Pasha Nandaka Fauziah ( ) – Psikologi 2013 Fawwaz A

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERILAKU KONSUMEN Euis Nurul B, SE, M.Si
Advertisements

Power Point Berdasarkan Buku yang ditulis Ujang Sumarwan, dkk Pemasaran Strategik: Strategi untuk Pertumbuhan Perusahaan dan Penciptaan Nilai bagi.
Manajemen Pemasaran bank
3. Memilih sepatu yang di inginkan 1. Ke tempat tujuan
SEGMENTASI PASAR Segmentasi Pasar : Yaitu sebagai suatu proses membagi pasar menjadi irisan-irisan (bagian-bagian) konsumen yang khas yang mempunyai kebutuhan.
M O T I V A S I.
Persepsi Dalam Dunia iklan
Konsep-Konsep Motivasi Prepared by Dr. Herman Ruslim SE., Ak., MM.
MOTIVASI KERJA 2nd meeting.
PENDAHULUAN. SOCIAL INFLUENCE ON BUYER BEHAVIOR PENGARUH KELOMPOK PADA PERILAKU KONSUMEN.
SEGMENTASI DAN PENGUKURAN PASAR
HOW TO SAY IN ADVERTISING
Motivasi Konsumen.
Pembentukan dan Pengubahan Sikap Konsumen
Pemasaran dan Pengembangan Produk
Perilaku Konsumen Lintas Budaya
PERILAKU KONSUMEN DAN PEMASARAN
Chapter 2 Motivasi Konsumen
BAB 4 Perilaku Konsumen PERTEMUAN KE - 6.
OLEH : YULIANI SETYANINGSIH
MOTIVASI KERJA RINI NURAHAJU.
Psikologi Umum 2_Mariyana Widiastuti
Psikologi Dunia Kerja Kepuasan Kerja, Kegairahan Kerja & Keamanan Kerja Dinnul Alfian Akbar, SE, M.Si Pertemuan 8 Dinnul Alfian Akbar, 2010.
MOTIVASI meraih PRESTASI
MOTIVASI, PRESTASI DAN KEPUASAN
Perilaku konsumen Proses Keputusan Konsumen: Pengaruh Situasional
BAB 3.
Teori Motivasi : Process theories Aplikasi Motivasi
Bab 11 Loyalitas Konsumen
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN
BAB 15 Merancang dan Mengelola Saluran Pemasaran Terintegrasi
BAB 2 MOTIVASI DAN KEBUTUHAN
MANAJEMEN KOMUNIKASI PEMASARAN
SOCIAL INFLUENCE ON BUYER BEHAVIOR PENGARUH KELOMPOK PADA PERILAKU KONSUMEN Oleh: Dra. Rahma Wahdiniwaty,M.Si.
SIKAP KONSUMEN RENY YUNIASANTI.
KOGNISI / PEMAHAMAN KONSUMEN
Motivasi Kerja.
01 PERILAKU KONSUMEN Perli Iswanto, SE., MM Fakultas : Ekonomi
NILAI Nilai nilai adalah suatu keyakinan mengenai cara bertingkah laku yang diinginkan individu dan digunakan sebagai prinsip atau standar dalam hidupnya.
Konsep dan lingkungan pemasaran
KECAKAPAN INTERPERSONAL
Dengan konsep 4 P / Bauran Pemasaran / Marketing Mix
Kepribadian dan Gaya Hidup
Pengaruh Budaya & Subbudaya Terhadap Perilaku Konsumen
IKLAN YANG EFEKTIF Program periklanan harus disusun dengan memperhatikan lima M (Kotler, 2003), yaitu: Mission (misi): apakah tujuan periklanan? Money.
Perilaku konsumen Pengaruh Internal: Konsep diri dan Gaya hidup
CONSUMER BEHAVIOR ELSA MANORA PUTRI ANNISA NUGRAHANI SITA RESMI DRD
Motivation, Personality, Emotion, and Attitude
BUDAYA INDIVIDU DALAM ORGANISASI
MENGANALISIS PASAR KONSUMEN
Pembentukan dan Perubahan Sikap Konsumen
KEWIRAUSAHAAN TOPIK 6 RENCANA PEMASARAN.
MOTIVASI DALAM ORGANISASI
MANAJEMEN PEMASARAN Chapter 6 “ANALYZING CONSUMER MARKETS”
SESI 12 MOTIVASI DALAM ORGANISASI
Motivasi Konsumen.
Olivia Tjandra Waluya M. Si., Psi Fakultas Desain dan Industri Kreatif
BAB 15 Merancang dan Mengelola Saluran Pemasaran Terintegrasi
Mengelola motivasi dan kinerja karyawan
Consumer Attitude Formation and Change
Chapter 7. Consumer Learning
Pengaruh Budaya & Subbudaya Terhadap Perilaku Konsumen
Motivation as a Psychological Force
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen
Consumer Decision Making and Beyond
CUSTOMER MOTIVATION Budi Darmawan ( )
Motivation, Personality, Emotion, and Attitude
Psikologi inti & Budaya Konsumen
Rizty Desta Mahestri, M.Psi., Psikolog Fak. Psikologi - UMA
Transcript presentasi:

Pasha Nandaka Fauziah (2013031013) – Psikologi 2013 Fawwaz A Pasha Nandaka Fauziah (2013031013) – Psikologi 2013 Fawwaz A. Dienullah (2015031025) – Psikologi 2015 Restu Puspa Meirina (2015091007) – Teknik Sipil 2015

Introduction

The Motivation Process Motivasi  Mengacu pada proses yang menyebabkan orang untuk berperilaku seperti yang mereka lakukan

Motivational Strength Biological Vs Learned Needs Drive Theory Expectancy Theory

Motivational Direction Kebutuhan Vs Keinginan Tipe-Tipe Kebutuhan Motivational Conflicts

Tipe-Tipe Kebutuhan Biogenic Needs Psychogenic Needs Utilitarian Needs Hedonic Needs

Motivational Conflicts

Mengklasifikasi Keinginan consumer Specific Needs & Buying Behaviour Maslow’s Hierarchy of Needs Paradise: Satisfying Needs?

Specific Needs & Buying Behaviour Need for affiliation (utk berada di perusahaan org lain) Need for power (utk mengontrol suatu lingkungan) Need for uniqueness (utk menegaskan identitas individu seseorg)

Maslow’s Hierarchy of Needs

Maslow’s Hierarchy of Needs Psychological Safety

Maslow’s Hierarchy of Needs Belongingness Ego Needs Self-Actualization

Paradise: Satisfying Needs?

INVOLVEMENT Keterlibatan didefinisikan sebagai hubungan atau keterkaitan seseorang dengan objek berdasarkan kebutuhan yang melekat, nilai-nilai penting, dan ketertarikan. objek digunakan dalam arti umum dan mengacu pada pelayanan yang baik, iklan atau situasi pembelian

Level of Involvement: From Inertia to Passion Inertia adalah rendahnya keterlibatan konsumer Saat seorang consumer dalam keadaan benar-benar terlibat dengan suatu produk, iklan dan lainnya maka itu dinamakan flow state CULT PRODUCTS Cult product adalah suatu kesetiaan konsumen, pengabdian dan bahkan mungkin keyakinan oleh konsumen yang sangat terlibat dengan suatu merk

BERBAGAI RAGAM INVOLMENT Product involvement adalah suatu ketertarikan seorang konsumer pada sebuah produk Message-response involvement (advertising involvment) mengacu pada ketertarikan konsumen dalam mengelola komunikasi pemasaran Purchase situation involvement adalah suatu keterlibatan situasi pembelian yang meengacu terhadap perbedaan yang mungkin terjadi saat membeli objek yang sama dalam konteks yang berbeda

MEASURING INVOLVEMENT Teasing out the dimension of involvement : Kepentingan pribadi konsumen dengan kategori produk tertentu, seberapa bermakna atau pentingnya suatu produk terhadap konsumen Munculnya perasaan negatif karena memilih barang yg buruk Probabilitas pembelian yg buruk Nilai kesenangan pada suatu kategori produk Nilai pada suatu kategori produk atau seberapa dekat produk itu berkaitan dengan diri sendiri

MEASURING INVOLVEMENT Segmenting by involvement levels : Pendekatan pengukuran sifat ini memungkinkan riset konsumen untuk melihat bagaimana beragaman keterlibatan terbentuk Pendekatan ini juga menyediakan potensi untuk menggunakan keterlibatan sebagai dasar untuk mensegmentasi pasar

MEASURING INVOLVEMENT Strategies to increase involvement: Menarik perhatian untuk kebutuhan gaya hidup konsumen yang suka mencari kesenangan Gunakan stimulasi yang baru, seperti sinematografi yang tidak biasa, keheningan tiba-tiba atau gerakan tak terduga dalam iklan Gunakan stimulasi yang menonjol seperti musik keras dan tindakan cepat untuk menangkap perhatian dalam iklan Masukan selebriti endorser dalam iklan untuk menghasilkan ketertarikan konsumer yang lebih tinggi Membangun ikatan dengan konsumer dengan mempertahankan hubungan yang telah terjalin dengan mereka

Values Nilai adalah suatu keyakinan bahwa beberapa kondisi tertentu lebih baik daripada kondisi kebalikannya.

Core Values Setiap kebudayaan memiliki nilai-nilai yang sudah melekat dengan anggotanya Individu dalam satu budaya mungkin merasa bahwa menjadi individu yang unik lebih baik daripada menjadi suatu bagian dari grup, sedangkan budaya lain mungkin lebih menekankan kesamaan antar anggota grupnya Set peringkat dalam budaya disebut sebagai value system - Hal-hal yang membedakan suatu budaya dengan yang lainnya adalah relatif tingkat suatu kepentingan atau peringkatnya, dari nilai-nilai universal tersebut.

Tidak setiap individu memiliki nilai-nilai yang sama, dalam beberapa kasus, nilai-nilai tersebut mungkin saling bertentangan satu sama lain. Akan tetapi, biasanya terdapat kemungkinan untuk dapat mengidentifikasi satu set umum dalam nilai-nilai utama (core values) yang unik untuk mendefinisikan budaya tersebut Akulturasi adalah suatu proses pembelajaran keyakinan dan perilaku budaya lain yang didukung oleh budaya sendiri Proses belajar keyakinan dan perilaku yang didukung oleh budaya sendiri disebut sebagai enkulturasi (enculturation). Sebaliknya, proses belajar sistem nilai dan perilaku budaya lain disebut sebagai akulturasi (acculturation)

Application of values to consumer behavior The Rokeach value survey Psikolog Milton Rokeach mengidentifikasi seperangkat nilai-nilai terminal (terminal values) atau keadaan akhir yang diinginkan, yang berlaku untuk berbagai budaya yang berbeda. The Rokeach Value Survey juga mencakup seperangkat nilai-nilai instrumental (instrumental values), atau tindakan yang perlu diambil untuk mencapai nilai-nilai terminal

The List of Values (LOV) scale Skala ini dikembangkan untuk mengisolasi nilai dengan penerapan pemasaran secara langsung. Instrumen ini mengidentifikasi 9 segmen konsumen berdasarkan nilai-nilai yang mendorong dan menghubungan mereka dengan setiap nilai untuk membedakan suatu perilaku konsumsi. 9 segmen ini termasuk konsumen yang menempatkan prioritas pada nilai-nilai seperti rasa memiliki, kegembiraan, hubungan yang erat dengan orang lain dan rasa aman.

The means–end chain model Pendekatan ini mengasumsikan bahwa individu menghubungkan atribut produk yang sangat spesifik (tidak langsung) dengan nilai-nilai terminal. Laddering adalah asosiasi konsumen antara atribut tertentu dan konsekuensi umumnya. Berdasarkan umpan balik konsumen, mereka kemudian membuat peta nilai hierarkis yang menunjukkan bagaimana atribut produk tertentu mendapatkan link menuju keadaan terakhir. Message elements = Atribut spesifik atau fitur produk yang digambarkan Consumer Benefit = Konsekuensi positif dr penggunaan produk atau servis Executional Framework = keseluruhan gaya dan iklan Leverage Point = Cara pesan akan mengaktifkan nilai terminal dengan menghubungkannya dengan fitur produk spesifik Driving force = Nilai akhir dimana iklan akan fokus

Syndicated Surveys Sejumlah perusahaan melacak perubahan nilai melalui survei berskala besar. Mereka kemudian menjual hasil penelitiannya untuk pemasar, yang menerima update reguler pada perubahan dan tren yang sedang terjadi. Voluntary simplifiers percaya bahwa ketika individu telah memenuhi kebutuhan dasarnya, penghasilan tambahan belum tentu dapat menambahkan kebahagiaan Materialism Materialisme mengacu pada pentingnya masyarakat terhadap harta duniawi