOSEN: SUTRISNO HADI PURNOMO.
Ilmu Pengetahuan dan Kebenaran
PENGANTAR RISET KEPERAWATAN
Tutik Juniastuti Yeni Dhamayanti Yunita Nita Yuyun Yueniwati PW
ILMU ALAMIAH DASAR (IAD)
MK Filsafat dan Etika Kesejahteraan Sosial Arif Wibowo
ILMU DAN PENELITIAN Sub Pembahasan : 1) Ilmu dan Penalaran 2) Penelitian ilmiah 3) Proposisi dan Teori Dalam Penelitian 4) Metode Penelitian …next.
BERFIKIR dan SIKAP ILMIAH
Metodologi Penelitian
Materi Kuliah 02 METODOLOGI PENELITIAN Progdi TEKNIK INFORMATIKA Semester Genap TA This template is in wide-screen format and demonstrates how transitions,
Penelitian Ilmiah (Scientific Research)
Pertemuan ke-2: Kebenaran Ilmiah
Metode Ilmiah Lenny Widjayanthi.
Logika Deduksi-Induksi dalam Pola Berpikir Ilmiah
PENGANTAR RISET Anas Tamsuri.
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (1) Irawan Afrianto Referensi : Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer.
PARADIGMA ILMU PENGETAHUAN
ALIRAN-ALIRAN & TOKOH-TOKOH FILSAFAT ILMU
BAB I ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMIAH, DAN PENELITIAN.
Filsafat, Ilmu dan Filsafat Ilmu
EPISTEMOLOGI KEILMUAN DAN PENELITIAN ILMIAH
METODA ILMIAH  PENELITIAN
Hubungan Ilmu, Penelitian
PENGETAHUAN Pengetahuan yaitu segala sesuatu yang diketahui yang merupakan hasil dari tahu. Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang.
MENGAPA PENELITIAN ITU PERLU ???
SYARAT DAN TUJUAN PENELITIAN Dwiyati Pujimulyani 2015
Penalaran Deduktif (Bella: Slide )
RASIONALISME SUMBER PENGETAHUAN YANG DAPAT DIPERCAYA ADALAH AKAL (RASIO) PENGALAMAN (EMPIRI) BERFUNGSI MENEGUHKAN PENGETAHUAN YANG DIPEROLEH OLEH AKAL.
Ilmu, Penelitian Ilmiah
BAB I ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMIAH, DAN PENELITIAN I - 1 INDEX
Hj. Noneng Masitoh, Ir., M.M Agi Rosyadi, S.E., M.M
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (1) Irawan Afrianto Referensi : Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer.
Hubungan Etika dan Ilmu
MENGAPA PENELITIAN ITU PERLU ???
BERPIKIR COMMEN SENSE VERSUS BERPIKIR ILMIAH
METODOLOGI PENELITIAN
Leonardo W. Permana PEMIKIRAN DAN METODE ILMIAH.
2.3.Metode Ilmiah.
TEKNIK INFERENSI Teknik inferensi adalah proses yang digunakan dalam sistem pakar untuk menghasilkan suatu informasi baru yang diperoleh dari informasi.
DAN HAKIKAT PENDEKATAN ILMIAH
Pertemuan III Filsafat Ilmu Dan Logika
Sarana Berfikir ilmiah
MEMPEROLEH PENGETAHUAN (Lanjutan Metoda Ilmiah)
UNSUR – UNSUR DALAM MEMBANGUN PROSES BERPIKIR ILMIAH
Filsafat IPA Oleh Rika Arwanda
Marulam MT Simarmata, M.Si
LOGO METODE PENULISAN ILMIAH RR.. cara orang mencari jawaban pemecahan masalah Pengalaman Keahlian Penalaran deduktif Penalaran Induktif.
Konsep Dasar Penelitian
PENALARAN 9/15/2018 BI.
KONSEP DASAR PENELITIAN
BAB I ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMIAH, DAN PENELITIAN I - 1 INDEX
PENGANTAR FILSAFAT Oleh: AHMAD TAUFIQ MA. Belajar Filsafat 1. Dari Sejarah Perkembangan Pemikiran: Yunani Kuno – Filsafat Timur Abad Pertengahan Filsafat.
EPISTEMOLOGI Setelah mengkaji Ontologi, maka sampailah pada hakekat cara (teori) memperoleh pengetahuan (dan ilmu) atau pada Epistemologi. Bagaimana agar.
BAB I ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMIAH, DAN PENELITIAN I - 1 INDEX
PERSPEKTIF METODE PENELITIAN
Pengetahuan ≠ Ilmu.
Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom
1 DEVI NURITA DIAN FITRI CHAPTER 5 RISET DAN AKUNTANSI.
METODE RISET (Research Method)
Transcript presentasi:

SUMBER-SUMBER PENGETAHUAN PENGALAMAN KEWENANGAN (OTORITAS) PENALARAN DEDUKTIF PENALARAN INDUKTIF PENDEKATAN ILMIAH

PENGALAMAN SUMBER PENGETAHUAN YG SELALU DIGUNAKAN KEBIJAKAN DARI GENERASI KE GENERASI “EXPERIENCE IS THE BEST TEACHER” KETERBATASAN: SANGAT TERGANTUNG KEPADA ORANG YANG MENGALAMI KEJADIAN KITA TIDAK DAPAT MENGALAMI SEGALA HAL YG INGIN KITA KETAHUI

KEWENANGAN (OTORITAS) BERTANYA KEPADA ORANG YANG PUNYA PENGALAMAN, ATAU YANG PUNYA KEAHLIAN TENTANG MASALAH TERSEBUT PARA TERPELAJAR DARI ABAD PERTENGAHAN, SEPERTI PLATO DAN ARISTOTELES, MERUPAKAN OTORITAS BAGI KEBENARAN

PERLU DIPERHATIKAN, BAGAIMANA PARA OTORITAS MEMPEROLEH PENGETAHUAN DULU: PARA OTORITAS DIANGGAP BENAR KARENA POSISI, RAJA, KETUA ADAT, ALIM ULAMA SEKARANG: KITA PERCAYA SEORANG SEBAGAI OTORITAS HANYA BILA DIA PUNYA PENGALAMAN ATAU SUMBER PENGETAHUAN YANG DIAKUI

TRADISI / KEBIASAAN KEKURANGAN OTORITAS: SEBAIKNYA DIPERHITUNGKAN DENGAN BAIK SEBELUM DIANGGAP SEBAGAI KEBENARAN KEKURANGAN OTORITAS: MUNGKIN SALAH TIDAK SPAKAT ANTAR SESAMANYA, LEBIH BERSIFAT OPINI PRIBADI DARIPADA FAKTA

PENALARAN DEDUKTIF FILOSOF YUNANI KUNO, ARISTOTELES, MEMPERKENALKAN LOGIKA DEDUKTIF PERNYATAAN UMUM DIBAWA MENJADI PERNYATAAN SPESIFIK DENGAN MENGGUNAKAN ATURAN-ATURAN LOGIS ARGUMEN : TERDIRI DARI SEJUMLAH PERNYATAAN YANG BERKAITAN SATU SAMA LAIN PERNYATAAN TERAKHIR = KONKLUSI, YANG LAINNYA DISEBUT PREMIS, MERUPAKAN BUKTI PENDUKUNG

SYLLOGISME: TERDIRI DARI SEBUAH PREMIS MAYOR, DAN SEBUAH PREMIS MINOR, DIIKUTI OLEH SUATU KESIMPULAN CONTOH: SEMUA TUMBUHAN MONOKOTIL PUNYA AKAR SERABUT (PREMIS MAYOR) PADI ADALAH TUMBUHAN MONOKOTIL (PREMIS MINOR) KARENA ITU, PADI PUNYA AKAR SERABUT (KESIMPULAN)

KETERBATASAN LOGIKA DEDUKTIF: PREMIS-PREMIS HARUS BENAR AGAR KESIMPULAN BENAR. KESIMPULAN DARI SYLLOGISME TIDAK PERNAH BISA MELAMPAUI KANDUNGAN PREMIS SULIT MENEGAKKAN KEBENARAN UNIVERSAL TENTANG FENOMENA ILMIAH PENALARAN DEDUKTIF DAPAT MENYUSUN APA YANG SUDAH DIKETAHUI, DAPAT MENUNJUK KEPADA HUBUNGAN BARU, NAMUN TIDAK CUKUP SEBAGAI SUMBER DARI PENGETAHUAN BARU

MESKI KETERBATASANNYA, PENALARAN DEDUKTIF BERGUNA DI DALAM PROSES RISET. MENYEDIAKAN CARA UNTUK MENYAMBUNG TEORI DAN OBSERVASI MEMUNGKINKAN DEDUKSI DARI TEORI YANG ADA, FENOMENA APA YANG HARUS DIAMATI. DEDUKSI DARI TEORI DAPAT MENYEDIAKAN HIPOTESIS

PENALARAN INDUKTIF KONKLUSI DARI PENALARAN DEDUKTIF HANYA BENAR BILA PREMIS-PREMIS DASAR ADALAH BENAR BAGAIMANA ORANG TAHU BAHWA PREMIS-PREMIS ITU BENAR? PADA ABAD PERTENGAHAN, DOGMA SELALU DISUBSTITUSI UTK PREMIS-PREMIS YANG BENAR, SEHINGGA DIPEROLEH KONKLUSI YANG TIDAK VALID

FRANCIS BACON (1561 – 1626) PELOPOR PENDEKATAN BARU BAGI PENGETAHUAN PEMIKIR-PEMIKIR TIDAK BOLEH MENERIMA SAJA PREMIS-PREMIS DARI OTORITAS SEBAGAI KEBENARAN ABSOLUT PENELITI HARUS MEMBANGUN KESIMPULAN UMUM BERDASARKAN FAKTA-FAKTA DARI PENGAMATAN LANGSUNG CONTOH: KETIDAK SEFAHAMAN TENTANG JUMLAH GIGI KUDA PERLU DIBUAT CARA BARU UNTUK MENCRI ENGETAHUAN, YAITU LIHAT PADA FAKTA-FAKTA, DARIPADA BERGANTUNG KEPADA OTORITAS ATAU SPEKULASI INI MENJADI PRINSIP FUNDAMENTAL DARI SEMUA ILMU

INI DISEBUT PENDEKATAN INDUKTIF, KEBALIKAN DARI PENDEKATAN DEDUKTIF SISTEM BACON: PENGAMATAN TERHADAP EVENT-EVENT KHUSUS, LALU BERDASARKAN ITU DIBUAT INFERENSI TENTANG KEADAAN UMUM DARI EVENT TERSEBUT INI DISEBUT PENDEKATAN INDUKTIF, KEBALIKAN DARI PENDEKATAN DEDUKTIF

PERBEDAAN PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF; A. DEDUKTIF: SETIAP MAMALIA PUNYA PARU-PARU SEMUA KELINCI ADALAH MAMALIA KARENA ITU, KELINCI PUNYA PARU-PARU B. INDUKTIF: SEIAP KELINCI YANG PERNAH DIAMATI PUNYA PARU-PARU KARENA ITU SETIAP KELINCI PUNYA PARU-PARU

INDUKSI PERFECT: INDUKSI IMPERFECT: - PENELITI HARUS MENGAMATI SEMUA ANGGOTA KELOMPOK INDUKSI IMPERFECT: BERDASARKAN PENGAMATAN INCOMPLETE, LEBIH LAYAK DILAKUKAN DALAM PRAKTEK, ORANG MENGAMATI SAMPEL DARI SUATU KELOMPOK DAN MEMBUAT INFERENSI DARI SAMPEL KEPADA KESELURUHAN KELOMPOK KONKLUSI INDUKTIF HANYA BISA ABSOLUT UNTUK KELOMPOK OBJEK PENELITIAN KECIL

CONTOH: DIDUGA BAHWA BIJI-BIJI BERUKURAN KECIL AKAN MENGHASILKAN KECAMBAH YANG KECIL. UNTUK MEMBUKTIKAN INI HARUS DIBUAT PENELITIAN. KESIMPULAN YANG DIPEROLEH SULIT DIPASTIKAN BENAR, SEBAB TIDAK MUNGKIN MENGAMATI SEMUA BENIH, YANG SEKARANG, MASA LAMPAU DAN AKAN DATANG. MESKIPUN INDUKSI IMPERFECT TIDAK MEMUNGKINKAN KITA UNTUK MEMPEROLEH KONKLUSI YANG PASTI BENAR, NAMUN MENYEDIAKAN INFORMASI YANG DAPAT DIPERCAYA DAN DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MEMBUAT KEPUTUSAN YANG WAJAR DAN LAYAK.

PENDEKATAN ILMIAH PENDEKATAN HANYA INDUKSI: SELALU MENGHASILKAN AKUMULASI DARI PENGETAHUAN DAN INFORMASI YANG TERISOLER HANYA SEDIKIT MEMBERI KONTRIBUSI KEPADA KEMAJUAN PENGETAHUAN TIDAK DAPAT MENGATASI BANYAK PERMASALAHAN

TEKNIK BARU, YAITU METODE INDUKTIF – DEDUKTIF, ATAU PENDEKATAN ILMIAH CHARLES DARWIN: DALAM PENGEMBANGAN TEORI EVOLUSI, DIKENAL SEBAGAI YANG PERTAMA MENERAPKAN METODE INI DALAM ILMU PENGETAHUAN PENGAMATAN-PENGAMATAN BIOLOGIS DIKUMPULKAN, LALU MEMFORMULASI SUATU HIPOTESIS TENTATIF UNTUK MENJELASKAN FAKTA-FAKTA YANG TELAH DIKUMPULKANNYA MELALUI PENGAMATAN. KEMUDIAN HIPOTESIS INI DIUJI DENGAN MEMBUAT DEDUKSI DAN MENGUMPULKAN DATA TAMBAHAN DARI CARA PENELUSURAN INI DARWIN MENGEMBANGKAN TEORI EVOLUSINYA.

PEMAKAIAN KEDUA PENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF INI ADALAH CIRI DARI PENYELIDIKAN ILMIAH MODERN DIANGGAP SEBAGAI METODE YANG PALING DIPERCAYA BAGI MEMPEROLEH PENGETAHUAN

PENDEKATAN ILMIAH: PROSES DIMANA SIPENELITI BERGERAK SECARA INDUKTIF DARI PENGAMATAN KEPADA HIPOTESA, LALU SECARA DEDUKTIF DARI HIPOTESA KEPADA IMPLIKASI LOGIS DARIPADA HIPOTESA TERSEBUT JIKA IMPLIKASI YANG TERDEDUKSI ADALAH SESUAI DENGAN INDUK PENGETAHUAN YANG TELAH DITERIMA, INI KEMUDIAN DIUJI LEBIH LANJUT DENGAN PENGUMPULAN DATA EMPIRIS. BERDASARKAN BUKTI, MAKA HIPOTESA DITERIMA ATAU DITERIMA

PENGGUNAAN HIPOTESIS ADALAH BEDA UTAMA ANTARA PENDEKATAN ILMIAH DENGAN PENALARAN INDUKTIF. PADA PENALARAN INDUKTIF, TERLEBIH DAHULU DILAKUKAN PENGAMATAN, LALU MENYUSUN INFORMASI YANG DIPEROLEH PADA PENDEKATAN ILMIAH, SEORANG MEMPERSOALKAN APA YANG AKAN DITEMUKANNYA JIKA SUATU HIPOTESIS BENAR, LALU MEMBUAT PENGAMATAN-PENGAMATAN SISTEMATIS, SUPAYA DAPAT MEMASTIKAN, ATAU GAGAL MEMASTIKAN HIPOTESIS TERSEBUT.