INFEKSI SUSUNAN SARAF PUSAT

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Darwis Dosen Jurusan Gizi
Advertisements

SEORANG ANAK LELAKI DENGAN KETERLAMBATAN MOTORIK KASAR
Bab 6 Demam.
FARMAKOTERAPI MENINGITIS
PENYAKIT TROPIS & INFEKSI I
ENCEPHALITIS.
Kasus SBI.
PNEUMONIA.
PERTUSIS.
Kasus Kematian 13 Januari 2013
INFEKSI NEONATAL Tim Poned UKK PERINATOLOGI IDAI.
KETOASIDOSIS DIABETIKUM
Asuhan keperawatan pada klien dengan infeksi hiv – aids
PERTUSIS Suharyo.
Oleh : dr. Irfan Rahmanto
Campak / measles / morbillie
JAPANESE ENCEPHALITIS
KEJANG PADA BAYI BARU LAHIR
Riwanti Estiasari, Darma Imran
VARISELA (chickenpox)
IMUNISASI.
REYE SYNDROME KELOMPOK 5A.
Infeksi Susunan Saraf Pusat
Dr. Eko Budi Koendhori, dr.,M.Kes
NEPHROTIC SYNDROME IN CHILDREN
PENYAKIT KULIT DARURAT SINDROMA STEVEN JOHNSON. Definisi.
VARISELA OLEH NUGROHO.
INFEKSI TORCH KONGENITAL
ASKEP KLIEN DENGAN MASTOIDITIS
Ninis Indriani,M.Kep., Ns.Sp.Kep.An
VARIOLA Sinonim : cacar, small pox Definisi - penyakit sangat menular
Polip Polip hidung adalah pertumbuhan jaringan pada saluran pernapasan hidung atau pada sinus. Polip adalah jaringan yang lembut, tidak terasa sakit.
Demam Tifoid Eggi Arguni.
Comparison of Real Time IS6110-PCR, Microscopy, and Culture for Diagnosis of Tuberculous Meningitis in a Cohort of Adult Patients in Indonesia Nama :
Neurobehavior II Stephanie D. A.
PNEUMONIA dr. Purwanto.
FARMAKOTERAPI MENINGITIS
ASKEP ANAK DENGAN FEBRIS KONVULSI
KEJANG DEMAM Rahma Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UNTAD
INFEKSI NEONATAL.
ASUHAN KEPERAWATAN BERHUBUNGAN DENGAN INFEKSI SISTEM NEUROLOGI
Sindrom Guillain–Barré
Nama kelompok : 1. Berliana Nugraheni 2. Beatrico Lyo 3
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN TUBERCULOSIS MILLER
MUHAMMAD ABDILLAHTULKHAER
Asuhan keperawatan hipoglikemia
ENCEPHALITIS.
SEPSIS NEONATORUM.
INFEKSI TORCH KONGENITAL
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
REYE SYNDROME sholihin.
MENINGITIS OLEH NUGROHO.
Kriteria suspek tb/mdr DAN PEMERIKSAAN DAHAK sps
CRYPTOCOCCUS NEOFOMANS
HIDROSEFALUS Disampaikan Fitri Rivani Mufidaturrosydah
Baiq Reski Setiagarini
REFERAT HERPES ZOSTER Oleh Santi Nurfitriani Pembimbing Dr. Sabrina.
LEBIH BAIK MENCEGAH DARIPADA MENGOBATI dr. Puspa Rosfadilla, M.Ked (Paru), Sp.P.
CONCEPT MAPPING ABOUT DIARE DI SUSUN OLEH : AWINDA SARI AHMAD REDHO HILDA NUR AFNI RAMADHAN SUPRIADIN Y. KALVEIN M.M.
ISPA Infeksi Saluran Pernafasan Akut. ISPA  ISPA adalah infeksi saluran pernapasan akut yang terjadi secara tiba-tiba, mulai dari hidung sampai gelembung.
PERTUSIS Suharyo.
Anggota : 1. Muhammad Ikzan 2. L. M. Riswandi 3. Hasrianti 4. Reski Rahayu 5. Reski Wahyuni.
CEREVASKULER ATTACK (CVA)
Oleh: Novendi Rizka LARINGITIS AKUT Pembimbing : dr. Fadhlia, M. Ked (ORL-HNS), Sp.THT-KL.
ISPA Infeksi Saluran Pernafasan Akut. ISPA  ISPA adalah infeksi saluran pernapasan akut yang terjadi secara tiba-tiba, mulai dari hidung sampai gelembung.
Trauma Kepala Nikmatullah Ridha. Definisi Cedera kepala merupakan cedera kepala yang meliputi trauma kulit kepala, tengkorak, dan otak (Morton, 2012).
Asam urat adalah penyakit yang berasal dari sisa metabolisme zat purin dari sisa makanan yang kita konsumsi secara berlebihan.
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
CHAIRANISA ANWAR, SST., MKM
7 Jadwal Pemberian Imunisasi yang Wajib pada si Kecil Baru lahir 0 hari s/d 7 hari Imunisasi HB 0 Imunisasi lanjutan DPT HB Hib dan campak 0 hari s/d 1bulan.
Transcript presentasi:

INFEKSI SUSUNAN SARAF PUSAT Rahma Departemen Ilmu Keehatan Anak FK UNTAD rahma_fkuh9913@yahoo.co.id

Pendahuluan Infeksi SSP : morbiditas dan mortalitas tinggi Etiologi : virus, bakteri, mikroorganisme lain Diagnosis dini : masih sulit

Meningitis Bakterialis Peradangan selaput jaringan otak & medulla spinalis oleh bakteri patogen Mengenai arakhnoid, piamater dan cairan serebrospinalis Angka kematian : 5-10 % 40 % gejala sisa : gangguan pendengaran & defisit neurologis

Meningitis Bakterialis Etiologi Usia 0-2 bulan ; strepcoccus group B, E. coli Usia 2 bulan – 5 tahun : Streptococcus pneumnia, Neisseria meningitidis, Haemophilus influenza Usia > 5 tahan : Streptococcus pneumonia, N. meningitidis

Meningitis Bakterialis Anamnesis Biasa didahului infeksi saluran pernafasan dan saluran cerna Demam Nyeri kepala Penurunan kesadaran Kejang Mutah Berkaitan dengan usia Usia < 3 tahun : jarang nyeri kepala Bayi : demam, iritabel, letargi, malas minum, high pitched-cry

Meningitis Bakterialis Pemeriksaan Fisis Gangguan kesadaran UUB menonjol Ditemukan tanda-tanda rangsang meningeal : mungkin tidak ditemukan pada usia < 1 tahun Tanda-tanda peningkatan TIK Tanda infeksi di tempat lain

Meningitis Bakterialis Pemeriksaan Penunjang Darah lengkap & kultur darah Gula darah & elektrolit Pungsi lumbal : Diagnosis Pasti - Cairan keruh/opalesence dengan Nonne -/+ dan pandy +/++ - Jumlah sel 100-10.000/mm3, dominan PMN - Protein 200-500 mg/dl - Glukosa < 40 mg/dl CT scan atau MRI : jika curiga ada komplikasi empiema, hidrosefalus & abses otak EEG : perlambatan umum

Meningitis Bakterialis Tata Laksana Terapi empirik antibiotik Usia 1-3 bulan - Ampisilin 200-400 mg/kgbb/hari dibagi 4 dosis + sefotaksim 200-300 mg/kgbb/hari IV dibagi 4 dosis - Seftriakson 100 mg/kgbb/hari iv dibagi 2 dosis Usia > 3 bulan - Sefotaksim 200-300 mg/kgbb/hari IV dibagi dalam 3-4 dosis - Seftriakson 100 mg/kgbb/hari IV dibagi 2 dosis - Ampisilin 200-400 mg/kgbb/hari dibagi 4 dosis + kloramfenikol 100 mg/kgbb/hari dibagi 4 dosis Dexamethason 0,6 mg/kgbb/hari IV dibagi 4 dosis selama 4 hari Lama pengobatan 10-14 hari

Meningitis Bakterialis Pemantauan Terapi Tumbuh kembang Komplikasi : - Gangguan pendengaran - Retardasi mental - Epilepsi - Spastisitas - Kebutaan - Hidrosefalus

Meningitis Tuberkulosis Radang selaput otak oleh Mycobacterium tuberculosis Kejadian tertinggi usia 6 bulan – 2 tahun Mortalitas 10-20 % Jika tidak diobati : meninggal 3-5 minggu

Meningitis Tuberkulosis Anamnesis Riawayat demam yang lama/kronis Kejang Penurunan kesadaran Penurunan BB, anoreksia, sering batuk & pilek Riwayat kontak dengan penderita TB dewasa Riwayat imunisasi BCG

Meningitis Tuberkulosis Manifestasi Klinis Stadium 1 Apatis, iritabel, nyeri kepala, demam, malaise, mual dan muntah. Belum tampak kelainan neurologis Stadium II Tampak mengantuk, disorietasi, terdapat tanda rangsang meningeal, kejang, defisit neurologis fokal dan gerakan involunter Stadium III Kesadaran turun sampai koma, tanda-tanda peningkatan TIK, pernapasan ireguler, ekstremitas spastis Pada funduskopi : papil yang pucat, tuberkel pada retina, nodul pada koroid

Meningitis Tuberkulosis Pemeriksaan Penunjang Darah lengkap, LED, gula darah, elektrolit darah Pungsi lumbal - Warna jernih, cloudy atau santokrom - Jumalh sel 10-250/mm3, jarang melebihi 500 sel/mm3. Dominan sel limfosit - Protein > 100 mg/dl. - Glukosa < 35 mg/dl, rasio glukosa LCS dan darah di bawah normal CT scan kepala : jika terdapat komplikasi hidrosefalus Foto thorax Uji tuberkulin EEG

Meningitis Tuberkulosis Diagnosis Diagnosis pasti : ditemukan M. Tuberkulosispada pemeriksaan apus LCS/Kultur

Meningitis Tuberkulosis Tata Laksana Medikamentosa Pemberian HRZE selama 2 bulan dilanjutkan HR selama 10 bulan Prednison 1-2 mg/kgbb/hari selama 6-8 minggu TIK : deksametason 0,3-0,5 mg/kgbb/hari Bedah Hidrosefalus 2/3 kasus : dapat diterapi dengan asetazolamid 30-50 mg/kgbb/hari dibagi 3 dosis VP shunt

Meningitis Tuberkulosis Pemantauan Efek samping OAT : fungsi hati Pemantauan tumbuh kembang Gejala sisa : gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, serebral palsi, epilepsi, retardasi mental Pencegahan Imunisasi BCG

Ensefalitis Pendahuluan Infeksi jaringan otak yang dapat disebabkan oleh berbagai macam organisme (virus, bakteri, jamur dan protozoa) Sebagia besar, penyebab tidak diketahui Mortalitas : 35-40 % Gejala sisa 20-40 % Penyebab tersering : virus Hanya varisella dan herpes simpleks yang dapat diobati

Ensefalitis Anamnesis Demam tinggi mendadak Penurunan kesdaran dengan cepat Anak agak besar : nyeri kepala Kejang bersifat umum atau fokal

Ensefalitis Pemeriksaan Fisik Hiperpireksia Kesadaran menurun sampai koma Tanda-tanda peningkatan TIK Gejala serebral lain beraneka ragam : kelumpuhan tipe UMN (spastis, hiperrefleks, refleks patologis, dan klonus)

Ensefalitis Pemeriksaan Penunjang Darah lengkap, gula darah, elektrolit Pungsi lumbal - Jumlah sel 50-200/mm3 - Hitung jenis : limfosit - Protein meningkat tapi tidak lebih 200 mg/dl - Glukosa normal CT scan : gambaran edema otak EEG : gambaran perlambatan atau gelombang epileptiform

Ensefalitis Tata Laksana Tidak ada yang spesifik Terapi suportif : tata laksana hiperpireksia, keseimbangan cairan dan elektrolit, peningkatan TIK, tata laksana kejang Peningkatan TIK : mannitol 0,5-1 gram/kg/kali atau furosemid 1 mg/kg/kali Pada anak dengan neuritis optika, vaskulitis inflamasi : metil prednisolon 15 mg/kg/hari dibagi 4 dosis selama 3-5 hari dilanjutkan predniso oral 1-2 mg/kg/hari selama 7-10 hari

Ensefalitis Herpes Simpleks EHS : ensefalitis paling sering menimbulkan kematian Angka mortalitas : 70 % Bila tidak diobati : hanya 2,5 % kembali normal Menjadi perhatian khusus karena dapat diobati Virus HS tipe 1 : pada anak Virus HS tipe 2 : pada neonatus

Ensefalitis Herpes Simpleks Anamnesis Dapat bersifat akut atau subakut Fase prodromal : menyerupai infuenza Gambaran khas ensefalitis : demam tinggi, kejang, penurunan kesadaran Sakit kepala, mual, muntah atau perubahan perilaku

Ensefalitis Herpes Simpleks Pemeriksaan Fisis Kesadaran menurun sopor-koma sampai koma Tanda peningkatan TIK 80 % disertai gejala neurologis fokal : hemiparesis, paresis nervus kranialis, kehilangan lapangan penglihatan, afasia dan kejang fokal Kelumpuhan tipe UMN

Ensefalitis Herpes Simpleks Pemeriksaan penunjang Gambaran darah tidak spesifik Pungsi lumbal : jumlah sel meningkat 10-1000 sel/mm3. Predominan sel limfosit. 50 % kasus ditemukan sel darah merah. Protein meningkat sedikit sampai 100 mg/dl. Glukosa normal EEG : periodic lateralizing epileptiform discharge atau perlambatan fokal di area frontotemporal MRI : lesi hiperdens di regio temporal PCR : titer antibodi VHS Titer serum terhadap IgG-IgM HSV-1 dan HSV-2

Ensefalitis Herpes Simpleks Tata Laksana Asiklovir 10 mg/kgbb tiap 8 jam selama 10-14 hari diberikan dalam infus 100 ml NaCl 0,9% dalam 1 jam Dosis neonatus : 20 mg/kgbb tiap 8 jam selama 14-21 hari Kasus alergi asiklovir : vidarabin 15 mg/kg/hari selama 14 hari Terapi lain berupa terapi suportif

TERIMA KASIH