Di Sampaikan Dalam Diskusi Rutin Materi Studi Tokoh Rayon Tarbiyah

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Oleh : Abd. Shamad Nur Khalimatus Sa’diyah
Advertisements

Iman Kepada Rasul Allah SWT
Jurusan Tarbiyah PAI 08.T Yanti Mulyanti.
Mewaspadai Aliran Kebatinan Di Sekitar Kita
PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA RASULULLAH DAN SAHABAT
Penjelasan GBPP & Kontrak Perkuliahan
ISLAM ?.
AL-MUQAWQIS, GUBERNUR ROMAWI DI MESIR
Mengenal Ihya Ulumuddin dan Imam Al-Ghazali
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
KELOMPOK 2 ANISA KHAFIDA MADINATUL MUNAWAROH NURUL HASANAH
KEDATANGAN YESUS Lesson 1 for April 4, 2015.
Materi Pertemuan 10 Sejarah Hukum Islam I
PEMIKIRAN FILSAFAT IBNU MISKAWAIH
Oleh: Ahmad Khoeruddin Muhammad Rosyid R. Muhamad Ramdan Rijal Tamami
SUMBER AGAMA DAN AJARAN ISLAM
SUMBER AGAMA DAN AJARAN ISLAM
Athik Dwi Prastiwi D Menurut At-Taftazani, tasawuf falsafi mulai muncul dalam Islam sejak abad keenam Hijriyah. Sejak itu, tasawuf ini terus.
Pemikiran Filsafat Ibnu Rusyd
Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam
IBNU BAJJAH AIK – 3 (Kimia dalam Perspektif Islam)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Metode memahami islam Oleh: Sayan Suryana, S.Sos.M.M. FH. Unsika.
I. Arti dan Ruang lingkup agama Islam
MOTIVASI AL-QUR’AN QS. AL-INSYIRAH
KONSEP AL-HAAKIM (PEMBUAT HUKUM).
DINASTI ABBASIYAH KEPEMIMPINAN DAN PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.
BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
Dr. H. Virgana, MA/Filsafat Ilmu/UMJ Jakarta- 2012
MATERI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
ETIKA, MORAL DAN AKHLAK DALAM ISLAM
Disusun Oleh:Laila Latifatun Nisa
TEORI POLITIK IBNU TAIMIYAH
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM
BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
6. BAGAIMANA MEMAHAMI HADITS NABI SAW
Tugas Mandiri Perbandingan Mazhab Dosen Pembimbing Drs. H
Filsafat Ketuhanan Muhammad Noor, M.H.I.
SEPUTAR MAULID NABI  MUHAMMAD IDRUS RAMLI.
Sejarah Hukum Islam I : masa kenabian dan khulafaurrasyidin
KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
Menggapai Cinta Allah Dengan Sikap Ikhlas
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Perkuliahan Tatap Muka Ke-4 Ilmu Tasawuf 8 November 2008
Ciri Aliran Sesat Oleh Nanang Kohar, SH.
Memahami hakikat ilmu pengetahuan
Islam dan Perkembangannya di Indonesia
MASA KEJAYAAN ISLAM YANG DINANTIKAN KEMBALI Periodesasi Sejarah Islam Kemajuan Islam pada Periode Klasik Tokoh-tokoh Kejayaan Islam Menelaah Perkembangan.
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
CERDAS CERMAT
KRITIK TERHADAP HERMENEUTIKA
By : 1. Rizal hartono 2.Muhammad fajar
Kisah Perjalanan Salman Al-Farisi
Pendidikan Agama Islam Semester 1, 2 SKS
Kisah Teladan Nabi Ulul Azmi
Eksplorasi ayat-ayat al-qur’an dengan ilmu
Al-Qur’an Sebagai Sumber Ajaran Islam
Bismillaah
Syekh Maulana Malik Ibrahim
Materi Pertemuan 10 Sejarah Hukum Islam I
Disusun Oleh: Muhammad Ridwan, S.Pd.I
6. BAGAIMANA MEMAHAMI HADITS NABI SAW
ALIRAN SESAT CIRI-CIRI DAN CARA-CARA MENGHINDARINYA
Oleh: Muhsin Hariyanto
ALIRAN ASY’ARIYAH DAN MATURIDIYAH
Oleh: Muhsin Hariyanto
MOTIVASI AL-QUR’AN QS. AL-INSYIRAH
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
PUNCA UTAMA PENYELEWENGAN DALAM TAFSIR
HUBUNGAN HUKUM ISLAM DG AGAMA ISLAM. Pendahuluan Sebelum masuknya hukum Islam, rakyat Indonesia menganut hukum adat yang bermacam-macam sistemnya dan.
Transcript presentasi:

Di Sampaikan Dalam Diskusi Rutin Materi Studi Tokoh Rayon Tarbiyah IMAM AL GHOZALI Di Sampaikan Dalam Diskusi Rutin Materi Studi Tokoh Rayon Tarbiyah

Masa kecil Sebelum ayahnya meninggal, al-Ghazali dititipkan kepada seorang ahli tasawuf yaitu Ahmad bin Muhammad ar-Razikani. Ia diajari ilmu fiqih, riwayat para auliya, dan kehidupan spiritual mereka. Selain itu ia belajar tentang tasawuf khususnya cara mahabah kepada Tuhan, syair-syair yang menunjukan bahwa Tuhan sebagai tujuan akhir manusia, dan mengikuti sunah-sunah rasul dari hal yang terkecil sampai hal-hal yang implementatif.

pendidikan di Jurjan hingga Nishapur Selang beberapa waktu, Muhammad al-Ghazali meninggalkan desa kelahirannya menuju pendidikan tinggi di Jurjan. Ia belajar dengan seorang guru besar, yaitu Imam Abu Nashr Ismail. Pada tahun 1080, Imam Ghazalli menuju Nishapur untuk masuk madrasah  Nizamiyah. Salah satu ulama yang tersohor di madrasah Nizamiyah yaitu Imam Haramain al- Juwayni. Ia mengajarkan Al-Quran, hadis, mantiq, retorika, ilmu hikmah, dan filsafat

Menuju Baghdad Dan Menjadi Pengajar Di Madrasah Nizamiyah Setelah Imam al-Juwayni wafat pada tahun 1085, Imam Ghazali meninggalkan  Nishapur menuju ke Al-Askar di Baghdad. Ia berkenalan dengan Nizam al-Mulk, wazir istana dinasti Saljuk yaitu sultan Jalal al-din Malikshah. Ia diminta untuk mengajarkan hukum agama di Madrasah Nizamiyah di Baghdad. Al-Ghazali mengajar disana selama empat tahun. Ratusan ulama pejabat pemerintahan, dan yang berkuasa menghadiri perkuliahan Imam Ghazali. Kebanyakan bahan pengajaran Imam Ghazali dicatat oleh Sayyid bin Faris dan Ibnu Lubban. Keduanya mencatat kira-kira 183 bahan perkuliahan yang diberi nama Majalisul Ghazaliyyah.

Melakukan Dialog Lintas Aliran Imam Ghazali tidak membatasi dirinya dari berdialog hingga bertukar nalar dengan kaum Syiah, Sunni, Zindiq, Majusi, teolog, Kristen, Yahudi, Ateis, Zoroaster, dan Animisme sehingga pemikirannya yang fundamentalis berubah menjadi moderat. Selain itu Al-Ghazali suka berkumpul dengan kaum Deis, Matrialis, dan filosof sehingga ia terpengaruh oleh penalaran bebas. Hal ini membuat dirinya depresi hingga akhirnya menemukan jalan sufi sebagai jalan hidupnya. Katanya, “Di saat aku sudah mempelajari ilmu filsafat, kudapatkan pemahaman mengenainya dan bisa menandai apa saja yang palsu di dalamnya, dan disaat itu aku menyadari kalau ini juga belum memenuhi tujuanku sepenuhnya dan  bahwa intelektualitas tidak otomatis bisa memahami atau menyelesaikan semua masalah. al-Ghazali mengatakan lagi kalau rasa ketidakpuasannya dengan ilmu filsafat menggiringnya untuk mempelajari mistisisme (sufisme).”

menulis kitab Maqasidul falasifah dan Tahafut Al-Falasifah Penentangan terhadap filsafat kian terasa di dalam jiwa al-Ghazali. Ia keluarkan ide-idenya dalam kitab Maqasidul falasifah (ahli-ahli filsafat) dan Tahafut Al-Falasifah (kekacau-balauan ahli-ahli filsafat). Kitab yang pertama berisi ringkasan-ringkasan dari bermacam-macam ilmu falsafah, mantik, metafisika. Kitab ini sudah diterjemahkan oleh Dominicus Gundisalvus ke bahasa latin di akhir abad ke XII M. Kitab yang kedua memberi kritik yang tajam atas sistem falsafah yang telah diterangkan dalam kitab Maqasid al-falasifah.

memilih jalan sufi Kesufian al-Ghazali yang membuat dirinya meninggalkan kedudukan terpandangnya di Baghdad. Ia menyelinap mengenakan jubah sufi dan menyelinap meninggalkan Baghdad pada 488 H. Di tahun itu, ia memutuskan untuk mengasingkan diri ke Damaskus. Ia menghabiskan waktunya di masjid dengan melakukan ibadah, tafakur, dan berdzikir tanpa henti. Di sanalah ia menghabiskan waktu selama dua tahun di dalam kesendirian dan kesunyian.Pada umur 27 tahun, ia di tahbis oleh Pir Abu Ali Farrnadi yang juga guru spiritual wazir Nizamul Mulk. Selama di Damaskus, ia produktif menelaah sifat-sifat hati lewat tulisan yang dibukukan di dalam “Ajaib al-Qalbi, al-Awwal min Rubual-Muhlikat. Salah satu tulisan yang berkesan dalam menelaah sifat-sifat hati antara lain: “Dalam diri manusia terhimpun empat sifat ini, yaitu sifat ketuhanan, sifat setan, sifat buas, dan sifat kebinatangan. Semuanya terkumpul di dalam hati atau jiwa manusia. Maka seolah-olah yang ada pada kulit manusia itu adalah babi, anjing, setan dan orang bijak.”

Perjalanan ke Yerusalem Bersafar bagi kaum sufi adalah wajib. Melalui perjalanan, manusia akan tahu bagaimana menahan hawa nafsunya untuk mencapai tujuannya. Safar tersebut juga mencari arah ke mana seseorang harus menghadap. Menghadap kepada realitas Tuhan (tawajuh) atau mengikuti keinginan (nafs). Seperti diungkap oleh tarekat  Naqsyabandiah bahwa Safar dar Wathan bermakna melakukan perjalanan batin dengan meninggalkan segala bentuk ketidaksempurnaannya sebagai manusia menuju kesadaran akan hakikatnya sebagai mahluk mulia. Atau maknanya ialah berpindah dari dari sifat-sifat rendah kepada sifat-sifat malaikat yang terpuji. Oleh karena itu, saat berumur 29 tahun, Imam Ghazali pergi ke Yerusalem dan berziarah ke tempat kelahiran Yesus. Ia ke sana dalam rangka mendapatkan pelajaran kesabaran Nabi Isa ketika ditimpa cela dari rakyatnya, yang mana dahulu ia pernah di cap sebagai anak haram. Dari nilai-nilai kesabaran dan ketawakalan nabi Isa, ia belajar untuk memposisikan diri sebagai diri Nabi Isa.

Lanjutan…… Ghazali merenung bahwa belajar kesabaran dari nabi Isa belum cukup. Lalu ia memtuskan untuk berziarah ke makam nabi Ibrahim dalam rangka belajar dari kehidupan Ibrahim As. Alasannya yaitu Ibrahim sebagai khalillullah berjuang untuk mencari Tuhan sejatinya. Pencarian terhadap Tuhan merupakan satu usaha di dalam meraih makrifatnya. Ungkapan tajam al-Ghazali tentang makrifatullah : “Kenikmatan mengenal dan mengetahui Allah, menangkap keindahan Hadirat Ketuhanan, dan menatap Rahasia ilahiyah jelas lebih memuaskan lagi dibandingkan dengan kenikmatan menjadi pemimpin yang dalam konteks kehidupan makhluk merupakan kenikmatan tertinggi.

Perjalanan ke Makkah dan Madinah Selanjutnya al-Ghazali menuju ke Makkah menunaikan rukun Islam ke-5 dan menetap cukup lama di Madinah yang notabene kota Nabi Muhammad. Ketika ia selesai dari kota Haramain, ia diminta oleh penguasa untuk menerima kedudukan sebagai rektor Madrasah Nizamiyah. Tanpa pikir panjang ia menerimanya dengan Ikhlas. Di dalam pengajarannya kala itu, ia mencoba menulis satu kitab ilmiyah yaitu Ihya Ulumuddin. Sewaktu penguasa itu dibunuh, Al-Ghazali melepaskan jabatan tersebut lalu  pergi ke Thus lalu mengucilkan diri di sebuah Khanqah. Di dalam kesendiriannya ia tetap menjadi manusia produktif dengan pena ditangannya. Hal itu karena ingin menyelesaikan Ihya Ulumudin. Disela-sela penulisannya, ia diminta kembali untuk menjadi rektor. Tetapi kali ini dia menolaknya, karena menurutnya menulis karya jauh lebih baik daripada menduduki satu jabatan penting.

Karya Masterpiece Imam Ghazali Bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, Ihya Ulumuddin berarti menghidupkan kembali ilmu-ilmu agama. Dalam kitab ini, al-Ghazali mendamaikan tasawuf dengan praktik-praktik non-ortodoks, mendamaikan dengan Islam, dan membersihkan mistisme dari intelektualisme. Dalam kalangan agama, Ihya Ulumuddin merupakan kitab yang komperhensif. Kitab tersebut membuat tentang unsur tasawuf dan fiqh. Banyak kalangan pesantren di Indonesia mempelajari Ihya Ulumuddin untuk menghidupkan sunnah rasul. Selain itu di dalamnya terdapat aspek-aspek legalitas seperti rukun dan syarat ibadah-ibadah yang sesuai dengan syariat. Para fuqaha menilai buku ini hampir mendekati kedudukan al-Quran. Jika, semua kitab yang dikarang tentang Islam dimusnahkan sehingga tertinggal hanya kitab Ihya, maka manusia telah mendapatkan ganti dari semua kitab yang hilang. Dari  pernyataan seperti itu, maka Imam Ghazali dijuluki Hujjatul Islam.

Kematian Imam Ghazali Imam al-Ghazali wafat pada hari Senin, 14 Jumadil Akhir tahun 505 H  bertepatan 19 Desember 1111 M. Usianya saat itu 55 Tahun. Ia wafat di desa asalnya, Taberan, Persia. Ibnu Jauzi menceritakan kisah kematiannya. Ia berkata bahwa ketika fajar pada hari tersebut terbit, beliau segera mengambil air wudhu. Setelah itu ia meminta kain kafan, lalu berkata, “Aku telah siap memenuhi panggilan-Mu dengan penuh ketaatan.” Kemudian ia membujurkan kedua kakinya dengan menghadap ke arah kiblat, dan menghembuskan nafas terakhirnya.

Karya Imam Ghozali Imam al-Ghazali hidup selama  55 tahun dan sudah menulis buku sejak usia 20 tahun. Keproduktifannya terlihat ketika ia menghabiskan 10 sampai 11 tahun untuk membaca, menulis, dan mengajar. Selain itu, dia harus menjawab sekitar dua ribu pucuk surat yang berasal dari dekat dan jauh untuk meminta fatwa dan putusannya. Buku yang ditulis oleh Sang Imam berjumlah 400 judul, antara lain : Di bidang teologi: Al-Wasith (fikih Syafiiyah), Al-Basith al-Wajiz (tentang hukum agama), Bayanul Qaulani lisy-Syafii, Khulasatur-Rasail (inti fikih), Ikhtisarul-Mukhtasar, Ghayatul-Ghaur, Majmuatul fatawa (Kumpulan putusan hukum), ar-Risatul Qudsiyyah (hukum-hukum agama dari Nabi) 2.Fikih: Khulasatul Fiqh (saripati fikih), Al-Wajiz, Al-Iqtishad fil I’tiqad (penjelasan akidah) Logika. Mizanul Amal, Mihakhun- Nazhar fil Manthiq (Batu Asah Pemikiran tentang Logika), Miyarul Ilm)

(Batu Timbang Ilmu), Al-Ma’arif (tentang diskursus logika) Filsafat: Maqashidul Falasifah (Tujuan Filosof), Munqidz minadh Dhalal (terlepas dari kesesatan). Kitabul Arba‟in (ringkasan dari Ihya), Ar -Risatul Laduniyyah (mengenai illham dan wahyu) Teologi Skolastik: Tahafatul-falasifah (kerancuan Filosof), Iqtishad, Mustajhari (mengenai petunjuk bagi kaum mualaf), Iljamtil Awam (Fitnah Orang Awam), Faiisatuz Zindiq (Penolakan Kaum Ateis), Al-Fikr wal- Ibrah (Meditasi dan Kontemplasi), Al-Hikmah (Kebijaksanaan Tuhan), Hakikatur-Ruh (Hakikat Ruh) Spiritual dan Moral: Ihya-Ulumuddin (Menghidupkan Kembali Ilmu-ilmu Agama), Kimiya-i-Sa‟adat (Kimia Kebahagiaan), Akhlaqul Abrar ( Amalan Orang Saleh), Jawahirul Qur‟an (Permata Al-Quran), daMinhajul Abidin (Jalan Para Pengabdi), Bidayah Hidayah (Permulaan Petunjuk) Tafsir: Yaqut At-Takwil ( berisi tafsir al-Quran dalam 40 Jilid yang tidak terselamatkan

Sekian dan terima kasih